tag:blogger.com,1999:blog-25712071898776035372024-03-19T10:53:11.500+07:00Merry go Roundmerry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.comBlogger197125tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-89227769851978553392016-08-02T21:59:00.002+07:002016-08-02T22:08:32.598+07:00Kyoto: Dari Arashiyama Ke Higashiyama.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Saat
mengunjungi Kyoto kita akan dihadapkan pada banyaknya pilihan kuil untuk
disambangi. Sialnya adalah kebanyakan kuil di Kyoto tersebar di beberapa area
yang berbeda sehingga menghabiskan cukup banyak waktu untuk berpindah antara
satu dan lain kuil. Saran saya</span>, <span lang="IN">jika hanya
memiliki waktu kunjungan yang singkat pilih</span>lah<span lang="IN"> baik-baik kuil yang ingin dikunjungi karena setiap kuil
memiliki karakteristik dan keunikan yang berbeda. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Waktu
yang saya miliki di Kyoto hanya dua hari dan </span>dalam <span lang="IN">dua
hari ini <i>itinerary</i> saya terbilang cukup padat. Resepsionis hostel sampai
menggelengkan kepalanya melihat <i>itinerary</i> saya, entah karena terlihat terlalu
ambisius atau tidak yakin saya dapat mengunjungi semua tempat dalam <i>list</i>
tersebut. Oh ya, seperti ucapan teman Indonesia saya di Osaka Hana Hostel,
dengan mudah saya bertemu dengan sesama orang Indonesia di Kyoto Hana Hostel.
Hostel ini seperti menjadi pilihan pertama <i>backpacker</i> asal Indonesia yang
berkunjung ke Kyoto. Namun entahlah, walau sama-sama berasal dari negara yang
sama kami seolah enggan berbincang satu sama lain. Semacam berbincang dengan
orang lain dari negara yang sama sekali berbeda akan jauh lebih menarik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Hari
pertama di Kyoto akan saya habiskan dengan mengunjungi area Arashiyama dan
Higashiyama. Beberapa tempat wisata berkumpul di kedua area ini sehingga
memungkinkan saya untuk mengunjungi beberapa tempat wisata sekaligus. Pagi-pagi
sekali saya sudah berjalan ke Kyoto Station dan mendapat serangan <i>rush hour</i>
oleh orang-orang yang berjalan terburu-buru menuju tempat kerja. </span>Dalam m<span lang="IN">enghadapi <i>rush hour</i> seperti ini </span>biasanya <span lang="IN">saya membiarkan diri terbawa arus manusia dan sebisa
mungkin tidak menghalangi alur yang tercipta. Setelah arus manusia mereda atau
saya dapat menemukan celah yang tidak terlalu penuh saya baru mencari petunjuk
dimana lokasi saya berada dan berjalan menuju <i>platform</i> stasiun yang seharusnya.
Sebenarnya dengan cara seperti ini saya jadi harus berbalik menyusuri jalan
sebelumnya karena ternyata saya salah jalan atau salah belok, namun saya lebih memilih terbawa
arus dan sedikit tersasar daripada menghalangi orang yang terburu-buru hanya
karena saya kesulitan mencari arah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Menuju
Arashiyama sebenarnya dapat menggunakan bus, di hostel tadi saya sudah membeli
Kyoto Bus Pass seharga 500 Yen yang dapat dipakai seharian penuh</span>,<span lang="IN"> namun saya lebih memilih menggunakan kereta untuk menghemat
waktu. Oh ya, tarif bus dalam central Kyoto <i>flat rate</i> adalah 230 Yen. Pemakaian
Kyoto Bus Pass ini baru akan “impas” jika kita menggunakan bus paling tidak 3
kali. Walau kemungkinan pemakaian Kyoto Bus Pass saya tidak akan “impas</span>,<span lang="IN">” saya lebih memilih menggunakan kartu ini untuk memudahkan
membayar ongkos bus</span>. M<span lang="IN">engeluarkan uang kecil
sebanyak 230 Yen kadangkala dapat menjadi merepotkan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Kembali
ke Kyoto Station, saya mengikuti papan petunjuk menuju jalur JR Sanin Main
Line. Sesampainya di peron yang dimaksud, saya dihadapkan pada tiga jalur
kereta. Satu diantaranya terlihat sudah sangat penuh dan akan berangkat. Nekat,
saya menghampiri kereta tersebut dan bertanya terbata-bata pada petugas yang
berdiri di sebelah ruang masinis, <i>“Saga Arashiyama station?” </i>Petugas itu
membenarkan dan memberi isyarat agar saya cepat masuk kereta. Saya pikir apalah
susahnya menjejalkan diri masuk ke dalam kereta yang penuh sesak, toh saya sering
mempraktekkan hal itu di kereta Commuter Line Jabodetabek. Nyatanya saya salah!
Selain cukup sulit memilih gerbong yang kira-kira masih bisa menyelipkan diri,
saat akan menyelipkan diri saya dihantam kekuatan dorongan dari segala arah
yang melesakkan tubuh. Umpel-umpelan di Commuter Line sih nggak ada apa-apanya
dengan apa yang saya alami saat itu. Untungnya lewat dua stasiun penumpang yang
berpenampilan seperti pekerja kantoran turun dari kereta, menyisakan penumpang
yang mayoritas adalah turis menuju Arashiyama. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Setibanya
di Saga Arashiyama station, saya (lagi-lagi) kebingungan mencari arah.
Mengikuti arus turis Kaukasian saya malah tiba di sebuah bangunan untuk membeli
tiket kereta lainnya. <i>Fix</i> saya salah pilih arus. Akhirnya saya keluar stasiun
dan mengikuti arus manusia lain yang sudah tidak terlalu ramai. Jalur pejalan
kaki yang saya lalui sangat nyaman dan udara terasa sangat sejuk, puncak gunung
berwarna kehijauan menjadi latar di kejauhan. Di tiang-tiang listrik </span>beberapa dahan<span lang="IN"> pohon dengan daun
kemerahan diselipkan seolah menyambut musim gugur yang akan datang. Kanan kiri
jalan dipenuhi rumah penduduk berukuran mungil dan kedai </span>makanan maupun minuman <span lang="IN">yang mengambil tempat di tingkat
pertama rumah. Setelah beberapa menit berjalan saya menemukan papan petunjuk
menuju Tenryuji Temple dan Togetsukyo Bridge, dua tempat yang ada dalam
itinerary saya. Oke, kali ini saya nggak nyasar. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEglneD1C8oDYoJskADO8JxmwBYHYyxN3rc6Um_vMLCy0euvAyJVTTLQoyLv5Rtzrm9gbRO0lKD6hmMkrhE9wS53wstijnVzkXXx-eqLDNtPThw65NHzqmkK2U8d64A_A04ixvh7EckDw/s1600/PA060732.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEglneD1C8oDYoJskADO8JxmwBYHYyxN3rc6Um_vMLCy0euvAyJVTTLQoyLv5Rtzrm9gbRO0lKD6hmMkrhE9wS53wstijnVzkXXx-eqLDNtPThw65NHzqmkK2U8d64A_A04ixvh7EckDw/s640/PA060732.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm-tiNcPV83EhnNmJl6FVBLVZIvyXwe3puoC8oY_lphs5BIarhzyRqX_rPb_GTggAbUDg0JMqk7uuxwZkKeodsEgmvdrt2AiYzINse1hrA0XhXwGfXTYxIhOa0kPFR_7hTerqY2U-CDhc/s1600/PA060734.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhm-tiNcPV83EhnNmJl6FVBLVZIvyXwe3puoC8oY_lphs5BIarhzyRqX_rPb_GTggAbUDg0JMqk7uuxwZkKeodsEgmvdrt2AiYzINse1hrA0XhXwGfXTYxIhOa0kPFR_7hTerqY2U-CDhc/s640/PA060734.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Dahan pohon di tiang lampu menyambut musim semi</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span lang="IN"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span lang="IN">Tenryuji
Temple</span></b><span lang="IN"> (<i>fee</i> 500 yen (extra 100 yen
untuk masuk dalam bangunan kuil), <i>no closing days, hours</i> 08.30 – 17.30, 5 – 10
<i>minutes walk from JR Saga arashiyama station</i>)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya sampai di <span lang="IN">Tenryuji Temple</span><span lang="IN"> </span>terlebih dahulu<span lang="IN">. Kalimat “A United
Nations World Heritage Site” </span>tertera<span lang="IN"> di papan yang terpasang
di pintu masuk. Tenryuji Temple masuk dalam lima besar Zen Temples terbaik di
Kyoto, </span><span lang="IN">Tenryuji </span>juga tercatat sebagai <span lang="IN">kuil
terbesar dan impresif di Arashiyama. </span><span lang="IN">Saya pribadi tidak terlalu mengerti elemen <i>“Zen Temples,”</i> saya
lebih tergelitik oleh rasa penasaran untuk melihat seperti apa tampilan lima
besar <i>Zen Temples </i>terbaik di Kyoto. <i>Is it THAT good?</i></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxyIaqlhMrmWtXl3m_0T9Z5NmIFOrs4i5xBJzH7D-e5aZkeByR1oSA_Ivf69Bjm4pdpKxTu40PRJT3Hi4bj1bHgtz7ACbbLX7yDXSx2f9oyrcUQgR36-7hjcd2IQ87FnTKIteUDso6Lu4/s1600/PA060753.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxyIaqlhMrmWtXl3m_0T9Z5NmIFOrs4i5xBJzH7D-e5aZkeByR1oSA_Ivf69Bjm4pdpKxTu40PRJT3Hi4bj1bHgtz7ACbbLX7yDXSx2f9oyrcUQgR36-7hjcd2IQ87FnTKIteUDso6Lu4/s640/PA060753.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Happy family</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI2FwlmY3fQQPiuARGH9zL_iCjT_f1QdYu5gkgQ3oWRR0LfvDkXj_S0jXBLAivo1nTIqMs1kDQ8F4Zbb4ESQzEDlzJAW3wanj0B0VjBfh__6XjaZE0oa9BT34GJqnQX8W4k72tudQbF0A/s1600/PA060788.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI2FwlmY3fQQPiuARGH9zL_iCjT_f1QdYu5gkgQ3oWRR0LfvDkXj_S0jXBLAivo1nTIqMs1kDQ8F4Zbb4ESQzEDlzJAW3wanj0B0VjBfh__6XjaZE0oa9BT34GJqnQX8W4k72tudQbF0A/s640/PA060788.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Tenryuji Temple</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Pohon-pohon
besar yang menaungi perjalanan dari pintu masuk menuju Tenryuji Temple sangat
memanjakan mata. Kebanyakan sudah berubah warna menjadi kekuningan dengan
semburat merah tersembul di pucuk pepohonan. Bangunan Tenryuji Temple sendiri
terlihat sangat elegan dalam kesederhanaannya. Saya membayar 500 Yen dan masuk
melalui pintu samping menuju taman. Biaya 500 Yen rasanya langsung terbayar
saat saya melihat </span>sekilas <span lang="IN">gambaran taman yang
terbingkai melalui pintu geser yang terbuka lebar di sisi lain bangunan. Tak
sabar saya mengitari bangunan kuil untuk melihat taman dengan lebih jelas. Dan
disanalah, sebuah <i>zen garden</i> paling indah dan sempurna yang pernah saya lihat.
Semua elemen seakan mencipta harmoni, dibingkai warna-warni musim gugur dan
langit biru, terefleksi sempurna di atas kolam yang membatasi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRDVfUnxQ0djNZzmuLLCiIjT1Lmoub9bb2k_QOtdcUuB2zs8UeHqt2LbGY5g2GVzGAlx8yG3Cfyv3vH_1Dlase3wUdox2cjE1VmHmf7xNj3esvZszYQSeDvuB-3MKNprK_kuSMKd9zbhw/s1600/PA060816.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRDVfUnxQ0djNZzmuLLCiIjT1Lmoub9bb2k_QOtdcUuB2zs8UeHqt2LbGY5g2GVzGAlx8yG3Cfyv3vH_1Dlase3wUdox2cjE1VmHmf7xNj3esvZszYQSeDvuB-3MKNprK_kuSMKd9zbhw/s640/PA060816.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Zen garden </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmf2SdedEb4cnWKK10NyN2wlVl9srm0Du6meaX4JuivooxjMNSyfet7y17JK1Fbg_vDE1pDBrej1xt84hAPkbZn9HtR3dfxzaj1E7WBY5t4XYtRHMuxCpmJZ6pZaNMspfz0i1uodF0-xg/s1600/PA060820.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmf2SdedEb4cnWKK10NyN2wlVl9srm0Du6meaX4JuivooxjMNSyfet7y17JK1Fbg_vDE1pDBrej1xt84hAPkbZn9HtR3dfxzaj1E7WBY5t4XYtRHMuxCpmJZ6pZaNMspfz0i1uodF0-xg/s640/PA060820.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlb75m6gFX_wrjUN62_JU_eyXZfKesTt3IXY3wWSf3j8o9Sci1raLY1OSp9Z_eJD_kiwXwQyU6G9G2KKhhRue14wganZ5OoCfi39hsdICzzQ86nPCfZXKay8PBY_O5dG_Tf5JQFpU-lzs/s1600/PA060851.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlb75m6gFX_wrjUN62_JU_eyXZfKesTt3IXY3wWSf3j8o9Sci1raLY1OSp9Z_eJD_kiwXwQyU6G9G2KKhhRue14wganZ5OoCfi39hsdICzzQ86nPCfZXKay8PBY_O5dG_Tf5JQFpU-lzs/s640/PA060851.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya kemudian sibuk memotret, berusaha mengabadikan pemandangan yang saya lihat dalam
<i>slide</i> kamera. <span lang="IN">Kesibukan saya terinterupsi oleh colekan di bahu, seorang anak usia SMP
meminta tolong untuk dipotret. Dengan senang hati saya membantu dan mereka
membuat tanda V saat dipotret. Saya </span>selalu
mengira <span lang="IN">orang
Jepang </span>sungkan<span lang="IN"> meminta bantuan pada orang asing
karena kendala bahasa, anak-anak SMP ini mematahkan pendapat saya. </span>Mereka bahkan balik membantu saya mengambil potret
diri. Berinteraksi dengan masyarakat lokal, sekecil dan sesederhana apapun
bentuknya, memang selalu menyenangkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDraESCBerd4BXux38jbBmZcw7LGQ5Zj9Wi2K5J79iBHJUcnmickEtK1GNSjDnXIEPXGbJuCmj1F94YS2tDaqxSjGyvXDyu8CG0upDrsGCk_TfuXKAJR8pq9bt4wQAVH3TgvRlsTrPQN8/s1600/PA060810.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDraESCBerd4BXux38jbBmZcw7LGQ5Zj9Wi2K5J79iBHJUcnmickEtK1GNSjDnXIEPXGbJuCmj1F94YS2tDaqxSjGyvXDyu8CG0upDrsGCk_TfuXKAJR8pq9bt4wQAVH3TgvRlsTrPQN8/s640/PA060810.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3l-9s6ZuCRNuzOl3b_CCaIPMk3hxj7zkv6ld6qGwDAHwN9bKR_YFq8IzJPR_DB_MNNsiS1E64BboWaui2fmkZzsrU0M1IPwvzZR0iLxE1nTa-ZPHNwH_4sVtphE56NB_VrYzfpuZnh0o/s1600/PA060811.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3l-9s6ZuCRNuzOl3b_CCaIPMk3hxj7zkv6ld6qGwDAHwN9bKR_YFq8IzJPR_DB_MNNsiS1E64BboWaui2fmkZzsrU0M1IPwvzZR0iLxE1nTa-ZPHNwH_4sVtphE56NB_VrYzfpuZnh0o/s640/PA060811.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Terdapat jalur pejalan kaki <span lang="IN">untuk mengitari <i>zen
garden</i> ini. </span>Setiap sudut taman menawarkan
pemandangan dan tetumbuhan yang berbeda, ada yang hanya diisi dengan pohon
tinggi dengan daun yang mulai meranggas, kolam kecil yang dipenuhi uang koin
tempat pengunjung melontarkan harapan mereka, dan taman bunga dengan
warna-warni cerah. Rasanya sangat tenang dan menyenangkan. Walau awan dengan <i>zen temples</i>, saya harus mengakui kalau <span lang="IN">Tenryuji Temple</span>
memang layak menjadi lima yang terbaik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw9ibl3bq9AFbFDVrX_H11Shs6ccWb2cy4_qK5wyk-q0jNVy6LpvaNXIVVti-fm0s6iUFlsBorXiW3y8a2OUBSgRewQjtDt9P1nNHTq8JehM3evIh_dnjalzZsDjU6WQJVOUhmiGALVO4/s1600/PA060860.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiw9ibl3bq9AFbFDVrX_H11Shs6ccWb2cy4_qK5wyk-q0jNVy6LpvaNXIVVti-fm0s6iUFlsBorXiW3y8a2OUBSgRewQjtDt9P1nNHTq8JehM3evIh_dnjalzZsDjU6WQJVOUhmiGALVO4/s640/PA060860.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Daun maple yang (sayangnya) masih hijau </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhejp-_YEchCSow7awVjRD_b67m85CjDpOVVJfT-mdDbAqL3-noKKwSnJhW98B0Qb2IMaVf2nFksdxaoovUSFxyaxenPpmsBNsPOd7O_KMBD4SJF9fX0m6E4VXLTq8B-FEfKoAiO13DCOg/s1600/PA060866.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhejp-_YEchCSow7awVjRD_b67m85CjDpOVVJfT-mdDbAqL3-noKKwSnJhW98B0Qb2IMaVf2nFksdxaoovUSFxyaxenPpmsBNsPOd7O_KMBD4SJF9fX0m6E4VXLTq8B-FEfKoAiO13DCOg/s640/PA060866.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_2aqwuLrwVzvRGdwHrTEJw05JlD0xKwLl_589dytkuGVNAiY0jBfRjCR6KA2mjSaR1l7CfZjVtZj0Y_f2TeSTPC3vNkzWDNejeLiJiKN9c4WTib_I9PU6wu3GfR89SApJupVFwW5CHHA/s1600/PA060869.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_2aqwuLrwVzvRGdwHrTEJw05JlD0xKwLl_589dytkuGVNAiY0jBfRjCR6KA2mjSaR1l7CfZjVtZj0Y_f2TeSTPC3vNkzWDNejeLiJiKN9c4WTib_I9PU6wu3GfR89SApJupVFwW5CHHA/s640/PA060869.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAwZtlq_M8Rywlqm4suPY4KIvPlJJ8_U2tZx7QoHx9zApbYMa5zzdUJW-QYTwE0K_nCrDUfyH77DWFhVF089DNhVhymAH9QVUWoUWNu4SFgJHo97Dg4ZXbgPuPX_bfaAbonmzWT8WEo0Q/s1600/PA060921.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAwZtlq_M8Rywlqm4suPY4KIvPlJJ8_U2tZx7QoHx9zApbYMa5zzdUJW-QYTwE0K_nCrDUfyH77DWFhVF089DNhVhymAH9QVUWoUWNu4SFgJHo97Dg4ZXbgPuPX_bfaAbonmzWT8WEo0Q/s640/PA060921.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Puas
mengagumi bagian kebun saya jadi penasaran dengan isi bangunan Tenryuji Temple,
jadilah saya rela menambah 100 Yen untuk menjejakkan kaki di dalam bangunan. </span>Sebelum memasuki bangunan, a<span lang="IN">las kaki harus dilepas dan
disimpan di kotak sepatu yang tersedia. </span>Seluruh
r<span lang="IN">uangan
dalam Tenryuji Temple ditutupi oleh <i>tatami</i> yang terasa empuk dan sejuk, </span>kontras dengan udara luar ruangan yang mulai panas
seiring dengan teriknya matahari. Tidak seperti bagian taman yang begitu
impresif, tidak banyak yang dapat dilihat di dalam bangunan <span lang="IN">Tenryuji Temple</span>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhClU-93dxgZ2D00ndLcPIDFgAO_bSinsq9LQ3aA0iRjPCJWvkbCy2jkedEX3HBlRJfb-yZkK-KrpIqz__0LdZCsfQXq1Bpj4EGM0qTv9RadzMNotK2hHsUXvxEjvLyOVlogU4-RoAkIqI/s1600/PA060889.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhClU-93dxgZ2D00ndLcPIDFgAO_bSinsq9LQ3aA0iRjPCJWvkbCy2jkedEX3HBlRJfb-yZkK-KrpIqz__0LdZCsfQXq1Bpj4EGM0qTv9RadzMNotK2hHsUXvxEjvLyOVlogU4-RoAkIqI/s640/PA060889.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Lantai tatami di bagian dalam <span style="text-align: justify;">Tenryuji Temple</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span lang="IN">Togetsukyo
Bridge </span></b><span lang="IN">(Dari gerbang masuk Tenryuji
Temple tinggal belok kanan)<b><o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Beranjak
dari Tenryuji Temple saya menuju Togetsukyo Bridge yang menjadi landmark
Arashiyama. Sejatinya jembatan kayu yang berusia lebih dari 400 tahun ini
membentang diatas Katsura River dengan latar belakang pegunungan Arashiyama.
Pemandangan pegunungan Arashiyama akan berbeda mengikuti musimnya. Sayangnya
saat saya kesana musim gugur belum mencapai puncaknya sehingga pegunungan
Arashiyama masih terlihat hijau, padahal pegunungan Arashiyama merupakan salah
satu tempat terbaik untuk melihat warna-warni musim gugur. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4rYgAOJlqKLCXAQfykFey-unvkVhLwZu_8Ux9dPg4suBYt2CEg_YsQWQH4u4_TYZIhCMxLTD4ALxxYelCQpn_4p4Y45N53OYmRPK1jRkwjR5izc6WMnCpeTnI8y-G94srMybJjGU3MTQ/s1600/PA060923.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4rYgAOJlqKLCXAQfykFey-unvkVhLwZu_8Ux9dPg4suBYt2CEg_YsQWQH4u4_TYZIhCMxLTD4ALxxYelCQpn_4p4Y45N53OYmRPK1jRkwjR5izc6WMnCpeTnI8y-G94srMybJjGU3MTQ/s640/PA060923.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pegunungan Arashiyama </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiwGHjkIV6ukAb-IIHywYZBFSCIaGeEwvLFN9pzpptMVbvm3XXFZzZff4WaP5ANvYDKpCiWuSSTfVBWMO-ggv8mpo89VhFdsg8tiKHgTOZXtu9qCv8XtpxDdSNttkL8vCEg24SXTC6XCk/s1600/PA060927.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiwGHjkIV6ukAb-IIHywYZBFSCIaGeEwvLFN9pzpptMVbvm3XXFZzZff4WaP5ANvYDKpCiWuSSTfVBWMO-ggv8mpo89VhFdsg8tiKHgTOZXtu9qCv8XtpxDdSNttkL8vCEg24SXTC6XCk/s640/PA060927.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Togetsukyo Bridge</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Selain
dipenuhi pengunjung, </span><span lang="IN">Togetsukyo
Bridge juga semarak dengan banyaknya penarik <i>rickshaw</i>. Area Arashiyama memang
tidak terlalu luas tapi kalau jalan kaki bikin gempor juga. Jika memiliki
<i>budget</i> ekstra, <i>rickshaw</i> dapat menjadi alternatif berkendara di Arashiyama. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOR70MgnvHkphgwMWFvT96H6rXHcBqu1I8O2dQnb2K3AwdqgViDamhjzeLgJob3P0S7Bm7AxM7eldqLZ4G6AMbYfEp3d6jvvG7mjQ2G14NLtOCB_8CVYddkRvkiIOX40lF9O5vDsO-TFg/s1600/PA060993.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOR70MgnvHkphgwMWFvT96H6rXHcBqu1I8O2dQnb2K3AwdqgViDamhjzeLgJob3P0S7Bm7AxM7eldqLZ4G6AMbYfEp3d6jvvG7mjQ2G14NLtOCB_8CVYddkRvkiIOX40lF9O5vDsO-TFg/s640/PA060993.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Antri</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCr9WZbuDSOKQEoAH_WV0Ngk0t1o_JEqVIXO9wiJL0Hi0TXzsxVvQ7C6whE3CsE1kCpzs0RW_mKwjcMywBYVUwiuPsB8eVHCYAfYCbmnAiSahCth3yCuKv11jsfpVz4wZHxHRXkzDtL5M/s1600/PA060973.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCr9WZbuDSOKQEoAH_WV0Ngk0t1o_JEqVIXO9wiJL0Hi0TXzsxVvQ7C6whE3CsE1kCpzs0RW_mKwjcMywBYVUwiuPsB8eVHCYAfYCbmnAiSahCth3yCuKv11jsfpVz4wZHxHRXkzDtL5M/s640/PA060973.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Not quite danceing tree</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Setelah
menyusuri jembatan kayu ini rencananya saya hendak menuju </span><i style="font-family: inherit;">bamboo grooves</i><span style="font-family: inherit;">. Hasil
bertanya penarik </span><i style="font-family: inherit;">rickshaw</i><span style="font-family: inherit;"> yang tidak bisa berbahasa Inggris, saya harus kembali
ke ujung jembatan yang satunya lagi kemudian berbelok ke kiri. Sesampainya di
ujung jembatan, saya berbelok ke kiri dan menyusuri Katsura River yang terlihat
tenang. Rasanya adem banget melihat sungai di kaki gunung Arashiyama ini.
Warnanya jernih cenderung </span><i>turquoise</i><span style="font-family: inherit;">. Terdapat penyewaan perahu untuk menyusuri sungai juga. Setelah beberapa lama berjalan saya baru sadar, kok makin sepi dan
nggak banyak </span></span><span style="font-family: inherit;">orang,</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">
ya</span><span style="font-family: inherit;">?</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;"> Saya
musti balik ke Togetsukyo Bridge atau tetap lanjut di jalur ini? Papan petunjuk
yang saya temukan memperlihatkan jalur yang masih saya tempuh menuju <i>bamboo
grooves</i>, yang terlihat menanjak, berkelak-kelok, dan jauuuhh serta minim
pejalan kaki. Akhirnya saya kembali ke Togetsukyo Bridge dan bertanya pada
penarik <i>rickshaw</i> lagi. Ternyata saya harus berjalan kembali menuju Tenryuji
Temple, beberapa meter melewati Tenryuji Temple ada gang kecil sempit menuju <i>bamboo
grooves.</i> Tidak perlu takut tersasar, tinggal ikuti arus pengunjung dan penarik
<i>rickshaw</i> yang mayoritas menuju <i>bamboo grooves</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;"><i><span lang="IN">Bamboo Grooves</span><span lang="IN"> </span><o:p></o:p></i></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><i>Bamboo
grooves</i> memang menjadi salah satu tempat ikonik Jepang. Hanya dengan melihat
foto <i>bamboo grooves</i> dengan otomatis seseorang akan mengenali tempat tersebut
berada di Jepang. <i>Bamboo gooves</i> sendiri merupakan hutan pohon bambu yang menjulang
tinggi dengan rerimbunan terpusat di bagian atas pucuk bambu</span>. Hutan bambu ini <span lang="IN">berjejer rapat menjadi pagar tanaman
alami di kanan kiri jalan. </span>Mencipta
sebuah p<span lang="IN">emandangan
yang rasanya “Jepang banget.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHe03wtiFZhJqg_tmk8v6tzyHeaaZQmRI4QweQOZ3_Yilq-F4GR6DYcj2npQUYgR1YzyFWmSGZ5Q4xGFWevJClSnlgbqtxFkZUXYHsw_0hcJ_PzZOqaSxLZuY3P6eTdut6xcoDNvbsbZ8/s1600/PA061031.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHe03wtiFZhJqg_tmk8v6tzyHeaaZQmRI4QweQOZ3_Yilq-F4GR6DYcj2npQUYgR1YzyFWmSGZ5Q4xGFWevJClSnlgbqtxFkZUXYHsw_0hcJ_PzZOqaSxLZuY3P6eTdut6xcoDNvbsbZ8/s640/PA061031.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Holding hands </div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdJbhgG4xM6VImbKLyv6Taekc2C_7V7UQ4r0dPc0icRbVl1b9TDYmOMpVZwVgO8Xo4H16xW-oUm1XM-Z-DhChy1qRCEJ2VQlhYoMeofvRdzonICIjuV9eYi7SMk0P072C5wxi1wUzR-b0/s1600/PA061040.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdJbhgG4xM6VImbKLyv6Taekc2C_7V7UQ4r0dPc0icRbVl1b9TDYmOMpVZwVgO8Xo4H16xW-oUm1XM-Z-DhChy1qRCEJ2VQlhYoMeofvRdzonICIjuV9eYi7SMk0P072C5wxi1wUzR-b0/s640/PA061040.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC9ZfAI8CEibEFUjHZKkFYAqZDifuFt7qkvmagQ22K8Y3Db0I3MRjW3x_VGjOVX0QO06yI4fbhvsl5rvUac7q-Hpw3mfKUty9dcox14nzXICUB7-yoV1aDsnNMq0j1byx81NICz8HVrsc/s1600/PA061047.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC9ZfAI8CEibEFUjHZKkFYAqZDifuFt7qkvmagQ22K8Y3Db0I3MRjW3x_VGjOVX0QO06yI4fbhvsl5rvUac7q-Hpw3mfKUty9dcox14nzXICUB7-yoV1aDsnNMq0j1byx81NICz8HVrsc/s640/PA061047.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFUxqIYhEz-gIJoEZ7c0N-xHu7MFPbxsRLhQBjzRd_V-dfFVbeHI8XzbL8y5pTcuzY9kiaSL8o5A-kbtq0fBV7S6b51GHCKiYe1FMGWkmB8XMr-HOC3jJ5bXDSYSDN0uiTQIaM-0_2DyM/s1600/PA061049.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFUxqIYhEz-gIJoEZ7c0N-xHu7MFPbxsRLhQBjzRd_V-dfFVbeHI8XzbL8y5pTcuzY9kiaSL8o5A-kbtq0fBV7S6b51GHCKiYe1FMGWkmB8XMr-HOC3jJ5bXDSYSDN0uiTQIaM-0_2DyM/s640/PA061049.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Berada
di dalam <i>bamboo grooves</i> rasanya adeem banget. </span>Sejuk dengan sesekali alunan angin terdengar berhembus di antara dedaunan
bambu, dan semuanya buyar seketika oleh seruan dan obrolan kencang “<span lang="IN">pengunjung dari negara
tertentu</span>” yang<span lang="IN"> berteriak-teriak
memanggil rombongannya untuk berfoto bersama atau mengobrol dalam volume </span>tinggi<span lang="IN">. Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk memotret di tempat
ini, selain karena pengunjungnya memang <i>flooding</i>, setiap beberapa </span>langkah <span lang="IN">pengunjung akan berhenti untuk berfoto. Saya tidak mau
membayangkan penuhnya tempat ini saat hari libur. </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saran saya, jika menemukan
<i>spot</i> foto yang menarik jangan dilewatkan karena lintasan <i>bamboo grooves</i> tidak
terlalu panjang. Jangan sampai di ujung <i>bamboo grooves</i> kalian belum mendapat
foto yang cukup bagus sebagai oleh-oleh perjalanan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span lang="IN">Sagano Scenic Railway </span></b><span lang="IN"><i>(fee 620 yen, hours 09.00 – 16.00, closed on Wednesday)</i></span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Di
ujung jalan dari <i>bamboo grooves</i> saya mengambil jalur menuju </span><span lang="IN">Torokko Arashiyama Station. Dari stasiun
kecil ini saya akan melanjutkan perjalanan menggunakan Sagano Scenic Railway
menuju Torokko Kameoka station. Lucu rasanya melihat satu stasiun kecil dan
mungil yang terpencil di tengah-tengah hutan bambu. Walau demikian stasiun
kecil mungil ini tidak pernah sepi penumpang, buktinya saya harus menunggu
hampir 1.5 jam untuk menumpang kereta selanjutnya. Di stasiun ini terdapat
beberapa kedai makanan untuk makan-makan lucu sambil menunggu kereta. Saya
sendiri duduk di salah satu bangku panjang memakan bekal onigiri yang dibeli
sebelum berangkat tadi pagi. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVZr3zYPtStDe8gqSEhxaJaHaqlo8YDT0oqPErpPOBpeizmXZ9M9yp_lKbt3FldMOzN30bwwilKHYSAOyczdYleb-Qjgfi4NQRhXZcxknRChT27exP_MfZW9tILtpU3zo9vrE4O7Vrw4U/s1600/PA061070.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVZr3zYPtStDe8gqSEhxaJaHaqlo8YDT0oqPErpPOBpeizmXZ9M9yp_lKbt3FldMOzN30bwwilKHYSAOyczdYleb-Qjgfi4NQRhXZcxknRChT27exP_MfZW9tILtpU3zo9vrE4O7Vrw4U/s640/PA061070.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Torokko Arashiyama Station</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Mendekati
waktu kedatangan kereta, seorang petugas memanggil penumpang dan mengarahkan ke
peron yang terletak satu tingkat di bawah stasiun. Di karcis yang dibeli </span>sebenarnya <span lang="IN">terdapat nomor gerbong dan tempat duduk penumpang, </span>namun <span lang="IN">kenyataannya saat kereta datang penumpang </span>langsung <span lang="IN">naik sesuai kehendak hatinya</span>, a<span lang="IN">palagi
</span>pengunjung <span lang="IN">dalam rombongan</span> tidak <span lang="IN">mau berada di gerbong terpisah. Akhirnya banyak penumpang
yang tidak dapat duduk. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRHHMjg-ll2fRFhAMulAi8cJSkfErFrWx6pS5easRt0G9ht7eWxC9WCbWPrKBCx0dV-yDiFHYroParsqTmmOYwKjmoNyBP9lxtvMSaH8JjkEgRSmxWQazsH_R22gQQ-WdPGdh7DWRqX0/s1600/PA061090.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxRHHMjg-ll2fRFhAMulAi8cJSkfErFrWx6pS5easRt0G9ht7eWxC9WCbWPrKBCx0dV-yDiFHYroParsqTmmOYwKjmoNyBP9lxtvMSaH8JjkEgRSmxWQazsH_R22gQQ-WdPGdh7DWRqX0/s640/PA061090.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6iWX33T8Rbsd7m6CXiHjGjDdgDLdJOn9HEziRQnRDOGuJEe6KN8h2D0-wLYL-tXRIPDqxf9eg_TP8_P1774dJPhjdirTxLNcy1zTrq33TI5_Jm8C8PSiWhQamGg3DcRRw2bPrG4KdK00/s1600/PA061100.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6iWX33T8Rbsd7m6CXiHjGjDdgDLdJOn9HEziRQnRDOGuJEe6KN8h2D0-wLYL-tXRIPDqxf9eg_TP8_P1774dJPhjdirTxLNcy1zTrq33TI5_Jm8C8PSiWhQamGg3DcRRw2bPrG4KdK00/s640/PA061100.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><i>Small talk</i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Gerbong
kereta yang saya naiki beratap transparan tanpa jendela di sisi kanan kirinya
sehingga saya dapat melihat pemandangan dengan leluasa. Saat kereta mulai
bergerak dan pemandangan sungai Hozugawa terlihat di sisi kiri kereta, semua
penumpang langsung bergerak ke sisi kiri kereta. Dan percayalah, susah banget
berebutan </span>me<span lang="IN">motret dengan penumpang lain yang
wilayah kekuasaannya tidak mau diganggu gugat. Tapi ternyata Tuhan Maha Adil,
tak lama kemudian sisi kiri kereta berganti
tebing-tinggi-flat-nggak-ada-apa-apanya dan sisi kanan kereta terlihat sungai
Hozugawa yang membelah pegunungan. Jadi, intinya sabar menunggu giliran
memotret karena akan tiba waktunya kamu mendapat jatah pemandangan menakjubkan
untuk dinikmati. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgpriLqk0hbq8xKwjiDnDODU2vHasdK8cwS1yjU5owFw3IFydK7Bso8NQ85mfouyRPab3DERV0sY9RYI2TB8_j3c8LVZC3i0SuyTb97jAlhDQH2lHEhmbVSwLvjSz7UCn5PcEyFMWjiqs/s1600/PA061126.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgpriLqk0hbq8xKwjiDnDODU2vHasdK8cwS1yjU5owFw3IFydK7Bso8NQ85mfouyRPab3DERV0sY9RYI2TB8_j3c8LVZC3i0SuyTb97jAlhDQH2lHEhmbVSwLvjSz7UCn5PcEyFMWjiqs/s640/PA061126.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rebutan motret, ribet pake banget!</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLhA-D0KiisrMpoIqYaGJCFAlgzdswclXhTSccFpQIVma1v5aHLkkY5CYqTxuK7gZJxEhtKBFakNakaVmFWMkaTxSe5BnGOHS1_oMJG_MGzdjbUTWCW-SSf5NX-40bl3pxLbC9hQyoEDA/s1600/PA061152.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLhA-D0KiisrMpoIqYaGJCFAlgzdswclXhTSccFpQIVma1v5aHLkkY5CYqTxuK7gZJxEhtKBFakNakaVmFWMkaTxSe5BnGOHS1_oMJG_MGzdjbUTWCW-SSf5NX-40bl3pxLbC9hQyoEDA/s640/PA061152.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOlje_Z6T2yBq4A208u5jeoLoUx5Iy4LXlZr0JV6hIu455m83cffEmJi-jJkNBK0UTxbayiUqj4IW06AtRQo3_c2nEKlFdxXsmsOEFz9kbpe8suUpkIANGv-1mEAJm6RSbofN7L9tVLnE/s1600/PA061163.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOlje_Z6T2yBq4A208u5jeoLoUx5Iy4LXlZr0JV6hIu455m83cffEmJi-jJkNBK0UTxbayiUqj4IW06AtRQo3_c2nEKlFdxXsmsOEFz9kbpe8suUpkIANGv-1mEAJm6RSbofN7L9tVLnE/s640/PA061163.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJVipOCXddyp7xm38o0ZLresNNcWTt0CuhYYgixtIrTGjdPBzGy1peDSqLqSSRBTjXvShzdM5LDJCdgTLE-42311ZmxTgB9X-SHkT9u9rd1hjkyEOxk8Z-WNLUF6XTW2kacan5LeQoWkU/s1600/PA061172.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJVipOCXddyp7xm38o0ZLresNNcWTt0CuhYYgixtIrTGjdPBzGy1peDSqLqSSRBTjXvShzdM5LDJCdgTLE-42311ZmxTgB9X-SHkT9u9rd1hjkyEOxk8Z-WNLUF6XTW2kacan5LeQoWkU/s640/PA061172.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Selain
“menjual” sungai Hozugawa sebagai pemandangan utama, jalur kereta yang dilalui </span><span lang="IN">Sagano Scenic Railway</span><span lang="IN"> menembus pegunungan
melalui terowongan dan melintasi sungai di atas jembatan. Pemandangan cantik,
kereta tua, jalur yang lama tidak difungsikan, seakan membangkitkan romansa </span><span lang="IN">Sagano Scenic Railway<b>.</b></span><b><span lang="IN"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Mendekati
</span><span lang="IN">Torokko Kameoka station,
masinis menggunakan mic mengatakan sesuatu dalam bahasa Jepang. Mungkin dia
bercerita sejarah Sagano Scenic Railway, kota Kameoka, </span><span lang="IN">sungai Hozugawa</span><span lang="IN">, atau kisah percintaannya. Entahlah,
yang pasti pada akhir cerita dia bernyanyi dengan kepercayaan diri tinggi dan
diakhiri tepuk tangan penumpang. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Sesampainya
di </span><span lang="IN">Torokko Kameoka station saya
akan melanjutkan perjalanan kembali ke Kyoto menggunakan kereta JR. Untuk
menuju stasiun Umahori saya harus keluar dari Torokko Kameoka station dan
menyusuri jalan raya lebar yang sepi kendaraan. Sepanjang jalan dari Torokko
Kameoka station menuju stasiun Umahori saya dimanjakan pemandangan persawahan
yang luas dengan langit biru cerah. Dari stasiun Torokko Kameoka saya
menggunakan JR Sagano Line untuk kembali ke Kyoto station.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCiUCNS19Fd7TylLOz3CwWCdejuvAgczKJkvwh0pQuHHEJq_Z0fBiChSBJz7dN9W2l_eAHjROP6TTw9-qD132CihBzVmp0-VSNM7GKEqTSFAvarcXJNjRGuv4alYF361KGokUXUgvgnLw/s1600/PA061205.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCiUCNS19Fd7TylLOz3CwWCdejuvAgczKJkvwh0pQuHHEJq_Z0fBiChSBJz7dN9W2l_eAHjROP6TTw9-qD132CihBzVmp0-VSNM7GKEqTSFAvarcXJNjRGuv4alYF361KGokUXUgvgnLw/s640/PA061205.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Kameoka</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRRYnfbgMJy2I_hd2ufXyMhgrNlGIjVeUXFNI8h_HK9Umx3Gkw1l9t1w0epqec03BPJmhEhQJlSUvxCLtK0pDh5s7YfE5OW0J2slMrMQrUo1A1Cre_bVeJl7tK6ARL1QUkLm6YVplagIM/s1600/PA061208.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRRYnfbgMJy2I_hd2ufXyMhgrNlGIjVeUXFNI8h_HK9Umx3Gkw1l9t1w0epqec03BPJmhEhQJlSUvxCLtK0pDh5s7YfE5OW0J2slMrMQrUo1A1Cre_bVeJl7tK6ARL1QUkLm6YVplagIM/s640/PA061208.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Kyoto Station saya akan menggunakan bus <span lang="IN">menuju area Higashiyama. </span>Terminal<span lang="IN"> bus
terletak persis di depan pintu utama Kyoto station. Awalnya saya bingung,
bagaimana cara saya mencari bus yang akan saya tumpangi. Ternyata mudah saja, </span>terminal bus yang berbentuk memanjang itu dibagi menjadi beberapa peron
saya hanya harus mencari nomor bus sesuai dengan peronnya. Peron bus nomor 100 dan 206
tujuan Kiyomizudera terlihat telah dipadati penumpang. <span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sedikit info untuk cara menggunakan bus di Kyoto:
<span lang="IN">naik bus dari pintu yang
berada di tengah. Jika membayar ongkos tunai dan tidak menggunakan Kyoto Bus
Pass ambil secarik kecil kertas </span>dari mesin yang berada di
dekat pintu tengah, kertas ini menunjukkan<span lang="IN"> zona area tempat kita memulai perjalanan (zona 1, 2, atau
3), ongkos akan bervariasi sesuai zona perjalanan. Saat akan turun bus, kertas
kecil ini ditunjukkan kepada supir bus dan penumpang membayar ongkos sesuai
jauhnya zona perjalanan. Jika menggunakan Kyoto Bus Pass, penumpang tinggal
memasukkan Kyoto Bus Pass pada mesin pembayar yang berada di sebelah supir bus.
</span>T<span lang="IN">anggal
akan dicetak pada Kyoto Bus Pass sebagai konfirmasi bahwa kartu tersebut telah
digunakan pada tanggal tersebut.Untuk penggunaan bus selanjutnya penumpang
tinggal menunjukkan Kyoto Bus Pass pada supir dan tidak perlu memvalidasi
ulang. Harap diingat, Kyoto Bus Pass hanya berlaku selama satu hari. Jangan
bandel menggunakan Kyoto Bus Pass yang telah kadaluarsa.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Bus yang
beroperasi di Kyoto sangat ramah turis. Monitor kecil yang berada di dalam bus
tidak hanya menunjukkan nama halte berikutnya, tapi juga informasi tempat
wisata yang dapat dicapai dari halte tersebut. Untuk mencapai area Higashiyama
saya turun di halte Kiyomizu-michi</span>. Dari halte menuju
Kiyomizudera Temple dilanjutkan dengan berjalan kaki. Di sepanjang jalan menuju
Kiyomizudera Temple terdapat banyak tempat penyewaan kimono, harga sewa
bervariasi mulai dari 3.500 Yen (belum termasuk pajak). Awalnya saya berniat
untuk menyewa kimono seharian penuh, tapi tidak jadi karena itinerary saya yang
terlalu padat. Jika kalian ingin menyewa kimono, saya sarankan untuk
menghabiskan waktu seharian penuh di area Higashiyama. Pagi hari saat tempat
penyewaan kimono buka kalian bisa puas memilih kimono yang ingin digunakan,
kemudian mengelilingi area Kiyomizudera hingga area Gion, dan sore harinya
kembali ke tempat penyewaan untuk mengembalikan kimono. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_W6ER0OmD4cdfsqNscM_IwNmYoDjlO6e7yV5SBYzg8PJnB7PDKtZDITU782LC0vOYwh-9IN_eKDS4QxzkQGeqHU0J_6nugi9GvZ-_IgH7xmbGZT_A5Bflv7AWUHjSxl9BVKC7NpktPA/s1600/PA061212.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_W6ER0OmD4cdfsqNscM_IwNmYoDjlO6e7yV5SBYzg8PJnB7PDKtZDITU782LC0vOYwh-9IN_eKDS4QxzkQGeqHU0J_6nugi9GvZ-_IgH7xmbGZT_A5Bflv7AWUHjSxl9BVKC7NpktPA/s640/PA061212.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Penyeberangan jalan dari halte Kiyomizu-michi</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Qzb240oYOIrv97bcXc0WefmxRnt3FH3jcFEaRoxagDuVsCWRJgeC_WKBcw2utBazUY22LJkOwOqgrAsydr-vhEH9w1M2AtY1CqZDQs8wEE0dAxpZ1xNzD7LJtbODAJFLnJyhq0fIJd4/s1600/PA061218.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4Qzb240oYOIrv97bcXc0WefmxRnt3FH3jcFEaRoxagDuVsCWRJgeC_WKBcw2utBazUY22LJkOwOqgrAsydr-vhEH9w1M2AtY1CqZDQs8wEE0dAxpZ1xNzD7LJtbODAJFLnJyhq0fIJd4/s640/PA061218.JPG" width="476" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Dress up, ladies!</i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVlItyhmN_NI3t0VVcyVhll8LsbGo4jQbeHjmiKw-q7iUqXV2b0gaRTBS5dxMQHp_lJhBh3j02NMBUBAdoPRfxHr0sGTNEcwgaA65GBY4wGBCnCOhb0tKN4tOIG1jg_0nkqvTyxHqytw/s1600/PA061219.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgVlItyhmN_NI3t0VVcyVhll8LsbGo4jQbeHjmiKw-q7iUqXV2b0gaRTBS5dxMQHp_lJhBh3j02NMBUBAdoPRfxHr0sGTNEcwgaA65GBY4wGBCnCOhb0tKN4tOIG1jg_0nkqvTyxHqytw/s640/PA061219.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Used kimono only 1.000 Yen</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Kiyomizudera Temple </b>(<i>fee</i> 300 yen, dari Kyoto Station naik bus 206
atau 100 turun di halte Kiyomizu-michi)<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sesampainya saya di Kiyomizudera Temple, lautan
manusia telah memenuhi kuil itu. Dari anak sekolah dengan bermacam seragam
berbeda, pengunjung berkimono, sampai solo traveler seperti saya yang kesulitan
mencari jalan. Di bagian utama Kiyomizudera Temple saya beristirahat sejenak
sambil memperhatikan kesibukan sekitar. Karena
letak Kiyomizudera Temple yang berada di atas
perbukitan, maka kita dapat melihat siluet kota Kyoto dari kejauhan. Dari
bagian atas bangunan tampak puncak pepohonan yang mulai berubah warna, menyembunyikan
konstruksi penopang Kiyomizudera Temple dan membuat ilusi seakan kuil ini
melayang di udara. Saya pribadi sangat kagum dengan arsitektur Kiyomizudera
Temple yang menggunakan kayu untuk keseluruhan konstruksi bagunannya. Dikarenakan
usia, Kiyomizudera Temple sedang mengalami restorasi di beberapa bagian.
Bangunan kuil yang menyerupai panggung yang menjorok di tepi bukit juga akan
mengalami restorasi, jadi ada baiknya mengecek bagian mana yang sedang
direstorasi sebelum mengunjungi Kiyomizudera Temple. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjRFMyhN7wxKKbeNz2Gsf6nBTc7m1vnPQOLWCkeIerV1P-DgdwPdRxvos7kI6VIlacstn1qnudNYe-d-4GxS5uHMo0muUImW2Ser7uLM3LnekamUblex9fZaR1zEObj7BIJ_7n2dqpRQ/s1600/PA061285.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyjRFMyhN7wxKKbeNz2Gsf6nBTc7m1vnPQOLWCkeIerV1P-DgdwPdRxvos7kI6VIlacstn1qnudNYe-d-4GxS5uHMo0muUImW2Ser7uLM3LnekamUblex9fZaR1zEObj7BIJ_7n2dqpRQ/s640/PA061285.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Kiyomizudera Temple</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCM6iEy98H_Ze3GbkwtuuP9gnuHCG2ehaW0VR52QdOpuFrqxuw4GcxANeuGQy-ubM9hS6Qay6ALrvc7dULPbxPxTUsXLdsIePOBWZFLV1fn9R4njWyMaG6X0QX7p8YSVf9dLmrvzkzot0/s1600/PA061290.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCM6iEy98H_Ze3GbkwtuuP9gnuHCG2ehaW0VR52QdOpuFrqxuw4GcxANeuGQy-ubM9hS6Qay6ALrvc7dULPbxPxTUsXLdsIePOBWZFLV1fn9R4njWyMaG6X0QX7p8YSVf9dLmrvzkzot0/s640/PA061290.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Agak serem liat orang sebanyak itu di beranda </span><span style="text-align: justify;">Kiyomizudera Temple</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Turun dari Kiyomizudera Temple terdapat deretan kedai makan, awalnya saya tidak berminat
mampir namun iseng-iseng saya mengecek menu yang tertera. Kebetulan ada kedai
makan yang khusus menjual udon dan harganya tidak terlalu mahal. Jadilah saya
beristirahat sekaligus makan siang. Rasanya nikmat banget, makan udon yang
menjadi <i>comfort food</i> saya selama di Jepang setelah seharian jalan kaki. Saat
makan saya melihat seorang pelanggan yang meminta diisikan botol minumnya
sebelum dia meninggalkan kedai, kebetulan botol minum saya juga sudah kosong.
Dengan bermodal <i>“sumimasen,”</i> senyum polos tak tahu malu, dan mengacungkan botol
minum, pelayan mengerti permintaan saya dan botol minum saya diisi penuh.
Lumayan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXzXRuVBwpAsrSOI9kKg02YKkaqTajp-EsEo98b_IkPioJFGL99fsPC9RWYNju9UGyGrsF010tEokmMMlMvW8-3eeOo92XSCzLSAtPCJl2LHM0uFeVgRTpL6-8kC8Eo5YwWgjMoy0i6hc/s1600/PA061293.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="478" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXzXRuVBwpAsrSOI9kKg02YKkaqTajp-EsEo98b_IkPioJFGL99fsPC9RWYNju9UGyGrsF010tEokmMMlMvW8-3eeOo92XSCzLSAtPCJl2LHM0uFeVgRTpL6-8kC8Eo5YwWgjMoy0i6hc/s640/PA061293.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><i>comfort food!</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tidak jauh dari kedai makan terdapat otowa
waterfall yang merupakan kolam dengan tiga pancuran air. Nama Kiyomizudera sendiri berasal dari air ini
karena secara harfiah Kiyomizu adalah air yang murni. Air dari ketiga pancuran
memiliki khasiatnya masing-masing; untuk kesehatan, umur panjang, dan sukses di
sekolah. Diperlukan kesabaran untuk mencicipi air otowa waterfall karena antrian
pengunjung cukup mengular panjang di sekitar kolam tersebut. Air pancuran
diambil menggunakan gayung bergagang panjang, air tidak langsung diminum dari
gayung melainkan dituang terlebih dulu ke telapak tangan baru diminum. Beberapa
orang tampak mencampur ketiga air pancuran dalam gayung baru meminumnya. Sayangnya,
cara tersebut salah karena seharusnya pengunjung memilih salah satu air dari
pancuran, meminum ketiganya mencerminkan ketamakan yang membuat tidak
terkabulnya permintaan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtNHpOJLfEIX10kdKcKuBh2HueeBRb7KUDWgGmYYOqTRy-SlikX27GnFxOlxpdMdUFFkdh9aqvqHf8dUt5Bq8msQs8Yh4PuW8qqUZeGo6I6IAg5IQr5HQvF2VE-NostLntqFrQTLqSmP4/s1600/PA061288.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtNHpOJLfEIX10kdKcKuBh2HueeBRb7KUDWgGmYYOqTRy-SlikX27GnFxOlxpdMdUFFkdh9aqvqHf8dUt5Bq8msQs8Yh4PuW8qqUZeGo6I6IAg5IQr5HQvF2VE-NostLntqFrQTLqSmP4/s640/PA061288.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Antrian di otowa waterfall dilihat dari atas. <i>Yes, it is THAT long</i>.</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8lsGoWWXXzGhzVnjkr4NPhwDQy00FjQfk5cXRM05TScZk7x7TJk-xAYNsxyHt3nloLaJTV251J59EhtyOs2I4MPUGzOnV63j2b3jV9OAcKdlgTEzGEg4Kims5paUgPxmdyA5SW6M3yM/s1600/PA061299.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv8lsGoWWXXzGhzVnjkr4NPhwDQy00FjQfk5cXRM05TScZk7x7TJk-xAYNsxyHt3nloLaJTV251J59EhtyOs2I4MPUGzOnV63j2b3jV9OAcKdlgTEzGEg4Kims5paUgPxmdyA5SW6M3yM/s640/PA061299.JPG" width="476" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Sannenzaka dan Ninnenzaka<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Beranjak otowa waterfall saya
kembali ke halaman muka Kiyomizudera Temple yang
memiliki tiga jalan menurun. Dalam perjalanan dari halte Kiyomizu-michi tadi
saya menggunakan jalan paling kiri karena jalan tersebut paling sepi dan tidak
dipenuhi lalu lalang kendaraan. Jalan tengah juga mengarah kembali ke halte
Kiyomizu-michi namun jalan ini lebih ramai dengan pejalan kaki karena banyaknya
toko di kanan kiri jalan. Jalan paling kanan mengarah ke Sannenzaka adalah tujuan
saya selanjutnya. Jangan takut tersasar saat mencari jalan menuju Sannenzaka, pastikan
saja jalan yang diambil adalah jalan menurun yang berada paling kanan dan ramai
oleh pejalan kaki. Selain itu, tidak jauh berjalan akan sampai ke tangga Sannenzaka yang legendaris itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd488morJbExLuJ6yP2AU-37UJJeOjKEkPf4LtbD5FhYhyY9kGxxypT6p9lVaZ6glo_lJVFvYWgxYGV8T6AR25UyWKuLC0qasc3NB-TGXBODhsSL_9WdgkIlWqGMAc5RGNaxZQqyPoEOw/s1600/PA061235.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd488morJbExLuJ6yP2AU-37UJJeOjKEkPf4LtbD5FhYhyY9kGxxypT6p9lVaZ6glo_lJVFvYWgxYGV8T6AR25UyWKuLC0qasc3NB-TGXBODhsSL_9WdgkIlWqGMAc5RGNaxZQqyPoEOw/s640/PA061235.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Lautan manusia, <i>literally.</i> </div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLQc55tCeTFBJDTbdAY7_i2rt123f7HoAIXA59IVa6pBJkYFLSlYgThrJZRGisQhPEPZcezpD8GBsXPTBXrNHvX891RdSELZeDpskeb4rC3CpL9KuFjQ6JU6FtMSC5q85IHIJPbrQMm3U/s1600/PA061338.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLQc55tCeTFBJDTbdAY7_i2rt123f7HoAIXA59IVa6pBJkYFLSlYgThrJZRGisQhPEPZcezpD8GBsXPTBXrNHvX891RdSELZeDpskeb4rC3CpL9KuFjQ6JU6FtMSC5q85IHIJPbrQMm3U/s640/PA061338.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
The famous Sannenzaka stairways yang tidak pernah sepi</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaQpp5egyRofYLsG0vSxSIWN2CAjBrG8DnJq60-GwvGs255x-DsZBQzDZORQLLXl-JyNAtCtMZRAXobXIJONlqGUGWs-Krl7BEF5HnSe4b-Om0wHg4AE6mlgKWr34mD57VOZkr2qilVxU/s1600/PA061355.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaQpp5egyRofYLsG0vSxSIWN2CAjBrG8DnJq60-GwvGs255x-DsZBQzDZORQLLXl-JyNAtCtMZRAXobXIJONlqGUGWs-Krl7BEF5HnSe4b-Om0wHg4AE6mlgKWr34mD57VOZkr2qilVxU/s640/PA061355.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sannenzaka dan Ninnenzaka dulunya merupakan area
perdagangan yang berfungsi untuk melayani para peziarah yang banyak berkunjung
ke kuil di area sekitarnya. Sekarang Sannenzaka dan Ninnenzaka dipenuhi oleh
toko souvenir dan kedai makanan di kanan kirinya. Walau demikian, romansa
Jepang tempo dulu terasa kental di daerah ini, dengan jalanan yang di-paving
menggunakan batu, bentuk bangunan dua lantai yang didominasi kayu, ditambah
pejalan kaki menggunakan kimono. Sungguh ini adalah tempat yang tepat untuk
menyalurkan hobi dipotret. *nelangsa nggak bisa dipotret karena solo traveler*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghg704d5BwpWuWGcxBKbO6f9uRxe0M6swD4MI2sP2a0NJiyfYo0qNgvKa5QQlGqFE2xiNRzDDaDkRsMj3m6rHu2Flxwb-dU7qmr42NMB4G3vCTTbYiwyePOy2-4gdGeMziDtYnBh80V3c/s1600/PA061311.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghg704d5BwpWuWGcxBKbO6f9uRxe0M6swD4MI2sP2a0NJiyfYo0qNgvKa5QQlGqFE2xiNRzDDaDkRsMj3m6rHu2Flxwb-dU7qmr42NMB4G3vCTTbYiwyePOy2-4gdGeMziDtYnBh80V3c/s640/PA061311.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqlAEdjrSfjfhz20CdI9Zg8d03NHBijxN8g4Ki7lqZ5c9gbx-afEH4OLO_vQsFy5iDsxDw6q9Nzc6Nuy-deA61HXxvwbAH0luLKpxwa-VvueDS1FPLFhVeAkVRC6m9d14PuzD6EEGx8o8/s1600/PA061314.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqlAEdjrSfjfhz20CdI9Zg8d03NHBijxN8g4Ki7lqZ5c9gbx-afEH4OLO_vQsFy5iDsxDw6q9Nzc6Nuy-deA61HXxvwbAH0luLKpxwa-VvueDS1FPLFhVeAkVRC6m9d14PuzD6EEGx8o8/s640/PA061314.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_5eLVNoay2FGlevAeMJhJ5uEW0e6GCBUZWEV3uBnN8HIIJDggceyEgHAInBJ6B3lmxlkJLmqlao7BorVsvsGFQ5V3YN0T0OyedRi-vBthyphenhyphenSaHofgcJZkVhD0j9Pej9glIP0jnUzJZK1o/s1600/PA061322.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_5eLVNoay2FGlevAeMJhJ5uEW0e6GCBUZWEV3uBnN8HIIJDggceyEgHAInBJ6B3lmxlkJLmqlao7BorVsvsGFQ5V3YN0T0OyedRi-vBthyphenhyphenSaHofgcJZkVhD0j9Pej9glIP0jnUzJZK1o/s640/PA061322.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUpLQT0qzEVRnl8W1-zZPq20n-UdjbXk0UJizkkK77oCyVJi0fYRhzrzZ59wcvv2tZz0BBEcvErrrq1eyzN7REPH0glVyMoeDwugvEb4LwY8YAIGziJayJDDdJBQbM7hiZeuJ3Ix6flCA/s1600/PA061327.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUpLQT0qzEVRnl8W1-zZPq20n-UdjbXk0UJizkkK77oCyVJi0fYRhzrzZ59wcvv2tZz0BBEcvErrrq1eyzN7REPH0glVyMoeDwugvEb4LwY8YAIGziJayJDDdJBQbM7hiZeuJ3Ix6flCA/s640/PA061327.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Selesai belanja oleh-oleh</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Yasaka Shrine or Gion Shrine </b><i>(Free, no closing days, always open)</i><b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di ujung Ninnenzaka terdapat Yasaka Shrine atau
dikenal juga dengan nama Gion Shrine. Kuil ini merupakan salah satu yang
terkenal di Kyoto dan terletak diantara distrik Gion dan Higashiyama. Tepat di
depan kuil terdapat <i>dance stage</i> dengan hiasan ratusan lentera yang dinyalakan
saat malam hari. Saya sampai di Yasaka Shrine menjelang sore, beberapa pengunjung
yang datang masih menyempatkan diri berdoa sementara penjaga kuil menundukkan
kepala sebagai penghormatan di depan kuil sebelum pulang. Udara perlahan mulai
dingin sementara langit menggelap. Saya bertahan sebentar lagi untuk melihat
lampu lentera dinyalakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA_fyHPiofnO8yXW-gtUSq9i6HgoST-IwazS4PKyMXZOsoXa-NqQMgfYYOW4S18cJ79GLKQFXOzrYgXdPemUHPxnUjulRRaWFDDktDQpOqJE4rMQpZRqhwNSJZygrfsfdocF8ywACE8hw/s1600/PA061378.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA_fyHPiofnO8yXW-gtUSq9i6HgoST-IwazS4PKyMXZOsoXa-NqQMgfYYOW4S18cJ79GLKQFXOzrYgXdPemUHPxnUjulRRaWFDDktDQpOqJE4rMQpZRqhwNSJZygrfsfdocF8ywACE8hw/s640/PA061378.JPG" width="640" /></a> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdnMTAX8ZzwE8h3H_a_-soeERfCVKjDW08wSebMXcRaHAUJg-K12y8Nf2F6HhtI2LmsyFgBR37z9Rmi3PxfGwWF8ExNYqkPJUyGAf3dkIAQ0sYvZytJahxJDRpkWRchHB-0hQiXx-cOOs/s1600/PA061391.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdnMTAX8ZzwE8h3H_a_-soeERfCVKjDW08wSebMXcRaHAUJg-K12y8Nf2F6HhtI2LmsyFgBR37z9Rmi3PxfGwWF8ExNYqkPJUyGAf3dkIAQ0sYvZytJahxJDRpkWRchHB-0hQiXx-cOOs/s640/PA061391.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Lampion mulai menyala</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Yasakan Shrine sebenarnya sudah dekat sekali
dengan Gion. Namun kaki saya sudah sangat lelah sehingga saya tidak jadi ke
Gion dan mengantri bus di halte terdekat. Bus nomor 100 atau 206 mengantarkan
saya kembali ke Kyoto Station, walau lelah saya tetap memaksakan diri berjalan-jalan
sebentar di Kyoto Station. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEUQF3ylqN5Iz4jMuD0EvAv6vGbpnf1GLuEu3UMNDh7kSld92eKCr7w2_vGh-_qWB3ElrZqjGA4kiwjsymjLzhF2mSePi9cm0I9FZr33xV70SEKrDO_jK4N9EYXlokHon8BXPseHkYIQM/s1600/PA061398.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEUQF3ylqN5Iz4jMuD0EvAv6vGbpnf1GLuEu3UMNDh7kSld92eKCr7w2_vGh-_qWB3ElrZqjGA4kiwjsymjLzhF2mSePi9cm0I9FZr33xV70SEKrDO_jK4N9EYXlokHon8BXPseHkYIQM/s640/PA061398.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Gion dari kejauhan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Kyoto Station<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Walau fungsi utamanya sebagai stasiun, Kyoto
Station tidak hanya dilengkapi <i>shopping mall</i>, restoran, <i>department store</i>, tapi
juga ruang publik tempat masyarakat dapat melepaskan diri dari hiruk pikuk
keramaian. Sungguh saya iri, pemerintah Kyoto begitu cerdasnya menyatukan kebutuhan
transportasi, elemen komersial, dan kebutuhan ruang publik pada satu tempat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Memasuki pintu utama Kyoto
Station saya berbelok ke kanan menaiki eskalator yang mengantarkan saya ke Daikidan
atau <i>the great staircase</i>. Pada siang hari tangga ini hanya berupa tangga biasa
yang terlihat menarik karena ukuran gigantisnya. Yang saya baru ketahui, pada
malam hari ribuan lampu LED yang ditaman pada anak tangga akan menyala dan
membentuk animasi sederhana. Kebetulan saat itu adalah bulan Oktober maka tema
yang ditampilkan adalah Halloween. Sungguh saya kagum, terpana, sekaligus iri melihat
bagaimana sebuah ruang publik yang tampak dingin dan kaku pada siang hari
tampak sangat menawan di malam hari. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/HvIr7N0-q7A/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/HvIr7N0-q7A?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Video saya kehapus, jadi pinjem dari Youtube. </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQUiXacMj3fC_lZ13wsypxOehTWbGh7KkimfvtDmI99AvlINmQeY6QdlDkAR6orqcqpIRMqFoerw8AbIbFpd9x1FS-qUcHcX1ZsDxuaPBeQiSAixM57mvjQ8QzdPTGrVjy4DaDCyDZs0s/s1600/PA071846.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQUiXacMj3fC_lZ13wsypxOehTWbGh7KkimfvtDmI99AvlINmQeY6QdlDkAR6orqcqpIRMqFoerw8AbIbFpd9x1FS-qUcHcX1ZsDxuaPBeQiSAixM57mvjQ8QzdPTGrVjy4DaDCyDZs0s/s640/PA071846.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di ujung Daikidan terdapat
Happy Terrace yang merupakan <i>pocket garden</i> yang ditanami bambu. Walau kecil
namun oase taman ini cukup menenangkan hati. Happy terrace menempati lantai
teratas, di sekeliling taman dipasang tembok kaca sehingga saya dapat bebas
melihat pemandangan kota Kyoto. Pemandangan inilah yang membuat saya memaksakan
diri datang ke Kyoto Station walau kaki sudah teramat lelah. Saya penasaran
dengan pemandangan Kyoto saat malam! Dan sayangnya saya harus kecewa. Kyoto
tidak gemerlap kala malam, mungkin karena landskap kota lebih didominasi
perbukitan dan bangunan tinggi menjadi minoritas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Happy Terrace saya ke
lantai 11 untuk mengakses <i>skyway tunnel</i> yang terbentang 45 meter di atas <i>central
hall</i> Kyoto Station. Dari terowongan ini saya dapat melihat rumitnya
rangka-rangka penyokong Kyoto Station dan luasnya Kyoto Station dilihat dari
atas sini. Lagi-lagi saya iri, bagaimana sebuah stasiun dapat dirancang
sedemikian megah dan menjadi kebanggaan masyarakatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHZ2r_YXi6lzfm5qua0YmGxsQCw-ppNi4xEcw08Gw2ft8-piObqX742i0RIhJcj4OAC8tPyuT9Mm9SKPdOSmsVzlELTk6cOKulFZZU3nwi3Y9iiDB1N_4L49XZrkrs-_Ay9kost-Z9Hik/s1600/PA071859.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHZ2r_YXi6lzfm5qua0YmGxsQCw-ppNi4xEcw08Gw2ft8-piObqX742i0RIhJcj4OAC8tPyuT9Mm9SKPdOSmsVzlELTk6cOKulFZZU3nwi3Y9iiDB1N_4L49XZrkrs-_Ay9kost-Z9Hik/s640/PA071859.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>At the end of the day, this is my silly pose in front of Kyoto Tower. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzP_InGV3RmkoJeBf1cFsYOF9UDsSs4Q6yA1zePHsWFKacHRqX1mSB9b3bFIRZ1DPpmBrRkj-fx-yBY1qk4QisbWxxnJDIrSDoKTVrkuIBSHTIPh-ZFQU0srNHYytU6IL1O1A5oC5ZFcs/s1600/PA071836.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzP_InGV3RmkoJeBf1cFsYOF9UDsSs4Q6yA1zePHsWFKacHRqX1mSB9b3bFIRZ1DPpmBrRkj-fx-yBY1qk4QisbWxxnJDIrSDoKTVrkuIBSHTIPh-ZFQU0srNHYytU6IL1O1A5oC5ZFcs/s640/PA071836.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Itinerary</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Arashiyama (Tenryuji Temple, Togetsukyo Bridge, Bamboo Grooves,
Sagano Scenic Railway) – Higashiyama (Kiyomizudera Temple – Otowa Waterfall –
Sannenzaka dan Ninnenzaka, Yasaka Shrine) – Kyoto Station <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Estimasi biaya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bekal
onigiri :
410 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kyoto Bus
Pass 2 @500 Yen : 1.000 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tiket JR
Kyoto - Arashiyama : 240 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tenryuji
Temple : 600
yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sagano
Scenic Railway : 620 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tiket JR
Umahori - Kyoto : 320 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kiyomizudera
temple : 300 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Makan
siang udon : 600
yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Total :
4.090 yen</span><o:p></o:p></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-45397890622770230012016-02-27T09:59:00.003+07:002016-02-27T10:21:02.142+07:00Forever 25<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN">Bella
Swan pada cerita Twilight berubah menjadi vampir di usia 18 tahun. Alasannya
sederhana, dia ingin bersama lelaki yang dia cintai sampai rela mati. Dan dia,
tidak ingin </span>‘<span lang="IN">membeku</span>’<span lang="IN"> menjadi vampir dengan usia yang jauh lebih tua dari Edward
Cullen.</span> Bella bahkan menjadi sedemikian
<i>desperate</i>-nya saat berulang tahun ke 18 karena dia sudah jauh lebih tua satu
tahun dibanding Edward, sementara Edward ingin memberi Bella waktu yang lebih
banyak lagi menjadi manusia.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kalau kalian memiliki pilihan
untuk ‘membeku’ pada usia tertentu, tanpa menjadi vampir tentunya, kalian akan
memilih usia berapa dan apa alasannya?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya memilih usia 25 tahun. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Pada usia itu saya sedang
semangat-semangatnya mengejar berbagai <i>passion</i> sambil menjalani pekerjaan utama.
Tenaga seakan tidak ada habisnya. Walau seharian harus bekerja di kantor, saya
selalu dapat melakukan <i>passion</i> pada waktu yang tersisa. Karena Senin sampai
Jumat menjalani hari sebagai <i>company slave</i>, saya memilih menghabiskan <i>weekend</i> dengan
berada di festival film, mengikuti <i>sharing session</i> di pusat kebudayaan negara A
atau B, atau sekedar kopi darat dengan teman-teman blog yang baru dikenal. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ketika batas ruang dan waktu
dimusnahkan oleh teknologi internet, saya banyak berkenalan dengan teman baru
yang dikenal melalui blog. Teman-teman yang menyenangkan, yang dari mereka saya
dapat melihat dunia dari perspektif baru, yang dari mereka saya dapat mendapat
pengetahuan baru, yang dari mereka saya dapat mendengar cerita hidup yang
begitu beragam. Teman-teman yang memiliki <i>passion</i> sama sehingga saya memiliki
semangat tambahan untuk mengejar <i>passion</i> dalam hidup. Dan begitu saja, ruang
lingkup pertemanan saya menjadi lebih luas dan tidak monoton. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saat berusia 25 tahun, walau
masih terkadang masih berlaku naif namun saya merasa sedikit lebih dewasa. Tetap
naif mengejar mimpi dan melakukan semua hal yang saya suka tanpa peduli
komentar orang sekitar. Kepala saya terasa sedikit lebih dingin dan emosi tidak
lagi meledak-ledak. Lebih sering berkata “ya udah sih” untuk hal yang saya tahu
tidak dapat melakukan apa-apa untuk merubahnya. “Ya udah sih, mau diapain lagi.”
“Ya udah sih, urusan dia ini.” “Ya udah sih, ga usah dipikirin.” <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Lebih santai menjalani hidup.
Lebih banyak tertawa. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di usia yang seperempat abad
itu untuk kali pertama saya <i>solo traveling</i>. Ke Eropa. Negara yang selama ini hanya
ada dalam angan-angan. Hasil dari jerih payah mengejar <i>passion</i> dan berlaku naif
namun tetap rasional. Sebuah bukti nyata bahwa semua mimpi mungkin diwujudkan
jika tidak hanya sekedar diangankan. Saya hanya perlu bangun dari tidur dan
melakukan hal yang diperlukan untuk mewujudkannya. Eropa adalah puncak dari
jerih payah saya dalam menjalani <i>passion</i>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dan kejutan hidup di usia 25
tahun tidak hanya sampai disitu. Tiba-tiba saja karya pertama saya terbit.
Seumur hidup, saya tidak pernah berani bermimpi untuk memiliki buku sendiri. Melihat
hasil karya saya dipajang di rak toko buku ternama. Semua itu terlalu gila
untuk diangankan. Segila mengangankan berangkat ke Eropa dengan <i>budget</i> super
terbatas. Nyatanya semua itu dapat terwujudkan. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya ingin ‘membeku’ di usia
25 tahun karena saya tidak ingin melupakan semangat mengejar mimpi. Semangat
menjalani <i>passion</i>.</div>
<div class="MsoNormal">
<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Saya ingin tetap senaif usia 25
tahun saat mengejar mimpi dan menjalani <i>passion</i>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jadi, walaupun waktu tidak mau
berkompromi dengan usia, <i>I am forever 25</i>. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Happy belated birthday, me. </i><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisK8hyphenhypheno__qC61g-_hPiYRKFF0prSaEnXqmMxRzS3Dn2gBXCufi6EEXEgOiv2BUTQXMJgPQlbOEZTEi61nnnJ-mzGCGjqrwnDDmvs75MhrEO9ID72P4xedGocG1LS1DY5hjAFeWFcp2LXE/s1600/PA092649.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisK8hyphenhypheno__qC61g-_hPiYRKFF0prSaEnXqmMxRzS3Dn2gBXCufi6EEXEgOiv2BUTQXMJgPQlbOEZTEi61nnnJ-mzGCGjqrwnDDmvs75MhrEO9ID72P4xedGocG1LS1DY5hjAFeWFcp2LXE/s640/PA092649.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Mickey Mouse dilahirkan pada tahun 1928 dan tahun 2016 ini berusia 88 tahun. Berapa pun usianya dia tetap menjadi sosok yang membawa tawa dan kebahagiaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br />
<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<i>Notes:</i> postingan ini bukan
<i>denial </i>dari seorang yang berulang tahun ke-30 ;))</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-76281999721337031862016-02-21T23:08:00.000+07:002016-02-21T23:10:47.975+07:00Sejenak Nara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Bagi
saya, yang menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah </span><span style="font-family: inherit;">begitu mudahnya saya mencairkan diri dan memulai
pembicaraan dengan orang lain yang notabene adalah <i>stranger</i>. </span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">Tanpa ekseptasi apapun</span><span style="font-family: inherit;">, hanya sekedar ingin menyapa dan mengobrol singkat</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">. Pagi itu saya
berbasa-basi-busuk dengan <i>room mate</i> hostel, </span><span style="font-family: inherit;">mengawali dengan pertanyaan basi mengenai</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;"> negara asalnya, yang ternyata
teman sekampung </span><span style="font-family: inherit;">sesama</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;"> Indonesia. Kami saling
membahas <i>itinerary</i> masing-masing, saya men</span><span style="font-family: inherit;">g</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">awali
dari Osaka berakhir di Tokyo, sementara dia memulai perjalanan dari Tokyo dan
Osaka adalah kota terakhir. <i>Highlight</i> tempat wisata dia selama di Jepang adalah
</span><span style="font-family: inherit;">FujiQ, DisneySea, dan Universal Studio,
sementara <i>itinerary</i> saya masih berbentuk “standar” ala <i>first timer</i> di Jepang;
kuil, wisata kota, sedikit tambahan taman bermain. Dari dia, saya cukup
mendapat <i>insight</i> mengenai Nara, Kyoto, dan Tokyo yang menjadi destinasi
selanjutnya. </span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">Di Kyoto dia pun menginap di Kyoto Hana Hostel, hostel yang sama dengan
yang akan saya inapi malam nanti. </span><span style="font-family: inherit;">“Jangan
heran jika seisi hostel mayoritas orang Indonesia, Kyoto Hana Hostel sepertinya
memang menjadi favorit traveler Indonesia.” Basa-basi-busuk pagi itu nyatanya
cukup berfaedah.</span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hari kedua di Jepang ini tujuan
saya adalah Nara. Selain karena sejarahnya, posisi Nara yang cukup dekat dengan
Osaka dan Kyoto membuat kota itu tidak pernah sepi kunjungan. Saya, seperti kebanyakan
wisatawan lainnya, berencana menghabiskan waktu seharian <i>(day trip)</i> di Nara.
Malamnya saya akan langsung berangkat ke Kyoto.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seharusnya pagi itu saya langsung mengemas
ransel, <i>check out</i>, dan berangkat menuju Nara. Nyatanya saya malah menghabiskan
pagi dengan berjalan-jalan mengitari area hostel, masih penasaran ingin
menyambangi daerah Dotonburi yang sebenarnya sangat dekat dengan hostel. Pagi
itu jalan masih sepi, satu dua pekerja kantoran berpakaian necis warna gelap
menenteng tas kerja berjalan cepat-cepat, entah dia takut terlambat atau memang
secepat itulah ritme berjalannya. Lalu lintas belum terlalu ramai, hanya otak
saya yang belum mendapat asupan kafein menjadi macet. Tidak dapat membaca peta
dan belum ada orang yang dapat ditanyai. Belum sampai satu jam akhirnya saya
menyerah. Misi pagi hari itu berakhir di kedai Family Mart tempat saya membeli
sarapan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDyIUTgymxVUMEv8g1lRtqIOTlbuax6cT2I-qRpM4KvGnZcubPokpe1uNa8AOaNOfZOU3chs4odyEAJKV9hoj2tiVaol_ZnIDLyDrC9XnNRxbMK70eSHEXUnX_4APg5qrHzTr19feoekk/s1600/PA050194.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDyIUTgymxVUMEv8g1lRtqIOTlbuax6cT2I-qRpM4KvGnZcubPokpe1uNa8AOaNOfZOU3chs4odyEAJKV9hoj2tiVaol_ZnIDLyDrC9XnNRxbMK70eSHEXUnX_4APg5qrHzTr19feoekk/s640/PA050194.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
Onigiri, sushi, bento, menu bertahan hidup hemat di Jepang</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Untuk menuju ke Nara saya
akan menggunakan Kintetsu Nara Line yang berangkat dari stasiun Namba. Dari
hostel bisa saja saya berjalan kaki melewati daerah Dotonburi ke stasiun Namba,
tapi saya tidak yakin tidak akan nyasar. Dengan ransel berat dan waktu yang
terbatas saya lebih memilih menggunakan <i>subway</i>. Di stasiun Shinsaibashi,
akhirnya tiba juga saatnya saya harus berhadapan dengan <i>vending machine</i> untuk
membeli tiket kereta. Yang saya tahu, stasiun Shinsaibashi dan stasiun Namba
itu hanya berjarak satu stasiun. Dari situs <a href="http://hyperdia.com/">hyperdia.com</a> saya pun tahu harga
tiketnya hanya sebesar 180 Yen. Masalahnya, tidak ada pilihan harga sebesar 180
Yen setelah saya memasukkan uang ke <i>vending machine</i>. Akhirnya saya memilih
nominal terkecil yang tersedia dalam pilihan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di stasiun Namba, saat saya memasukkan
tiket tersebut pada <i>gate</i> keluar, pintu kecil itu langsung tertutup menolak
tiket saya. Mamiihh.. ini kenapa lagi… Kebingungan, saya menghampiri ruang
<i>Station Master</i> yang persis berada di sebelah <i>gate</i> keluar. Saya memberikan tiket
dan mengatakan tidak dapat keluar dari stasiun. Melihat tiket saya, <i>station
master</i> itu mengangguk paham dan menjelaskan kalau nominal tiket saya terlalu
besar. Dengan menggunakan kertas berisi rute kereta dia mengatakan bahwa tiket yang
saya beli itu untuk biaya perjalanan kereta satu kali mengelilingi rute tersebut. Tapi di
<i>vending machine</i> tadi nominal ini adalah nominal yang paling kecil, saya membela
diri. <i>Station master</i> itu kemudian mengeluarkan kalkulator, mengetikkan nominal
tiket yang saya beli kemudian mengurangkan dengan 180 Yen sebesar biaya
perjalanan dari stasiun Shinsaibashi ke stasiun Namba, kelebihannya kemudian
dia kembalikan <i>cash</i> ke saya. Kemudian saya diperbolehkan keluar melalui <i>gate</i>
tanpa pintu yang persis berada di sebelah ruangan <i>station master</i>. Huaahh, baik
dan <i>helpful</i> banget. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Padahal segala keribetan itu
tidak akan terjadi seandainya saya menggunakan <i>fare adjustment machine</i> :)) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di stasiun Namba, kembali
saya harus membeli tiket Kintetsu Nara Line menggunakan <i>vending machine</i>. Kali
ini saya cukup percaya diri memilih harga 620 Yen. Setelah kartu tercetak dan
keluar dari <i>vending machine</i> barulah saya sadar kalau nominal yang saya pilih
adalah harga tiket dari Nara ke Kyoto, sedangkan dari Osaka ke Nara harga
tiketnya adalah 560 Yen. Duh, dua kali salah di pagi hari. Memakai logika
pinter-pinteran dari kesalahan sebelumnya, paling nanti juga <i>gate</i> di statiun
Kintetsu Nara akan tertutup saat saya memasukkan tiket ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari stasiun Namba menuju
stasiun Kintetsu Nara ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, jenis kereta yang
digunakan seperti kereta <i>commuter line</i> Jabodetabek. Sesampainya di stasiun
Kintetsu Nara saya langsung mencari loker untuk menitipkan tas. Cukup banyak
loker tersedia dalam stasiun ini, namun kebanyakan loker ukuran besar sudah
terisi semua. Saran saya, jika membawa koper ukuran besar usahakan sampai Nara
lebih awal daripada seharian harus mendorong-dorong koper keliling Nara karena
tidak kebagian loker. Di pintu keluar stasiun saya sudah harap-harap-cemas saat
memasukkan tiket yang nominalnya melebihi harga tiket yang sebenarnya itu.
Namun <i>gate</i> terbuka dan tiket saya ‘ditelan.’ Logika pinter-pinteran saya tidak
berhasil, seharusnya saya menggunakan <i>fare adjustment machine</i> tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di sepanjang pintu keluar
stasiun terpampang papan petunjuk menuju sejumlah tempat wisata di Nara dalam
empat bahasa (Jepang, Inggris, Cina, dan Korea). <i>Tourist Information Center</i> dan
brosur wisata Nara juga dengan mudah ditemukan di stasiun. Pemerintah kota ini
tahu benar bahwa Nara menyerap pengunjung dalam jumlah besar dan menyediakan
informasi sebanyak-banyaknya untuk memudahkan wisatawan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJemOV1OdlX9RyXQ-DdI_jKyVNr2_JQAExPowZcuiyva906CqrLfr1yyyf7rqfaqMWjqwrqMhcj1HRJYSUvkWUUFS6T_P20jKW134JfeUPNeZn1y9eF5lr64aa9FCrXAqfNe94iQbFTro/s1600/PA050207.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJemOV1OdlX9RyXQ-DdI_jKyVNr2_JQAExPowZcuiyva906CqrLfr1yyyf7rqfaqMWjqwrqMhcj1HRJYSUvkWUUFS6T_P20jKW134JfeUPNeZn1y9eF5lr64aa9FCrXAqfNe94iQbFTro/s640/PA050207.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Keluar dari stasiun Nara saya
disambut cuaca yang cerah ceria. Biru langit tertutupi awan putih yang
berarak-arak hingga akhir cakrawala. Kebanyakan wisatawan, termasuk saya,
memilih menjelajahi Nara <i>on foot</i>, alias berjalan kaki. Objek wisata Nara memang
mayoritas dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Baru beberapa meter berjalan
dari stasiun, kami para wisatawan sudah disambut kawanan rusa yang dibiarkan
bebas. Nara memang terkenal dengan rusa liarnya, konon rusa ini adalah
kendaraan para dewa sehingga sampai sekarang rusa dianggap sebagai utusan dewa.
Tidak hanya para rusa yang dikerubuti wisatawan untuk ber-<i>selfie</i> ria, pedagang
<i>senbei</i> (biskuit beras untuk diberikan ke rusa) juga laris manis. Jujur, saya pribadi
agak takut dengan para rusa ini. Walau terlihat jinak namun mereka tetap
binatang liar. Peringatan mengenai rusa ini juga terpampang di papan peringatan
yang terpasang di pinggir jalan utama. Mau ber-<i>selfie</i> dengan rusa silahkan saja,
namun tetap ingat untuk berhati-hati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWP8FP5INacI6rQoP5P6K7a6YbtatXTg0i0tVJZTcHbAjmtKLVOWEfboYVUa1pglPLKLHUdw6mDYxv4oSw6E8NhcJOYqUGB0Zhikv_hZdL0GAP2gvbAbyXgjkVL4A-onyaxt6a6wj5I3A/s1600/PA050220.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWP8FP5INacI6rQoP5P6K7a6YbtatXTg0i0tVJZTcHbAjmtKLVOWEfboYVUa1pglPLKLHUdw6mDYxv4oSw6E8NhcJOYqUGB0Zhikv_hZdL0GAP2gvbAbyXgjkVL4A-onyaxt6a6wj5I3A/s640/PA050220.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Langit biru cerah</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjgsG4L4_JshIx9hZflPQMchnCG8oqP6P5EtrC0qJ1hF1fieJHcARHhfIPgu5_MQ7W4TPw_zYim6HOQTzt3FChLuCv60K01EKQcKAHZcze1EwFaLO1AtYLVzVp8x1qYS3XCTfO_qfwTQ0/s1600/PA050215.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjgsG4L4_JshIx9hZflPQMchnCG8oqP6P5EtrC0qJ1hF1fieJHcARHhfIPgu5_MQ7W4TPw_zYim6HOQTzt3FChLuCv60K01EKQcKAHZcze1EwFaLO1AtYLVzVp8x1qYS3XCTfO_qfwTQ0/s1600/PA050215.JPG" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Wisatawan dan rusa dan penjual <i>senbei</i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihX7FiKbddJBCIDC8fsxw5w8Q8L2exHNhsbbXu_VE1kMchU-H_VVCv890pLDsKe0scnMoW_E1F4TB1uxNxm1j_nNGXJn_-95Q4LJeNPThLBnNBxeKMM5JMlY45yE5ZkgpO9NHjaOCgAbg/s1600/PA050637.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihX7FiKbddJBCIDC8fsxw5w8Q8L2exHNhsbbXu_VE1kMchU-H_VVCv890pLDsKe0scnMoW_E1F4TB1uxNxm1j_nNGXJn_-95Q4LJeNPThLBnNBxeKMM5JMlY45yE5ZkgpO9NHjaOCgAbg/s640/PA050637.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Papan peringatan akan rusa di Nara</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tempat wisata pertama yang
paling dekat dengan Kintetsu Nara Station adalah Kofukuji Temple yang sayangnya
ternyata dalam renovasi. Saya melanjutkan berjalan kaki sambil memperhatikan
tingkah para rusa yang aneh-aneh; ada yang menyeberang jalan, mengantri di
halte bus, nongkrong cantik di toko penjual oleh-oleh, sampai memperhatikan
jalan raya dengan pandangan nelangsa seakan ingin bunuh diri. Di sepanjang
jalan raya utama ini juga diletakkan peta yang memuat tempat-tempat wisata di
Nara, petunjuk arah beserta estimasi jarak pun jamak ditemui setiap beberapa
meter. Kota ini benar-benar ramah wisatawan! Setelah beberapa menit berjalan,
saya sampai di sebuah perempatan besar yang penuh dengan wisatawan, rusa, serta
penarik becak tempo dulu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhC3cjvoonXGPlSgKesMOEF8OyyH1gk4vZq9HoRKwpnC1UHg8g_s00lpWYouljhXKVyY04uZigSzrIducOPkAkHoajPGgnxy1RVbB8pHYikplkfTd6r3mKVivSsme2UMzMmDUZYrgCh3w/s1600/PA050217.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhC3cjvoonXGPlSgKesMOEF8OyyH1gk4vZq9HoRKwpnC1UHg8g_s00lpWYouljhXKVyY04uZigSzrIducOPkAkHoajPGgnxy1RVbB8pHYikplkfTd6r3mKVivSsme2UMzMmDUZYrgCh3w/s640/PA050217.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rusa nelangsa di pinggir jalan</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxEgyBrY4RHU0lUUqBX46C6g-F_sV-2TqWlnVG5xW-DAul5Pp2FfnibuF83cPzLvxV1yLnCXM1ND75cqMXfvpnZu1PBTKtrtWmxZYiJ5l__IILDhHuZyE8bA4Sbpwn5Zp2sIWiokzy0sA/s1600/PA050235.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxEgyBrY4RHU0lUUqBX46C6g-F_sV-2TqWlnVG5xW-DAul5Pp2FfnibuF83cPzLvxV1yLnCXM1ND75cqMXfvpnZu1PBTKtrtWmxZYiJ5l__IILDhHuZyE8bA4Sbpwn5Zp2sIWiokzy0sA/s640/PA050235.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rusa ikut antri bus</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLKo6X4d4xgG0GI2GNNiZyriGtipgNqXE5BZqYbA_y-TxEVt8JUVUAuVDvC_f62Mo67sw25snXulji6ARr2atK_B3hLGbnWGxfG7_Jay77GIzfPkH3BMIycR2Yq3xjwKK8WIwRBp2oLQ/s1600/PA050240.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtLKo6X4d4xgG0GI2GNNiZyriGtipgNqXE5BZqYbA_y-TxEVt8JUVUAuVDvC_f62Mo67sw25snXulji6ARr2atK_B3hLGbnWGxfG7_Jay77GIzfPkH3BMIycR2Yq3xjwKK8WIwRBp2oLQ/s640/PA050240.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rusa lagi nyebrang jalan</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-3pNdVaYzxBDwo2AO7hqu3Xl05Jm7dGuoS9FIOj1dIpCdz1qgvj7_tzqSPUl2w-X3w6Ic3VyX3-XYb5uOY-h8aRusVoHFXLnDx44Ke_It_JOQUNpQ93NGnSWQVRyTkzOOsmYH7LusuhI/s1600/PA050248.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-3pNdVaYzxBDwo2AO7hqu3Xl05Jm7dGuoS9FIOj1dIpCdz1qgvj7_tzqSPUl2w-X3w6Ic3VyX3-XYb5uOY-h8aRusVoHFXLnDx44Ke_It_JOQUNpQ93NGnSWQVRyTkzOOsmYH7LusuhI/s640/PA050248.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rusa nongkrong cantik di toko souvenir</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwsXB0Ee-Ag7iVZDUWJZNp__Z2YZMBarTyniLL7dfVp7H9F5BCnHFcAfPHkK6eQWEjTFyIT1_J6BkKrdSyamFw4N40-HC3_hOfMd-IbsWHdwyQ2XQEtDT_1BJHIFhoAIoiEp8xub-YMJM/s1600/PA050251.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwsXB0Ee-Ag7iVZDUWJZNp__Z2YZMBarTyniLL7dfVp7H9F5BCnHFcAfPHkK6eQWEjTFyIT1_J6BkKrdSyamFw4N40-HC3_hOfMd-IbsWHdwyQ2XQEtDT_1BJHIFhoAIoiEp8xub-YMJM/s640/PA050251.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Akhirnya selfie sama rusa</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkIVIscgaYjWP_9lwUVzWHNSOBXhr3g_rS1t82se-iYmBxVvFc4yhLX_q30UYeI2MtytsOO0Bp6parOQBGKQatg5CxxGCcQB2S5zZtYQGzFlmJhzDL6itXT-bZ55nhhekWkliWcMKZNHc/s1600/PA050241.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkIVIscgaYjWP_9lwUVzWHNSOBXhr3g_rS1t82se-iYmBxVvFc4yhLX_q30UYeI2MtytsOO0Bp6parOQBGKQatg5CxxGCcQB2S5zZtYQGzFlmJhzDL6itXT-bZ55nhhekWkliWcMKZNHc/s640/PA050241.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Becak tempo dulu</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Todaiji temple seakan
memiliki magnet sehingga semua wisatawan melangkahkan kakinya kesana. Menuju Nandaimon
Gate (gerbang kayu besar yang dijaga dua patung penjaga menyeramkan yang berfungsi
sebagai pintu masuk Todaiji temple) jalanan makin padat dengan toko souvenir
berjejer di pinggir jalan, pasukan rusa, wisatawan, dan dedek lucu anak-anak
sekolah yang sedang <i>field trip</i>. Di gerbang besar ini, luangkan waktu sejenak
untuk mengagumi kemegahan gerbang kayu yang ukurannya luar biasa. Setelah
melewati Nandaimon gate, jalan lurus terus mengikuti jalan setapak berbatu
menuju Todaiji temple. Di dalam Todaiji temple terdapat Daibutsu-den yang
merupakan bangunan kayu berukuran superbesar dan terlihat sangat megah, di
dalamnya memuat salah satu patung Budha terbesar di dunia dan terbesar kedua di
Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ozvxeJ9-ePzdGxeydT7TkJ_gFppkGOOARojJ8drAg5C89lYQa5IDUrYC6fa5J_YnL_r0aJm-XeCM7Rw0_xe7KNr5bjtq3eD2loPsceNdTzq_TZweCutL8-_S0XbxgoSmoP9BurFPVkc/s1600/PA050261.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8ozvxeJ9-ePzdGxeydT7TkJ_gFppkGOOARojJ8drAg5C89lYQa5IDUrYC6fa5J_YnL_r0aJm-XeCM7Rw0_xe7KNr5bjtq3eD2loPsceNdTzq_TZweCutL8-_S0XbxgoSmoP9BurFPVkc/s640/PA050261.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Nandaimon Gate</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Menurut saya, keistimewaan
Daibutsu-den bukan hanya pada ukuran patung Budha yang memang gigantis,
arsitektur bangunan Daibutsu-den itu sendiri tidak kalah mencengangkan. Kayu
yang menopang bangunan sebesar itu terlihat begitu tua dan berwarna coklat
kehitaman bukti terpaan cuaca empat musim dan membentuk pola rumit di muka
bangunan. Selain patung Budha, di dalam Daibutsu-den terdapat <i>stand</i> yang
menjual genting yang dapat ditulisi nama pembeli untuk dipasang di atap. Ini
merupakan usaha sponsorhip dari pengunjung untuk tetap menjaga kelangsungan bangunan
Daibutsu-den. Bagian menarik lainnya dari Daibutsu-den adalah lubang kecil di
salah satu pilar kayu, konon siapapun yang dapat memasukkan badannya melalui
lubang kecil ini akan mendapat pencerahan. Atau menjadi bahan tawa pengunjung
lain jika badan kalian <i>stuck</i> di dalamnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL8GK-uNpmp36oNeMOKWTFQfgrgzU7yGKMG4ISnxDyNDDSpVZGzCy8jSTUE7W-tX2YGWBTKFQ6ZRIOWJBsrjlBphFbTheE-4__Gned3g0k-R6iqDJWTcd9-_Hl0OrZTT9eMovxKRDNVlE/s1600/PA050302.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL8GK-uNpmp36oNeMOKWTFQfgrgzU7yGKMG4ISnxDyNDDSpVZGzCy8jSTUE7W-tX2YGWBTKFQ6ZRIOWJBsrjlBphFbTheE-4__Gned3g0k-R6iqDJWTcd9-_Hl0OrZTT9eMovxKRDNVlE/s640/PA050302.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Daibutsu-den</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXaU8nIXdKAR9X5nFnnZNDnQIbPBd8MBRHntSLv3Si3VBDjH3WWw6fSHNfY-20He_GZpNhKwIdiWY5kgUozA0HVRQB2Jh8NUOJsZWjOJdMIce-X9WbtK7C5NUA1WKiw65QxvJD_NoHXE/s1600/PA050310.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXaU8nIXdKAR9X5nFnnZNDnQIbPBd8MBRHntSLv3Si3VBDjH3WWw6fSHNfY-20He_GZpNhKwIdiWY5kgUozA0HVRQB2Jh8NUOJsZWjOJdMIce-X9WbtK7C5NUA1WKiw65QxvJD_NoHXE/s640/PA050310.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rombongan field trip</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPOVsBdntnNhKH3wwWWPN1ua1NeK89biEyQGaQnKwdziUdeXusxzNjGhxU0kDbP2QEtDCdBBCrLNGsFZEjuBRg1K3cwP_MID2bE-9gWLjnnKXn227IxQOF0rh-x_W2Swuode4RiU2xoTc/s1600/PA050320.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPOVsBdntnNhKH3wwWWPN1ua1NeK89biEyQGaQnKwdziUdeXusxzNjGhxU0kDbP2QEtDCdBBCrLNGsFZEjuBRg1K3cwP_MID2bE-9gWLjnnKXn227IxQOF0rh-x_W2Swuode4RiU2xoTc/s640/PA050320.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8a5CwT_SpqSfCuI-PfyOoO858OZPocfUaoSW4keFoDwp09_OzREvZx4RM3LtI6LZhxqcvzm5S-W-xSuMKvow9FRd-Y4RIa72kLr0Q4NpA2kMvKLrJLikGH_Uy29sCG1UU69P7SlaFkA4/s1600/PA050329.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8a5CwT_SpqSfCuI-PfyOoO858OZPocfUaoSW4keFoDwp09_OzREvZx4RM3LtI6LZhxqcvzm5S-W-xSuMKvow9FRd-Y4RIa72kLr0Q4NpA2kMvKLrJLikGH_Uy29sCG1UU69P7SlaFkA4/s640/PA050329.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pintu masuk Daibutsu-den</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmIIALmUgF9nnJn26_4xdvp9jxo_Wl0HJI-m33BeRiMT_ELxf3vFFWAGxdLwa9Op11f1VK8wR728L09RtWPPlndv_6jLz0cf3Sv4RR_pLuEDM7-f2hEuXQlxXYVOTmAtiXOxGIL4ZGO14/s1600/PA050331.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmIIALmUgF9nnJn26_4xdvp9jxo_Wl0HJI-m33BeRiMT_ELxf3vFFWAGxdLwa9Op11f1VK8wR728L09RtWPPlndv_6jLz0cf3Sv4RR_pLuEDM7-f2hEuXQlxXYVOTmAtiXOxGIL4ZGO14/s640/PA050331.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Great Budha Daibutsu-den</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tepat di pintu keluar Daibutsu-den
terdapat sebuah <i>torii</i> merah. Melewati <i>torii</i> tersebut jalanan semakin menanjak
dan pepohonan merapat memberi hawa dingin. Di ujung tanjakan saya berbelok ke
kiri dan sampai ke Nigatsu-do Hall yang masih menjadi bagian dari Todaiji
temple. Perjuangan menanjak bukit dan tangga menuju beranda Nigatsu-do Hall terbayar
begitu saya melihat pemandangan yang tersaji; kompleks Todaiji temple berlatar
kota Nara di kejauhan dibingkai langit biru. Rasanya damai dan tenang
memandangi Nara dari atas sini. Eksterior Nigatsu-do Hall yang dihiasi lentera gantung juga sangat
menyenangkan untuk dieksplorasi, sederhana namun memikat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJIsXZse1tKG1qlHM6HDaQ3XjQvP-0HBClFWcR-Yy48pXun6i6DcGMC-rkXWekz-2zIlxLL_KZdvQWt5YDQMd1P3vvQQjG7KeP8C2jCFIvAwEKSXzjlPLllIQL6k_DDF0CQBlV85eMYoI/s1600/PA050370.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJIsXZse1tKG1qlHM6HDaQ3XjQvP-0HBClFWcR-Yy48pXun6i6DcGMC-rkXWekz-2zIlxLL_KZdvQWt5YDQMd1P3vvQQjG7KeP8C2jCFIvAwEKSXzjlPLllIQL6k_DDF0CQBlV85eMYoI/s640/PA050370.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Torii</i> merah</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwwglAqEf2v9lULFPQz0qrPGmd5zaUk_MKKoiQ6AEzZH1-ZT-irywDWEs5-PpXOP8WouAhawVbVs5-_0bBQQRPEieEOd_UbM-yjGTakWgGq8lLo8wm1C4sh1hp4CkCf-Tv_5NeBBIhfFI/s1600/PA050391.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwwglAqEf2v9lULFPQz0qrPGmd5zaUk_MKKoiQ6AEzZH1-ZT-irywDWEs5-PpXOP8WouAhawVbVs5-_0bBQQRPEieEOd_UbM-yjGTakWgGq8lLo8wm1C4sh1hp4CkCf-Tv_5NeBBIhfFI/s640/PA050391.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Nigatsu-do Hall</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipaM_R8nvDBqjP-pK3hlK_o1txml5wslmRSKetMLDlunRkXlAXyyIisEMLO1DQwin3PTgQbOsQcgSHf8HzdV-v08UzoxMsQCNkiqd2-usnFiahW2vcfCoUuoI9tEzpsq_DuBvU9d7Tyqc/s1600/PA050414.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipaM_R8nvDBqjP-pK3hlK_o1txml5wslmRSKetMLDlunRkXlAXyyIisEMLO1DQwin3PTgQbOsQcgSHf8HzdV-v08UzoxMsQCNkiqd2-usnFiahW2vcfCoUuoI9tEzpsq_DuBvU9d7Tyqc/s640/PA050414.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pemandangan dari atas <span style="text-align: justify;">Nigatsu-do Hall</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBjWDChWRWWLSbBNfFzbjT2fp-q2rf-sNrCvuU4jPlrFZk-rfoI33Bm_Xkd8Ikuwcjzn0upqhpvYqX5ufAinN0yktuS5l1Ovt9SXV6Nd6dMGxu3D8UhCRIDweRy7A0-thIRqj162X2g6A/s1600/PA050401.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBjWDChWRWWLSbBNfFzbjT2fp-q2rf-sNrCvuU4jPlrFZk-rfoI33Bm_Xkd8Ikuwcjzn0upqhpvYqX5ufAinN0yktuS5l1Ovt9SXV6Nd6dMGxu3D8UhCRIDweRy7A0-thIRqj162X2g6A/s640/PA050401.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Lentera gantung</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPpnHkmMumCfq-CxACFbTSbtJqQhzoleYYSDSJt5nxaD6dsWupK30Z4NX3WVEytEh3ITKCzqpyPmzUWrm5n0jQM0vaaQmBOh26ba6htmo9YdA1X4lexXzSFTAFU0L3IA5oy3RT0Jbi_f8/s1600/PA050420.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPpnHkmMumCfq-CxACFbTSbtJqQhzoleYYSDSJt5nxaD6dsWupK30Z4NX3WVEytEh3ITKCzqpyPmzUWrm5n0jQM0vaaQmBOh26ba6htmo9YdA1X4lexXzSFTAFU0L3IA5oy3RT0Jbi_f8/s640/PA050420.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Eksterior <span style="text-align: justify;">Nigatsu-do Hall</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyqwybcj4vA5vjlo4pbYKfkbO1Vpko_vixcz7phOlWCLlTr1aIhz77lzpUEeIlaygx42vRif41_qqAOxGCsDn38o5DUMMs1WuUKrvx3yMDLVReX_e1hpkna5neH5K0EDMYNsWNUVthKQw/s1600/PA050425.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyqwybcj4vA5vjlo4pbYKfkbO1Vpko_vixcz7phOlWCLlTr1aIhz77lzpUEeIlaygx42vRif41_qqAOxGCsDn38o5DUMMs1WuUKrvx3yMDLVReX_e1hpkna5neH5K0EDMYNsWNUVthKQw/s640/PA050425.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtTEp3htpCcLYhKAsVkDC7gY00GLqw-qlyUwScbF5u5vUa9SgRMZkB1GNGfbVkfWj5VeN7BMoOq7C5AgPfwX_yCYFcNhKRBVlIteasyh6cDzmcln987kGBe6t21bFoBYClN7P1XczKdR8/s1600/PA050437.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtTEp3htpCcLYhKAsVkDC7gY00GLqw-qlyUwScbF5u5vUa9SgRMZkB1GNGfbVkfWj5VeN7BMoOq7C5AgPfwX_yCYFcNhKRBVlIteasyh6cDzmcln987kGBe6t21bFoBYClN7P1XczKdR8/s640/PA050437.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya keluar dari Nigatsu-do
hall melewati tangga yang berbeda dan menapaki jalan menurun yang berbeda
dengan sebelumnya. Jalan setapak yang saya lewati sekarang rasanya ‘Jepang
banget’ dengan jalan berbatu lebar dan pagar tembok tinggi sebagai pembatas
rumah di kanan kiri jalan. Pepohonan menyembul dari dalam halaman rumah
melewati tinggi pagar tembok, beberapa sudah berubah warna kuning jingga
menandai perubahan musim. Sekumpulan orang di pinggiran jalan yang nampaknya
dari klub melukis berusaha mengabadikan pemandangan dengan goresan di atas
kanvas. Sampai di bawah jalan setapak tadi ternyata saya kembali ke kompleks
Daibutsu-den. Dan disini saya baru sadar kalau kertas <i>itinerary</i> saya hilang. Sepertinya
kertas tersebut terjatuh saat saya selipkan di tas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7SeAyZq5YC97RSZH8AoKGYKx1p6EoE2abGOmK_HyCoy3CcsfF0ImN4fZS2voJlbCgD744PkUda2d3HrMhC1dVyPbfrwiegxXP7qt2PMUND6lyRsb1wws1K-8I1kxNNBkWHWZUIOtK-xc/s1600/PA050444.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7SeAyZq5YC97RSZH8AoKGYKx1p6EoE2abGOmK_HyCoy3CcsfF0ImN4fZS2voJlbCgD744PkUda2d3HrMhC1dVyPbfrwiegxXP7qt2PMUND6lyRsb1wws1K-8I1kxNNBkWHWZUIOtK-xc/s640/PA050444.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivNFg52t0kXXSa63PeOmjKSwJ0oYm8kPg15EVxSmQFACKh3fNlPZvkASCwj_5fnXbKSkiZJRkW-Bw4UCnMcX6cZsEcoIbNwTjE4RgS1_kHcjjkQDf52a7Bu-SvTjFJiOmZ8NHGG0JU6_c/s1600/PA050455.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivNFg52t0kXXSa63PeOmjKSwJ0oYm8kPg15EVxSmQFACKh3fNlPZvkASCwj_5fnXbKSkiZJRkW-Bw4UCnMcX6cZsEcoIbNwTjE4RgS1_kHcjjkQDf52a7Bu-SvTjFJiOmZ8NHGG0JU6_c/s640/PA050455.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijKOoIGER32wzhRZmRPubiu7_wVj-D5SWLbOzDo2igST7iZ8juK8BzDP9nml5zn-QYVFqxAUOgHhKpB8HW7Gt5nUpxDrGyLdjSovnSRksE8zywdfJQLs8Uq3DNSdZWvrKs7Fi_QSoRmi8/s1600/PA050456.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijKOoIGER32wzhRZmRPubiu7_wVj-D5SWLbOzDo2igST7iZ8juK8BzDP9nml5zn-QYVFqxAUOgHhKpB8HW7Gt5nUpxDrGyLdjSovnSRksE8zywdfJQLs8Uq3DNSdZWvrKs7Fi_QSoRmi8/s640/PA050456.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Manalah saya ingat tempat
wisata apa saja yang harus didatangi di Nara. Apalagi nama tempat tersebut
sulit untuk diingat. Akhirnya saya duduk-duduk sebentar di bangku taman sambil
beristirahat. Di taman luas itu beberapa pohon sudah berubah warna seluruhnya
menjadi merah! Cantik sekali. Saya langsung sibuk foto-foto dan lupa dengan
masalah <i>itinerary</i> yang hilang. Setelah puas memotret dan akan kembali ke
Nandaimon Gate, saya menemukan peta area Nara yang cukup lengkap. Sambil
mengingat-ingat saya memutuskan menuju Kasuga Taisha yang satu garis lurus
dengan Nandaimon Gate. Memang, tidak perlu takut nyasar di Nara, kota ini
memang sangat <i>tourist friendly</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyldxTuKS2qzZQSkNKm6x8EcGa21WpPv7D2FuamvvxVezMtoklIejdjqvOuV4HzfRrtMBNQ75J5lY43jWWxLRtCmhJXvovupIWEDR3LzySFsJsKypvQL2krRvWPKcqfjggOJJkCK4SSkE/s1600/PA050479.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyldxTuKS2qzZQSkNKm6x8EcGa21WpPv7D2FuamvvxVezMtoklIejdjqvOuV4HzfRrtMBNQ75J5lY43jWWxLRtCmhJXvovupIWEDR3LzySFsJsKypvQL2krRvWPKcqfjggOJJkCK4SSkE/s640/PA050479.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5K4FoWKwxrBGnh-6eHR2t69MujFXqrzP_U4JP8rzzXWMgCIa6h13veOeR8baZ-BD121W2r0cX-ZyotZPsg-Jco67muqE7xrwSVK4ccuepyqcNgToP0EEa3ODKEFTnaH7vgTy8zp3Qhcc/s1600/PA050480.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5K4FoWKwxrBGnh-6eHR2t69MujFXqrzP_U4JP8rzzXWMgCIa6h13veOeR8baZ-BD121W2r0cX-ZyotZPsg-Jco67muqE7xrwSVK4ccuepyqcNgToP0EEa3ODKEFTnaH7vgTy8zp3Qhcc/s640/PA050480.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKFdiLNcJkn4QfEcjy0p3ujw04dHLAd_RJ0sAlo6WLxgljPHVKJj6AktODdAPpxPX4tcQ673v17wHf0kmch2qRK2TamqfcO93dSocZ3UC3rJ_RDTFIrQUmpa4iyKbEBsXvef0lnRgKFqI/s1600/PA050483.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKFdiLNcJkn4QfEcjy0p3ujw04dHLAd_RJ0sAlo6WLxgljPHVKJj6AktODdAPpxPX4tcQ673v17wHf0kmch2qRK2TamqfcO93dSocZ3UC3rJ_RDTFIrQUmpa4iyKbEBsXvef0lnRgKFqI/s640/PA050483.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1fkPdd_yw67twK51n03Wtkg0fzau48soH5ltK8zLxP27_NMyHL0xgT5idNyjhea4dXQS3BZUO7l3wPRUi-qiPYTRT_1K2VbWichMTZfz4ug2cmwpfbBCl6ffST5b1GrIRxUeqzsv4ej8/s1600/PA050486.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1fkPdd_yw67twK51n03Wtkg0fzau48soH5ltK8zLxP27_NMyHL0xgT5idNyjhea4dXQS3BZUO7l3wPRUi-qiPYTRT_1K2VbWichMTZfz4ug2cmwpfbBCl6ffST5b1GrIRxUeqzsv4ej8/s640/PA050486.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5nzibBjol4Bg8mnalPa6uhoRMK8pGf670VCgsMkt-fZd4EjqZ4WlL5BC765phDKDAwsCD292nUZsPAkaegjGiEBXGmRXTVss8Dm5bumF8atKMlGd4clk2do_ObpQjZ9aFUJ_uoozDUY/s1600/PA050490.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx5nzibBjol4Bg8mnalPa6uhoRMK8pGf670VCgsMkt-fZd4EjqZ4WlL5BC765phDKDAwsCD292nUZsPAkaegjGiEBXGmRXTVss8Dm5bumF8atKMlGd4clk2do_ObpQjZ9aFUJ_uoozDUY/s640/PA050490.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jalan menuju Kasuga Taisha
ibarat <i>hiking</i> di tengah hutan lebat. Kalau harus berjalan sendiri mungkin saya
urung melewatinya. Cahaya matahari sulit menembus rapatnya pepohonan, hawa
dingin pun terasa tidak nyaman di tengkuk kepala. Entah saya yang kelewat parno
atau suasana tempatnya yang terasa magis. Jalan semakin lama semakin menanjak
dan lentera batu berderet di kanan kiri jalan seperti pagar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Rusa yang berada di jalur ini
sedikit lebih liar, mungkin karena tidak banyak pengunjung yang memberi <i>senbei</i>.
Saat ada pengunjung yang memberi <i>senbei</i>, dia langsung dirubung rusa yang
kelaparan. Seekor rusa lain malah ada yang mengunyah rok seorang pengunjung karena
tidak diberi <i>senbei</i> dan hampir menyeruduk saat diusir. Bukti bahwa sejinak
apapun rusa di Nara, mereka tetap binatang liar yang berbahaya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRT4SeyKGH6PWo7t1VJw3PjvJebuhtXeepwzRs1B2WPLqO91VEgHRoXf9HRRLKBxmPiu7_Zd5DPKS4c-7N4Rhad5TeSVnq_9y85DKTtHdvcjwQilSlC5CZ5TCgUAwIa9EPLfk-II20KP0/s1600/PA050531.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRT4SeyKGH6PWo7t1VJw3PjvJebuhtXeepwzRs1B2WPLqO91VEgHRoXf9HRRLKBxmPiu7_Zd5DPKS4c-7N4Rhad5TeSVnq_9y85DKTtHdvcjwQilSlC5CZ5TCgUAwIa9EPLfk-II20KP0/s640/PA050531.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Perhatikan apa yang dilakukan rusa dalam foto ini</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE3D4hKX-1d0zQLvfhXbVldHuIIF-Sem8GdqsXOjRww0OHL7U-0lTlK3p9UxbLAWVghoW2l_zMc2mY933mo6KM5MU8f79l3Flrfaiydo4f7eOR4mA9ttfTTOjhRmUo_22xztIBLUlm7eA/s1600/PA050516.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhE3D4hKX-1d0zQLvfhXbVldHuIIF-Sem8GdqsXOjRww0OHL7U-0lTlK3p9UxbLAWVghoW2l_zMc2mY933mo6KM5MU8f79l3Flrfaiydo4f7eOR4mA9ttfTTOjhRmUo_22xztIBLUlm7eA/s640/PA050516.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Tong sake</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpreD1aKDtoPZztcFdeyUnOWSl8FsqgI2hyphenhyphenFxl5u0furC7Tx34FmvQnpNJD9TTH6QjjiASIk7ifdD-dkJH3VEK4mexdQxhGvSD4SJKOGUFapJP61vWsNc0AdJoygXAw6LQu-vDVqyRmJI/s1600/PA050508.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpreD1aKDtoPZztcFdeyUnOWSl8FsqgI2hyphenhyphenFxl5u0furC7Tx34FmvQnpNJD9TTH6QjjiASIk7ifdD-dkJH3VEK4mexdQxhGvSD4SJKOGUFapJP61vWsNc0AdJoygXAw6LQu-vDVqyRmJI/s640/PA050508.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sampai di Kasuga Taisha saya
tidak masuk ke dalam kuil, hanya duduk-duduk mengamati dan memotret beberapa
lentera gantung yang terlihat dari luar kuil. Konon Kasuga Taisha memiliki 1000
lentera gantung seperti ini di dalam kuilnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcbZFxF83fqIGS9tjNmTFMR7M31sgoY_m5JdxDtA-kKneiNHjUFBmWfsghQSxICk1M-HIKs8eTkpCL3eu_sCA6VuTGcwWOdF2qJUkNMULal87F6-RUJzqNulk3lRfQAg4oZ57_upS969o/s1600/PA050569.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcbZFxF83fqIGS9tjNmTFMR7M31sgoY_m5JdxDtA-kKneiNHjUFBmWfsghQSxICk1M-HIKs8eTkpCL3eu_sCA6VuTGcwWOdF2qJUkNMULal87F6-RUJzqNulk3lRfQAg4oZ57_upS969o/s640/PA050569.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Pintu masuk </span><span style="text-align: justify;">Kasuga Taisha</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCGmhLikXpWWQry6i2Ruv38BVMbPc5b55Ax2wEzKdIdY2m7ZSGbXoBx0MfORN79FfFiC_Euwi8g7HpAhQ8CPEwtkLl-Xpkl14hSQXYIbHaDzarYcw3VXBW2REdlqO_6TmykQ_t6kwG9FU/s1600/PA050543.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCGmhLikXpWWQry6i2Ruv38BVMbPc5b55Ax2wEzKdIdY2m7ZSGbXoBx0MfORN79FfFiC_Euwi8g7HpAhQ8CPEwtkLl-Xpkl14hSQXYIbHaDzarYcw3VXBW2REdlqO_6TmykQ_t6kwG9FU/s640/PA050543.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZVnQ6Pi8j4xVnYekwi2IArtAbCPMy_qMic6Be3SRuYZO0Y1rRlyCKM93tMtClJqF-P6TWAeTnXQ7hGwWB5GiNzE-ohd8DA5NnnAslYRtIUmvaye2DjXTMJiQ6rpi8R4TvnskHNn6Hcdk/s1600/PA050552.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZVnQ6Pi8j4xVnYekwi2IArtAbCPMy_qMic6Be3SRuYZO0Y1rRlyCKM93tMtClJqF-P6TWAeTnXQ7hGwWB5GiNzE-ohd8DA5NnnAslYRtIUmvaye2DjXTMJiQ6rpi8R4TvnskHNn6Hcdk/s640/PA050552.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seperti kebanyakan kuil pada
umumnya, Kasuga Taisha juga menjual <i>ema</i> (papan doa) yang dapat ditulisi harapan
dan doa. Uniknya <i>ema</i> di Kasuga Taisha berbentuk kepala rusa; kepala rusa jantan
ditambahkan tanduk di atas telinganya sementara kepala rusa betina tidak
memiliki tanduk. Oleh pengunjung, <i>ema</i> berbentuk kepala rusa ini bagian
belakangnya ditulisi harapan dan doa sementara bagian depannya digambari mata,
hidung, dan mulut membentuk beragam ekspresi wajah rusa. Lucu, unik, dan
kreatif banget! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKoHxT0_2Hm6bGTrBpptWCi9W_1ODf36c2mLPe7fwicjC-RS5LSu_O0iNo_NnNOfegYvGShq16lIQVc_Jl7KqpNOq9hGJE-YAClJb4hh4IQCHTiHgt7blq-Y-j6TQpAfvmyj5Gt81xek/s1600/PA050558.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsKoHxT0_2Hm6bGTrBpptWCi9W_1ODf36c2mLPe7fwicjC-RS5LSu_O0iNo_NnNOfegYvGShq16lIQVc_Jl7KqpNOq9hGJE-YAClJb4hh4IQCHTiHgt7blq-Y-j6TQpAfvmyj5Gt81xek/s640/PA050558.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtFPEeyx2gkkhpIGkx1-qj-oyNgWuxKZDT8Jj4G6vWcx4L0w2gnIctCxRCAjmuyxBNeSoQ_cM7eVV3yek8UePzsTNGqN1bqWSfoboD0_NlY6apCa9u8mo3KnHq_G2C5owsYxTJRbdAof8/s1600/PA050559.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtFPEeyx2gkkhpIGkx1-qj-oyNgWuxKZDT8Jj4G6vWcx4L0w2gnIctCxRCAjmuyxBNeSoQ_cM7eVV3yek8UePzsTNGqN1bqWSfoboD0_NlY6apCa9u8mo3KnHq_G2C5owsYxTJRbdAof8/s640/PA050559.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj06l9YfD4FvoAAWO0DNQpXjoYtMqZaqyXn6DCinJNEnF_W3sbCq8Pq6D162AZR8HG8UUI7VsQbzDKs-FIWLfeZHhfc3Oc5ACXKyJmW4o7BHhzBTzNTBOrNrxQ333zIIo5iFA9mygBcSyk/s1600/PA050561.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj06l9YfD4FvoAAWO0DNQpXjoYtMqZaqyXn6DCinJNEnF_W3sbCq8Pq6D162AZR8HG8UUI7VsQbzDKs-FIWLfeZHhfc3Oc5ACXKyJmW4o7BHhzBTzNTBOrNrxQ333zIIo5iFA9mygBcSyk/s640/PA050561.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJqn3tyerGJf5N3vyJ3W95q8-n0HlfE_DVo1B4B8yxRE58athtgAGAsSSsjNU8SUr3gKI5gEaLdF7XNYc4gLHIzC0eMAig0e0KJI4i2YN8Gw9_LiWxGBujt-Jt32SLPUkmbS95RIqSCug/s1600/PA050563.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJqn3tyerGJf5N3vyJ3W95q8-n0HlfE_DVo1B4B8yxRE58athtgAGAsSSsjNU8SUr3gKI5gEaLdF7XNYc4gLHIzC0eMAig0e0KJI4i2YN8Gw9_LiWxGBujt-Jt32SLPUkmbS95RIqSCug/s640/PA050563.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari Kasuga Taisha saya
mengambil jalur berbeda untuk pulang yang terdapat di pintu keluar. Saya </span><span style="font-family: inherit;">tidak
tahu jalur tersebut mengarah kemana, saya hanya ingin mencoba jalur lain dan siapa
tahu dapat melihat pemandangan yang berbeda. Walau demikian, jalur ini ternyata
tidak jauh berbeda dengan jalur yang saya tempuh saat berangkat ke Kasuga
Taisha. Masih berupa hutan rapat dengan sedikit sinar matahari, wisatawan yang
melewati jalur ini juga tidak terlalu ramai. Di ujung jalur terdapat <i>tea house</i>
dan anak tangga mengarah ke atas. Ada beberapa rusa berkumpul di tengah anak
tangga, saya penasaran apakah mereka dapat menuruni anak tangga tersebut dengan
empat kaki jenjangnya, dan ternyata bisa! Saya pikir rusa itu akan jatuh. Seorang
Jepang terlihat membawa <i>senbei</i> untuk rusa tersebut, sebelum memberi <i>senbei</i> dia
membungkuk dahulu dan rusa tersebut balas membungkuk anggun sebelum kemudian
memakan jatah <i>senbei</i>-nya. Saya kembali takjub. Rusa di Nara bisa mengerti adat
dan tradisi Jepang!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXggEesTIhtPnMXx5NPsi0T4Vj6SzQw9g5SSyYqXmPPdXCYAoymUsFdTAC92k1DTcnLJkw5mc56jHDEpSRwXZjhbvn8EB4sxb67LGTdAsv7Q8cHxH_uVTKVgtYGAGCj8CI1An3QT8nec8/s1600/PA050587.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXggEesTIhtPnMXx5NPsi0T4Vj6SzQw9g5SSyYqXmPPdXCYAoymUsFdTAC92k1DTcnLJkw5mc56jHDEpSRwXZjhbvn8EB4sxb67LGTdAsv7Q8cHxH_uVTKVgtYGAGCj8CI1An3QT8nec8/s640/PA050587.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Jalur pulang yang saya ambil</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYdJpZkz8DkzBIKcjVYPUiK5RmnRiGS9e_uOcyhvArOsZBUMZhRygz9Ig92Wji0M3FXXR6mzMFNKkXFgJ8xCv3aGu2OVOz8qJjhM2pSIQzP2tG6GQ76Eyb0cHhXKsNX2KGuqBkehTFI2Y/s1600/PA050609.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYdJpZkz8DkzBIKcjVYPUiK5RmnRiGS9e_uOcyhvArOsZBUMZhRygz9Ig92Wji0M3FXXR6mzMFNKkXFgJ8xCv3aGu2OVOz8qJjhM2pSIQzP2tG6GQ76Eyb0cHhXKsNX2KGuqBkehTFI2Y/s640/PA050609.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Rusa turun tangga</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Menapaki anak tangga tersebut ternyata
mengantarkan saya ke Mount Wakakusayama. Walau namanya <i>mount</i>, namun dari jarak
pandang saya lebih terlihat seperti bukit. Mount Wakakusayama hampir seluruhnya
ditutupi rumput yang dipotong rapi, pagar didirikan untuk memisahkan area
publik dan area berbayar. Wisatawan diperbolehkan mendaki ke puncak gunung untuk
menikmati pemandangan kota Nara dari atas dengan biaya 150 Yen. Saya yang sudah
kelelahan berjalan kaki sedari pagi lebih memilih duduk-duduk mengamati Mount
Wakakusayama. Satu rombongan anak TK berada di dalam area Mount Wakakusayama
dan guru mereka seperti sedang memberi penjelasan mengenai tempat tersebut. Kemudian
guru mereka bertanya siapa yang ingin memanjat mount Wakakusayama dan anak-anak
TK itu berebut mengacungkan tangan dengan semangat. Rombongan tersebut akhirnya
dibagi dalam kelompok yang terdiri dari empat sampai lima orang, sebelum mendaki
mount Wakakusayama mereka dipotret dalam pose melompat. Sungguh menyenangkan
melihat keceriaan dan semangat anak-anak TK ini. Di area Todaiji temple tadi
saya memang melihat banyak bus wisata di area parkir yang membawa rombongan
wisata anak-anak TK maupun SD. Melihat, mengamati, dan memotret aktivitas
mereka selalu menjadi pemandangan bonus untuk saya selama berada di Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1hhXcVcgWhWZ9R9G4zWAvgWWFa6VLXTO7ueQxB3f6FsJVDmXhB5yxKA0S3WdtZCFGx0XM0iJpNAIc0RmmYph7MdC1hm1nDyYttUpw-4_XpEmE1Zp8v_JEVErEL3R0BqIJb-q-s0G2ZWk/s1600/PA050611.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1hhXcVcgWhWZ9R9G4zWAvgWWFa6VLXTO7ueQxB3f6FsJVDmXhB5yxKA0S3WdtZCFGx0XM0iJpNAIc0RmmYph7MdC1hm1nDyYttUpw-4_XpEmE1Zp8v_JEVErEL3R0BqIJb-q-s0G2ZWk/s640/PA050611.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Mount Wakakusayama</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbMlPJ-sNimI3gwwEUoWW_GGKAMxqUbFvuuGMdsCw-q9KPckNFLf14YzS3Ch6hGO5DNJyrHIqh-UVjbbFAOHeragJpKblxz_3F-LGoe2rh1V7EjfQW5JYz8zAizh_pL41_jC7ku6S1Zg4/s1600/PA050621.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbMlPJ-sNimI3gwwEUoWW_GGKAMxqUbFvuuGMdsCw-q9KPckNFLf14YzS3Ch6hGO5DNJyrHIqh-UVjbbFAOHeragJpKblxz_3F-LGoe2rh1V7EjfQW5JYz8zAizh_pL41_jC7ku6S1Zg4/s640/PA050621.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuh9cspxgk_u7vA5-7hymNfUcNKx5sbzV9NMqBzYJRz0fvdzkOe9pW8rqToRverpHG1CvNi-UPSHu1cwRJ_R1rBazkDC0fpAJb1ygHxDna-jflJczv_tDhAoMDdcKh4zKYnwgNLxbil1Q/s1600/PA050629.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuh9cspxgk_u7vA5-7hymNfUcNKx5sbzV9NMqBzYJRz0fvdzkOe9pW8rqToRverpHG1CvNi-UPSHu1cwRJ_R1rBazkDC0fpAJb1ygHxDna-jflJczv_tDhAoMDdcKh4zKYnwgNLxbil1Q/s640/PA050629.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjerd3_p90lk7lE9-VOHgaihbhj6_d6n4dVgVjMNQ4m3WRnFduDGnA6KieLFatxqJUTsIX87sKsnjwLENjthN53NnuBjdtrxVisa5TAqCA4l92lzMOMz-BKiaZNY1IiuVDY245Bxso2j8g/s1600/PA050634.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjerd3_p90lk7lE9-VOHgaihbhj6_d6n4dVgVjMNQ4m3WRnFduDGnA6KieLFatxqJUTsIX87sKsnjwLENjthN53NnuBjdtrxVisa5TAqCA4l92lzMOMz-BKiaZNY1IiuVDY245Bxso2j8g/s640/PA050634.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari mount Wakakusayama saya
melanjutkan perjalanan yang ternyata kembali ke Todaiji temple. Ternyata tadi saya
mengambil rute berputar. Bermodal peta wisata yang terpampang di Todaiji temple,
saya memutuskan ke Yoshikien Garden yang berada persis di sebelah Isuien
Garden. Bedanya, Yoshikien Garden <i>free for foreigners</i> sedangkan Isuien Garden
memiliki <i>fee</i> cukup mahal sebesar 900 yen. Saat akan memasuki Yoshikien Garden
seorang petugas di loket menanyakan asal saya dan dari mana saya mendapat info mengenai Yoshikien
Garden. Setelah itu dia memberi tiket dan peta Yoshikien Garden lalu memberi
penjelasan dari mana seharusnya saya mulai dan mengakhiri perjalanan di Yoshikien
Garden. Seperti taman Jepang pada umumnya, Yoshikien Garden memiliki <i>pond
garden, moss garden, </i>dan<i> tea ceremony garden.</i> Tidak banyak pengunjung di Yoshikien
Garden walau pengelola sudah membebaskan biaya masuk. Saya pribadi suka melihat
<i>moss garden</i> yang ditanami beragam tamanan lumut yang belum pernah saya lihat
sebelumnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXiLOcGl3W2LbIr-N9NYXaiFgBeTHk6DVL2TgKylhLkXKI5icLgWvnJPseb25wmd9M8h5Uvt20C69Ail2nKie0Bryf-2OogXuso6Sdq_wiFVJ37JNwpoHAnnnwVo9e0-_PJinAJ6fgnEU/s1600/PA050662.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXiLOcGl3W2LbIr-N9NYXaiFgBeTHk6DVL2TgKylhLkXKI5icLgWvnJPseb25wmd9M8h5Uvt20C69Ail2nKie0Bryf-2OogXuso6Sdq_wiFVJ37JNwpoHAnnnwVo9e0-_PJinAJ6fgnEU/s640/PA050662.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="text-align: justify;">Yoshikien Garden</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoH43nIvQOfQCjxsuuYJktFlkXGyk2uiiQ-xxyaCDDdqcuGN4srSy_tMerEtpsDF9eh_ZDPbAs1lkMmax-8k0NDWqqWT_WCRpLGr5_4hKke3mIhm-176Dz0UikVT8Hhzz0D0AdWVDNw3A/s1600/PA050671.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoH43nIvQOfQCjxsuuYJktFlkXGyk2uiiQ-xxyaCDDdqcuGN4srSy_tMerEtpsDF9eh_ZDPbAs1lkMmax-8k0NDWqqWT_WCRpLGr5_4hKke3mIhm-176Dz0UikVT8Hhzz0D0AdWVDNw3A/s640/PA050671.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Pond garden</i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs6oojrsSH32orBzcJaxxwIei2cr4gyJ8m4xyA_JMVpkCnroWpaXWF7AIQNGkFcJv0cIF3Io8B4PWDWLz6bMUV7TRhhSaxKFmQtDn7RyntSqJWwgskYCg18OLcn9yzVYoeopl35cv6SBo/s1600/PA050701.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjs6oojrsSH32orBzcJaxxwIei2cr4gyJ8m4xyA_JMVpkCnroWpaXWF7AIQNGkFcJv0cIF3Io8B4PWDWLz6bMUV7TRhhSaxKFmQtDn7RyntSqJWwgskYCg18OLcn9yzVYoeopl35cv6SBo/s640/PA050701.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Moss garden</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hari menjelang sore saat saya
keluar dari Yoshikien Garden. Karena kehilangan <i>itinerary</i> saya tidak tahu lagi
harus kemana. Peta wisata yang banyak bertebaran hanya mencakup secuil wilayah
di sekitar peta tersebut berada, tidak menggambarkan Nara dalam skala lebih
luas. Akhirnya saya memutuskan kembali ke Kintetsu Nara Station untuk menuju
Kyoto. Satu pemandangan aneh saat saya berjalan ke stasiun, rusa yang tadi pagi
ramai bertebaran di sepanjang jalan mendadak hilang. Seperti hilang hanya dengan
jentikan jari. Ini menjadi pertanyaan besar untuk saya, dengan demikian luasnya
area persebaran rusa bagaimana cara mereka ‘pulang’ ke kandangnya?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di stasiun Kintetsu Nara saya
mengambil ransel dari loker dan membeli tiket Kintetsu Kyoto Line dari <i>vending
machine</i>. Kali ini saya tidak salah memilih harga tiket. Untuk menuju Kyoto saya
harus berganti kereta sekali di Yamato-Saidaiji station. Perjalanan dari Nara
menuju Kyoto ini rasanya sangat jauh dan lama. Saya hampir mati bosan karena
kereta tidak kunjung sampai ke Kyoto. Untunglah dalam perjalanan banyak hal
yang saya lihat. Di satu stasiun kereta saya sempat berhenti agak lama, entah
mengapa. Beberapa saat kemudian satu kereta super cepat melintas dari arah
kiri, disusul kereta cepat lainnya melintas ke arah berlainan, tak lama kemudian kereta
saya melanjutkan perjalanan. Wah, kalau saja pengaturan dan jadwal kereta di Jakarta sebaik
ini, dipastikan tidak akan ada antrian antara kereta Jawa dan kereta <i>commuter
line</i> Jabodetabek. Sungguh saya iri. Di stasiun selanjutnya beberapa gerombolan
anak sekolah yang baru pulang kegiatan klub memenuhi gerbong kereta, mereka
mengobrol seru dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Namun menyenangkan
melihat raut wajah, bahasa tubuh, dan obrolan mereka. Seragam yang mereka kenakan
berbeda-beda, jelas bahwa mereka tidak berasal dari sekolah yang sama. Pemandangan
yang saya lihat persis seperti adegan dalam <i>manga</i> dan <i>anime</i>. Saya tinggal
membubuhi cerita sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sesampainya saya di stasiun
Kyoto saya langsung mencari jalan menuju Kyoto Hana Hostel tempat saya menginap.
Banyak <i>review</i> mengatakan sangat mudah menemukan hostel ini karena letaknya yang
strategis, nyatanya saya nyasar dan berputar tak tentu arah di dalam stasiun
Kyoto. Saya frustasi sendiri, mengapa orang lain dapat dengan mudahnya
menemukan Kyoto Hana Hostel sementara saya hampir menghabiskan waktu satu jam
untuk sekedar mencari Hachijo East Exit yang menjadi patokan pertama. Pada
akhirnya saya tidak menggunakan Hachijo East Exit dan menggunakan Central Exit.
Lebih mudah menurut saya. Saat keluar dari Central Exit, Kyoto Tower akan
menjulang persis di seberang stasiun. Dari situ saya tinggal menyeberang jalan
dan berjalan lurus dengan patokan gedung Yodobashi Camera berada di sebelah
kiri sampai ke minimarket Lawson yang berada di kanan jalan. Dari situ saya
tinggal menyeberang, berbelok ke kanan lalu berbelok kembali ke kiri di gang pertama.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah <i>check in</i> dan
menyimpan ransel di kamar, saya ke <i>common room</i> untuk membuat teh sambil
mentransfer file foto dari kamera. Kyoto Hana Hostel cukup menyenangkan, disainnya
tidak jauh berbeda dengan Osaka Hana Hostel namun saya masih lebih suka Osaka
Hana Hostel. Di <i>common room</i> sepertinya ada salah satu staf hostel yang berjaga
disana, dia memberitahu saya cara menggunakan peralatan dapur. Saya terbantu
sekaligus merasa risih karena staf ini seolah memantau pergerakan para tamu
yang berada di <i>common room</i>. Seolah dia takut salah seorang tamunya akan
membakar hostel. Di Osaka Hana Hostel pun saya bertemu dengan beberapa staf hostel di <i>common room</i>, namun perlakuan mereka kepada tamu terasa lebih hangat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tapi yasudahlahya, saya tidak
ambil pusing. Sambil menunggu semua file selesai ditransfer, saya menunggu di
sofa sambil membaca beberapa majalah yang tersedia. Di sebelah saya duduk
seorang nenek berusia di atas 60 tahun yang dari penampilannya akan melanjutkan
perjalanan, mungkin siang tadi dia sudah <i>check out</i> dan menitipkan bawaannya
disini. Saya yang penasaran mencoba membuka pertanyaan, <i>“are you traveling
alone?”</i> Nenek itu terbengong dan tertawa meminta maaf mengatakan dia tidak bisa
berbahasa Inggris dalam bahasa Jepang yang saya tidak mengerti. Tidak kehabisan
akal, saya menunjuk dirinya, <i>“you?”</i>, lalu mengangkat satu jari saya, <i>“alone?”</i> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><br /></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Haii’</i>, nenek itu mengerti dan mengiyakan. Sisa malam itu saya habiskan dengan
mengobrol dengannya. Dengan beberapa kata bahasa Inggris dan banyak bahasa
tarzan, nenek bercerita bahwa dia ke Kyoto untuk mendaki gunung dan akan
kembali ke Tokyo menggunakan bus yang akan berangkat jam 10 malam nanti. Saya
menggelengkan kepala kagum dengan ceritanya, di usia yang senja, dengan badan
mungil yang mulai bungkuk, dia masih sanggup naik gunung dan pergi dari Tokyo
ke Kyoto sendirian. Nenek balas bertanya negara asal saya dan alasan saya bertandang
ke Jepang. <i>“To meet you,”</i> jawab saya bersemangat dan nenek tertawa
mendengarnya. Saya juga bercerita bahwa hari ini saya baru mengunjungi Nara dan
kelelahan karena terlalu banyak mendaki dan jalan kaki. Saya juga meminta
diajari berhitung 1 – 10 dalam bahasa Jepang olehnya. Nenek bertanya saya sudah
mencoba makanan apa saja di Jepang dan kesulitan menjelaskan kalau saya tidak
dapat mengkonsumsi sembarang makanan karena saya seorang muslim. Rasanya menyenangkan
berdialog dengan nenek. Dia ramah, ingin membantu, memiliki rasa ingin tahu
yang besar, hangat, dan walau terkendala bahasa dia mencoba sebaik mungkin
untuk mengerti ucapan saya seperti saya berusaha sebaik mungkin mengerti
perkataannya. Saya memutuskan untuk menemani nenek mengobrol sampai tiba
waktunya dia berangkat ke terminal bus. Percakapan dengan nenek ini akan
menjadi cerita perjalanan lain untuk disimpan dalam memori. Sebelum berpisah dengan
nenek, dia memberi saya kue yang sangat dia suka. Saya tidak memotret dia, saya
ingin mengenang dia dalam memori. Dan lambaian tangan nenek yang mengucap
selamat tinggal di teras hostel menutup hari kedua saya di Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Notes:<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">- Kondisi jalan di Nara berbukit-bukit
dan menanjak, siapkan kaki untuk mendaki<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">- Walau dapat ditempuh dengan
berjalan kaki, nyatanya jarak tempat wisata Nara antara satu dan lainnya cukup
berjauhan. Jangan terlalu ambisius merancang itinerary, kamu akan terfokus
mengejar tempat wisata yang harus dikunjungi dan malah lupa untuk menikmati
sejenak tempat yang sedang dikunjungi. Hal-hal kecil yang terasa tidak penting dapat
menambah cerita perjalanan asal kamu menghargai setiap remahnya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Itinerary:<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Karena kehilangan contekan
<i>itinerary</i>, maka susunan tempat wisata saya di Nara sedikit berantakan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kintetsu Nara station –
Todaiji temple (Nandaimon gate, Daibutsu-den, Nigatsu-do hall) – Kasuga Taisha –
Mount Wakakusayama – Yoshikien Garden – Kintetsu Nara station – Kyoto <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i>Itinerary</i> awal saya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kintetsu Nara Station – Kofukuji Temple – Yoshikien Garden – Todaiji
(Daibutsu-den Hall, Nandaimon Gate, Nigatsu-do hall, Sangatsu-do hall) – Kasuga
Taisha – Naramachi Koshi-no-le – Narawachi - Sarusawa Pond – Kinsetsu Nara
station – Kyoto Station<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Naramachi: </span></b><span style="font-family: inherit;">Kota tua
Nara yang dulunya kawasan pemukiman pedagang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Naramachi Koshi-no-le</b> (<i>free</i>, close
on Monday, Hours 9.00 - 17.00)<b>: </b></span><span style="font-family: inherit;">Rumah
pedagang yang dibuka untuk umum</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Sarusawa Pond</b> (free): </span><span style="font-family: inherit;"><i>Popular
viewing spot for Kofukuji temple</i>. Pagoda lima lantai Kofukuji temple terefleksi di air kolam</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit;">Rincian biaya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sarapan
sushi Family Mart: 399 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kereta Shinsaibashi
– Namba: 180 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tiket
kereta Osaka – Nara: 620 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sewa loker:
500 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Daibutsu-den:
500 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Makan
siang sushi Family Mart: 298 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tiket
kereta Nara- Kyoto: 620 yen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Hostel
Kyoto Hana Hostel: 5.600 yen (Deluxe 8 bed mixed dorm per malam 2.800 yen)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Total:
8.717 yen </span></span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-9290702437998897872016-01-16T10:17:00.000+07:002016-01-16T20:29:00.099+07:00Japan Trip Day 1: One Warm Day in Osaka<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Osaka yang notabene merupakan kota terbesar kedua di
Jepang itu nyatanya hanya memiliki slot satu hari dalam rencana perjalanan
saya. Untuk memaksimalkan waktu yang ada, dan meminimalisir kerepotan
bolak-balik beli tiket kereta untuk jalur yang berbeda, juga untuk mengirit
budget (paling penting), saya akan menggunakan kartu sakti bernama Osaka
Amazing Pass. Dengan kartu ini saya bebas menggunakan seluruh jalur kereta di
Osaka, <i>free</i> beberapa tiket masuk tujuan wisata, serta diskon untuk beberapa
toko dan restoran. Harga Osaka Amazing Pass 1 day pass sebesar 2.300 Yen,
sedangkan untuk tiket <i>bundling</i> Osaka Amazing Pass 1 day pass dan Nankai Airport
Express harganya adalah 2.900 Yen. Serius, ini cara paling mudah dan murah
untuk menjelajahi Osaka dalam waktu satu hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Jadi, subuh dini hari setelah seluruh penghuni <i>prayer room</i>
terbangun dan bergegas pergi, tujuan utama saya adalah mencari loket Nankai
Railway. Saya yang peta buta ini mengikuti arah petunjuk bertuliskan <i>‘train’</i>
yang mengarah ke luar gedung bangunan. Sambil terkagum dengan kemampuan diri
sendiri yang tumben-nggak-nyasar, saya lebih terkagum saat mendapati beberapa
petugas sudah siap di depan loket Nankai Railway, padahal <i>office hour</i> normal
masih sekitar dua jam lagi. </span><span lang="IN">“Osaka
Amazing Pass Nankai-Kansai Airport edition,” ucap saya sambil membuka contekan
<i>itinerary</i>. Petugas yang melayani saya tidak berkata apa-apa dan hanya memberi
selembar kertas berisi <i>list</i> tiket yang dijual disitu. Sialnya semua keterangan
ditulis dalam bahasa Jepang. Ini gimana saya bisa tau yang mana Osaka Amazing
Pass Nankai-Kansai Airport edition? Untungnya contekan itinerary saya
dilengkapi estimasi harga tiket, jadi saya tinggal menunjuk sebuah gambar tiket
dengan harga yang persis sama seperti yang ditulis dalam <i>itinerary</i>. Petugas
hanya mengangguk-angguk sebelum memproses pembelian saya, dia juga tetap
mengangguk-angguk saat saya berkali-kali bertanya <i>“to Namba station and for
Osaka Amazing Pass 1 Day?” </i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidcsWZYF88WW0NO9mltjEpN8Fem7yNUnTVPH_I1XU2UiGlWm3F0DbdzT3P-BB1ObBCMMesPo2dWXslp9Rujwg4jftcH_aKwymi_nNDk_haeB22XK9eMYz45aYSH-VZTaC1LMpiY-hXPKs/s1600/PA049772.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidcsWZYF88WW0NO9mltjEpN8Fem7yNUnTVPH_I1XU2UiGlWm3F0DbdzT3P-BB1ObBCMMesPo2dWXslp9Rujwg4jftcH_aKwymi_nNDk_haeB22XK9eMYz45aYSH-VZTaC1LMpiY-hXPKs/s640/PA049772.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Loket Nankai Railway</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsoMXYPexqeU1YuYqDp16PIuyhZn5SF4li0qanHsR0tFbsyY987WyHtFQsai_Sndrp2ol7v0d7SmiMxQcGwZKaVYvSSpp6D0Brrw0g_mruBJelpISQco4Kq4gD7o7maA3On6v1OcL9ST8/s1600/2016110172721.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsoMXYPexqeU1YuYqDp16PIuyhZn5SF4li0qanHsR0tFbsyY987WyHtFQsai_Sndrp2ol7v0d7SmiMxQcGwZKaVYvSSpp6D0Brrw0g_mruBJelpISQco4Kq4gD7o7maA3On6v1OcL9ST8/s640/2016110172721.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Osaka Amazing Pass</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Saat akan masuk kembali ke dalam gedung airport, sejumlah
besar arus manusia berjalan tergesa-gesa keluar dari palang stasiun. <i>Rush hour</i>
pertama saya di Jepang! Dan sungguh, arus manusia Jepang yang berjalan cepat
tergesa-gesa itu sangat mengerikan. Seakan mereka tak segan menabrak semua
rintangan yang menghalangi jalan. Satu-satunya alasan saya kembali ke dalam
airport dan bukan langsung pergi ke stasiun Namba adalah demi semangkuk udon
halal yang namanya begitu terkenal di kalangan <i>traveler</i> muslim. Kansai Airport
adalah salah satu airport di Jepang yang di-desain <i>moslem friendly</i>. Tidak hanya
menyediakan <i>prayer room,</i> bandara ini juga memiki tiga restoran yang sudah
berserfitikasi halal: The U-don di Terminal 1 2F, Sojibo di Terminal 1 3F, dan
Oragasoba di Aero Plaza 3F.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgslFGqnNQsd0qiIWQXq2VLB5hXunW2ke8oWFrg8WO9anVZZ_i7bwYrq6d_BMTGqOMjnb874llK9i1S3QMpze5c8s6tRYVu7v5lAZm-w4vGRlG0B7GEMph-xG3YShUL3G4LGsCXf2UJudQ/s1600/PA049768.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgslFGqnNQsd0qiIWQXq2VLB5hXunW2ke8oWFrg8WO9anVZZ_i7bwYrq6d_BMTGqOMjnb874llK9i1S3QMpze5c8s6tRYVu7v5lAZm-w4vGRlG0B7GEMph-xG3YShUL3G4LGsCXf2UJudQ/s640/PA049768.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Rush hour</i></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">The U-don buka tepat jam delapan pagi. Beberapa orang
langsung memasuki restoran, diikuti saya yang melangkah ragu karena tidak
familiar dengan cara pemesanannya. Ternyata mudah saja, seperti makan di gerai
Hoka-Hoka Bento. Ambil nampan, geser ke <i>stall</i> pertama dimana saya harus memilih
jenis udon yang akan dipesan dan petugas dengan cekatan segera membuat
semangkuk udon, kemudian saya menggeser nampan ke <i>stall</i> kedua yang berisi
beragam tempura (gorengan), tersedia piring kecil dan capitan untuk mengambil
tempura dengan sistem <i>self service</i>, kemudian saya menggeser nampan melewati
<i>stall</i> lain berisi minuman kaleng dan menuju kasir yang menghitung total
pesanan saya. Ocha panas dan dingin tersedia di sebelah kasir dengan sistem <i>self service</i>. Sejujurnya saya bukan penggemar udon karena
ukuran mie yang besar-besar dan tekstur yang terlalu kenyal. Dan entah saya
yang makannya lelet banget, atau porsinya memang banyak, atau orang Jepang
makannya cepet banget, yang pasti saya adalah orang yang duduk paling lama di
dalam restoran itu. Udon di piring saya baru habis setelah tiga orang Jepang
yang datang dalam waktu berbeda selesai menghabiskan makanannya dan segera
meninggalkan tempat. Saya jadi penasaran, orang Jepang kalau makan udon nggak
dikunyah, ya? Masa iya dalam waktu kurang dari sepuluh menit semangkuk udon
bisa langsung ludes. <o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span lang="IN"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV_-l9Le857vTKK-3nZyqAlblPZJP2OKofbyh3KhcN2aAA0oHRjmEu2ll16Kk2RoUaet2FUliZSEXXetq2_pqNDkAuLPgPdk_5fQAhCQdtosbGTFGMgFM_ByV9dX5ep1szE1Iqbap72Nk/s1600/PA049788.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV_-l9Le857vTKK-3nZyqAlblPZJP2OKofbyh3KhcN2aAA0oHRjmEu2ll16Kk2RoUaet2FUliZSEXXetq2_pqNDkAuLPgPdk_5fQAhCQdtosbGTFGMgFM_ByV9dX5ep1szE1Iqbap72Nk/s640/PA049788.JPG" width="640" /></a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgKwAIkD2C723evYhNBI6QdPmXzmj4dIyKhWInoTncdmYiPqaPi1EItWm2QL-sbQn9FRAzrfZMSxk7wnLVHaOUoGwxpmVPQ4nmx4wAfiesn9Q8e5smFC1S2aY8QdGRzM-iGgnO6VD0T3c/s1600/PA049786.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgKwAIkD2C723evYhNBI6QdPmXzmj4dIyKhWInoTncdmYiPqaPi1EItWm2QL-sbQn9FRAzrfZMSxk7wnLVHaOUoGwxpmVPQ4nmx4wAfiesn9Q8e5smFC1S2aY8QdGRzM-iGgnO6VD0T3c/s640/PA049786.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Tampilan bagian dalam The u-don</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Selesai makan saya segera kembali menuju stasiun.
Perjalanan Kansai Airport – Namba station menggunakan Nankai Airport
Express memakan waktu 44 menit. Tujuan pertama saya adalah ke hostel yang
terletak di daerah Shinsaibashi. Dari Namba Station saya harus berganti kereta
di jalur Midosuji Line menuju Shinsaibashi station. Pindah jalur kereta seperti
ini mengharuskan saya berganti peron. Dengan mengikuti papan petunjuk
bertuliskan Midosuji Line saya mencari peron yang benar. Bagi saya pribadi,
mencari jalur kereta yang benar di Jepang merupakan tantangan tersendiri.
Dengan banyaknya jalur yang terintegrasi dalam satu stasiun, ditambah toko-toko
yang memenuhi stasiun, arus manusia dari berbagai arah, dan petunjuk yang harus
diikuti dengan benar, semuanya terkadang membingungkan sekaligus menyenangkan
untuk dijalani. Pusing, ruwet, tapi menantang. Apalagi untuk saya yang baru
pertama kali jalan-jalan di Jepang. Menemukan jalur kereta yang benar itu
rasanya seperti menang lotere!<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span lang="IN"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi0ZDM6hB9RDafqfthNAoq7_dm7ifxdXF7kVOWFQzA1sHGfYZwgoyGSF8kw5u6ZhxeSJ1zquWXZH148b4Yn8AGdhrV7WhEDttw7Ph4UnZa4UbutJyV1BMLMFadGqxZeJpApoA6pTbhr_U/s1600/PA049798.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi0ZDM6hB9RDafqfthNAoq7_dm7ifxdXF7kVOWFQzA1sHGfYZwgoyGSF8kw5u6ZhxeSJ1zquWXZH148b4Yn8AGdhrV7WhEDttw7Ph4UnZa4UbutJyV1BMLMFadGqxZeJpApoA6pTbhr_U/s640/PA049798.JPG" width="640" /></a></span></div>
<div style="text-align: center;">
Nankai railway di Kansai station. Kereta berpenampilan futuristik di sebelah kiri tipe Limited Express Rapi:t yang harganya lebih mahal dari kereta <span style="text-align: justify;">Airport Express </span>di sebelah kanan yang tampilannya seperti kereta Commuter Line Jabodetabek</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><b>Akomodasi<o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Walau Namba station dan Shinsaibashi station hanya
berjarak satu stasiun, saya memilih menggunakan kereta daripada berjalan kaki. Kartu
Osaka Amazing Pass saya terbukti sakti saat melewati portal stasiun dari jalur kereta
yang berbeda. Dari Shinsaibashi station saya mengikuti petunjuk yang diberikan hostel: keluar dari
exit no. 7, jalan diantara Nikko Hotel dan OPA, belok kiri setelah melewati 7
eleven yang berada di kanan jalan, Osaka Hana Hostel berada di sebelah kanan
jalan. Di web dikatakan hanya membutuhkan waktu lima menit dari stasiun,
nyatanya saya nyasar muter-muter nggak karuan. Saya yang memang nggak bisa baca
peta malah nyasar ke depan Daimaru Department Store dan akhirnya harus balik ke
titik awal keluar stasiun untuk menuju ke hostel. Jadi, waktu saya keluar dari
exit no. 7 itu sebenarnya saya sudah ada diantara Nikko Hotel dan OPA. Tinggal
jalan ke arah kiri menjauhi jalan besar. Kalau nggak pakai nyasar, Osaka Hana
Hostel</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">memang mudah ditemukan, lokasinya
juga kece karena berada dekat dengan Namba yang merupakan salah satu dari dua pusat
kota Osaka. <o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQNDW3a8swqUrV2GxAifry41WREOwdflxwityhhI8Og2AT4sy94YU0MU74sfcovJZaJ1rAv4ra7WthtY2Exc2Z8x1kvCSXSIaTak1JvxSRmtrmx9yumTVlJloaO3JJjaqCJbhBgrbKzhc/s1600/PA049810.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQNDW3a8swqUrV2GxAifry41WREOwdflxwityhhI8Og2AT4sy94YU0MU74sfcovJZaJ1rAv4ra7WthtY2Exc2Z8x1kvCSXSIaTak1JvxSRmtrmx9yumTVlJloaO3JJjaqCJbhBgrbKzhc/s640/PA049810.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Osaka Hana Hostel</div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Seorang resepsionis mungil menyapa hangat ketika saya
memasuki hostel. Sapaannya ceria disertai senyum yang selalu mengembang.
Setelah mengecek nama saya, dia mengatakan bahwa saya baru bisa check in jam dua
siang nanti. Walau demikian saya dapat menitipkan ransel, menggunakan ruang
rekreasi, dan menumpang mandi. Kamar mandi bersama terletak di lantai tiga dan
kerennya hostel ini memiliki lift! Lift yang rasanya Jepang banget, alias kecil
banget. Hanya muat maksimal empat orang. Walau ukurannya kecil, menurut saya lift
ini </span><i style="font-family: inherit;">cute</i><span style="font-family: inherit;"> banget. Di dalamnya ditempel beberapa foto yang memuat kegiatan staf
Osaka Hana Hostel dengan tamunya, gambar </span><i style="font-family: inherit;">floor guide</i><span style="font-family: inherit;"> sederhana yang dibuat dari
coretan pensil, dan sejumlah foto tempat wisata yang tiket masuknya dapat
dibeli di resepsionis. Layar kecil yang menunjukkan angka di dalam layar lift juga unik, selain
mengeluarkan informasi lantai yang sedang dituju, juga terdapat tulisan seperti:
</span><i style="font-family: inherit;">“The car is watched around the clock”</i><span style="font-family: inherit;"> saat lift mulai bergerak naik, </span><i style="font-family: inherit;">“The car
is landing. Be careful of the doors,” </i><span style="font-family: inherit;">dan </span><i style="font-family: inherit;">“Be careful, doors are opening”</i><span style="font-family: inherit;">
ketika lift sampai di lantai yang dituju.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD-31WO1tQwm67XeiJOVxOIWmJ7pf9yLzEsefXBaOSLkW2iQhRUtkyDMr5RuglDSvS_rFK2YkA8LKvEC-jjtGqtEdOJIcDyR4E9ynFgeJHJv21rc-6Q8_XiNHNLkg5jNwpnXGR08-X210/s1600/PA050206.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiD-31WO1tQwm67XeiJOVxOIWmJ7pf9yLzEsefXBaOSLkW2iQhRUtkyDMr5RuglDSvS_rFK2YkA8LKvEC-jjtGqtEdOJIcDyR4E9ynFgeJHJv21rc-6Q8_XiNHNLkg5jNwpnXGR08-X210/s640/PA050206.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Common area</i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwTimF0dtJfwBEyrITqdgQ46vDcplAqj2JYdVt6Cd56ilZ_ly4I5vXnsdPO1GSC4T_eHXvn5c6WCF5N7L1k9u11qbdtmFH-ovizWOrxKeKNnvhlJXLQJelARtMEeAHdCHVGprz5Wfvv8/s1600/PA050175.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQwTimF0dtJfwBEyrITqdgQ46vDcplAqj2JYdVt6Cd56ilZ_ly4I5vXnsdPO1GSC4T_eHXvn5c6WCF5N7L1k9u11qbdtmFH-ovizWOrxKeKNnvhlJXLQJelARtMEeAHdCHVGprz5Wfvv8/s640/PA050175.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>Floor guide</i> yang dibuat dengan tulisan tangan</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRAbCb0wyhNfrdUe6-1ecVcOWMPSfIk1JCKhf2Bo1Lq0o3tOjAVkdYIuohmeMu856MxIyx9kazdgEIYmYoH8YDUfPt0stHtnGIXmMGMkeYHIF-iTtZ2mB39H8WhjO8SuFj1FmUDD-dCbc/s1600/PA050176.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRAbCb0wyhNfrdUe6-1ecVcOWMPSfIk1JCKhf2Bo1Lq0o3tOjAVkdYIuohmeMu856MxIyx9kazdgEIYmYoH8YDUfPt0stHtnGIXmMGMkeYHIF-iTtZ2mB39H8WhjO8SuFj1FmUDD-dCbc/s640/PA050176.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Foto-foto di dalam lift</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilHV2rFkfTI0XgHbtmHqe0NQAql9G32_MdHyQkRmnGDtl23OIhsbnG6JEQeZs1I7DWVrDppNC7y7NV2ud0bRlnHTehvvTTSyD8XkYB0yn4ZP7xdJxI_aiM74fCQ3lqPGdVsMSXExm5T6g/s1600/PA050177-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilHV2rFkfTI0XgHbtmHqe0NQAql9G32_MdHyQkRmnGDtl23OIhsbnG6JEQeZs1I7DWVrDppNC7y7NV2ud0bRlnHTehvvTTSyD8XkYB0yn4ZP7xdJxI_aiM74fCQ3lqPGdVsMSXExm5T6g/s200/PA050177-001.JPG" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheM2WVkFK8z8iw3jEnUhFRJ7tpcilgJzNKhw-UatW5V9myvB5QHfkFZ5K0pWNZOc0cH0cYbyIx5tfxkSqh6UCp_HwtTwrt10wIbJ7gQ814sQ9geNXJusp5ADovMNVTiJuNRIYtl5O1SzU/s1600/PA050178-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="149" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheM2WVkFK8z8iw3jEnUhFRJ7tpcilgJzNKhw-UatW5V9myvB5QHfkFZ5K0pWNZOc0cH0cYbyIx5tfxkSqh6UCp_HwtTwrt10wIbJ7gQ814sQ9geNXJusp5ADovMNVTiJuNRIYtl5O1SzU/s200/PA050178-001.JPG" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ony11d-Kf-LtKj4LRs6FtzKgXLxSEMrRmbUbCTZQKqvavMwzCqW-Z76mHuQCmk7tzc5bSzPoTUYICFee73Un6f5FLpVGaiAnK8Oj8LCu1ifG8FCEiZJfvvse0aXeq3p872QEhMvNU4Q/s1600/PA050179-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9ony11d-Kf-LtKj4LRs6FtzKgXLxSEMrRmbUbCTZQKqvavMwzCqW-Z76mHuQCmk7tzc5bSzPoTUYICFee73Un6f5FLpVGaiAnK8Oj8LCu1ifG8FCEiZJfvvse0aXeq3p872QEhMvNU4Q/s200/PA050179-001.JPG" width="200" /></a></div>
Perhatikan tulisan di bawah angka</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Selesai mandi saya mengobrol dengan resepsionis Osaka Hana
Hostel, mengucapkan terima kasih karena saya banyak mengirim email bertanya
ini-itu sebelum keberangkatan. Mulai dari email berisi permintaan penggantian
kamar (hingga akhirnya kamar saya di <i>upgrade</i> dari <i>8 female dorm bed</i> ke <i>4 mixed
dorm bed</i>), jenis <i>plug in</i> yang dapat digunakan (saya bisa rental kalau
international charger yang dibawa tidak dapat digunakan), apakah tersedia
detergen karena saya akan mencuci baju sendiri (tersedia detergen, sabun mandi,
juga shampo untuk tamu), sampai permintaan frustasi saya untuk bantuan
pemesananan tiket bus Kyoto – Tokyo karena saya tak kunjung berhasil memesan
online (akhirnya saya pesan sendiri setelah sadar ada <i>field</i> yang masih kosong).
Semua email selalu mendapat balasan cepat dan saya dapat merasakan kehangatan
hati staff Osaka Hana Hostel dari cara mereka menjawab email. <i>I already feel
welcomed when I booked the room in Osaka Hana Hostel. </i></span></span><span style="font-family: inherit;">Oh ya, saya juga mengatakan bahwa saya memesan kamar di
Kyoto Hana Hostel namun respon staf di Kyoto Hana Hostel terhadap email saya
tidak secepat, seramah, dan sehangat staff Osaka Hana Hostel.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><b>Shitennoji
Temple</b> <i>(fee 300 yen, no closing days, hours 8.30 – 16.00)</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Saya
baru meninggalkan hostel menjelang pukul 11 siang setelah menghabiskan
secangkir kopi dan puas mengobrol dengan staff Osaka Hana Hostel. Saya sungguh
sangat jatuh hati dengan hostel ini, juga pada stafnya yang sangat membantu. Udara
cerah menyambut saat saya keluar hostel, memompa semangat petualangan di hari
pertama. Energi terisi penuh dan <i>itinerary</i> saya dapat dibilang cukup padat.
<i>Free ticket entrance</i> dan dapat puas mengelilingi Osaka menggunakan kereta
membuat saya ingin memanfaatkan semaksimal mungkin Osaka Amazing Pass yang
tersimpan dalam saku tas. Tujuan pertama saya adalah Shitennoji Temple, kompleks
kuil tertua di Jepang. Dari hostel ke Shitennoji Temple saya harus menggunakan
tiga jalur kereta yang berbeda, dari Shinsaibashi station menggunakan Midosuji Line ke Namba station, kemudian berganti kereta di jalur Sennichimae Line menuju Tanimachi 9-chome station, lalu berganti kereta ke jalur Tanimachi
line menuju Shitennoji-mae Yuhigaoka station. Di stasiun terakhir saya
mengambil pintu exit nomor 4 yang mengantarkan saya pada jalan lurus panjang dengan
bangunan dua-tiga lantai yang memadati kanan-kiri jalan. <o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim64_0N0ASbtLH0wfynxdbnNay0qVt-8B_MZnTstigTUnJyoYU6h-Ask8tY9aoe0YrzSl2l0cZXWHZl0wkD5VP1wxqvGSMNjYjp-yVzHktmtJnq4BohaYJBQrPS_BmlsZOlSJJcaX5iyw/s1600/PA049910.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEim64_0N0ASbtLH0wfynxdbnNay0qVt-8B_MZnTstigTUnJyoYU6h-Ask8tY9aoe0YrzSl2l0cZXWHZl0wkD5VP1wxqvGSMNjYjp-yVzHktmtJnq4BohaYJBQrPS_BmlsZOlSJJcaX5iyw/s640/PA049910.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Petunjuk jalan persis di depan exit nomor 4</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMChfHSFWL3rFoxt-5-c4Zhyphenhyphene8SQIoRp6wx5B3taDehNi55IGHY1-BRe1p0cqFWEZ7VAwr9HCqUY37Yb_qpgmEvKI1_liR_HcOhoSSLNiK_KA4p6ZwFumjYPTvobPehKaqxZIG6Tapkv0/s1600/PA049817.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMChfHSFWL3rFoxt-5-c4Zhyphenhyphene8SQIoRp6wx5B3taDehNi55IGHY1-BRe1p0cqFWEZ7VAwr9HCqUY37Yb_qpgmEvKI1_liR_HcOhoSSLNiK_KA4p6ZwFumjYPTvobPehKaqxZIG6Tapkv0/s640/PA049817.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Menuju ke jalan ini</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Hanya ada satu petunjuk jalan menuju Shitennoji Temple
yang dipasang tepat di depan pintu exit nomor 4, selebihnya tidak ada petunjuk
apapun saat saya menyusuri jalan lurus panjang tersebut. Setelah berjalan
beberapa menit, terdapat sebuah kompleks pemakaman yang sedikit menjorok di
sisi kiri jalan. Pemakaman itu dipenuhi batu nisan dengan sebuah kuil kecil di
ujung, sepi menghantarkan atmosfir yang terasa tidak nyaman. Saya kembali
melanjutkan perjalanan dan tak berapa lama mendapati sebuah gerbang besar teduh
di kiri jalan lagi. Bentuk gerbang</span>nya <span lang="IN">mirip seperti gerbang di
pemakaman sebelumnya, rangka kayu kokoh berwarna hitam dengan atap lebar
berwarna senada. Beberapa wisatawan tampak memasuki gerbang, mobil juga hilir
mudik bergantian masuk dan keluar. S</span>eorang Ibu yang hendak memasuki gerbang membenarkan bahwa Shitennoji Temple berada di dalam kompleks ini.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWq0e0wiFSZZ8OesPtOvCy45cJtq3DlWMzGQeB3cIKTeoddd7bE3kcT7WTNgjk6zhc-ExtLPoXjRuGh6UI5u5SO8AtFg1qN0KQ78BKqqTuMgcawR8oU6BWoszFQvrfocx1LgkKTvPEMdM/s1600/PA049830.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWq0e0wiFSZZ8OesPtOvCy45cJtq3DlWMzGQeB3cIKTeoddd7bE3kcT7WTNgjk6zhc-ExtLPoXjRuGh6UI5u5SO8AtFg1qN0KQ78BKqqTuMgcawR8oU6BWoszFQvrfocx1LgkKTvPEMdM/s640/PA049830.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Kompleks pemakaman</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tak berapa jauh dari gerbang masuk terdapat
b<span lang="IN">arisan
patung kecil menggunakan kain merah</span> yang
terlihat ganjil<span lang="IN">. Beberapa orang terlihat
menyalakan dupa, berdoa, dan mengeluskan tangannya ke sebuah patung. Atmosfir
tidak nyaman terasa kembali saat saya memperhatikan jejeran patung kecil ini,
yang saya ketahui belakang ternyata patung ini mewakilkan penjaga anak-anak
yang meninggal sebelum orangtuanya, penjaga jiwa bayi yang gugur dalam
kandungan, juga sebagai pelindung ibu yang sedang mengandung. </span></span><br />
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHElVOQfIeDICz_x_1hLi4F_mn89thll9ajo7DkI7_QMy_7TEQcVy36Sv9Id4K8eMbRzN4cgI8lXfUisD5OMPGKBXWIXEeDi4t0n7eZ-6EKU4qk2oD2WZKbZXMpGZTdfYeZlI1ZxWyK8/s1600/PA049848.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpHElVOQfIeDICz_x_1hLi4F_mn89thll9ajo7DkI7_QMy_7TEQcVy36Sv9Id4K8eMbRzN4cgI8lXfUisD5OMPGKBXWIXEeDi4t0n7eZ-6EKU4qk2oD2WZKbZXMpGZTdfYeZlI1ZxWyK8/s640/PA049848.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Semakin memasuki kompleks besar ini terlihat beberapa
tempat berdoa yang ditujukan untuk kepentingan berbeda. Di sebelah tempat
berdoa terdapat sumber mata air untuk membersihkan diri sebelum memasuki kuil dan </span>melakukan <span lang="IN" style="font-family: inherit;">ritual doa. S</span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">aya selalu tertarik
dengan cara orang Jepang berdoa di kuil. Jika tertarik mencoba, seperti ini urutannya:</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDHDjJ_yqvztoJ0ATleQpNvCGBMwKIg4h0rICtJemeEWZFPgyNC50Ty8i9M2UvZ5kPhEGHZW8mKOrz5uZREToXzjoRMWLy8DUK5CWAvdvRSSIbpXXsmkMhqn_9BjYzXcSiiahyphenhyphenYZvuUwk/s1600/PA049850.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDHDjJ_yqvztoJ0ATleQpNvCGBMwKIg4h0rICtJemeEWZFPgyNC50Ty8i9M2UvZ5kPhEGHZW8mKOrz5uZREToXzjoRMWLy8DUK5CWAvdvRSSIbpXXsmkMhqn_9BjYzXcSiiahyphenhyphenYZvuUwk/s640/PA049850.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">1. Membersihkan diri: </span><span style="font-family: inherit;">ambil
gayung bambu berisi air dengan tangan kanan lalu basuh tangan kiri, lalu
pindahkan gayung ke tangan kiri kemudian basuh tangan kanan, kemudian tuang kembali air ke tangan kiri untuk membasuh
mulut. Ingat, hanya dibasuh, bukan diminum. Setelah itu
basuh kembali tangan kiri. Terakhir sisa air digunakan untuk membersihkan
gayung dengan cara gayung ditegakkan dan sisa air tumpah mengenai batang gayung.
Simpan kembali gayung yang telah digunakan dalam posisi menelungkup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">2. Berdoa: lemparkan koin lalu bunyikan lonceng kemudian membungkuk dua kali, setelah itu menepuk tangan dua kali. Setelah itu berdoa dan tutup dengan membungkuk satu kali. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Untuk saya pribadi, mencoba melalukan cara berdoa seperti
ini adalah bentuk menghargai kepercayaan dan ritual yang dilakukan masyarakat
Jepang, bukan berarti saya mengkhianati kepercayaan saya sendiri. Cara berdoa
masyarakat lokal yang saya perhatikan di setiap kuil yang banyak tersebar di
kompleks ini ternyata berbeda-beda. Perlu diingat bahwa tidak
semua ritual berdoa dapat dipotret. Hormati cara beribadah orang lain. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Berkeliling kompleks besar ini dan memperhatikan cara
masyarakat lokal beribadah ternyata menghabiskan cukup banyak waktu. Sebelum
saya memutuskan pergi ke tujuan selanjutnya, saya baru tersadar satu hal
penting: pagoda Shitennoji Temple yang menjadi <i>icon</i> kuil belum saya temukan.
Pun sebetulnya saya tidak melihat sosoknya walau sudah kelelahan mengitari
kompleks besar ini. Setelah bertanya, saya sampai ke satu kompleks yang
tertutup oleh tembok rapat. Saat memasuki area </span>Shitennoji Temple<span lang="IN"> petugas mengecek kartu Osaka Amazing Pa</span>ss<span lang="IN"> untuk mendapatkan tiket masuk. Dan disanalah pagoda lima
lantai yang tersohor itu berada. Tertutup sempurna oleh batang-batang besi yang
menopang karena sedang dalam renovasi total. Saya <i>speechless</i>. Rasanya <i>zonk</i>
banget. Di <i>website</i> yang menjadi panduan membuat <i>itinerary</i> tidak menyebutkan
bahwa pagoda Shitennoji Temple sedang direnovasi. Sungguh saya merasa telah
menyia-nyiakan waktu yang berharga untuk sesuatu yang, dapat dikatakan, <i>not
worth it.</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Ybld51tHRGg3NIcmHcGiNDgbV-tQJPRX_0_ZaUI83Mp8sBQMIu8-eqpkW3l_Vw4kBsWuJqqn5S9UM3fbi9AlZp1avrN25ZDNxZXd8doPJoMIQyeeZWJ1siNBCSUuBHMq5ojeNtMD2cc/s1600/PA049885.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2Ybld51tHRGg3NIcmHcGiNDgbV-tQJPRX_0_ZaUI83Mp8sBQMIu8-eqpkW3l_Vw4kBsWuJqqn5S9UM3fbi9AlZp1avrN25ZDNxZXd8doPJoMIQyeeZWJ1siNBCSUuBHMq5ojeNtMD2cc/s640/PA049885.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Lagi direnovasi :(</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy3TCv-YQi-R__A7w_s0BU2nCYEizWlt0zR7pv67kWHXA1CjTM_zlyxFkZ6DCdGSP_dWMZH2MGSs-V16wJb79NbN94i9MhNat7fUrm9F__2N0YH2HjnPWEoCYhQdSlTVhLGLs1UzkeglM/s1600/PA049900.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy3TCv-YQi-R__A7w_s0BU2nCYEizWlt0zR7pv67kWHXA1CjTM_zlyxFkZ6DCdGSP_dWMZH2MGSs-V16wJb79NbN94i9MhNat7fUrm9F__2N0YH2HjnPWEoCYhQdSlTVhLGLs1UzkeglM/s640/PA049900.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Salah satu gerbang di Shitennoji Temple</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Saya keluar dari kompleks Shitennoji Temple melalui
gerbang utama <i>(torii)</i> yang terbuat dari beton. Dari situ saya berbelok ke
kanan, kembali menyusuri jalan panjang lurus dan kembali ke </span><span lang="IN">Shitennoji-mae Yuhigaoka station.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><b>Osaka Castle</b> </span><i><span lang="IN">(fee
600 yen, closed December 28 to January 1, hours 9.00 – 17.00</span><span lang="IN">)</span></i><span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Tujuan saya selanjutnya adalah Osaka Castle. Shitennoji
Temple dan Osaka Castle hanya berjarak tiga stasiun. Dari </span><span lang="IN">Shitennoji-mae Yuhigaoka station saya menggunakan Tanimachi
Line dan turun di Tanimachi 4-Chome station. Kebodohan saya adalah salah mengambil jalur keluar <i>underground</i>, bukannya menggunakan exit 1B atau exit 9 seperti yang
tertera dalam <i>booklet</i> Osaka Amazing Pass, saya malah mengambil exit yang
tertera dalam <i>itinerary</i> pribadi dan keluar entah di daerah mana. Kehilangan
arah dan tidak dapat berbahasa Jepang, saya akhirnya merasakan sulitnya
bertanya pada orang Jepang yang mayoritas tidak dapat berbahasa Inggris. Orang pertama
yang saya tanya, seorang pelayan toko, menunjukkan arah dalam bahasa Jepang
yang tidak saya mengerti dan akhirnya saya tambah nyasar. Orang kedua yang saya
tanya, anak muda 15 tahunan memakai sepeda, mengatakan dia bukan dari daerah
situ dan tidak tahu dimana Osaka Castle <i>(seriously, kiddo. You don't know that famous castle?)</i>. Orang ketiga yang saya tanya,
laki-laki usia 30 tahunan menggunakan sepeda dan dapat berbahasa
Inggris (yay!), membuka google maps untuk menemukan arah menuju Osaka Castle. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Dalam
perjalanan menuju Osaka Castle, saya melewati exit 1B seperti yang tertera
dalam <i>booklet</i> Osaka Amazing Pass, dan exit 1B ini memang sangat berdekatan
dengan kawasan Osaka Castle. Jalan menuju Osaka Castle sendiri dipenuhi dengan
gedung-gedung bertingkat, yang paling mencuri perhatian adalah gedung NHK Osaka
yang terlihat futuristik dengan bola kaca transparan berukuran gigantis
menyelip diantara dua gedung. Perjuangan menuju Osaka Castle ternyata masih
sangat panjang. Kawasan Osaka Castle merupakan kawasan hijau yang luas, bangunan
Osaka Castle itu sendiri berada di tengah kawasan dengan jalan yang terus
menanjak. Di garis luar terdapat batu-batu besar membentuk dinding pertahanan
di sekeliling parit yang mengelilingi area Osaka Castle, dari titik ini pula
saya dapat melihat pucuk Osaka Castle yang sungguh sangat tinggi di ujung sana.
<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNUh2A-0ZbULYzqFPOwPvHA0fdRO5zLD7n_EWX4vhPloHXI0uSqVFHqN0OVJOXgeGnBKpNu1bjLPrNS60nM6uIDxIPE-itYnjMk6Q0WkUjyD_p_dRbLYEGxsh1ZPrcpSpcfiy25Ek4_FY/s1600/PA049923.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNUh2A-0ZbULYzqFPOwPvHA0fdRO5zLD7n_EWX4vhPloHXI0uSqVFHqN0OVJOXgeGnBKpNu1bjLPrNS60nM6uIDxIPE-itYnjMk6Q0WkUjyD_p_dRbLYEGxsh1ZPrcpSpcfiy25Ek4_FY/s640/PA049923.JPG" width="480" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Gedung NHK Osaka</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Tidak
hanya penduduk lokal dan wisatawan yang mendominasi kawasan Osaka Castle,
anak-anak sekolah dengan seragam khas mereka; rok kotak-kotak, dasi kupu-kupu,
kerah <i>sailor</i>, kaos kaki panjang, sepatu pantofel, dengan mudah saya jumpai
disini. Kejutan menyenangkan untuk saya ternyata sedang diadakan pertandingan
kendo di salah satu bangunan yang terdapat di dalam kawasan Osaka Castle.
Anak-anak usia sekolah dasar tampak berlatih di halaman bangunan, mempraktekkan
beberapa gerakan dengan pedang kayu. Duh, bisa ngepoin seragam sekolah
anak-anak Jepang aja saya udah seneng banget, </span>sekarang<span lang="IN"> dap</span>a<span lang="IN">t bonus melihat ekskul mereka juga.
Bahagia, karena apa yang selama ini cuma saya lihat di <i>manga</i></span><i>, dorama,</i><span lang="IN"> dan
<i>anime</i> tiba-tiba menjelma nyata!<o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7hR9fTX7zVIRToGqfJl7uUR8KVbZnHws4CqjbLzAqwsM_sPppGfir0gIF_yAbqxvDuCJWUZ3_tlr08gpeoAUeh9Y86wNr4BjRuGT8IXTS_9Gvc7yDbh8Y7qD2CKy4nrs_ifJYlPKaBQU/s1600/PA049940.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7hR9fTX7zVIRToGqfJl7uUR8KVbZnHws4CqjbLzAqwsM_sPppGfir0gIF_yAbqxvDuCJWUZ3_tlr08gpeoAUeh9Y86wNr4BjRuGT8IXTS_9Gvc7yDbh8Y7qD2CKy4nrs_ifJYlPKaBQU/s640/PA049940.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcK3x2CyEeNOqfRZrNL-dGnVhYPMWMhf19Ois_eHhRoDgkdlFYAHmE2dTzwZrLxU3W9OQMuOVFJUGDmF4vOqAbU5sI07R3ioK0-nKhUtq4rXOv4L4xfvkP6JapB_i-t3kppYwx292DCxs/s1600/PA049937.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcK3x2CyEeNOqfRZrNL-dGnVhYPMWMhf19Ois_eHhRoDgkdlFYAHmE2dTzwZrLxU3W9OQMuOVFJUGDmF4vOqAbU5sI07R3ioK0-nKhUtq4rXOv4L4xfvkP6JapB_i-t3kppYwx292DCxs/s640/PA049937.JPG" width="640" /></a></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Puas
kepoin seragam sekolah dan latihan kendo dedek-dedek luwchu, saya menuju
atraksi utama dari tempat ini. Dari kejauhan saja bagunan Osaka Castle terlihat
sangat megah. Berdiri tegak di atas benteng batuan besar kokoh, bagunan ini
didominasi warna putih pada dinding bangunan, hijau pada atap yang melengkung
di setiap lantai, dan sentuhan warna emas untuk ornamen yang menghiasi. Tidak
salah jika menobatkan Osaka Castle sebagai istana terbesar di Jepang pada
masanya. Osaka Castle yang s</span>ekarang <span lang="IN">berdiri adalah rekonstruksi dari bangunan kastil yang
telah terbakar habis. Saat ini Osaka Castle difungsikan sebagai museum. <o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6GOKyvjkwANOLwHJLi5Q6QJaifumVjPlqtp2T9loNWQLUCvgWgZ1mv-PfbpeD8ZrpBuzmrDdqnxf_49n04mWGXQQy8YAVej6R-47RaBLOwxDIdFSYo0N9y0Qtc8p_-2eQCMUIGE1o-Eg/s1600/PA049983.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6GOKyvjkwANOLwHJLi5Q6QJaifumVjPlqtp2T9loNWQLUCvgWgZ1mv-PfbpeD8ZrpBuzmrDdqnxf_49n04mWGXQQy8YAVej6R-47RaBLOwxDIdFSYo0N9y0Qtc8p_-2eQCMUIGE1o-Eg/s640/PA049983.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Osaka Castle</span></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Antrian
masuk Osaka Castle cukup mengular, terdapat dua pilihan untuk menjelajahi isi museum:
manual menaiki tangga atau menggunakan lift. Saya tentu memilih menggunakan
lift. Terdapat seorang pemandu di dalam lift, saat pintu lift tertutup dia akan
bertanya apakah ada yang menggunakan bahasa Jepang di dalam lift dan memberi
penjelasan dalam bahasa Jepang terlebih dahulu, setelah itu dia bertanya apakah
ada yang menggunakan bahasa Cina, dan terakhir bahasa Inggris. Penjelasan dalam
setiap bahasa cukup cepat dan jelas. Lift hanya mengantarkan pengunjung ke
lantai 8 dan pengunjung dapat turun menggunakan tangga hingga ke lantai dasar sambil
melihat-lihat isi museum. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Lantai
8 merupakan <i>observation deck</i> dimana pengunjung dapat melihat pemandangan luas
kota Osaka. Setiap sisi kastil berbentuk segi empat ini menawarkan pemandangan
kota yang berbeda. Angin bertiup lumayan keras di setiap sisi <i>observation deck</i> yang
dipenuhi pengunjung. Ketika asik memotret seseorang menepuk pundak saya,
ternyata seorang kakek minta tolong dipotret menggunakan ponselnya. Ponsel yang
diberikan sang kakek sangat ketinggalan jaman namun sudah memiliki
fitur kamera di dalamnya. Sayang, saat saya akan memotret layar ponsel
tertutupi garis abu-abu pekat yang memenuhi nyaris tiga-perempat layar. Alhasil
foto si kakek hanya terlihat setengahnya. Susah payah saya menjelaskan mengapa
hasil foto di ponselnya tidak sempurna. Kakek itu tertawa sambil
menggoyang-goyang ponsel yang berada di tangannya. Dia mengatakan sesuatu dalam
bahasa Jepang yang saya tidak mengerti, namun sepertinya dia berkata tidak
apa-apa hasil fotonya tidak sempurna karena ponselnya memang rusak. Saya yang
tidak puas dan ingin sang kakek mendapat kenang-kenangan foto yang cukup baik menggunakan bahasa tarzan untuk </span></span><span style="font-family: inherit;">meminta dia menutup dan membuka ulang kamera ponselnya. Berhasil! Kali
ini tidak ada garis abu-abu yang menutupi layar ponsel dan saya mengambil
beberapa foto sang kakek. Dia terlihat senang sekali dengan hasilnya dan menunjuk
kamera yang tersampir di leher saya, dengan isyarat tangan dan kata <i>“you?
picture?”</i> dia ingin membantu saya mengambil potret diri menggunakan kamera
sendiri. Saya menolak halus sementara si kakek bersikeras. Untuk menengahi, saya
mengajak dia untuk <i>selfie</i> bersama.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy5ki9MSG7W88a512RDT1zLdn_4cyBsz6EhQlU92Yq_-XnKHRB3irnIkTa7dESy8qp00TidI0fA9mWeTOiypX89OA71fs_KXvRUiQcuY3sz-Z8jwJNqDZputJQVwYVT2MvtKQbJOdKaQo/s1600/PA040028.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy5ki9MSG7W88a512RDT1zLdn_4cyBsz6EhQlU92Yq_-XnKHRB3irnIkTa7dESy8qp00TidI0fA9mWeTOiypX89OA71fs_KXvRUiQcuY3sz-Z8jwJNqDZputJQVwYVT2MvtKQbJOdKaQo/s640/PA040028.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Tidak puas dengan hasil <i>selfie</i>, sang kakek meminta bantuan pengunjung lain untuk memotret kami</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Perkenalan
yang unik ini akhirnya membuat saya mengobrol dengan sang kakek. Dia bisa beberapa
kata dalam bahasa Inggris, ditambah dengan bahasa tarzan cukup untuk kami mengobrol hal standar seperti negara asal saya dan kota asal dia, hingga fakta bahwa dia mengetahui Indonesia juga nama presiden
pertama Indonesia. Walau terbatas oleh bahasa ibu masing-masing, saya merasa
puas dapat bercakap-cakap dengan si kakek. </span></span><span style="font-family: inherit;">Saya juga senang, tidak biasanya orang Jepang mau membuka percakapan dengan orang asing, terlebih jika dia tidak dapat berbahasa Inggris. Namun kakek ini seperti ingin menghilangkan hambatan bahasa dan menunjukkan bahwa tidak semua orang Jepang kaku dan dingin. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Saat akan pamit karena akan beranjak
ke lantai berikutnya, sang kakek menawarkan untuk menemani saya menjelajahi Osaka
Castle. Dengan senang hati dia akan memberi penjelasan kepada saya terkait isi
museum. Tawaran yang sangat menguntungkan sebenarnya, seorang <i>guide</i> pribadi
yang pasti lebih mengenal sejarah Osaka Castle. Sayangnya saya dikejar waktu,
hari semakin sore sementara masih banyak tempat yang harus dikunjungi. Saya
hanya dapat berkeliling singkat di setiap lantai sebelum akhirnya beranjak ke
destinasi selanjutnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Eksibisi
yang ditawarkan Osaka Castle cukup menarik, setiap lantai menceritakan
rangkaian kejadian dan peristiwa terkait Toyotomi Hideyoshi (pendiri Osaka
Castle). Benda pameran ditampilkan secara apik dan tidak membosankan. Di salah
satu lantai terdapat cerita bersambung yang ditampilkan dalam layar monitor
yang berbeda, jadi saat cerita dalam satu monitor habis akan berlanjut ke layar
monitor di sebelahnya</span> dan saat cerita berakhir
tidak terasa kita telah mengelilingi satu lantai<span lang="IN">. Di lantai berbeda ditampilkan pedang, alat-alat perang,
dan pakaian perang khas pada masa itu. Koleksi</span> yang ditampilkan <span lang="IN">cukup membuat saya merinding
membayangkan keganasan perang di masa lalu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><b>Downtown
Osaka</b> (HEP Five Ferris Wheel, </span>Osaka Station (Carillon
Plaza, <span lang="IN">Yawaragi no Niwa</span>,<span lang="IN"> Kaze no Hiroba)</span>, Umeda Sky Building)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Dari
Osaka Castle saya melanjutkan perjalanan ke Osaka. Sesuai dengan perannya
sebagai pusat kota, daerah ini didominasi dengan gedung pencakar langit.
Osaka memanfaatkan dengan baik gedung</span>-gedung <span lang="IN">pencakar langit sebagai ruang publik
maupun sebagai tujuan wisata. Untuk mencapai pusat kota Osaka saya kembali ke Tanimachi
4-Chome station, lalu menggunakan Tanimachi line dan turun di </span><span lang="IN">Higashi-Umeda station. Dari
stasiun Higashi Umeda saya dapat mencapai stasiun Osaka maupun stasiun Umeda dengan
berjalan kaki. Ketiga stasiun besar ini saling terintegrasi dan terhubung
melalui jalur <i>underground</i> yang tidak hanya digunakan sebagai jalur pejalan
kaki, tapi juga dipadati dengan <i>shopping mall</i>, restoran, juga <i>convenience store</i>.
Denyut kesibukan masyarakat Osaka begitu terasa di dalam urat nadi yang
bersalur di jalur <i>underground</i>. Sibuk, ramai, cepat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Semua orang dalam stasiun besar ini tahu kemana mereka
harus pergi. Semua orang, kecuali saya. Menilik dari posisi saya yang berada di
Higashi-Umeda Station, HEP Five Ferris Wheel menjadi tujuan pertama dari
rangkaian destinasi wisata di area Osaka ini. Dalam <i>booklet</i> Osaka Amazing Pass
disebutkan HEP Five Ferris Wheel hanya berjarak lima menit berjalan kaki dari
stasiun Higashi-Umeda. Yeah, lima menitnya orang Jepang itu berapa puluh
menitnya saya. Sebelum saya keluar dari portal stasiun, saya menghampiri
<i>station master</i> yang ruangannya terletak persis di sebelah portal keluar masuk
stasiun. Setelah menunjukkan gambar HEP Five Ferris Wheel dalam <i>booklet</i>,<i> station
master</i> itu mengangguk mengerti dan mengambil selembar kertas yang merupakan
peta sederhana area sekitaran Osaka. Dia melingkari Higashi-Umeda station yang
menjadi posisi kami sekarang, lalu menarik garis lurus menuju gambar HEP Five
dan menulis angka H-30. Di pintu inilah saya harus keluar nanti.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC-PqUnvtY5kV3XilT8VoxzF_3rrg29PL0XxPWHhuowsKLFI0M3sBoAeW4K8J8jiKFBfD_IoAi-L7dF1pylZvmay_VLS-18BcghsLOE3bGOmrXBydyvAnypmaO-SJbhsyHQ9shVRV6cQw/s1600/aimage2016-01-04-175427-page-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC-PqUnvtY5kV3XilT8VoxzF_3rrg29PL0XxPWHhuowsKLFI0M3sBoAeW4K8J8jiKFBfD_IoAi-L7dF1pylZvmay_VLS-18BcghsLOE3bGOmrXBydyvAnypmaO-SJbhsyHQ9shVRV6cQw/s640/aimage2016-01-04-175427-page-001.jpg" width="452" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Peta pemberian <i>station master. </i>Warna biru adalah rute dari Higashi-Umeda station ke HEP Five</div>
<div style="text-align: center;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Petunjuk yang diberikan <i>station master</i> terbukti sangat
berguna karena jalur <i>underground</i> yang saling terintegrasi antara tiga stasiun besar
ini semakin lama semakin mirip labirin. Saran saya jika tidak yakin harus menggunakan
pintu exit yang mana, sebaiknya tanya <i>station master</i>. Mereka dengan senang hati
akan membantu. Walau mereka tidak mengerti bahasa Inggris cukup tunjukkan
gambar atau tulisan Jepang dari tempat yang akan kita kunjungi. Petunjuk kecil
seperti itu akan membantu mereka untuk mengerti pertanyaan yang coba kita
sampaikan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Persis di exit H-30 gedung HEP Five berdiri. HEP Five
sendiri merupakan <i>shopping mall</i>, daya tarik utamanya terletak pada <i>ferris wheel</i>
yang terletak di lantai ketujuh dan tampak menyembul di atas gedung. Jujur,
saya tidak berharap banyak dari <i>ferris wheel</i> ini. Toh, mumpung bisa naik gratis
menggunakan Osaka Amazing Pass dan kebetulan berada di area Osaka. Nyatanya
espektasi saya yang rendah itu terbukti salah. HEP Five Ferris Wheel sangat
menyenangkan! Warna merah menyala kincir, adrenalin yang perlahan menderas
seiring semakin tingginya saya dari permukaan tanah, pemandangan luas kota yang
tersaji saat kincir perlahan-lahan naik, melihat sekeliling kota Osaka yang
sibuk, jalur rel tumpang tindih, orang-orang menyemut, matahari yang perlahan
tenggelam. Sungguh, semua pemandangan yang tersaji selama 15 menit dalam kabin
kecil kincir raksasa ini akan terasa sempurna dengan jika ditemani seorang
kekasih *tiba-tiba baper*.<o:p></o:p></span></span><br />
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-rwGZopVG4Mmczq2tQTeZf5AGFmFRA3dVVmJkArYrPTX7MPDqk2_6s-kBRWM97wXYwHBjLUsUPXH7Ap46BkhFcGGmqBHPg5XKGHUxmwXswzkXao26R5B1QBi_d2uSfh6U5cLLnt3UVL8/s1600/PA040151.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-rwGZopVG4Mmczq2tQTeZf5AGFmFRA3dVVmJkArYrPTX7MPDqk2_6s-kBRWM97wXYwHBjLUsUPXH7Ap46BkhFcGGmqBHPg5XKGHUxmwXswzkXao26R5B1QBi_d2uSfh6U5cLLnt3UVL8/s640/PA040151.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span lang="IN" style="text-align: justify;">Info: HEP Five Ferris Wheel </span><i style="text-align: justify;">(<span lang="IN">fee 500 yen, no regular closing days, hours 11.00 – 23.00 (last boarding at 22:45</span><span lang="IN">)</span>)</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKXwieesqf61P4HwYf3gmrtW3mP5hLV996Bj5G6L8reKy14daP3dpRYsNHCAvOvHKAm9LTOd5HclTnr1qydHN7rmrqFYmpXiiD3FP353IJ27vMESIljSXlbCtD9d0xZehlS6fDUs2LO28/s1600/PA040149.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKXwieesqf61P4HwYf3gmrtW3mP5hLV996Bj5G6L8reKy14daP3dpRYsNHCAvOvHKAm9LTOd5HclTnr1qydHN7rmrqFYmpXiiD3FP353IJ27vMESIljSXlbCtD9d0xZehlS6fDUs2LO28/s640/PA040149.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pemandangan dari atas HEP Five Ferris Wheel</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari HEP Five saya menuju Osaka Station melalui jalur
</span><i style="font-family: inherit;">underground</i><span style="font-family: inherit;">. Walau memiliki peta pemberian </span><i style="font-family: inherit;">station master</i><span style="font-family: inherit;">, saya lebih memilih
menggunakan jalur </span><i style="font-family: inherit;">underground</i><span style="font-family: inherit;"> karena disana terdapat banyak papan
informasi berisi nama stasiun dan jalur kereta, lengkap dengan tanda panahnya.
Paling tidak ini dapat meminimalisir potensi nyasar.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Seorang teman saya pernah berkata, penampilan orang Jepang
itu modis semua. Bahkan sebuah artikel tentang <i>travel</i> menyebutkan:
ketika berada di Jepang, sangat mudah membedakan orang Jepang dengan orang Asia
lainnya. Selain dari kecepatan jalannya, orang Asia tidak akan bisa mengikuti gaya berpakaian orang Jepang. Mode
selalu beberapa langkah lebih maju di negara ini. Dan menjelang <i>rush hour</i> di
sore hari dalam jalur <i>underground</i> yang semakin dipadati pejalan kaki, saya puas
mengamati gaya berpakaian penduduk Osaka yang ditemui sepanjang perjalanan
menuju Osaka Station. Mereka terlihat <i>chick</i> dengan pilihan <i>fashion</i> yang
dikenakan. Seolah jalur <i>underground</i> menjelma menjadi <i>runway</i>. Tidak perlu
menghabiskan uang melihat teater AKB48 di Tokyo sana, </span>penampilan <span lang="IN">anak-anak usia SMP dan SMU yang sama temui disini tidak
kalah <i>kawaii</i> dengan <i>idol group</i> itu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Saya sampai di Osaka Station ketika sore sudah sangat tua.
Menaiki eskalator, saya sampai di Carillon Plaza yang cukup luas. Osaka Station
sendiri memiliki delapan plaza atau ruang terbuka dimana orang-orang dapat
berkumpul dan bersantai sejenak. Carillon Plaza ini tidak sengaja saya
“temukan” saat saya mencari jalan menuju </span><span lang="IN">Yawaragi
no Niwa <i>(healing garden)</i> dan Kaze no Hiroba <i>(wind plaza)</i> yang sama-sama berada
di North Gate building Osaka station. Dengan letaknya yang berada di lantai
bawah, </span><span lang="IN">Carillon
Plaza menawarkan pemandangan gedung-gedung yang menjulang tinggi mengapit
bagunan Osaka Station. <i>Icon</i> utama Carillon Plaza adalah sebuah menara jam yang
dikelilingi lonceng. <o:p></o:p></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ4rBCxLiOqlrKygCdVWw46xiH0tyTUm1b3C2bwxzuGiUTMupnV2-ayQjSr4Y42zXEkw1g20GZlePdFLyEOar2eLhMwmbGhbGNDepBeiKoHpqn7Qkn9gOycuMmIOZoD7OJVpY78JWq9JQ/s1600/PA040156.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ4rBCxLiOqlrKygCdVWw46xiH0tyTUm1b3C2bwxzuGiUTMupnV2-ayQjSr4Y42zXEkw1g20GZlePdFLyEOar2eLhMwmbGhbGNDepBeiKoHpqn7Qkn9gOycuMmIOZoD7OJVpY78JWq9JQ/s640/PA040156.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Carillon Plaza</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY9r0VhEyR8UZ7foOYPb-r_YTyN15ffhEYO7EZEsbEYSMjbfVZSGvruzGpho4HiBFAvGZ36IFrEoWMJuIt5-9lmtKTHhp7qO1XzZQM0e88pz6R-FPWKgtB0SXPWqtctTqFvZksdLaQ_1c/s1600/PA040159.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY9r0VhEyR8UZ7foOYPb-r_YTyN15ffhEYO7EZEsbEYSMjbfVZSGvruzGpho4HiBFAvGZ36IFrEoWMJuIt5-9lmtKTHhp7qO1XzZQM0e88pz6R-FPWKgtB0SXPWqtctTqFvZksdLaQ_1c/s640/PA040159.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><br /></span></span></div>
<span lang="IN" style="font-family: inherit;">Senja yang perlahan jatuh membuai saya untuk berlama-lama
duduk di Carillon Plaza, sampai saya sadar bahwa pemandangan senja akan jauh
lebih indah jika dilihat dari </span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">Yawaragi
no Niwa <i>(healing garden)</i> atau Kaze no Hiroba <i>(wind plaza)</i> yang berada di lantai
atas. </span><span style="font-family: inherit;">Cepat-cepat saya menuju lift, yang sayangnya
selalu penuh. Mengejar senja, saya menggunakan eskalator menuju lantai 10.
Angin kencang menerpa wajah ketika saya sampai di </span><span lang="IN" style="font-family: inherit;">Yawaragi no Niwa</span><span style="font-family: inherit;">, senja hampir usai
saat langit jingga kemerahan perlahan menggelap. Segera saya mengatur </span><i style="font-family: inherit;">shutter speed</i><span style="font-family: inherit;"> kamera dalam
posisi rendah, dan saat kamera memotret dalam kecepatan lambat antiklimaks pun
terjadi. Baterai kamera saya habis!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kadang,
pemandangan paling indah dalam hidup bukan untuk dipotret, tapi untuk dinikmati
dengan mata kepala sendiri. Dan sungguh, senja yang saya lihat dari <span lang="IN">Yawaragi no Niwa</span> akan menjadi salah satu senja terindah dalam ingatan. Menggunakan
eskalator ke lantai 11 saya duduk-duduk di <span lang="IN">Kaze no Hiroba</span>, melihat langit kota
Osaka perlahan menggelap sampai hitam pekat. Bangunan pencakar langit memenuhi
pemandangan garis kota. Lampu-lampu di jendela gedung mulai menyala, mengganti
kerlip cahaya yang menghiasi Osaka. Kota ini semakin cantik kala malam
tiba. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Menjelang malam, angin
yang berhembus semakin kuat dan dingin. Sialnya saya tidak membawa jaket. Saat
berangkat dari hostel tadi cuaca sangat cerah dan cenderung terik. Siapa sangka
menjelang malam dingin mulai merasuk. Saya melanjutkan perjalanan menuju Umeda Sky
Building. Kali ini saya menggunakan peta pemberian <i>station master</i> karena tidak
yakin jalur <i>underground</i> stasiun Osaka mencapai daerah Umeda Sky Building. Dari <span lang="IN">North Gate building Osaka station</span> saya melewati jalan yang diapit bangunan Grand Front Osaka dan
Yodobashi-Umeda, kemudian berbelok ke kiri melewati jalan yang sama-sama
diapit gedung Grand Front Osaka <i>(south building </i>dan<i> north building)</i>. Di ujung jalan itu
terdapat <i>underground passage</i> yang langsung mengarah ke Umeda Sky Building. <o:p></o:p></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUN-OrcXvd0b9sxoQbsQl5mZPeBaO2fVkC8905RqHam36E4BjcvhPycvIDy71tr8wkTM85DMSypIKv4oo1CaIzB3Wc0fh4UorAdWOJizjN4qp64YkvNUiFXMzfzycNGl1hw-WlsnvlGDE/s1600/bimage2016-01-04-175427-page-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUN-OrcXvd0b9sxoQbsQl5mZPeBaO2fVkC8905RqHam36E4BjcvhPycvIDy71tr8wkTM85DMSypIKv4oo1CaIzB3Wc0fh4UorAdWOJizjN4qp64YkvNUiFXMzfzycNGl1hw-WlsnvlGDE/s640/bimage2016-01-04-175427-page-001.jpg" width="452" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Rute menuju Umeda Sky Building (garis merah)</div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Bangunan Umeda Sky
Building terdiri dari menara kembar setinggi 173 meter, kedua bangunan
dihubungkan dengan Floating Garden Observatory di lantai 40. Floating garden
observatory populer tidak hanya untuk wisatawan asing, juga untuk penduduk
Osaka. Ini terbukti dari antrian lift menuju floating garden observatory yang
cukup mengular. Lift yang mengantarkan menuju lantai 39 bergerak sangat cepat,
telinga saya sedikit terasa pegang saat menyesuaikan ketinggian dalam kecepatan
seperti itu. Kotak lift yang transparan membuat perjalanan singkat ini terasa
berbeda, saya dapat melihat pemandangan kota Osaka yang berangsur-angsur
berubah seiring semakin tingginya lift bergerak. Dari lantai 39 saya menaiki
eskalator berpenampilan futuristik menuju floating garden observatory di lantai
40.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Area
floating garden observatory yang saya masuki berupa sebuah ruang melingkar luas
berpenerangan minim dengan kaca besar lebar sebagai pengganti tembok untuk
melihat pemandangan kota. Bangku-bangku berupa balkon tinggi yang diletakkan
dekat dinding kaca dipenuhi pasangan. Pemandangan Osaka di malam hari sungguh
sangat spektakuler dilihat dari tempat ini. Kerlip lampu dari gedung pencakar
langit yang notabene memenuhi Osaka membuat kota seolah bersinar. Saya tidak
akan bosan menghabiskan waktu disini hanya untuk duduk termangu menatap lautan
warna-warni Osaka kala malam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Info: Umeda Sky Building <span style="border: none windowtext 1.0pt; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-border-alt: none windowtext 0in; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; padding: 0in;">Floating Garden Observatory </span><i>(fee 700 yen,
no closing days, hours 10.00 – 22.00 (last entrance 30 minutes before closing))</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari
floating garden saya menaiki tangga menuju <i>rooftop</i>. Lumi Sky Walk, nama yang
disematkan untuk <i>rooftop</i> ini, dan sungguh berjalan disini seolah berjalan di
angkasa. Lantai lumi sky walk berpendar biru, hijau, dan ungu membentuk pola
<i>milky way</i>, andromeda, aurora, dan bahkan meteor. Sementara itu langit dibiarkan
terbuka tanpa atap. Langit di atas kepala juga di bawah kaki, seakan
melemparkan saya ke dimensi yang berbeda. Di area lumi sky walk juga terdapat
Lumi Deck dimana pasangan dapat menggantungkan gembok dengan ukiran nama mereka
di pagar yang mengelilingi. Lantai lumi deck terbuat dari lampu LED yang terus
berubah warna menyerupai aurora kala malam. Tepat di tengah lumi deck
diletakkan bangku untuk pasangan berfoto diantara sinar lampu LED.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdugxr6-8A2Y5BOUMHbqNtlcmYxAEpLBnMXCDhLzSI7T-IFUAjfEQWaEiqZV-tXi6qPYgRwN4Lg36N1D8fsdSQDomAy6xIrOt6v4qGKBDTpuQqHie2tt8N4lnIeEMjVrIXWxGxHP7p5Gk/s1600/floating-garden-1024x514.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdugxr6-8A2Y5BOUMHbqNtlcmYxAEpLBnMXCDhLzSI7T-IFUAjfEQWaEiqZV-tXi6qPYgRwN4Lg36N1D8fsdSQDomAy6xIrOt6v4qGKBDTpuQqHie2tt8N4lnIeEMjVrIXWxGxHP7p5Gk/s640/floating-garden-1024x514.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pemandangan dari Floating Garden Obervatory <a href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi4oP-orK3KAhWOW44KHdDpAX0QjB0IBg&url=http%3A%2F%2Fworldoftraveler.net%2Fosaka-floating-garden-observatory%2F&bvm=bv.112064104,d.c2E&psig=AFQjCNFrIPPcxAJBkQTlmmZu4Y0LvA7B0A&ust=1452999598806201">(source)</a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXqoXDoNGg2rX3izJ6UqftJgVaokEVxy3ZqOaMceQjHrnxwfjhhLWavIEI4g07rHAwc-E4_7CzwaOj3yYbjCcy4fwWuQWWX9RRRcJ0RuggIoad2SrUG9EbaLnIOrnATgh0Fs7RqHJ6FFI/s1600/201401-2-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="363" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXqoXDoNGg2rX3izJ6UqftJgVaokEVxy3ZqOaMceQjHrnxwfjhhLWavIEI4g07rHAwc-E4_7CzwaOj3yYbjCcy4fwWuQWWX9RRRcJ0RuggIoad2SrUG9EbaLnIOrnATgh0Fs7RqHJ6FFI/s640/201401-2-1.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Lumi Sky Walk <a href="http://www.hiraganatimes.com/past-articles/travel/3058/">(source)</a> </span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Ah,
setelah sebelumnya bianglala HEP Five membuat saya baper, sekarang floating
garden observatory dan lumi sky walk di Umeda Sky Building membuat saya
nelangsa. Osaka sungguh bukan kota yang ramah perasaan untuk para singles. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Kunjungan
ke Umeda Sky Building tidak menjadi penutup <i>day trip</i> saya di Osaka. Walau malam
semakin larut saya kembali menuju Higashi-Umeda station untuk pergi ke
destinasi selanjutnya. Perjalanan menuju Higashi-Umeda station ternyata tidak
semudah perkiraan saya. Walau melewati jalan yang persis sama seperti
sebelumnya, nyatanya saya sukses nyasar dalam jalur <i>underground</i>. Entah mengapa
papan petunjuk menuju Higashi-Umeda station dan jalur Tanimachi line tiba-tiba
menghilang. Mengapa ada papan petunjuk menuju Osaka station dan Umeda station
tapi tidak untuk Higashi-Umeda station? Setelah beberapa puluh menit frustasi
sendiri berusaha menemukan jalan, akhirnya saya bertanya pada seorang pelayan
di salah satu toko. Pelayan itu mengerti bahwa saya mencari jalan menuju
Higashi-Umeda station, namun dia hanya menggerakkan tangannya dan tetap berkata
dalam bahasa Jepang, seolah kebingungan sendiri mencari padanan kata dalam
bahasa Inggris. Saat saya akan menyerah terdengar suara seorang wanita dari
belakang saya berkata dalam bahasa Inggris, <i>“can I help you?”</i> Sungguh, rasanya
seperti oase bertemu seorang Jepang yang dapat berbahasa Inggris dan menawarkan
diri untuk membantu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Wanita
paruh baya itu tidak hanya menunjukkan arah, dia bahkan mengantarkan saya
menuju Higashi-Umeda station. Bahasa Inggrisnya cukup bagus, dia berada di
Osaka untuk urusan pekerjaan dan sebenarnya letak hotel yang dia tempati
berlawanan arah dengan stasiun Higashi-Umeda. Walau demikian dia tetap
mengantarkan saya menuju Higashi-Umeda station. Menurut dia jalur <i>underground</i>
ini memang cukup rumit karena beberapa jalur saling bersinggungan antara satu
sama lain. Dia juga berkata, cukup sulit bertanya panduan arah kepada orang
Jepang karena tidak banyak yang dapat berbahasa Inggris. Saya tersenyum lebar
mendengarnya dan berkata, justru karena mayoritas penduduk Jepang tidak dapat
berbahasa Inggris, perjalanan saya menjadi lebih seru dan banyak cerita yang
saya dapat dalam perjalanan, termasuk bertemu dengan Anda dan mendapat bantuan
dari Anda. Kami berpisah di lorong stasiun Higashi-Umeda, saya membungkukkan
badan dalam-dalam dan berkata <i>“hontou arigatou gozaimasu.”</i> Sungguh saya sangat
berterima kasih atas bantuannya dan hanya ini cara yang saya tahu untuk
menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. Wanita paruh baya itu membalas tertawa
kecil dan melambaikan tangan sambil sedikit membungkukkan badannya, entah dia
tertawa karena tidak menyangka saya yang demikian berterima kasih, atau karena
ucapan yang saya pilih ternyata salah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Natural Hot Spring Naniwa no Yu</b> <i>(fee 800
yen, Monday to Friday 10.00 – 25.00, Saturday/Sunday 08.00 – 25.00 (last
entrance at midnight))</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Tujuan terakhir saya adalah sebuah onsen bernama </span><span lang="IN">Natural Hot Spring Naniwa no Yu. Iya,
saya penasaran banget pengen nyobain onsen, dan kebetulan Natural Hot Spring
Naniwa no Yu dapat diakses gratis menggunakan Osaka Amazing Pass.</span> Dari Higashi-Umeda station saya menggunakan Tanimachi Line dan turun di
Tenjimbashisuji 6-chome station dan keluar di exit 3 sesuai panduan dalam
<i>booklet</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Area
Tenjimbashisuji 6-chome bukan merupakan destinasi turistik
sehingga tidak banyak petunjuk jalan tersedia, selain itu kondisi jalan cukup
sepi saat malam. Saya sangat kesulitan menemukan <span lang="IN">Natural Hot Spring Naniwa no Yu</span>, nyaris lima orang yang saya tanyai namun tidak mengetahui tempat
tersebut. Petunjuk penting yang saya dapat adalah <span lang="IN">Natural Hot Spring Naniwa no Yu</span> terletak dalam gedung Pachinko and Slots, gedungnya besar dan ramai
dengan warna-warni lampu. Masalahnya, kebanyakan gedung yang saya temui selama nyaris
satu jam berjalan adalah gedung apartemen atau perkantoran biasa. Kaki saya
mulai terasa pegal luar biasa, berpikir saya harus kembali berjalan selama itu
untuk kembali ke stasiun menambah frustasi. Suasana kota juga semakin sepi dan
sangat sedikit orang yang lalu lalang. Saya mulai menyesali keputusan pergi ke <span lang="IN">Natural Hot Spring Naniwa no Yu</span>, <i>review</i> di situs tripadvisor memang banyak mengatakan pemandian air panas ini
sulit ditemukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Rasanya
sungguh lega saat akhirnya saya menemukan gedung Pachinko and Slots. Seperti
namanya, gedung ini memang digunakan untuk permainan pachinko. Lantai 1 gedung
dipenuhi mesin pachinko dengan kaum lelaki yang mendominasi serta kabut tipis
asap rokok yang menguar, <span lang="IN">Natural
Hot Spring Naniwa no Yu</span> terletak di lantai 8. Sebelum
memasuki onsen saya menyimpan sepatu di loker kecil di luar onsen, kemudian
ke meja registrasi untuk menunjukkan kartu Osaka Amazing Pass. Petugas
menyodorkan kotak kecil berisi karet rambut, karena rambut saya melewati bahu
maka harus diikat sebelum memasuki onsen. Setelahnya saya memasuki onsen khusus
wanita dan langsung disambut oleh puluhan wanita telanjang yang akan dan baru
selesai mandi. Sumpah, saya pengen muntah melihat melihat tubuh wanita
telanjang sebanyak itu. Saya sudah tahu kalau mandi di onsen harus menanggalkan
semua pakaian di tubuh, tapi mengalami sendiri rasanya risih banget. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Bagian dalam onsen
dibagi menjadi beberapa ruangan. Ruang pertama semacam loker sekaligus tempat
berganti baju, pakaian dan tas diletakkan disini. Saya celingak-celinguk
sebelum melepas pakaian, tapi yasudahlahya, mau gimana juga memang harus <i>naked</i>.
Setelah itu saya masuk ke ruangan selanjutnya yang fungsinya seperti semacam
ruang transisi antara kolam onsen dan ruang loker, uap panas mulai terasa
pengap disini. Ruang selanjutnya barulah terlihat kolam-kolam onsen yang dibagi
berdasarkan khasiat dan manfaatnya, di ruangan ini juga terdapat tempat mandi berupa
barisan shower yang harus digunakan sebelum pengunjung masuk ke dalam kolam
onsen. Menggunakan bangku kecil yang tersedia, saya ikut mandi di bawah
pancuran. Sampo dan sabun ukuran besar tersedia disini. Air yang mengalir cukup
deras dan panas, kulit saya langsung terlihat memerah. Setelah membersihkan
diri, saya dapat berendam di onsen. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN">Natural
Hot Spring Naniwa no Yu</span> memiliki kolam onsen <i>indoor</i>
maupun <i>outdoor</i>. Kolam <i>outdoor</i> lebih romantis karena pengunjung dapat berendam
sambil memandang langit. Sebelum berendam sebaiknya merendam kaki di dalam
kolam dulu untuk menyesuaikan tubuh dengan suhu air panas, setelah itu baru
berendam. Berendam di onsen lebih enak bersama teman-teman, jadi nggak basi
sendiri berendam sambil bengong. Salah satu etiket di onsen adalah pengunjung
tidak boleh terang-terangan menatap tubuh pengunjung lain. Tapi melihat
banyaknya tubuh telanjang yang lalu lalang, mau tidak mau, sengaja tidak
sengaja, saya jadi mengamati (dan mengomentari dalam hati) apa yang saya lihat.
<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAMEd1LZJGk6QJ1JbYIHpud1pv9rHFT6u5dmUVzSQFUNdG3P0VpacXiYBBQg0vIY8dt-UjFwpPAoIaLaskncJda23zi1eWRl1UE1snEIfomdM_b4kQ7AUKPy8MWwopVYajanoM8KGzDBQ/s1600/05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAMEd1LZJGk6QJ1JbYIHpud1pv9rHFT6u5dmUVzSQFUNdG3P0VpacXiYBBQg0vIY8dt-UjFwpPAoIaLaskncJda23zi1eWRl1UE1snEIfomdM_b4kQ7AUKPy8MWwopVYajanoM8KGzDBQ/s320/05.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">kolam <i>outdoor</i> <a href="https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiA74Gxra3KAhUNkI4KHY8yAuYQjB0IBg&url=https%3A%2F%2Fwww.osaka-info.jp%2Fosp%2Fen%2Ffacility%2Ffacility.php%3Fid%3D5&bvm=bv.112064104,d.c2E&psig=AFQjCNEvcAgfRL7zmEKHehALbiVAO1yYRw&ust=1453000028893701">(source)</a></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Selama berada di
onsen saya gonta-ganti mencoba beberapa kolam yang tersedia. Setiap kolam
memiliki warna, khasiat, dan temperatur yang berbeda. Yang paling mantap adalah
kolam dengan tekanan air tinggi sehingga badan seperti dipijat. Masalahnya,
bagi saya tekanan air terlalu tinggi, dan badan saya cukup sakit-sakit terkena
arus kencangnya. Sedangkan seorang nenek di sebelah saya nampak begitu
menikmati pijatan yang dihasilkan dari tekanan tinggi arus air. Tidak sampai 30
menit saya berendam dalam onsen, kepala saya mulai terasa pusing dan pandangan
berkunang-kunang, detak jantung saya juga terasa meningkat. Saya tidak memaksakan diri untuk berendam lebih lama lagi dan
keluar dari onsen. Saat selesai berendam tidak perlu mandi lagi karena mineral
yang terkandung dalam onsen akan terbuang sia-sia, jangan lupa keringkan tubuh sebelum
kembali ke ruang ganti.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di ruang ganti saat
akan berpakaian, rasa pusing di kepala saya semakin hebat hingga rasanya saya
ingin muntah. Duh, gimana bisa pulang pakai kereta kalau kondisi badan seperti
ini. Masa iya naik taksi ke hostel, bisa hancur <i>budget</i> perjalanan saya nanti. Jadilah saya duduk sebentar di kursi yang
tersedia di ruang ganti dan menghirup napas dalam-dalam untuk meredakan detak jantung. Setelah pusing mereda, saya minum air banyak-banyak. Pusing di kepala saya akhirnya berangsur-angsur menghilang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Badan saya rasanya
lelah sekaligus rileks setelah berendam di onsen. Rasanya pengen cepat-cepat
kembali ke hostel dan tidur. Saat akan pulang, saya bertanya arah stasiun pada
petugas keamanan di depan gedung Pachinko and Slots. Arah yang diberikan
berbeda dengan arah kedatangan saya dan cukup jelas untuk diikuti. Namun tetap
saja, saya harus bertanya arah pada dua orang lain dalam perjalanan menuju
stasiun. Dari Tenjimbashisuji 6-chome station saya menggunakan Sakaisuji
line ke Nagahoribashi station, dari situ saya berganti kereta di jalur Nagahori
Tsurumi-ryokuchi line dan turun di Shinsaibashi station. Nyaris tengah malam saat saya akhirnya sampai di hostel, niat saya mengunjungi
area Dotonburi harus dibatalkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Notes:</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">- IMHO, Shitennoji temple tidak
semenarik itu. Lebih baik di-</span><i style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">skip</i><span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;"> dan pilih destinasi wisata lain</span><br />
<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">- Jangan lupa bawa handuk
sendiri jika ingin ke </span><span lang="IN" style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">Natural
Hot Spring Naniwa no Yu</span><br />
<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;">- Osaka Amazing Pass seharga
2.900 yen saya gunakan untuk: tiket </span>Nankai Airport Express<span style="font-family: inherit; text-indent: -0.25in;"> (920 yen), Shitennoji
temple (300 yen), Osaka castle (600 yen), HEP Five Ferris wheel (500 yen), Umeda
sky building (700 yen), Natural <span lang="IN">Hot
Spring Naniwa no Yu</span> (800), dan biaya kereta keliling Osaka</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Itinerary:</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span>
Shitennoji Temple - Osaka Castle - HEP Five Ferris Wheel - North Gate building Osaka Station (<span lang="IN">Carillon Plaza, </span><span lang="IN">Yawaragi no Niwa, Kaze no Hiroba) - Umeda Sky Building (F</span>loating Garden Observatory, Lumi Sku Walk) - <span style="text-indent: -24px;">Natural Hot Spring Naniwa no Yu</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: inherit;"><b>Rincian biaya:</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b><br /></b></span>
<span style="font-family: inherit;">Sarapan The U-don: 670
yen</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Osaka Amazing Pass:
2.900 yen</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Osaka Hana Hostel:
3.000 yen</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sushi Family Mart: 298
yen</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Air minum: 160 yen</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Total pengeluaran:
7.028 yen</span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-53221594645425190902015-11-08T22:53:00.000+07:002015-11-08T22:53:01.597+07:00Japan Trip: An Intro<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Oktober adalah bulan yang saya pilih untuk menyambangi Jepang untuk kali pertama. Alasannya sederhana, suhu Jepang sudah relatif bersabahat, tanpa badai yang acapkali melanda saat terjadi pergantian musim, ditambah harapan warna-warni musim gugur akan mulai bermunculan. Sayangnya perhitungan saya sedikit meleset, musim gugur baru akan benar-benar tiba di akhir Oktober dan awal November, sedangkan jadwal perjalanan saya adalah awal Oktober. <i>Oh well,</i> seperti kalimat andalan saya, <i>“you can’t have everything you want,”</i> paling tidak saya masih mendapat suhu yang relatif <i>mild</i> untuk melakukan perjalanan *menghibur hati* </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk perjalanan ini saya memulai dari kota terbesar kedua di Jepang, Osaka, dan akan mengakhiri perjalanan di Tokyo. <i>Open-jaw ticket</i>, kebanyakan <i>traveler</i> menyebutnya. Dengan demikian saya tidak perlu menghabiskan waktu kembali ke Osaka untuk menempuh perjalanan pulang ke Jakarta nanti. Hemat waktu, uang, dan tenaga tentunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanyakan persiapan perjalanan di Jepang sudah saya siapkan dari Indonesia. Membuat <i>itinerary </i>dan estimasi biaya harian, juga mem-<i>booking</i> penginapan, tiket bus, dan tiket wisata secara <i>online</i> maupun lewat agen travel. Dengan persiapan seperti ini setibanya saya di Jepang nanti saya bisa langsung jalan mengikuti <i>itinerary</i> yang sudah dibuat, tidak perlu repot buka-buka buku panduan perjalanan lagi. Sedikit drama yang terjadi sebelum keberangkatan adalah kurs Dollar Amerika yang terus meroket, yang tentu saja berpengaruh juga pada nilai tukar Yen. Dengan kurs 1 Yen = 123 Rupiah, estimasi biaya yang saya buat jadi membengkak melebihi <i>budget</i> awal *nangis di pojokan*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengajuan visa saya lakukan satu bulan sebelum keberangkatan, yang mengejutkan adalah panjangnya antrian <i>apply</i> visa di Konsulat Jenderal Jepang di Jakarta. Animo masyarakat untuk <i>traveling</i> ke Jepang sepertinya sedang meningkat pesat. Untuk pengajuan visa Jepang, harap perhatikan domisili wilayah masing-masing karena pengajuan visa Jepang dibagi ke dalam beberapa wilayah yuridiksi berbeda. Misal, teman saya bekerja di Jakarta namun KTP-nya masih beralamat di Padang, maka dia harus mengurus visa di Konsulat Jenderal Jepang di Medan karena Padang masuk dalam wilayah yuridiksi Konsulat Jenderal Jepang di Medan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut saya pribadi persyaratan visa Jepang tidak seribet visa Schengen, paling tidak saya merasa lebih PD saat pengajuan. Saya mengajukan visa kunjungan sementara untuk tujuan wisata dengan biaya sendiri. Dokumen yang diperlukan adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Paspor</div>
<div style="text-align: justify;">
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Formulir permohonan visa <a href="http://www.id.emb-japan.go.jp/visa_7.html">[download (PDF)]</a> dan Pasfoto terbaru (ukuran 4,5 X 4,5 cm, diambil 6 bulan terakhir dan tanpa latar, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram)</div>
<div style="text-align: justify;">
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Foto kopi KTP atau Surat Keterangan Domisili</div>
<div style="text-align: justify;">
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Fotokopi Kartu Mahasiswa atau Surat Keterangan Belajar (hanya bila masih mahasiswa). Jika sudah bekerja dapat diganti dengan surat keterangan kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
5.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Bukti pemesanan tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)</div>
<div style="text-align: justify;">
6.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Jadwal Perjalanan<a href="http://www.id.emb-japan.go.jp/visa_7.html"> [download (DOC)]</a> (rinci semua kegiatan sejak masuk hingga keluar Jepang)</div>
<div style="text-align: justify;">
7.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Fotokopi dokumen yang bisa menunjukkan hubungan dengan pemohon, seperti kartu keluarga, akta lahir, dan lain sebagainya jika pemohon lebih dari satu</div>
<div style="text-align: justify;">
8.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dokumen yang berkenaan dengan biaya perjalanan. Bila pihak Pemohon yang bertanggung jawab atas biaya diperlukan fotokopi bukti keuangan, seperti rekening Koran atau buku tabungan tiga bulan terakhir (bila penanggung jawab biaya bukan pemohon seperti ayah/ibu, maka harus melampirkan dokumen yang dapat membuktikan hubungan dengan penanggung jawab biaya). Saran saya untuk bukti keuangan ini, paling tidak selama tiga bulan terakhir <i>cash flow</i> tabungan terbilang normal, tidak ada dana besar yang tiba-tiba masuk karena akan membuat curiga. Untuk nominal tabungan minimal yang mengendap, saya selalu melakukan perhitungan seperti ini: (Biaya hidup harian di Jepang X Lama tinggal di Jepang + Harga tiket pesawat) + 10% dari jumlah total perhitungan awal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dokumen diatas harus disusun sesuai urutan dari nomor 1 – 8 sebelum diserahkan di loket. Biaya visa sebesar Rp 330.000 dibayar saat mengambil visa, visa dapat diambil dalam tiga hari kerja. Saat menyerahkan dokumen, petugas sama sekali tidak mewawancarai ataupun memeriksa dokumen saya. Dia hanya mengecek kelengkapan dokumen, memberi stempel lalu memberi saya tanda terima. Beberapan jam setelahnya saya mendapat telepon dari Konsulat Jenderal Jepang yang mengatakan dokumen saya tidak lengkap dan diharuskan kembali. Saya kembali ke Konsulat Jenderal Jepang sambil mengingat-ingat, rasanya semua dokumen sudah saya isi dan lengkapi. Di Konsulat Jenderal Jepang, ternyata saya belum memberi tanda contreng pada beberapa pernyataan di formulir pengajuan visa. Hhhh, hal kecil yang membuat saya jadi bolak-balik dan membuang waktu. Memang, saat pengajuan visa semua dokumen harus dicek dan diteliti kembali untuk menghindari buang-buang waktu dan tenaga seperti ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya menggunakan Air Asia untuk penerbangan menuju Jepang dengan transit selama tiga jam di Kuala Lumpur. Harus diakui, saya cukup terkejut saat sampai di bandara KLIA 2. Sebuah bandara yang besar dan megah! Sunggup saya tak habis pikir bagaimana Tony Fernandes begitu serius menggarap Air Asia dan membangung KLIA 2 sebagai markas utamanya. Tiga jam di KLIA 2 saya habiskan untuk bekeliling singkat bandara dan menemukan spot-spot menyenangkan untuk menghabiskan waktu: <i>movie room, kid zone</i>, bahkan ada beberapa spot yang dikhususkan untuk tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVNc8Jcz6onWtuYM-Ap9oEb6Ov7TmExHd47eLcDjpJYFp3-Hish7rqrYC0_OK0PcfepHfGziUiny1pqRhTdB7rRZSoAbRfQMrurriPwMGxtRLkuWE_5THoZ3WLybdwAJA3Ji45o0v6sgc/s1600/PA039727.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVNc8Jcz6onWtuYM-Ap9oEb6Ov7TmExHd47eLcDjpJYFp3-Hish7rqrYC0_OK0PcfepHfGziUiny1pqRhTdB7rRZSoAbRfQMrurriPwMGxtRLkuWE_5THoZ3WLybdwAJA3Ji45o0v6sgc/s640/PA039727.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Movie room</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin1_KK6DXRIkPLnxI5JZBFOO509l9u_G9FOKlXKG6jETgSmnp0qR85YjNzmcdQAv-XlM6Jk-ZBANo7WqZzI0n78zdsKt68Zsduwcqmu-brZP5qsResVr3g4XXiOGqejGFvv6_ET8KIAMg/s1600/PA039713.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin1_KK6DXRIkPLnxI5JZBFOO509l9u_G9FOKlXKG6jETgSmnp0qR85YjNzmcdQAv-XlM6Jk-ZBANo7WqZzI0n78zdsKt68Zsduwcqmu-brZP5qsResVr3g4XXiOGqejGFvv6_ET8KIAMg/s640/PA039713.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Jadwal keberangkatan yang cukup padat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxt1CSOVmHMctxq9SOkQC3_QvmxHTB_OTUmuqI-GkNgPOfjJja8FvIxOI4tg5GY0zO3JKz-jwSJTYS8QSUpxE3rku0b7hPskEIcHcwVlzOprXlGtc02W5PcOM_xHCJf0ci43dmgsvoc9M/s1600/PA039723.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxt1CSOVmHMctxq9SOkQC3_QvmxHTB_OTUmuqI-GkNgPOfjJja8FvIxOI4tg5GY0zO3JKz-jwSJTYS8QSUpxE3rku0b7hPskEIcHcwVlzOprXlGtc02W5PcOM_xHCJf0ci43dmgsvoc9M/s640/PA039723.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Bisa santai-santai, tiduran, atau baby sitting disini</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ0tDM57y_vRyVa1nrCH7pK1qyv2vSjWchpYKqHs6sa5EzDJ8gT_1HlrwzTIq4QfGa8bJvzS1ru_LfsfAQrLc_5Y1CQzsl-TP_k4mX0hjDrigCR-EfV3GS-2FgTKHWh-GYWqxRc1HeeOQ/s1600/PA039724.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQ0tDM57y_vRyVa1nrCH7pK1qyv2vSjWchpYKqHs6sa5EzDJ8gT_1HlrwzTIq4QfGa8bJvzS1ru_LfsfAQrLc_5Y1CQzsl-TP_k4mX0hjDrigCR-EfV3GS-2FgTKHWh-GYWqxRc1HeeOQ/s640/PA039724.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJsFtVKyIN3WSuclZ7G_2aJMIdBntxKNjFt-DhPW9Dxqf7qUe8vVRREgBxLbio8UF2tSwV5we0RgXJDBaXEyscvAMuxpLUsQicIyhNHHKR6hathh5f-3m7PDfMX7tVM4mr4Jxu_NOYCw4/s1600/PA039732.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJsFtVKyIN3WSuclZ7G_2aJMIdBntxKNjFt-DhPW9Dxqf7qUe8vVRREgBxLbio8UF2tSwV5we0RgXJDBaXEyscvAMuxpLUsQicIyhNHHKR6hathh5f-3m7PDfMX7tVM4mr4Jxu_NOYCw4/s640/PA039732.JPG" width="480" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeSPhL22Wr4PD5WxhDAii7WN0UUOswz4I3PZj3cKgxAtcvX-0Wr6ZAi8LATqPrZzPbDcvIwiMGlc2VOm4a6six43zppVf_s8SOZ-_CO0ODTqYnsHYxxTOZQS4f6nggrvYyD5ZSyj2Gvzg/s1600/PA039734.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeSPhL22Wr4PD5WxhDAii7WN0UUOswz4I3PZj3cKgxAtcvX-0Wr6ZAi8LATqPrZzPbDcvIwiMGlc2VOm4a6six43zppVf_s8SOZ-_CO0ODTqYnsHYxxTOZQS4f6nggrvYyD5ZSyj2Gvzg/s640/PA039734.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penerbangan Kuala Lumpur – Kansai Osaka memakan waktu enam jam. Mengingat ini adalah penerbangan berbudget rendah, jangan harap mendapat fasilitas bantal, selimut, dan <i>in-flight entertainment.</i> Semua memang tersedia, namun dengan biaya tambahan. Jadi, siapkan bantal leher, selimut tipis/ sarung bali/ jaket untuk menghalau dingin, dan penuhi perangkat elektronik dengan film atau buku kesayangan. <i>Make yourself as comfortable as you can.</i> Walau demikian semua persiapan itu bagi saya akhirnya sia-sia. Tidak ada yang mampu membunuh rasa jenuh dan bosan selama berada di dalam pesawat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Enam jam mati gaya di pesawat sungguh bukan pengalaman menyenangkan. Saya buru-buru keluar pesawat dan menuju imigrasi setibanya di Kansai Airport. Proses imigrasi berjalan cepat dan efisien. Tidak ada pertanyaan aneh-aneh dan paspor saya mendapat cap dengan mulus. Melihat ke sekeliling, dengan orang-orang asing, bahasa asing, dan bentuk tulisan yang tidak familiar, <i>am I already in Japan?</i> Rasanya masih sulit untuk percaya bahwa saya sudah berada di Jepang. Sedikit gemetar saya membuka <i>itinerary</i> untuk mencari tempat salat, ada tiga <i>prayer room</i> di Kansai Airport: <i>Gate</i> 16 dan <i>Gate</i> 26 yang berada di area keberangkatan internasional, yang terakhir berada di lantai 3 persis di belakang UNIQLO. Ketiga <i>prayer room</i> ini berada di terminal 1. Masih <i>jet lag</i> dengan kondisi bandara, saya memutuskan ke <i>prayer room</i> yang berada di lantai tiga dengan asumsi akan lebih mudah ditemukan. Saat menuju lantai tiga, saya melihat di lantai dua bandara sudah banyak orang yang menempati bangku bandara untuk tempat bermalam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMkyJlogFdC2NpN6l8izF0GQesDJ7ibAansdOsGugsRU2IA4WFEHKuSkw8_NyI4eAU9fGVreWN83fwCh1E_vVkL_25rXSqK1LS_K_6vQPBeNBcH35GeMKk0GSdhdG_559Ds7smCRAqcy8/s1600/PA039762.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMkyJlogFdC2NpN6l8izF0GQesDJ7ibAansdOsGugsRU2IA4WFEHKuSkw8_NyI4eAU9fGVreWN83fwCh1E_vVkL_25rXSqK1LS_K_6vQPBeNBcH35GeMKk0GSdhdG_559Ds7smCRAqcy8/s640/PA039762.JPG" width="480" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Arah <i>prayer room</i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG0Ej6kyGHrR6KmL-84l3jqYSWg7mU9O-OW1vmUAXHUGrFyUYG9o7LgOIEAvuAdSRvKqCd6zTJDFFui8WFt7khTHSlf4_kP42usl_boQaP73cVmHcGOYA0UbSqajQGxQv5-iuDcMK-4kg/s1600/PA049764.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG0Ej6kyGHrR6KmL-84l3jqYSWg7mU9O-OW1vmUAXHUGrFyUYG9o7LgOIEAvuAdSRvKqCd6zTJDFFui8WFt7khTHSlf4_kP42usl_boQaP73cVmHcGOYA0UbSqajQGxQv5-iuDcMK-4kg/s640/PA049764.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Bagian dalam <i>prayer room</i>. Hanya berisi sajadah sebagai perangkat salat</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkySNtYKh2krUfuMd3-TextHZTidVM6bd1h_7WbtvPoERiWw9Y2ZuS4ixbHSo4FRQJMoGTuTpWaqqaXcnRkqy2yY_0m2HX04aTP32zcf5zR26d-XxEUL6SlNbSEZcefLT0T039e5Nymno/s1600/PA049765.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkySNtYKh2krUfuMd3-TextHZTidVM6bd1h_7WbtvPoERiWw9Y2ZuS4ixbHSo4FRQJMoGTuTpWaqqaXcnRkqy2yY_0m2HX04aTP32zcf5zR26d-XxEUL6SlNbSEZcefLT0T039e5Nymno/s640/PA049765.JPG" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Tempat wudhu</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang pukul 11 malam mayoritas semua toko di Kansai Airport sudah tutup. Suasana sepi dan sedikit gelap saat saya mencari <i>prayer room.</i> Letak <i>prayer room</i> sedikit terpencil, walau demikian ukurannya cukup luas dan nyaman. Selesai salat saya kembali ke lantai dua untuk mencari bangku kosong sebagai tempat bermalam. Sialnya, seluruh bangku di lantai dua sudah penuh terisi. Bermalam di Kansai Airport memang menjadi pilihan favorit kebanyakan orang. Saran saya jika berencana bermalam di Kansai Airport, secepat mungkin selesaikan urusan imigrasi dan bagasi, setelah itu segera cari tempat duduk yang nyaman untuk bermalam. Jika ingin ke toilet atau salat, titipkan tempat duduk kepada ‘tetangga sebelah,’ jangan lupa simpan ransel yang kira-kira aman untuk ditinggal di atas kursi agar kursi tidak terlihat kosong. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak memiliki pilihan lain akhirnya saya kembali ke <i>prayer room</i> untuk bermalam disana. Untungnya <i>prayer room</i> wanita dan pria dipisah, jadi masih nyaman untuk merebahkan diri di atas karpet. Beberapa orang terlihat sudah mengambil posisi untuk tidur. Dengan bermodalkan sajadah sebagai alas tambahan dan mukena sebagai lapisan tambahan penghalau dingin, saya melewatkan malam pertama di Jepang. <i>Ah, what an intro to start my journey in Japan.</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-91627348280814665952015-11-01T11:35:00.000+07:002015-11-01T11:35:14.639+07:00Blogging Because Sharing is Caring<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Setelah sekian lama hiatus (dan tidak bisa memilih kalimat pembuka yang cukup baik), saya akan mengawali postingan ini dengan sebuah pertanyaan? Untuk apa kalian nge-blog? Pertanyaan yang cukup berat dan mendasar yang bahkan para <i>blogger</i> pun enggan untuk menjawabnya. Namun nyatanya pertanyaan ini mampu membangunkan saya dari tidur panjang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pernah menyebut blogging sebagai <i>passion</i>. Hal yang bahkan tidak dibayar pun saya mau melakukannya. Hal yang saya bahagia melakukannya. Tapi ternyata kata sakti bernama <i>passion</i> juga dapat dipatahkan oleh dalih kesibukan. Tambahkan pula kata malas maka sehebat apapun sebuah <i>passion</i>, dia akan mati dengan mudahnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyaris sepuluh bulan saya total hiatus. Bulan-bulan sebelumnya pun hanya sedikit sekali postingan yang saya muat dalam laman ini. Seorang teman pernah berkomentar, “Cha, jarang nge-blog tapi travel jalan terus.” Iya, saya memang melakukan banyak perjalanan, yang niatnya akan saya tuliskan di blog seperti biasa, namun niat itu hanya mengendap lalu akhirnya terlupakan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebut saya idealis, namun beberapa tahun belakangan ini saya ingin membuat catatan perjalanan yang lebih mengarah pada <i>travelogue</i>, bukan sekedar panduan perjalanan yang semata membagikan <i>itinerary</i>, rincian biaya, berbagai tips <i>‘how to…’</i> Saya ingin melakukan pendekatan personal, yang ternyata lebih menguras pikiran saat menuangkannya dalam bentuk tulisan sehingga saya tidak pernah puas dengan hasilnya. Saya berpikir terlalu rumit, terlalu mengejar kesempurnaan, terlalu ingin terlihat berbeda dengan travel blogger lain. Dan ujungnya malah tidak ada postingan sama sekali…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya pernah malu sekali saat seorang <i>travel blogger</i> mengirim email, “Cha, aku cari-cari tulisan kamu tentang Lombok di blog kok belum ada ya? Bisa minta <i>link</i>-nya? Aku mau ke Lombok akhir bulan ini.” Malu sekaligus sedih, karena saya hanya sekedar <i>share</i> foto-foto Lombok dalam <i>social media</i> dan blog tanpa ada tulisan sedikitpun. Padahal ternyata, tulisan itu akan dapat membantu <i>blogger</i> lainnya. Pada akhirnya, saya meminta maaf dan mengirimkan <i>itinerary</i> serta beberapa pengalaman serta tips di Lombok lewat email. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kejadian itu seharusnya saya sadar, beberapa <i>travel blogger</i> yang mengetahui <i>record</i> perjalanan saya dari <i>social media</i> ternyata masih mengandalkan saya dalam mencari informasi. Seharusnya ini melecut saya untuk kembali menulis dan berbagi, namun nyatanya saya masih tetap tenggelam dalam hiatus panjang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu kejadian yang cukup menampar saya terjadi di Osaka, Jepang beberapa waktu yang lalu. Salah seorang <i>roommate</i> saya ternyata orang Indonesia yang juga <i>solo traveling</i>. Kami berbicara banyak tentang rencana selama di Jepang dan dia mengatakan betapa terbantunya dia saat menyusun itinerary dari tulisan para blogger. Kata saya, “pasti kamu baca <a href="http://jejakvicky.com/">blognya mbak Vicky</a> ya,” karena tulisan si mbak ini memang super detail dan saya pun banyak terbantu olehnya. Ucapan saya di-iya-kan oleh dia, dan dibalas oleh pertanyaan, “kenal mbak Vicky darimana?” Dari blog, tentu saja. Dengan mudah dia menyimpulkan, “oh, <i>travel blogger</i> juga ya? Nama blognya apa? Nanti aku mampir ya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tertegun sebelum menjawab, “Merry go Round, tapi udah lama hiatus…”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malu. Sedih. Merasa menyia-nyiakan sekian pengalaman yang seharusnya bisa saya bagi pada orang lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beranjak ke Kyoto, di tempat saya menginap ternyata banyak sekali orang Indonesia. Usut punya usut, tempat saya menginap mendapat banyak <i>review</i> positif dari <i>travel blogger</i> Indonesia sehingga mereka memutuskan untuk menginap disana. Beberapa nama <i>travel blogger</i> yang disebutkan pun tidak asing di telinga saya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terakhir, dalam pesawat pulang dari Tokyo menuju Kuala Lumpur. Penumpang sebelah saya, seorang ibu-ibu yang duduk terpisah dari rombongannya senang sekali bertukar cerita selama di Jepang. “Kami jalan sendiri, nggak pakai tur jadi lebih bebas. <i>Itinerary</i>-nya dari hasil baca-baca blog orang-orang yang pernah ke Jepang. Kamu suka <i>travel</i> begini juga pasti nge-blog juga ya?” tembaknya langsung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi-lagi saya merasa tertampar. “Iya, nge-blog, tapi udah lama nggak nulis,” aku saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah, nulis dong, itu ngebantu orang-orang awam seperti saya loh.” Kemudian dia meminta alamat blog saya dan saya pun berjanji akan menulis lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali lagi pada pertanyaan saya di atas. Beberapa orang nge-blog karena <i>passion</i>, idealisme, uang, imbalan, kuis, lomba, <i>event</i>, sebagai <i>buzzer</i>, materi bukunya kelak, pamer, narsis, bentuk eksistensi diri, dan beribu motif lain yang dapat dijadikan alasan. Apapun maksud mereka menulis di blog, toh pada akhirnya tulisan itu akan menemukan ‘fungsinya’ sendiri. Saat saya akan membeli <i>make up</i>, tak jarang saya membaca <i>review</i> dari pada <i>beauty blogger</i> yang mengerti benar produk yang mereka bahas. Ketika saya ingin mencoba kuliner di suatu daerah, saya merujuk pada tulisan para <i>food blogger</i>. Dan saat akan melakukan perjalanan, saya membaca pengalaman <i>travel blogger</i>. Tanpa disadari, tulisan yang dibuat para <i>blogger</i> ini sebenarnya sangat membantu manusia awam seperti saya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, berhentilah berpikir terlalu rumit,berhenti mengejar kesempurnaan, berhenti berusaha terlihat berbeda dengan travel blogger lain. Kembali pada motif dasar: menulis untuk berbagi, karena <i>sharing is caring.</i> Menulis, membagi cerita kepada dunia, apapun latar belakang yang mendasarinya. <i>Sharing is caring</i>. Kalian tidak akan pernah tau bagaimana tulisan yang ter-publish di laman internet akan membantu orang lain. <i>Sharing is caring</i>, karena itu saya kembali menulis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-60352595083077244542015-02-24T20:22:00.000+07:002015-02-24T20:23:41.191+07:00Regret?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Seseorang yang pernah menyatakan perasaannya pada saya, namun saya tolak karena saya tidak merasa nyaman pacaran dengan orang yang bekerja di kantor yang sama. Dia... berubah. Auranya terasa berubah. Terlihat lebih matang, lebih dewasa, badannya terlihat lebih berisi. Mau tidak mau saya membayangkan bagaimana rasanya dipeluk oleh dada bidang tersebut. Ah, mengapa lelaki yang sudah menikah cenderung terlihat menarik dan lebih <i>yummy,</i> sih? Kalau saja dulu saya tidak menolak perasaannya, dada bidang itu pasti sekarang jadi milik pribadi saya. Kalau saja dulu saya membalas perasaannya, mungkin saya sudah menikah dengannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bertemu dengan seseorang dari masa lalu cenderung memacu otak saya untuk memutar berbagai memori. Berbagai kenangan diputar tanpa saya mampu mencegahnya. Kali ini, otak saya dengan teganya memilih untuk mengingatkan saya pada sederet kisah kasih yang gagal dengan mengenaskan. Dimulai dengan mantan pacar saat kuliah dulu. Iya, mantan pacar yang sering banget saya bahas setiap bulan Mei, yang saya drama banget selama proses <i>move on</i> dari dia. Andai saja dulu saya lebih dewasa, andai saja saya dulu tidak seegois itu, mungkin hubungan kami masih bisa bertahan. Mungkin hubungan kami bisa sampai tahap pernikahan. Mungkin....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi perasaan melankolis dan drama saya dipatahkan oleh pikiran logis. Kalau saya masih bersama dengan mantan saya itu, saya tidak akan pernah tumbuh dewasa. Jalan pikiran saya tidak akan pernah berkembang. Saya akan tetap bersifat kanak-kanak yang seluruh keinginannya harus dipenuhi saat itu juga. Ya, itulah saya jaman kuliah dulu, si egois yang kekanak-kanakan. Jalan saya untuk bertumbuh dewasa adalah dengan merasakan sakit hati, yang menusuk dan meninggalkan luka dalam. *oke, mulai drama lagi*. Lalu saya mencuri pandang lagi pada seseorang dari masa lalu yang kebetulan mampir ke kantor saya. Yang dada bidangnya masih membuat saya meneteskan air liur, Kalau dulu saya memilih bersama dia mungkin sekarang saya sudah menikah dengannya. Tapi saya tidak akan sempat bertemu dengan A...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bertemu dengan A entah harus saya sebut sebagai bencana atau anugerah. Atau mungkin keduanya. Tapi saya tahu, tanpa A hadir dalam hidup saya, saya tidak akan pernah berani untuk bermimpi. Saya hanya akan menjalani kehidupan yang monoton. Tanpa mimpi dan cita-cita. Jika A tidak pernah hadir dalam hidup saya, saya belum tentu berani pergi mengelana seorang diri ke Eropa, nekat menulis buku, bertemu dengan begitu banyak orang-orang baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu saya ingat dengan Teddy. Lelaki yang memberi satu cerita yang mampu saya tuangkan dalam <i>travelogue.</i> Sebuah perkenalan singkat, perjalanan singkat, pertemanan singkat, namun tidak pernah saya sesali. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang saya sadari dari 'putar ulang memori' ini, bahwa setiap keputusan akan membawa kita kepada cerita yang berbeda. Kepada hidup yang berbeda. Setiap orang yang hadir dalam hidup kita akan membawa kita pada percabangan pilihan, mana yang kita pilih akan menentukan jalan hidup kita selanjutnya. Dan apakah saya menyesal dengan segala pilihan yang saya buat sampai detik ini, sampai waktu kembali menghitung mundur usia saya, jawabannya adalah tidak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Have I ever regret my decision in life? </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Never!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang membuat seseorang dikatakan dewasa? Menurut saya ketika seseorang mampu memilih dan mempertanggungjawabkan pilihannya dalam hidup, maka dia dapat dikatakan dewasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Happy birthday, me.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-74969599508134507732015-02-22T09:53:00.000+07:002015-02-22T10:52:09.385+07:00When You Take A Picture Of Me<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i>When I take a picture of you</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBWZapIU7akywMwOSGZpqeEukVBWQHNS7hO1bQo-AgP275pCTpsLMvyoVXq1m0luXBG1CAJzsBsnDU_07_UDfwNDKTDTImtcFujHNSzG5OMS0Yan5rffRpzs77nveZqq1zh6d87N6FHU/s1600/IMG_0304.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOBWZapIU7akywMwOSGZpqeEukVBWQHNS7hO1bQo-AgP275pCTpsLMvyoVXq1m0luXBG1CAJzsBsnDU_07_UDfwNDKTDTImtcFujHNSzG5OMS0Yan5rffRpzs77nveZqq1zh6d87N6FHU/s1600/IMG_0304.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>When you take a picture of me</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiuDXBa5Mlltzdm-EJ6aGzr2ld7wyBIfkDrODmiJkC65DiGcJgx9mOzlojtiYvcKyRD5h3J7QWeHHOXBIYrvf6ia1jX6SZOaGag1R0N__5FPaONaptgn6-OWiypk8nPFyODuknu7-1BWA/s1600/IMG_0301.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiuDXBa5Mlltzdm-EJ6aGzr2ld7wyBIfkDrODmiJkC65DiGcJgx9mOzlojtiYvcKyRD5h3J7QWeHHOXBIYrvf6ia1jX6SZOaGag1R0N__5FPaONaptgn6-OWiypk8nPFyODuknu7-1BWA/s1600/IMG_0301.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ITU FOKUSNYA KEMANAAAA??????</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suka ngalamin kejadian seperti itu nggak? Waktu kita motret teman perjalanan hasilnya kece badai. Giliran teman yang motret kita, hasilnya malah nggak jelas. Fokusnya kemana, blurnya sebelah mana, komposisinya nggak pas, dan lain sebagainya. Saya sih udah kenyang banget sama pengalaman seperti itu, apalagi <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/2014/11/karma-dslr.html">waktu pakai DSLR</a> dengan lensa bukaan besar. Fokus melenceng sedikit saja, hancur sudah hasil foto. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Marah-marah sama teman yang memotret jelas nggak akan membantu, yang ada malah <i>pundung</i> nggak jelas selama sisa perjalanan. <i>Which I tell ya,</i> itu nggak enak banget. Mau jalan-jalan senang-senang tapi kok malah ngomel nggak penting. Nah, daripada ngomel panjang lebar, atau diem-dieman dan berpotensi hubungan pertemanan bubar jalan setelah acara jalan-jalan selesai, lebih baik mempraktekkan cara berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>- Selalu, selalu, dan selalu cek hasil foto jepretan teman kamu</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu saya paling males ngecek hasil foto, alesannya takut baterai kamera cepat habis kalau kebanyakan ngecek foto. Padahal ngecek hasil foto itu penting untuk melihat kekurangan dan kesalahan foto. Dari situ kita bisa memperbaikinya, misal atur ulang komposisi foto, ubah titik fokus, ganti <i>white balance,</i> dan lain sebagainya. Jangan sampai nyesel setelah liburan selesai, waktu liat hasil foto di komputer, dan kebanyakan hasil foto jepretan teman gagal semua. Kalau urusan takut baterai kamera habis sih, pastiin aja setiap malam baterai kamera di-<i>charge</i> samapi <i>full</i>. Kalau kamu ukurannya narsistik tingkat akut, mungkin perlu pertimbangkan bawa baterai sekalian <i>memory card</i> cadangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>- Ajari <i>basic</i> dasar fotografi ke teman perjalanan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin kamu sudah mengerti <i>basic</i> ilmu fotografi untuk menghasilkan foto yang <i>cling</i> dan <i>catchy,</i> tapi belum tentu teman perjalanan kamu memahami hal tersebut. Sebelum memotret, atau kalau perlu sebelum perjalanan dimulai, ajarkan sedikit tentang <i>basic</i> fotografi. Nggak usah yang ribet-ribet, takutnya teman perjalanan kamu malah ruwet dan males bantuin motret kamu, ajari aja <i>rule of third</i> dengan cara membuat garis imaginer di layar kamera (prinsip <i>rule of third</i> adalah membagi layar kamera menggunakan masing-masing tiga garis vertikal dan tiga garis horizontal sehingga layar kamera memiliki sembilan kotak sama besar, objek foto ditempatkan pada titik dimana garis vertikal dan horizontal tersebut saling bersinggungan). Ajari juga teknik <i>framing</i> untuk membingkai foto menggunakan benda alam atau material yang sudah ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
Yang paling penting, ajari teman mengenali titik fokus kamera. Pada kamera DSLR biasanya titik fokus berwarna merah sedangkan pada kamera mirrorless titik fokus berupa kotak berwarna hijau. Pastikan teman menempatkan titik fokus ini pada objek foto, alias kamu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>- Beri contoh dengan memotret teman terlebih dahulu</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini cara yang paling sering saya terapkan. Saya mengarahkan teman dahulu, mencari komposisi foto yang baik, mengatur settingan kamera (aperture, shutter speed, ISO), dan mengatur titik fokus. Jepret, perlihatkan ke teman, dan minta dia memotret kamu sesuai dengan komposisi tersebut. Dan ingatkan teman untuk menempatkan titik fokus pada diri kamu. Ini penting karena jika titik fokus melenceng, malah badan kamu yang dibuat blur oleh kamera. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>- Beri pengertian</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini tips tambahan sih, tapi tidak ada salahnya dilakukan untuk menghindari 'gesekan' dalam perjalanan. Contohnya saya suka motret dan cukup perfeksionis, beri pengertian pada teman kalau saya akan menghabiskan waktu sedikit lebih lama untuk memotret. Kalau teman perjalanan saya jiwa narsistiknya tidak tertolong lagi, dimana setiap jepretan foto harus ada wajah dia nongol di dalamnya, saya katakan kalau saya ingin memotret landskap yang terbebas dari gaya narsis si teman. Simpel sih, tapi penting banget untuk menghindari acara diem-dieman kayak orang pacaran lagi marahan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari tips-tips di atas, ini hasil foto teman saya: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQxCWQHOLcqxn2rRjGFgHntpGKyFJtfKwoO16F-DypLHDiPgnmS-pGQ6T07hV6XpVCHDmyFlQk3M8R9duQCe4MudcdBi_eCG4OhsOQ-RN3gESYF3XY0R5pRL6578NVzdta3vFlaXDyc9U/s1600/IMG_0308.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQxCWQHOLcqxn2rRjGFgHntpGKyFJtfKwoO16F-DypLHDiPgnmS-pGQ6T07hV6XpVCHDmyFlQk3M8R9duQCe4MudcdBi_eCG4OhsOQ-RN3gESYF3XY0R5pRL6578NVzdta3vFlaXDyc9U/s1600/IMG_0308.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Not bad,</i> kan :)</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-55883797822814882502015-02-07T15:33:00.002+07:002015-02-07T16:37:45.319+07:00Bandara, Pesawat, dan Cinta Papa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Bandara Soekarno Hatta awal 2010</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang memulai pengalaman pertama mereka menggunakan pesawat saat masih kecil. Saya ingat, banyak teman SD bercerita pengalaman mudik mereka menggunakan pesawat. Saya juga ingat banyak cerita pendek di majalah Bobo yang menceritakan pengalaman teman-teman pembaca saat menggunakan pesawat. "Saat aku terbang, rumah-rumah dan mobil-mobil makin lama terlihat semakin mengecil seperti semut," demikian mereka mendeskripsikan pengalaman tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara saya, baru memulai pengalaman tersebut saat ini. Menggunakan <i>budget airlines</i> dengan <i>tagline</i> terkenal mereka <i>Now Everyone Can Fly.</i> Yah, kalau bukan karena <i>budget airlines</i> yang memberi harga luar biasa murah, mungkin saya tidak akan pernah merasakan pengalaman terbang dan melanglang jauh ke negeri seberang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kabin pesawat bergetar halus saat pesawat meninggalkan <i>apron</i>. Dari jendela saya melihat gedung bandara Soekarno Hatta yang tidak jauh berbeda dengan ingatan saya berpuluh tahun silam. Ya, walau ini adalah kali pertama saya menggunakan pesawat, namun bandara bukanlah tempat yang asing bagi saya. Lalu begitu saja. Seiring dengan makin cepatnya pesawat dipacu di <i>runway,</i> semakin berhambur pula kenangan demi kenangan masa kecil dalam memori. Menghadirkan perasaan campur aduk yang tidak dapat terdefinisikan kata-kata. Meluap hingga tenggorokan terasa sesak dan mata ikut panas. Saya ingat Papa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu. Dahulu sekali ketika saya masih SD, papa sering membawa saya dan Adik ke bandara. Dengan berganti angkutan umum, Papa mengajak kami ke bandara. Bukan untuk terbang, tapi untuk melihat pesawat datang dan pergi. Saat itu lantai dua Bandara Soekarno Hatta dibuka untuk umum dan kami dapat duduk-duduk disana menikmati pertunjukan pesawat langsung di depan mata. Desingan keras pesawat terdengar saat lepas landas dan terbang ke langit luas, lalu berganti dengan decitan rem saat pesawat lain mendarat. Hanya pemandangan sederhana seperti itu, namun saya dan Adik luar biasa senang melihatnya. Tak pernah bosan. Kami berlarian kesana kemari untuk mendapat tempat terbaik melihat pesawat yang datang dan pergi, tak jarang kami melambaikan tangan kepada pesawat yang pergi walau tak ada satu orang pun yang kami kenal dalam pesawat tersebut, kadang saya bertanya dalam hati, kemana pesawat tersebut pergi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu terbang menggunakan pesawat adalah hal mewah dan mahal. Tidak semua orang dapat mencobanya. Namun tidak pernah terbit rasa iri saat teman-teman masa kecil bercerita pengalaman terbang mereka. Mungkin karena sering melihat pesawat <i>take off</i> dan <i>landing</i> saya jadi tersugesti untuk dapat merasakan sensasi terbang. Malah saya bisa membalas cerita mereka dengan pengalaman saya saat jalan-jalan ke bandara. Melihat orang-orang yang sibuk hilir mudik kesana-kemari membawa koper besar, melihat adegan perpisahan dan sambutan kedatangan, makan donat <i>franchise</i> asing yang selalu Papa belikan saat kami berada di sana, dan tentu saja yang menjadi atraksi utama di bandara: melihat pesawat besar datang dan pergi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya bandara bukan tempat ideal untuk mengajak anak-anak rekreasi. Mungkin hanya Papa seorang yang menjadikan kegiatan ini sebagai acara rekreasi keluarga. Mungkin hanya kami yang datang ke bandara bukan untuk naik pesawat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>'Aku lagi terbang, Pa,'</i> bisik saya dalam hati. Berharap kalimat tersebut sampai ke Papa. Berpuluh tahun berlalu dari masa kecil saya, dan kini, saat ini, saya terbang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya bandara bukan tempat ideal sebagai tempat bermain. Namun Papa berulang kali mengajak anak-anaknya kesana. Dia menatap kami berlarian dan melambai pada pesawat yang pergi. Dalam hatinya dia berucap, '<i>suatu hari nanti, pergilah, terbanglah, lihatlah dunia yang luas ini dengan mata kalian.' </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan saat itu, di dalam kabin pesawat, saya merasa sedang mendekap salah satu impian Papa.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Boarding Room</i> Bandara Halim Perdanakusuma Maret 2014</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak hanya Bandara Soekarno Hatta, Papa juga suka mengajak anak-anaknya pergi ke Bandara Halim Perdanakusuma. Itu baru saya ingat saat sedang menunggu di <i>boarding room</i> Bandara Halim Perdanakusuma. Saya mengulum senyum, lagi-lagi teringat Papa saat sedang berada di bandara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda dengan Bandara Soekarno Hatta, acara jalan-jalan ke Bandara Halim Perdanakusuma ini jauh lebih menyenangkan karena kami dapat melihat atraksi pesawat tempur yang menjadi bagian dari acara ulang tahun TNI AU. Suara pesawat yang mendesing terdengar berkali-kali lebih kencang. Pesawat tempur terbang begitu rendah hingga saya berjongkok takut terkena pesawat. Belasan hingga puluhan pesawat tempur kemudian terbang membentuk beragam formasi, mengeluarkan warna-warni asap di udara, begitu meriah hingga seluruh penonton bertepuk-tangan riuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senyum saya kemudian berganti menjadi gelengan kepala mengingat kebiasaan Papa membawa anak-anaknya ke bandara ini. Betapa tidak, jarak Bogor dengan kedua bandara yang berada di Jakarta ini tidaklah dekat. Dulu Papa tidak menggunakan bus Damri, beliau mengajak anak-anaknya naik turun angkutan umum demi dapat sampai ke bandara dan melihat pesawat. Satu waktu malah kami sekeluarga terlambat sampai ke Bandara Halim Perdanakusuma dan melihat atraksi pesawat tempur dari dalam bus padat penumpang. Tetap saja hal tersebut tidak mengurangi rasa antusias saya dan Adik, berdua kami menempelkan wajah di jendela bus demi dapat melihat atraksi pesawat tempur tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di bandara saya selalu merasa hati saya menjadi hangat oleh begitu banyak kenangan masa kecil. Saya merasakan cinta yang begitu besar dari Papa. Seorang yang bermimpi dan bercita-cita besar untuk anak-anaknya. Seorang yang menginginkan anak-anaknya mengembangkan sayap dan terbang sejauh yang mereka bisa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan kali ini, saya ke bandara bukan untuk melihat pesawat datang dan pergi. Saya ikut pergi dengan pesawat tersebut. Saya pergi untuk melihat dunia.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tentang Papa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali pertama Papa terbang adalah saat beliau pergi naik haji. Sebuah pengalaman pertama yang tentunya akan sangat membekas di benak beliau. Papa akan dengan senang hati bercerita pengalamannya saat terbang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Duh, capek teh," jawab beliau heboh. "Sembilan jam kaki Papa ditekuk di pesawat. Mana jarak antar kursinya sempit banget lagi." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya melirik perut buncit Papa yang mungkin menjadi penyebab jarak antar kursi menjadi demikian sempit. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Papa baru tau. Ada ya pesawat sekelas metromini begitu. Kayaknya jumlah kursinya sengaja dibuat melebihi jumlah kursi normal biar bisa mengangkut banyak penumpang."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya hanya bisa menggelengkan kepala mendengarnya. Daya imajinasi Papa ini memang luar biasa hebat! Kemudian Papa berganti tanya pada saya, "kamu ke Eropa dulu berapa jam di pesawat?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mengingat sebentar, "Jakarta - Doha delapan jam, lanjut lagi Doha - Stockholm enam jam."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Oh, nggak jauh beda ya sama Papa," ucapnya sombong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Papa memang tidak mau kalah jika membandingkan pengalaman terbangnya kepada siapa pun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman kedua Papa menggunakan pesawat adalah saat beliau pulang kampung ke Bengkulu. Hal di luar kebiasaan karena Papa lebih sering menggunakan mobil untuk pulang kampung. Selain itu jarak dari bandara ke kampung Papa masih berjarak lima jam perjalanan. Ini akan menjadi perjalanan Papa secara mandiri menggunakan pesawat. Tanpa ada yang menemani. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbusa-busa saya menjelaskan proses dan apa saja yang harus Papa lakukan di bandara dan pesawat. "Inget ya Pa, turun di terminal 1C. Di dalem cari antrian maskapai ini yang menuju Bengkulu, tas yang ini masuk bagasi, tas yang ini masuk kabin. Papa udah aku daftarin <i>web check in,</i> dapet duduknya di dekat jendela darurat. Kursinya lebih luas kalau di daerah itu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang dibalas Papa dengan nada congkak, "ah, kalau cuma duduk sempit selama satu jam penerbangan sih nggak masalah. Kalau sembilan jam penerbangan itu baru masalah." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat hari keberangkatan, Papa mengirimkan satu pesan singkat dari <i>boarding room</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>'Iya teh, jalan-jalan. Ingat waktu teteh masih kecil kita naik bis mau nonton pesawat." </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidgWVY76q7IIzoENHhYGVsCWxGQ2GAXb4uBG2acXJrcmL1bAUblR7MQnhvfQql5WNTrou-hjwQwhAWmIw441qjLR5F2oSMKqzhJTTOOx5GX3Vd5mzWRR9Qdm-X2NBt6bz5Kt0cXao8cCw/s1600/Screenshot_2015-02-04-05-59-25.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidgWVY76q7IIzoENHhYGVsCWxGQ2GAXb4uBG2acXJrcmL1bAUblR7MQnhvfQql5WNTrou-hjwQwhAWmIw441qjLR5F2oSMKqzhJTTOOx5GX3Vd5mzWRR9Qdm-X2NBt6bz5Kt0cXao8cCw/s1600/Screenshot_2015-02-04-05-59-25.png" height="400" width="225" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Papa pun ternyata merasakan apa yang selalu saya rasakan ketika berada di bandara. </div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-37600980580589839192015-01-25T14:45:00.000+07:002015-01-25T15:45:45.558+07:00You Can't Have Everything You Want<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i>"Best time to visit</i> (nama kota atau negara yang akan dikunjungi)" adalah <i>keyword</i> utama saya di mesin pencarian Google sebelum memutuskan membeli tiket pesawat. <i>Timing</i> memang memegang peranan utama ketika saya merencanakan sebuah perjalanan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya belajar dari pengalaman. Dulu, waktu saya menjadi seorang pejalan amatir, dengan percaya diri saya mengemas celana pendek, kaus, dan beberapa <i>mini dress</i> saat akan berangkat ke Macau. Tidak terbersit sedikitpun untuk mengecek cuaca di Macau di awal Desember sebelum berangkat. Hasilnya? Hujan rintik, angin kencang, dan suhu <i>drop</i> di bawah angka 20 derajat celcius menyambut begitu saya keluar pesawat. Mamam tuh dingin. Selama tiga hari liburan. Mana sama sekali nggak bawa baju hangat lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semenjak kejadian 'liburan-sampai-hampir-mati-kedinginan-di-Macau' saya jadi riwil dengan masalah <i>timing</i> ketika akan berangkat ke Skandinavia. Tanya punya tanya, cuaca di Skandinavia itu <i>moody</i> minta ampun. Bahkan teman saya yang tinggal di Oslo bilang salju masih sesekali turun saat musim semi dan suhu bisa anjlok di bawah 10 derajat celcius. Yah, cuaca memang tidak bisa diakali, tapi waktu perjalanan bisa disiasati. Jadilah saya berangkat ke Skandinavia di awal bulan Juni. Masa ketika musim semi berakhir dan musim panas baru dimulai. Tapi itu pun saya tidak berharap banyak dengan matahari musim panas Skandinavia. Musim panas di Skandinavia termasuk musim panas abal-abal. Bagaimana bisa suhu 23 derajat celcius dikatakan panas untuk seseorang yang datang dari negara tropis. Pengennya sih menyambangi Skandinavia saat puncak musim panas dimana suhu menjadi lebih bersahabat dan sederet festival menunggu giliran tampil. Yang terpaksa menjadi angan-angan belaka saat mengingat membludaknya turis dari berbagai pelosok diikuti dengan naiknya harga penginapan ketika musim panas mencapai puncaknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2015 ini saya kembali dibayangi pertanyaan yang sama: <i>best time to visit Japan</i>. Pilihan saya jatuh pada musim gugur yang menjadi waktu terbaik kedua setelah musim semi. Walau tidak dapat melihat keindahan bunga sakura saat musim semi, musim gugur menawarkan warna-warni alam yang tidak kalah cantik. Masalahnya adalah, kemungkinan terjadinya topan yang mengawali datangnya musim gugur. Oktober akhirnya menjadi waktu pilihan dengan pertimbangan angin topan sudah mereda dan suhu belum terlalu dingin. Namun ternyata saya melewatkan satu poin penting disini. Warna-warni musim gugur baru akan mulai tampak di awal November! Mati-matian saya googling warna musim gugur di bulan Oktober dan yang terlihat hanya warna hijau blas. Tanpa ada warna kuning atau merah pepohonan khas musim gugur. <i>Fix</i> salah pilih waktu, sodara-sodara...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS-S7O2vE0tk-XhRC0TPzH9hL_F1YwY_6b0jezj07lcNrfXDsQKj0cBKfA3vS2LRYJpm4SttDSEzxrw4qhQnYJBk7jnSvhJw5lDoCyW6o1dwdR9cJbPhglwl1O17Bv0BCKQRPeNNmRYmw/s1600/3912_01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS-S7O2vE0tk-XhRC0TPzH9hL_F1YwY_6b0jezj07lcNrfXDsQKj0cBKfA3vS2LRYJpm4SttDSEzxrw4qhQnYJBk7jnSvhJw5lDoCyW6o1dwdR9cJbPhglwl1O17Bv0BCKQRPeNNmRYmw/s1600/3912_01.jpg" height="310" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Togetsukyo Bridge in autumn </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Photo courtesy: <a href="http://www.japan-guide.com/e/e3912.html">Japan-guide.com</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedih sih. Yang membuat musim gugur di Jepang itu menarik kan, warna-warni musim gugurnya. Dan bisa dipastikan warna-warni tersebut belum akan nampak saat saya kesana. Tapi saya ingat satu petuah bijak: <i>you can't have everything you want</i>. Mau lihat warna-warni musim gugur tapi nggak kuat dingin, ya nggak bisa. Saya harus memilih, dan untuk hal ini saya lebih memilih cuaca hangat. Mau jalan-jalan ke Eropa murah tapi nggak mau unyel-unyelan? Ya berangkat sewaktu musim semi baru berakhir dengan konsekuensi cuaca masih lumayan dingin. Kalau mau dapat semua ya harus siap-siap keluar <i>budget</i> lebih. <i>As simple as that. You just can't have everything you want, darling.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi yang diadakan di blog <a href="http://www.pergidulu.com/kamera-canon-powershot-sx400-is/">pergidulu.</a></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-33266415228326216572015-01-11T20:55:00.000+07:002015-01-11T21:22:13.937+07:00Satu Senja di Anyer<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Entah kesambet hantu darimana, <a href="http://mygrayzone.blogspot.com/">Exort</a> tiba-tiba menghubungi saya hari Jumat pagi. Pesannya singkat saja, "Ros, Sabtu ada acara nggak?" Pesan singkat tersebut berlanjut menjadi sebuah percakapan, dan percakapan berlanjut menjadi sebuah ajakan super mendadak: ke Anyer Sabtu sore karena Exort sedang <i>free</i> nggak ada kerjaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, Exort adalah salah satu teman blogger saya semenjak saya masih awal banget nge-blog. Dan semenjak perkenalan pertama saya sudah tahu persis kalau manusia ini sibuknya bukan main. Jadi agak ajaib kalau Exort tiba-tiba mengajak saya jalan-jalan duluan. Lebih ajaib lagi karena dia juga sudah mengajak <a href="http://ceritanyamila.blogspot.com/">Mila</a>, yang seringkali mengalami <i>on-off-friendship</i> dengan Exort, untuk bergabung bersama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah Sabtu siang itu kami bertiga meluncur menuju Anyer hanya demi melihat <i>sunset</i>. Sungguh rencana yang <i>absurb</i>, Jakarta - Anyer tidaklah dekat, paling tidak menghabiskan waktu 6 jam untuk pulang-pergi kesana. Hanya demi sebuah <i>sunset</i>. Saya cuma kasian sama Mila yang nyetir pulang-pergi sendirian karena saya dan Exort nggak bisa nyetir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lokasi pertama yang kami tuju adalah sebuah mercusuar di Anyer. Disana Exort mulai sibuk motret, Mila melipir ngopi sambil baca buku, saya cuma jalan-jalan santai nemenin Exort motret. Sama sekali nggak tertarik ikutan motret, padahal saya bawa kamera lengkap dengan <i>tripod</i>-nya. Bosan dengan mercusuar, kami melipir lagi mencari pantai yang cukup nyaman untuk melihat <i>sunset</i>. Ah ya, yang menyebalkan dari Anyer adalah harga parkir kendaraannya yang sangat mahal. Sekali masuk dan parkir biayanya antara Rp 25.000 - Rp 50.000</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm5x90E6x3jFDFV_84OI3NuwMoRPEGsOoLHi_gc8jCcARq_dFubfpT61b2zwWjX0xcHOvPQwEqrpYIRAm45NuRpzcbIN8te6AKoeHMQwjb1GdRbmLQZu5EhkAUA-GRmJQpg3prdFkGR2Y/s1600/RM_+002.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjm5x90E6x3jFDFV_84OI3NuwMoRPEGsOoLHi_gc8jCcARq_dFubfpT61b2zwWjX0xcHOvPQwEqrpYIRAm45NuRpzcbIN8te6AKoeHMQwjb1GdRbmLQZu5EhkAUA-GRmJQpg3prdFkGR2Y/s1600/RM_+002.JPG" height="400" width="300" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Mercusuar</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdNbTwYOV1cWFLb-LVyQJRAI__O2pqRP_YPyw6XpLAfcqsHdiamfIWSluao5QWSTOTsAJA4ciw5VtT9iOQr3HNnSWQAgHVNW23HU8SBHcHGq9kbmLyGd8s0aGh2R8Mt1zKsFtx5RxDFdc/s1600/RM_+003.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdNbTwYOV1cWFLb-LVyQJRAI__O2pqRP_YPyw6XpLAfcqsHdiamfIWSluao5QWSTOTsAJA4ciw5VtT9iOQr3HNnSWQAgHVNW23HU8SBHcHGq9kbmLyGd8s0aGh2R8Mt1zKsFtx5RxDFdc/s1600/RM_+003.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Nyebur... Jangan... Nyebur... Jangan...</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di lokasi yang kedua ini terdapat sebuah <i>resort</i> tepi pantai yang tampaknya sudah tidak laku dan tidak disewakan lagi. Pantainya sendiri lumayan untuk duduk-duduk santai menikmati suasana. Exort lagi-lagi sibuk memotret dan Mila asik memainkan ukulelenya. Saya bengong memikirkan malam minggu yang dihabiskan dengan dua manusia <i>absurb</i> ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas memotret pemandangan, yang memang menjadi kesukaan Exort, dia memotret saya dan Mila. Dari foto-foto yang awalnya manis dan ceria, menjadi foto ajaib dengan berbagai pose aneh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTCXDyFp4vaq9G-e5oLmJaTxGOwdf08cf6xHWFKE5IeYA-q5WHmJLRmqEKvF_x9TrvHhpRi1JYM802HkyH3ppIBhJ5wI6ZBbXRCOPAsgmp4duWiWHQaJFL3fMy1IICvRLoQTF2MZriYGA/s1600/RM_+014.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTCXDyFp4vaq9G-e5oLmJaTxGOwdf08cf6xHWFKE5IeYA-q5WHmJLRmqEKvF_x9TrvHhpRi1JYM802HkyH3ppIBhJ5wI6ZBbXRCOPAsgmp4duWiWHQaJFL3fMy1IICvRLoQTF2MZriYGA/s1600/RM_+014.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipj2uSRNmsz02U-t_F5_bEz6M20ByWjTMZJzvrFtToW43ZLb7zwNFj3jO4XFu9vqiu5ECw3pAUAbvLGSoUOfkUs8jwRcmkHV91bfvwFqjLfqzAMQ8YuNF0VFPu58FrcMKtAfqq3fvDPBk/s1600/RM_+015.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipj2uSRNmsz02U-t_F5_bEz6M20ByWjTMZJzvrFtToW43ZLb7zwNFj3jO4XFu9vqiu5ECw3pAUAbvLGSoUOfkUs8jwRcmkHV91bfvwFqjLfqzAMQ8YuNF0VFPu58FrcMKtAfqq3fvDPBk/s1600/RM_+015.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Foto tepi pantai</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf46U7D_VDpOu8raOVBh9TzbJ0t3QsxoAEs-PkCOF3z00lFklUqxjqVtv62H-QUFCmHhYa3C6QYS2FIoIrBAZ5i1ld38O3WlSinX7GAusiok8Ji78PidPvqPc2K1RvgGbSYVpiP52OPqk/s1600/RM_+008.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjf46U7D_VDpOu8raOVBh9TzbJ0t3QsxoAEs-PkCOF3z00lFklUqxjqVtv62H-QUFCmHhYa3C6QYS2FIoIrBAZ5i1ld38O3WlSinX7GAusiok8Ji78PidPvqPc2K1RvgGbSYVpiP52OPqk/s1600/RM_+008.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_8P9G6tGyI1ecRL644jbbt4Df_kS8FaPYvovWAlf-Anr0uWkHdQe1rqbVNOhszQaqwkBww1O8cjwSRkEAjSe00Ozo024mgYLIElBPfLKLKx9Hy4STpqL2X7jy7pxbB_v6tSFep2o0ZtA/s1600/RM_+020.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_8P9G6tGyI1ecRL644jbbt4Df_kS8FaPYvovWAlf-Anr0uWkHdQe1rqbVNOhszQaqwkBww1O8cjwSRkEAjSe00Ozo024mgYLIElBPfLKLKx9Hy4STpqL2X7jy7pxbB_v6tSFep2o0ZtA/s1600/RM_+020.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pose loncat-loncat</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6LEnzf5P5cTtHLa7JgYUam3LTZ-avziw5TWoIqn6B5vMXw0Xphl-o5PoVk5kzYgDvx6CMIgaa8OOC4jap0EDweWtIdtUqCF0pqdaC8vgWeyzZsOh6osiOuU9582Wf3iFPMQuvgA5yOxQ/s1600/RM_+021.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6LEnzf5P5cTtHLa7JgYUam3LTZ-avziw5TWoIqn6B5vMXw0Xphl-o5PoVk5kzYgDvx6CMIgaa8OOC4jap0EDweWtIdtUqCF0pqdaC8vgWeyzZsOh6osiOuU9582Wf3iFPMQuvgA5yOxQ/s1600/RM_+021.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Kata Mila, <i>caption</i> untuk foto ini adalah: menanti jodoh datang dari balik gunung Krakatau :)))</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDw_zf1L-RV7dQUeprK_mJznTFCuAXq7r0dS65v_3Pr0NPq8cFRXFVbZSebJrMHW4iZ3mQOIf2P1g4bTWpQxeZh7m68tfFTc8ayp7h_GW52_baPTd36JmMCvQHsfFdbbrthWjqrtntzpk/s1600/RM_+023.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDw_zf1L-RV7dQUeprK_mJznTFCuAXq7r0dS65v_3Pr0NPq8cFRXFVbZSebJrMHW4iZ3mQOIf2P1g4bTWpQxeZh7m68tfFTc8ayp7h_GW52_baPTd36JmMCvQHsfFdbbrthWjqrtntzpk/s1600/RM_+023.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp1q8o2vyRwmckeaNgG2MsCrpLDM_2Vg7EziKf7LKSITDSy-FjDQETRtuLT1blmr_DaLwdNZq-tOC6YeIHn6Q1VDjhuecVwSxIhrgN_Q7ZXu_VvUYeUYLuq7q5T01O35x9qDj9s1YrT-0/s1600/RM_+024.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp1q8o2vyRwmckeaNgG2MsCrpLDM_2Vg7EziKf7LKSITDSy-FjDQETRtuLT1blmr_DaLwdNZq-tOC6YeIHn6Q1VDjhuecVwSxIhrgN_Q7ZXu_VvUYeUYLuq7q5T01O35x9qDj9s1YrT-0/s1600/RM_+024.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pose ala model kalender</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPtw-HfCQTBt9ToANnxoVT1pUHwqAqeq5HaBCUXxgTiHbvhgit0P6O_kUounGHr_nW5BTV8Wojv8VRmvg1T61dOwJ1yMZCLzHFX1UGqaAFx3s9uXGUFH8FUbNEQpIAyNSQvMmTRRX7_k4/s1600/RM_+029.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPtw-HfCQTBt9ToANnxoVT1pUHwqAqeq5HaBCUXxgTiHbvhgit0P6O_kUounGHr_nW5BTV8Wojv8VRmvg1T61dOwJ1yMZCLzHFX1UGqaAFx3s9uXGUFH8FUbNEQpIAyNSQvMmTRRX7_k4/s1600/RM_+029.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUuClhyphenhyphenSLe4fXXtDQZt0UzxFO8juoxUW-4RJcPawb02UBoI7IJ5RP_JU6xkEmsVvA8JEg6uasae3l_YHgJUfgJz-XWFY6o-s8UoJzSdyzvGZYrCThI7OLDwlBIJKhunSGV5i_RQddtef8/s1600/RM_+031.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUuClhyphenhyphenSLe4fXXtDQZt0UzxFO8juoxUW-4RJcPawb02UBoI7IJ5RP_JU6xkEmsVvA8JEg6uasae3l_YHgJUfgJz-XWFY6o-s8UoJzSdyzvGZYrCThI7OLDwlBIJKhunSGV5i_RQddtef8/s1600/RM_+031.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pose yoga</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWvSLNgNHT40UcN8MqSqGwcGaGJJzy7Aa9GDC0OFotfU8chiadOZsIZ_RgXc6GDbz5IbyNByk1W-8brYt1ZbTSE7tXMY_SPLOTYYHydYd6XkhYO7u62q6zc9ztM2xV7gw3Da0TJ0MXUeI/s1600/RM_+042.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWvSLNgNHT40UcN8MqSqGwcGaGJJzy7Aa9GDC0OFotfU8chiadOZsIZ_RgXc6GDbz5IbyNByk1W-8brYt1ZbTSE7tXMY_SPLOTYYHydYd6XkhYO7u62q6zc9ztM2xV7gw3Da0TJ0MXUeI/s1600/RM_+042.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAp_EVKV8WPt7T9YctC58JdOMw_mNT7Cb_hVo1zCJUlzA2s-u-VQSbAErgNlU9cylkefGs_wUXRS7Wz_GkHkSAfR3LqEcrXGxnmMpx8fp9zBeuQKke_2TppKzcSGWH3Q1s4F53FryTQcA/s1600/RM_+051.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAp_EVKV8WPt7T9YctC58JdOMw_mNT7Cb_hVo1zCJUlzA2s-u-VQSbAErgNlU9cylkefGs_wUXRS7Wz_GkHkSAfR3LqEcrXGxnmMpx8fp9zBeuQKke_2TppKzcSGWH3Q1s4F53FryTQcA/s1600/RM_+051.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pose melankolis memandang <i>sunset</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj502ZiboP6egrcZ5ISktOqj67fRCDd7TeYpZbNCi9iEJNoTPOr-QV5cesZ4oQpjUp6fWClm8AaDtWGFOxj-jDzUUqqwXeESXDDX1I3syIfr8aALdGesmkYVFesRp_6WjAVQ1W2P5qsc_c/s1600/RM_+040.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj502ZiboP6egrcZ5ISktOqj67fRCDd7TeYpZbNCi9iEJNoTPOr-QV5cesZ4oQpjUp6fWClm8AaDtWGFOxj-jDzUUqqwXeESXDDX1I3syIfr8aALdGesmkYVFesRp_6WjAVQ1W2P5qsc_c/s1600/RM_+040.JPG" height="150" width="200" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBek0Hh8HSRfMwoN3oZUu7pivNH6gHEqnKL7X0QTox1ikxfuou5M36MCkH-xhl1Cq7vW1ZtGTpA6QE4I3Y1eSVAshCPXh2A_b0U-Mp2L1QFXCF04KJ6tFWmt8_OPJls9cJG6BqXoAmf-0/s1600/RM_+041.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBek0Hh8HSRfMwoN3oZUu7pivNH6gHEqnKL7X0QTox1ikxfuou5M36MCkH-xhl1Cq7vW1ZtGTpA6QE4I3Y1eSVAshCPXh2A_b0U-Mp2L1QFXCF04KJ6tFWmt8_OPJls9cJG6BqXoAmf-0/s1600/RM_+041.JPG" height="150" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Pose berantem</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHt70QgpVHxpOajPOgHqg3cD_J6Xbx-p-ElIc2YywI8Ox0qgqH727zsMre_WZJ8ItpSka5FAot2aN4E0qfZMrCIH0CudRJu8Y36O0JSxHZxib7h9aJ1bgvwH4-ffJtSn2YJ__P0Ko_Gag/s1600/RM_+037.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHt70QgpVHxpOajPOgHqg3cD_J6Xbx-p-ElIc2YywI8Ox0qgqH727zsMre_WZJ8ItpSka5FAot2aN4E0qfZMrCIH0CudRJu8Y36O0JSxHZxib7h9aJ1bgvwH4-ffJtSn2YJ__P0Ko_Gag/s1600/RM_+037.JPG" height="300" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Tiba-tiba kayang</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur, saya juga heran, kok mau-maunya saya pose seperti itu. <i>But that was fun</i> :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan seperti yang selalu saya katakan jika kopdaran dengan Mila dan atau Exort, selalu menyenangkan menghabiskan waktu yang berakhir dengan kejadian <i>absurb</i> seperti ini bersama mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiccvQceRCd1qw2P1yuGcVfN1hTpBgN1BQwXugADA7W0sA4s-wDWZzaGtsgD_ca35YtTDs73evsrFQDASXqVH5aEk_U5_jY_0F1cszL_tOAP_SvQtCuHT-_ORgy32ghuhTJIehiJheOCmk/s1600/RM_+054.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiccvQceRCd1qw2P1yuGcVfN1hTpBgN1BQwXugADA7W0sA4s-wDWZzaGtsgD_ca35YtTDs73evsrFQDASXqVH5aEk_U5_jY_0F1cszL_tOAP_SvQtCuHT-_ORgy32ghuhTJIehiJheOCmk/s1600/RM_+054.JPG" height="240" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Exort akhirnya muncul di akhir foto :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">All photos credit belongs to Exort.</span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-15034990440529425962015-01-04T19:10:00.000+07:002015-01-11T20:39:24.651+07:00Kemana di Jakarta?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Setiap ada teman jauh dari luar kota bertandang ke Jakarta, saya selalu bertanya kepada mereka: "mau kemana di Jakarta?" Tamu yang ditanya pun jawabannya standar, mau main ke Dufan atau belanja keliling mall sampai tabungan dan kartu kredit pendarahan. Tapi, sebagai teman yang baik dan merasa berkewajiban menemani mereka jalan-jalan, saya tidak ingin waktu yang mereka habiskan di Jakarta hanya terbuang percuma di Dufan dan mall. Saya ingin memperlihatkan tempat-tempat menarik di Jakarta yang belum pernah mereka sambangi sebelumnya. Bahkan kalau bisa, tempat-tempat unik di Jakarta yang tidak ada di daerah lain.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut adalah beberapa pilihan saya, mungkin dapat dijadikan ide ketika menjamu teman-teman dari luar kota yang kebetulan mampir ke Jakarta. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Wisata Kota Tua</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Jelajah Kota Tua akan terdengar terlalu mainstream, namun tidak dapat dipungkiri tempat wisata ini tetap menjadi favorit, bahkan untuk warga Jabodetabek sekalipun. Apa yang menyenangkan dari Kota Tua? Tentu saja ambiance-nya yang seakan 'melemparkan' pengunjungnya ke masa-masa sebelum kemerdekaan. Ambil museum Fatahillah sebagai awal, berlanjut ke museum Bank Mandiri, museum Bank Indonesia, museum Wayang, museum Seni Rupa dan Keramik. Kelima museum ini masih berada dalam satu kawasan dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Bukan tipe<i> museum person?</i> Tempat-tempat tersebut tetap menyenangkan untuk dikunjungi karena menempati bangunan lama. Untuk teman yang hobinya difoto, tempat ini adalah lokasi yang sangat cocok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAYpugomBkouivPNqvpzK7zhU99-9wrR6A7AgWA-zzaHhXeJohTl1gQIZ8QoixO3QvCT_x6891AhXEjl-bR_UyD2jc__m01Keth1xRqMsNo7JQamXevB_ypevT-mtD1jPZKIdIYgPZgZ8/s1600/PB250343.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAYpugomBkouivPNqvpzK7zhU99-9wrR6A7AgWA-zzaHhXeJohTl1gQIZ8QoixO3QvCT_x6891AhXEjl-bR_UyD2jc__m01Keth1xRqMsNo7JQamXevB_ypevT-mtD1jPZKIdIYgPZgZ8/s1600/PB250343.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Refleksi di salah satu jendela museum Bank Mandiri</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKlq8GbvTRAZth4GMOChqv9VWT5-GPYqtnsQ-559Tdqz4yCyvEyE_znwEwCae8jH55qwjhfBFUKmuoMQyxpyflMbicUOR8SU-vW5_KZX3MsMkIm4SQjVsZOhNPAZ2kQHfIs7fr45A9doA/s1600/PB250337.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKlq8GbvTRAZth4GMOChqv9VWT5-GPYqtnsQ-559Tdqz4yCyvEyE_znwEwCae8jH55qwjhfBFUKmuoMQyxpyflMbicUOR8SU-vW5_KZX3MsMkIm4SQjVsZOhNPAZ2kQHfIs7fr45A9doA/s1600/PB250337.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pengunjung museum Bank Mandiri</span></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Bosan dengan museum, di halaman museum Fatahillah bertebaran tukang jajanan kaki lima. Beberapa diantaranya menjual makanan tempo dulu yang sudah sulit ditemui sekarang. Sebutlah es lilin yang menjadi camilan favorit saya saat SD. Selain itu terdapat penyewaan sepeda ontel lengkap dengan topi lebar ala <i>Victorian</i> untuk mengelilingi kawasan Kota Tua. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Jika berkunjung ke Kota Tua, bersiaplah dengan cuaca panas yang cukup terik. Selain itu kunjungan wisata di Kota Tua cenderung tinggi, ditambah lagi beberapa sekolah tak jarang melakukan <i>study tour</i> yang semakin membuat padat pengunjung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Postingan saya tentang museum Kota Tua Jakarta dapat dilihat <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/2010/02/kota-tua-museums.html">disini.</a></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Monas</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saya adalah salah satu warga Jabodetabek yang belum pernah naik ke puncak Monas. Saya juga belum pernah bertandang lagi ke Monas setelah masa kanak-kanak lewat, padahal rute bus TransJakarta yang saya tumpangi selalu melewati tugu legendaris yang menjadi trademark Jakarta ini. Setelah sekian lama tidak menyambangi Monas, akhirnya saya menjejakkan kaki kembali ke tempat itu karena <i>JIFFest open air cinema</i> diputar disana. Setelah menonton JIFFest dan iseng mengelilingi Monas, ternyata ada <i>event</i> lain yang sedang berlangsung. Kalau tidak salah ajang lomba <i>Folk Dance International</i> yang diikuti berbagai negara. Lumayan banget, bisa nonton tari tradisional dari negara antah berantah yang jauh dari Indonesia. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Monas juga sangat ramai! Beragam tukang jualan kaki lima <i>tumplek-blek</i> disana. Yang mencuri perhatian saya justru seniman jalanan yang berdandan seperti hantu dan hanya diam di jalanan yang ramai, pengunjung yang ingin berfoto dan atau berinteraksi dengan hantu ini harus membayar ke dalam tempat sampah yang terletak di depan sang hantu. Gaya seniman jalanan masa kini yang mengingatkan akan kunjungan saya saat menyusuri beberapa jalan terkenal di Eropa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnOVvnPCiCwuCidt2N_qR0fXXN6fOinpxN74jw_WpnYrD0gXv6l_k2cCOirc0Y9mEt00fwoDZqWtQKshhFIhZpW8q4Sb7E42Yz12PenomQy38TFKp9Ek6sf8UbT8rLLQBkDu576hSxf8I/s1600/monas18.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnOVvnPCiCwuCidt2N_qR0fXXN6fOinpxN74jw_WpnYrD0gXv6l_k2cCOirc0Y9mEt00fwoDZqWtQKshhFIhZpW8q4Sb7E42Yz12PenomQy38TFKp9Ek6sf8UbT8rLLQBkDu576hSxf8I/s1600/monas18.jpg" height="428" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Monas malam hari.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<i><a href="https://dreamfile.files.wordpress.com/2012/12/monas18.jpg"><span style="font-size: x-small;">Pict source.</span></a></i></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Saat malam hari tugu Monas akan disinari lampu yang akan berubah warna. Membuat tugu tersebut terlihat semakin megah sekaligus anggun. Saat itulah saya menyadari, Monas terlihat sangat cantik juga menarik. Wisata kota murah meriah yang menyenangkan. Dan siapa tahu, saat mengajak teman main ke Monas akan ada <i>event</i> menarik lainnya yang sedang berlangsung disana. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. Istana Merdeka</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap melihat upacara kemerdekaan Istana Merdeka di TV, saya selalu penasaran ingin masuk ke dalamnya. Saya memasukkan Istana Merdeka ke dalam <i>list</i> ini karena ternyata Istana Merdeka membuka kunjungan untuk masyarakat umum. Setiap hari Sabtu dan Minggu masyarakat umum dapat bertandang ke Istana Merdeka tanpa harus mengajukan surat ijin kunjungan sebelumnya. Untuk bertandang ke Istana Merdeka, pengunjung masuk melalui gerbang Sekretariat Negara (dari halte busway Harmoni jalan sedikit ke arah Monas). </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Persyaratan utama pengunjung Istana Merdeka adalah membawa kartu identitas asli dan berpakaian sopan (tidak diperkenankan memakai celana jeans, celana pendek, rok di atas lutut, dan sendal). Semua barang bawaan HARUS dititipkan, jadi tidak perlu repot membawa kamera DSLR profesional berukuran besar. Satu-satunya foto kenang-kenangan saat mengunjungi Istana Merdeka adalah foto bersama di pelataran Istana Merdeka, setelah kunjungan selesai foto dapat dicetak dengan harga Rp 10.000 per lembar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_fPWtxxRz2iF_X1qEN4gFDADUq-rba5krDC-A4RcGGze6vwdTzEaJLi6yREJR6ZfrkeL2L8qew2YoPeRByjdaWqLqadD2bRbHj1hclA13Hv1SxOwaIbN1K7dTyVvl3O3uNwx-8M2SLfk/s1600/320035_10150359015109777_807912944_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_fPWtxxRz2iF_X1qEN4gFDADUq-rba5krDC-A4RcGGze6vwdTzEaJLi6yREJR6ZfrkeL2L8qew2YoPeRByjdaWqLqadD2bRbHj1hclA13Hv1SxOwaIbN1K7dTyVvl3O3uNwx-8M2SLfk/s1600/320035_10150359015109777_807912944_n.jpg" height="472" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Foto ala menteri yang baru dilantik. Saya ada dimana?</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tur akan membawa pengunjung memasuki Istana Merdeka dan melongok ruangan-ruangan tempat menjamu tamu kenegaraan dari negara tetangga, tempat rapat, sampai ruangan besar tempat Presiden menyampaikan pidato kenegaraan yang disiarkan di TV lokal. Saat saya kesana, ruangan besar memanjang di tengah istana dipenuhi oleh foto-foto jepretan karya Ibu Ani Yudhoyono.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Notes: </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
- Saat saya mengunjungi Istana Negara jumlah kunjungan sedang membludak dan sangat padat. Satu <i>guide</i> mengawal sedikitnya 50 orang. Ada baiknya sabar menunggu sampai tidak terlalu padat agar penjelasan guide tentang sejarah Istana Merdeka dan Istana Negara terdengar jelas, juga agar foto bersama di pelararan Istana Merdeka tidak terlampau padat. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
- Disarankan memakai batik saat mengunjugi Istana Merdeka</div>
</div>
<div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgETeCJE17dxSuinOfkDXWDJnAOLAx7i1tZyae3LdgyCjnroPaKWp7xxD-aTCkyIu_gWIVR7RJnB_bUQl27t3iQDjY4KdGVc7FZSKZHPGraVru7bvCYkrJOLinT1mVMEIIbmjMya8VZfxI/s1600/PB250391.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgETeCJE17dxSuinOfkDXWDJnAOLAx7i1tZyae3LdgyCjnroPaKWp7xxD-aTCkyIu_gWIVR7RJnB_bUQl27t3iQDjY4KdGVc7FZSKZHPGraVru7bvCYkrJOLinT1mVMEIIbmjMya8VZfxI/s1600/PB250391.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Persyaratan pengunjung istana</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Alur mengunjungi Istana Merdeka dapat dilihat <a href="https://azzamyisc.wordpress.com/2013/02/04/237/">disini.</a> </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Mencoba Moda Transportasi Umum</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Karena dalam kesehariaannya saya adalah komuter yang bolak-balik Bogor - Jakarta untuk bekerja, saya ingin teman-teman luar kota juga merasakan sensasi berkomuter menggunakan transportasi umum. Teman-teman yang menginap di Bogor berkesempatan mencoba kereta Commuter Line. Sekarang wajah perkeretaapian Jabodetabek sudah sangat berbeda. Tidak ada lagi kereta ekonomi, tidak ada penumpang yang bergelantungan di atap kereta, tidak ada penjual asongan di dalam kereta. Semua kereta sekarang ber-AC dengan sistem tiket elektronik. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mencoba CommuterLine, lanjut menggunakan busway. Sistem pembayaran tiket busway juga sekarang sudah menggunakan 'uang elektronik' dengan media kartu, seperti Flazz BCA, E Money Mandiri, Brizzi BRI, dan lainnya. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Menggunakan transportasi umum bagi saya adalah salah satu cara untuk mengenalkan seseorang pada sebuah kota melalui perspektif masyarakat lokal. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Teknologi 4DX</b></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Indonesia akhirnya memiliki bioskop dengan teknologi 4DX. Kelebihan menonton 4DX adalah kursi yang sedang diduduki ikut bergerak sesuai dengan adegan film yang sedang diputar, kurang lebih sensasinya sama seperti wahana teater simulator di Dufan. Tidak hanya itu, semua panca indra ikut dilibatkan selama pemutaran film, mulai dari wangi-wangian yang ikut tercium, angin yang berhembus, cipratan air, sampai pukulan-pukulan yang diterima oleh tokoh yang sedang bertarung. Bahkan asap dan sinar yang mencekam turut menyertai pemutaran film. Semua inovasi ini membuat penonton seolah ikut 'masuk' ke dalam film. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUMxdwCM5Lb9GmAbvGZAGwXoD5mMRMQYpxlNk9K8QTqI5OGgbxoIICT7X6Q8fcN3zw1oegvZQtH1MK3lddw_slzMuYM4onLG8CmdGSPDPbfxchjTCB9fWubNQW8n6hlo5qHHkZr1gJvwU/s1600/5AC579AC-36E3-491D-B463-E74430EA2DD8.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUMxdwCM5Lb9GmAbvGZAGwXoD5mMRMQYpxlNk9K8QTqI5OGgbxoIICT7X6Q8fcN3zw1oegvZQtH1MK3lddw_slzMuYM4onLG8CmdGSPDPbfxchjTCB9fWubNQW8n6hlo5qHHkZr1gJvwU/s1600/5AC579AC-36E3-491D-B463-E74430EA2DD8.JPG" height="386" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">4DX. I'm in the movie.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhplftEn6zQaR9Cn7g36-nbQtWXPDhr_dglqT5GAPyX6OM62r6I-fPP9xlVWFRHUcR4LFUkv9RSC4hHz_RejO_eZfb5s8tFFfe0HISjI5HkEt-wvsyhuUBR73qKVnIyj9bpVODt8Bvj7k4/s1600/5AC579AC-36E3-491D-B463-E74430EA2DD8.JPG">Pict source.</a></i></span></div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
4DX dapat dinikmati di bioskop jaringan Blitzmegaplex. Untuk saat ini, bioskop yang memutar tayangan 4DX adalah Blitzmegaplex Grand Indonesia (Jakarta), Blitzmegaplex Mall of Indonesia (Jakarta), Blitzmegaplex Central Park (Jakarta), dan Blitzmegaplex Paris Van Java (Bandung).</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Planetarium</b></div>
</div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW_z89H0xKmI9LgZD2Gmn5Ibht_m82cQWkwrfP77ZmYCbSrp4kZYVUlNo3l1g_qt4Uh1Mfu2Vg3JpTXBmtAg7TCWWGRHzUQdgxVj15WMuUipzWot0oaqPYmEIj-UFkyhW-sG6KiRTfuTc/s1600/planetarium-tim.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW_z89H0xKmI9LgZD2Gmn5Ibht_m82cQWkwrfP77ZmYCbSrp4kZYVUlNo3l1g_qt4Uh1Mfu2Vg3JpTXBmtAg7TCWWGRHzUQdgxVj15WMuUipzWot0oaqPYmEIj-UFkyhW-sG6KiRTfuTc/s1600/planetarium-tim.jpg" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Planetarium TIM. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.infotravelku.com/wp-content/uploads/2014/05/planetarium-tim.jpg"><i>Pict source.</i></a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jakarta punya planetarium. Ini cukup mengobati rasa kangen warga Jakarta yang sudah tidak dapat melihat bintang karena polusi cahaya yang sudah terlampau parah. Terletak di Taman Ismail Marzuki, Cikini, planetarium ini termasuk yang tertua di Indonesia. Sudah lama saya penasaran dengan planetarium di TIM karena seperti mati suri. Beritanya pun simpang siur, ada yang mengatakan sudah tutup, ada lagi yang mengatakan hanya buka di waktu tertentu. Waktu teman dari Malang datang ke Jakarta iseng-iseng saya ajak ke planetarium, ternyata planerariumnya masih beroperasi dan sama sekali tidak mati suri! Berikut jadwalnya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;">Selasa - Kamis : 09.30 - 10.30, 11.00 - 12.00, 13.30 - 14.30, dan 16.30 - 17.30</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;">Jum'at : 9.30 - 10.30, 13.30 - 14.30 dan 16.30 - 17.30</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;">Sabtu - Minggu : 10.00 - 11.00, 11.30 - 12.30, 13.00 - 14.00, dan 14.30 - 15.30</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;">Libur Nasional : Tutup</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 1.5em;">Senin : TUTUP untuk pemeliharaan</span></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Harga tiketnya juga murah banget, Rp 7.000 untuk dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak. Planetarium cukup ramai oleh orang tua yang mengajak anak-anaknya. Pilihan wisata edukatif yang murah muriah. Bagian dalam planetarium tempat pertunjukan berlangsung didesain seperti bioskop dengan kursi-kursi nyaman yang dapat diset dalam posisi miring nyaris tiduran. Pendingin ruangan bekerja maksimal memberi oase dari panas terik Jakarta di luar. Pertunjukan dimulai dan lampu digelapkan dan pengunjung dengan bodohnya mengeluarkan <i>gadget</i> serta kamera untuk memotret bintang yang mulai bermunculan di langit kubah. Ah, inilah penyebab utama bintang menghilang dari langit Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh73WVvN8uwMDBsSpCAXdzIzZf5n_Sl_HjTpMqDJKvMFysG-1iD2fh-hAi9X0lC4VeB-OJ479DrGZjvOSldMMKHpaEIazvXfj7RSeCAV0rhtMS1arO4g6tN9c22EODHjyf8pZNS3TrSocw/s1600/p02-bSpace-entertainment.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh73WVvN8uwMDBsSpCAXdzIzZf5n_Sl_HjTpMqDJKvMFysG-1iD2fh-hAi9X0lC4VeB-OJ479DrGZjvOSldMMKHpaEIazvXfj7RSeCAV0rhtMS1arO4g6tN9c22EODHjyf8pZNS3TrSocw/s1600/p02-bSpace-entertainment.jpg" height="464" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Kubah planterium. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="http://www.thejakartapost.com/files/images2/p02-bSpace-entertainment.jpg"><i>Pict source.</i></a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di luar semua gangguan tersebut, pertunjukan yang berlangsung selama satu jam cukup membuat terkesima akan keindahan benda langit dan rasi bintang. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun akan terpesona oleh keagungan Tuhan dalam melukis langit-Nya. </div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>7. Car Free Day</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasanya sekarang <i>car free day</i> sudah jamak dilakukan di banyak kota di Indonesia. Tetap saja, saya merekomendasikan untuk mencoba <i>car free day</i> di Jakarta. Bayangkan, jalan protokol Jakarta, dari Sudirman hingga Thamrin, yang biasanya padat kendaraan dan selalu macet itu menjadi kosong. Hanya ada warga Jakarta yang lari pagi, jalan santai, atau bersepeda dengan busway yang sesekali lewat. Rasanya Jakarta legaaa banget. Udara yang biasanya penuh polusi lumayan terasa segar. Jakarta yang lebih kejam dari ibu tiri itu sedikit melunak saat minggu pagi tiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHYxaSRREGp7482yCntP7a3YjkVreKeUA2kN6Lvq-oc0mAej_BPNdrDf4EJIDj3MrePyp92_-23qPYjnUyKIutaVYDMlM5Fjt_6hi8P2iXw3ivfSa0YyNCD5VyZ7m2jIWAI_hgZPCkqBI/s1600/PB250316.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHYxaSRREGp7482yCntP7a3YjkVreKeUA2kN6Lvq-oc0mAej_BPNdrDf4EJIDj3MrePyp92_-23qPYjnUyKIutaVYDMlM5Fjt_6hi8P2iXw3ivfSa0YyNCD5VyZ7m2jIWAI_hgZPCkqBI/s1600/PB250316.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Bebas sepedaan di jalan protokol</span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya berolahraga, <i>car free day</i> juga sering dijadikan ajang untuk promosi produk makanan atau minuman (lumayan dapet <i>free sample</i>), stasiun radio siaran langsung dari depan menara BCA (lumayan liat <i>performance</i> artis yang diundang <i>live</i>), sampai beragam <i>off air event</i> yang jamak digelar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Postingan saya tentang <i>car free day </i>Jakarta dapat dilihat <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/2010/11/menggila-di-car-free-day.html">disini</a> dan <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/2011/03/kopdar-1-kopdar-2-kopdar-3.html">disini.</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>8. Pasar Santa</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Pasar yang satu ini lagi nge-hits banget di kalangan anak-anak Jakarta. Lucu bukan, anak gaul Jakarta yang nge-hits abis mainnya ke pasar. Tentu ada magnet tersendiri yang membuat mereka mau datang ke pasar sehingga Pasar Santa ramai diperbincangkan di social media.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya Pasar Santa tidak berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya. Kini pasar tersebut bertransformasi menjadi tempat 'agata' (anak gaul Jakarta) berkumpul. Yang menghidupkan pasar ini adalah gerai kopi <i>A Bunch of Caffeine Dealer</i> (ABCD). Awalnya pemilik kedai membutuhkan tempat untuk berlatih meramu kopi bersama rekan-rekannya. Harga sewa yang murah menjadi alasan utama mereka menyewa tempat di Pasar Santa. Menilik dari harga sewanya yang murah, pengusaha muda lainnya ikut mencoba peruntungan dengan membuka kedai di Pasar Santa. Hasilnya, Pasar Santa bertransformasi menjadi tempat individu kreatif menyalurkan <i>passion-</i>nya dan tempat nongkrong kaum urban Jakarta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang mencuri perhatian dari Pasar Santa, selain lokasi uniknya yang berada di pasar, adalah kreatifitas desain yang digunakan dalam setiap kedai. Menyenangkan untuk menyusuri lorong-lorong pasar dan menemui desain yang unik dan berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiksi_6rVW8wAKw9rvAzQl3-8a9iEquHUWmGn-H5E_IDslSGHJhA9YUeolAuWU2AYV29laaTXge9uridTQcxXQG74ZskoFLMd1cay-YNqBOP980f9zcfeuNeFghuaYNI-k4mBIwrcR3U4/s1600/img_0184.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiksi_6rVW8wAKw9rvAzQl3-8a9iEquHUWmGn-H5E_IDslSGHJhA9YUeolAuWU2AYV29laaTXge9uridTQcxXQG74ZskoFLMd1cay-YNqBOP980f9zcfeuNeFghuaYNI-k4mBIwrcR3U4/s1600/img_0184.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Masakan Meksiko. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i><a href="https://makanlagilagimakan.files.wordpress.com/2014/10/img_0184.jpg">Pict source.</a> </i></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn_OH4z05ceVQMtfwbLg0Lp5UAxE0zE-5kprr40eHo8Qjebv3P2ARnaH4UqOsdI6Tsn9rcpnP55clZipX2wHB1i7AUVNUfNX9xGWRu1B-VqwIvlN8aP52apML_0iMC48I0cLRmwcSXRVA/s1600/dscf8533.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn_OH4z05ceVQMtfwbLg0Lp5UAxE0zE-5kprr40eHo8Qjebv3P2ARnaH4UqOsdI6Tsn9rcpnP55clZipX2wHB1i7AUVNUfNX9xGWRu1B-VqwIvlN8aP52apML_0iMC48I0cLRmwcSXRVA/s1600/dscf8533.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ngantriiii... </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://wownderfulife.files.wordpress.com/2014/07/dscf8533.jpg"><i>Pict source.</i></a></span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnApjFlKbHZ54AWp2WnH3SJnk_PraC0jUvyMOQ2Bx032lB4I27G9QYu_z92s9LT72Zvs_tRyd00w64kFD5mDyXy7J5HwQAg-NgIIkEHczWR9Ueayb_d0huzrkWDXiQhpoZkXvjFe1z13w/s1600/img_20141114_205903.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnApjFlKbHZ54AWp2WnH3SJnk_PraC0jUvyMOQ2Bx032lB4I27G9QYu_z92s9LT72Zvs_tRyd00w64kFD5mDyXy7J5HwQAg-NgIIkEHczWR9Ueayb_d0huzrkWDXiQhpoZkXvjFe1z13w/s1600/img_20141114_205903.jpg" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Beyond Cendol and Duren Bar</i>. Antriannya bikin ngelus kaki. </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><a href="https://dininovita.files.wordpress.com/2014/11/img_20141114_205903.jpg"><i>Pict source.</i></a></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jika berminat mengunjungi Pasar Santa, ada baiknya memperhatikan hal berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
- Kebanyakan pemilik kios adalah pekerja kantoran yang menjadikan kios di Pasar Santa sebagai usaha sampingan sehingga kebanyakan hanya membuka kiosnya di hari Jumat malam, Sabtu. dan Minggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Pasar Santa sengaja tidak memasang AC untuk menciptakan suasana pasar yang sebenarnya. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Bawa ikat atau jepit rambut untuk mengurangi hawa gerah. Lebih baik datang menjelang sore saat matahari sudah tidak terlalu terik.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Jumlah pengunjung yang ramai membuat antrian di berbagai kios, terutama kios favorit, menjadi sangat panjang. Gunakan sepatu atau sendal yang nyaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Ada baiknya datang beramai-ramai dengan teman lain. Selain bisa gantian antri, juga bisa mencicipi lebih banyak makanan di Pasar Santa. Caranya gampang saja, satu porsi menu dimakan beramai-ramai :)</div>
<div style="text-align: justify;">
- Bawa uang tunai untuk memudahkan transaksi pembayaran.<br />
<br />
<b>9. Main Ke Pusat Kebudayaan</b><br />
Di Jakarta tidak sedikit kedutaan luar negeri yang membuka pusat kebudayaan. Sebut saja Erasmus Huis sebagai pusat kebudayaan Belanda, Goethe Huis sebagai pusat kebudayaan Jerman, dan Atamerica yang menjadi pusat kebudayaan America. Pusat kebudayaan ini memiliki agenda acara mingguan dan bulanan yang menarik untuk diikuti. Misalnya acara nonton bareng, pameran fotografi, sampai <i>mini concert</i>. Agenda acara dapat dicek di <i>website</i> masing-masing pusat kebudayaan.<br />
<br />
Selain agenda acara, <i>venue</i> pusat kebudayaan ini tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Erasmus Huis misalnya, bertempat di belakang kedutaan Belanda dan berkonsep taman terbuka minimalis yang nyaman. Atamerica dilengkapi teknologi canggih berupa Google Earth Simulator berukuran super besar.<br />
<br />
Sekian <i>list</i> favorit pilihan saya untuk menjamu teman dari luar kota. Kalau ada masukan tempat lain yang seru dan unik, silahkan tulis di kolom komentar ya. </div>
</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-90447675487285751532015-01-01T10:29:00.000+07:002015-01-01T14:36:31.037+07:00Berpindah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Tahun 2014 kemarin keluarga saya mengambil satu keputusan besar: pindah rumah. Sebenarnya sudah lama kami ingin pindah rumah tapi kendala demi kendala selalu datang dan menghambat rencana besar tersebut. Saya dan mama adalah dua orang yang sudah masuk dalam kategori <i>'desperately'</i> ingin pindah rumah. Daerah rumah lama kami memang sudah tidak nyaman lagi untuk menjadi tempat tinggal. Lahan industri telah mengekspansi lahan hunian, truk-truk besar semakin sering lewat, dan macet panjang ikut menjadi rutinitas harian. Saya yang jenuh dengan suasana tersebut malah sempat mengambil satu keputusan ekstrim: <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/2013/02/rumah-baru-lagi.html">pindah ke rumah nenek di Bogor</a> dan hanya pulang ke rumah saat akhir pekan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di tahun 2013 papa pensiun dari pekerjaannya. Sebagian uang pensiunnya beliau gunakan untuk membeli rumah di daerah Cibinong. Rumah baru ini berada di kawasan hunian yang mayoritas adalah perumahan. Akses kereta, jalan tol, pusat perbelanjaan dapat dicapai dengan mudah dari tempat tersebut. Benar-benar sebuah rumah di lokasi impian, berbeda 180 derajat dengan kondisi lingkungan rumah kami yang dulu. Masalahnya adalah, adik dan papa saya tidak mau pindah dari rumah lama sebelum rumah lama terjual. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keluarga saya pun terpecah. Saya tetap tinggal di Bogor dan hanya pulang saat akhir pekan, mama membagi waktunya dalam seminggu: empat hari di rumah lama, tiga hari di rumah baru, papa yang mendapat pekerjaan baru setelah pensiun tinggal di Karawang selama hari kerja dan hanya pulang saat hari libur, sedangkan adik saya tetap tinggal di rumah lama. Keadaan ini berjalan beberapa waktu hingga akhirnya saya dan mama saling memberi tenggat pada diri masing-masing: setelah lebaran Idul Fitri tahun 2014, kami akan pindah dan menetap di rumah baru. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di luar dugaan, pekerjaan baru papa hanya bertahan selama satu tahun dan beliau memutuskan pensiun total. Maka penghuni rumah baru pun bertambah satu orang lagi sementara adik saya yang keras kepala tetap <i>kekeuh</i> tinggal di rumah lama. Dia tidak mau pindah sebelum rumah lama terjual! Hati mama terbelah dua, anaknya yang satu masih tinggal di rumah lama dan yang satu lagi tinggal di rumah baru. Maka mama pun berkunjung ke rumah lama sesering yang dia bisa. Sering mama bercerita kesedihan hatinya melihat kondisi rumah dan adik saya yang tidak terurus. Bagaimanapun, mengurus dua rumah di dua lokasi berbeda yang berjauhan adalah sebuah pekerjaan berat. Hingga akhirnya mama sakit dan nyaris dirawat di rumah sakit. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kondisi mama yang sakit dan kami sekeluarga tahu persis apa penyebabnya membuat kami merancang ulang rencana yang telah dibuat. Rumah lama harus segera dijual dan kami sekeluarga berkumpul di rumah baru. Proses penjualan rumah tidak dapat dibilang mudah, bahkan cederung alot dan menguras emosi. Harga jualnya pun jatuh bebas di pasaran dan kami hanya mendapat setengah harga dari penawaran awal. Sedih, sakit hati, marah, semuanya campur jadi satu. Tapi keputusan kami sudah bulat. Setelah beberapa bulan bolak-balik mengurus ini-itu, rumah lama kami pun resmi terjual. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sampailah kami ke proses tersebut: pindahan. Awalnya barang-barang besar kemudian barang yang kecil-kecil. Lama-kelamaan, tanpa kami sadari, rumah lama kami menjadi kosong dan hampa. Pernah satu kali mama mengirim sms, mengatakan betapa sedihnya dia melepas rumah lama. Bagaimana tidak, rumah itu telah beliau tinggali semenjak beliau menikah lalu melahirkan anak pertama, anak kedua, melihat anak-anaknya tumbuh besar, masuk sekolah, lulus, kuliah hingga bekerja. Rumah itu telah menopang kehidupan kami nyaris 30 tahun lamanya. Semua cerita, suka, duka, tawa, tangis, canda, terekam di dalamnya. Rumah itu telah menjadi saksi kami bertumbuh menjadi sebuah keluarga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat saya membaca curahan perasaan beliau, hati saya sama sekali tidak tergerak. <i>"Halah, mama lagi-lagi lebai dalam mengungkapkan perasaannya. </i>As usual,<i>"</i> ungkap saya dalam hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya memang tidak terlibat banyak dalam proses pindahan karena hanya membantu saat akhir pekan. Minggu lalu, di penghujung tahun 2014, saya mampir ke rumah lama dan membantu pindahan. Rumah lama kami telihat dingin. Teralis jendela sudah dilepas, beberapa kaca sudah tercabut dari rangka jendela, rumpun melati tumbuh liar tak terurus, halaman kotor oleh daun yang rontok dari pohon belimbing besar di depan rumah. Pohon daun sirih yang menjadi kebanggaan mama mati karena pagar tempatnya tumbuh telah tercerabut. Saat saya membuka kunci rumah, saya hanya mendapati satu ruang kosong yang luas. Kosong. Hampa. Tanpa perabot apapun. Sementara papa mulai bekerja melepas untaian kabel di dapur, tanpa sadar saya bersandar di salah satu dinding dan mengelusnya perlahan. Dingin. Seakan rumah tersebut marah kepada kami. "Maaf...." bisik saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah seluruh proses pindahan dan administrasi selesai, rumah itu akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah. Pohon belimbing di halaman akan ditebang. Semua kenangan disana akan menguap dan hanya tinggal di dalam memori. Lagi-lagi saya marah dan sedih pada keadaan. Bagaimana bisa, rumah yang telah kami tempati selama ini harus dihancurkan dengan harga jual yang sangat rendah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya paham perasaan mama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun saya pun menganggap itu semua adalah 'harga' yang harus dibayar untuk rumah impian kami. Rumah yang selalu kami angankan dan inginkan. Sungguh sebuah harga yang teramat mahal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berpindah saya sadari adalah salah satu bagian yang paling sulit dalam fase hidup manusia. Pindah dari SD ke SMP, dari SMP ke SMU, dari SMU ke Perguruan Tinggi, dari Perguruan Tinggi ke lapangan pekerjaan, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari rumah lama ke rumah baru, dari teman lama ke teman baru. Karena dalam prosesnya, kita telah membuat jejak kepingan hati dan serpihan kenangan yang akan hilang dan tertinggal. Tapi bukankah kita harus terus melangkah maju jika yang 'lama' memang sudah dianggap tidak nyaman dan mengorbankan semua yang pernah kita miliki dengannya untuk menyongsong satu lembar kehidupan yang baru? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat tahun baru 2015. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqUbk8vCYQggu-LV-vk7spsCjEQ0GiuoFbpn9Cu9JDOjluzjYdYBf5ncAfnJAidLqhWD3Fx0TpU9AKbuxZLbqKydN1wbFcu7QHOmlin8WxikPbeQPjy1Sy4nV4ngveafRr2JKvZ7uMeDc/s1600/P3222190.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqUbk8vCYQggu-LV-vk7spsCjEQ0GiuoFbpn9Cu9JDOjluzjYdYBf5ncAfnJAidLqhWD3Fx0TpU9AKbuxZLbqKydN1wbFcu7QHOmlin8WxikPbeQPjy1Sy4nV4ngveafRr2JKvZ7uMeDc/s1600/P3222190.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i>In memory of</i> 'rumah lama'</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-56166290152916175372014-11-30T15:29:00.000+07:002014-11-30T17:22:08.015+07:00Wisata Kuliner di Malang<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Di tahun 2014 ini terhitung tiga kali saya datang ke Malang. Bisa dibilang saya benar-benar jatuh cinta pada kota kecil itu sehingga selalu dan selalu ingin datang kembali kesana. Menurut saya, Malang adalah perpaduan antara Yogyakarta dan Bandung dalam versi yang lebih sepi. Seperti Yogyakarta karena Malang juga merupakan kota pelajar. Tak terhitung banyaknya perguruan tinggi, universitas, sekolah tinggi, dan semacamnya memadati kota ini. Seperti Bandung karena Malang juga merupakan surga wisata kuliner. Beragam kuliner khas Jawa Timur dapat ditemui disini, warung kopi untuk duduk-duduk santai banyak, makanan yang unik dan baru kali pertama saya temui juga ada. Serunya lagi, tidak perlu keluar uang banyak untuk wisata kuliner di Malang. Seharian wisata kuliner di Malang setara dengan biaya sekali ngafe di Jakarta. Luar biasa bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari tiga kali kunjungan ke Malang saya mendapat banyak pengalaman baru akan kuliner Jawa Timur. Sebenarnya di Jakarta juga dapat ditemui beberapa masakan khas Jawa Timur namun saya baru sempat merasakannya di Malang, jadi berasa seru aja merasakan masakan khas Jawa Timur di salah satu daerah asalnya. Selain kuliner khas Jawa Timur, saya juga sempat mampir ke beberapa kedai kopi yang nge-hits di kalangan anak Malang, juga mampir ke beberapa tempat makan yang direkomendasikan <i>food blogger</i>. Untuk merangkum pengalaman wisata kuliner saya di Malang, saya akan membagi dua ceritanya. Yang pertama adalah <i>One Day Culinary Trip on Malang</i>. satunya lagi adalah <i>Miscellaneous</i> yang berisi beberapa makanan yang sempat saya cicipi di Malang juga kafe yang enak buat duduk santai. Nama makanan dan nama tempat akan saya <i>bold</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>One Day Culinary Trip on Malang</b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sengaja meluangkan satu hari khusus untuk berwisata kuliner di Malang dan kebanyakan pilihan makanan, minuman, dan tempat makan direkomendasikan oleh beberapa teman yang tinggal di Malang. Saya hanya pasrah diajak kesana-kesini dan mencicipi beragam makanan dan minuman. Percayalah, wisata kuliner di Malang memberi pengalaman wisata yang menyenangkan tidak hanya di perut tapi juga di hati :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menu sarapan sebagai pembuka hari saya buka dengan menu <b>nasi jagung</b>. Iya, nasi jagung yang selama ini saya kenal dari lagu anak-anak itu ternyata bisa saya cicipi di Malang. Pertama kali saya makan nasi jagung ini saat menginap di rumah mbak Vicky, rada ajaib dan bengong juga saat melihatnya. Pipilan jagung sudah dihancurkan sehingga warna kuning jagung kasar bercampur dengan warna putih nasi. Nasi jagung dimakan dengan lauk ikan asin, sayur, bakwan jagung, tempe dan sambal pedas yang terbungkus dalam satu kertas nasi. Penampilannya tidak berbeda jauh dengan nasi bungkus pada umumnya, tapi rasanya enak bangeeett. Setiap mampir ke Malang pasti saya ngotot pengen sarapan ini. Harga seporsi nasi jagung ini antara 5 - 10 ribu, saya lupa berapa harga persisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena nasi jagung adalah sarapan berkarbohidrat ganda, sampai siang saya masih belum lapar juga. Erlin, mantan teman kantor saya, yang bertugas menjadi <i>guide</i> lokal siang itu mengajak saya dan yang lainnya pergi ke <b>supermarket Lai Lai</b> di daerah Jl. Semeru untuk makan es krim. Di dalam supermarket Lai Lai ada <b>Illy Cafe</b> yang cukup ramai, sangking ramainya hingga kami harus masuk daftar antri. Selama mengantri saya berkeliling dulu di dalam Supermarket Lai-lai. Supermarket ini terbilang cukup besar dan lengkap. Perhatian saya tertarik pada beragam variasi kue-kue kecil dan jajanan khas pasar yang dijual. Variasinya sangat banyak dan beragam sampai saya sampai bingung mau beli yang mana. Berbagai oleh-oleh khas kota lain pun dijual disini, yang paling ekstrim menurut saya sih kue Bingke khas Pontianak yang diklaim asli dari Pontianak. Saya juga sempat mampir ke <b>toko Pia Cap Mangkok</b> yang terletak tak jauh dari supermarket Lai Lai untuk membeli oleh-oleh.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah cukup lelah dan kepanasan berkeliling sana-sini kami kembali ke Illy Cafe dan sudah diperbolehkan masuk oleh pelayannya. Illy Cafe menjual makanan bertema <i>western</i> dan beragam racikan kopi. Melirik pesanan meja sebelah, lasagna yang mereka pesan terlihat sangat menggoda. Namun sesuai dengan misi awal saya dan teman-teman hanya memesan es krim. Harga seporsi es krim <i>crunch choco, caramel nut, strawberry triple,</i> atau <i>banana chop</i> hanya Rp 11.500. Illy Cafe akan memberikan satu <i>snack</i> gratis untuk setiap pemesanan tiga menu. Jadi lumayan banget, pesan tiga es krim dapet gratisan jamur <i>crispy</i>. Air putih gratis juga diberikan untuk setiap porsi es krim yang dipesan. Kafenya pengertian banget ya, setelah makan es krim kan bawaannya haus. Kafe ini cukup <i>recommend</i> untuk dikunjungi saat berkunjung ke Malang. Lokasinya strategis, harga terjangkau, menu makanan dan minumannya bervariasi, dan tempatnya <i>cozy</i> untuk mengobrol sambil duduk santai. Sayang nggak bisa lama-lama di Illy Cafe, kasihan sama pengunjung lain yang antri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxs2Er4E8BXIErOmwJdu8SU48jwxywLZrjGBszLOmeiRmWeW3zyGLGmdw26k-Z5BilUOZtlS0fjc53M7IPNf06W9ksW4sJv58rrAc8p_LrYXRWfYKUGJmrYFsjg3p3tHvtE6fzscYRt9o/s1600/1417007257957.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxs2Er4E8BXIErOmwJdu8SU48jwxywLZrjGBszLOmeiRmWeW3zyGLGmdw26k-Z5BilUOZtlS0fjc53M7IPNf06W9ksW4sJv58rrAc8p_LrYXRWfYKUGJmrYFsjg3p3tHvtE6fzscYRt9o/s1600/1417007257957.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Es krim Illy Cafe</span></div>
<br />
Dari Illy Cafe, Erlin mengajak kami ke daerah Dempo untuk mencicipi <b>es moka durian</b> yang terkenal. Siang itu Malang memang lagi panas-panasnya sehingga saya tidak menolak untuk makan es dua kali berturut-turut. <b>Es Dempo</b> terletak di belakang SMAK St. Albertus dan merupakan kawasan penjual makanan. Kalau perut sudah mulai lapar, selain minum es juga bisa makan mie ayam pangsitnya yang tidak kalah terkenal. Es moka durian yang saya pesan datang dalam mangkuk berisikan serutan es kasar yang menggunung. Di dasar mangkuk terlihat beberapa daging buah durian yang disiram siruh moka berwarna kecoklatan. Rasa moka dan durian berpadu apik. Manis, dingin dan beraroma dalam setiap seruputan. Harga es durian dijual Rp 12.000 sedangkan es moka durian seharga Rp 14.000.<br />
<u><br /></u>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3YK-J3pj_e-XdEkU5vg0ZKEjac0NDPKV7tAibAezu_Bn1HSqga4O4NkgAykewMCZxQ8-3uIgLuZKcF4f3Qs4q_6MXh3xbF_FmL4JpNWvZ4LvjWoAvBj47mC8YJvbP6PMLwGIl118Lil4/s1600/1417007284375.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3YK-J3pj_e-XdEkU5vg0ZKEjac0NDPKV7tAibAezu_Bn1HSqga4O4NkgAykewMCZxQ8-3uIgLuZKcF4f3Qs4q_6MXh3xbF_FmL4JpNWvZ4LvjWoAvBj47mC8YJvbP6PMLwGIl118Lil4/s1600/1417007284375.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Es moka durian Dempo</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenyang minum es membuat saya malas makan makanan berat. Kali ini saya diajak mencicipi kuliner khas Jawa Timur yang saya agak sangsi memakannya. <b>Kupang lontong</b>, Raditya Dika menceritakan pengalaman traumatisnya memakan masakan ini di buku Manusia Setengah Salmon. Secara tidak langsung saya jadi ikut terpengaruh dan skeptis saat melihat ratusan kerang berwarna coklat kehitaman dan berukuran sangat-sangat-sangat mini memenuhi piring. Sate kerang sebagai <i>side dish</i> malah lebih dulu habis dimakan sementara kupang lontongnya sendiri belum tersentuh. Bau amis samar tercium saat sesendok penuh kupang mendekati mulut. Sambil menutup mata dan menahan napas saya mencoba memasukkan sesendok kupang dan mulai mengunyah ragu. Duh, acara wisata kulinernya kenapa jadi semacam tantangan di Fear Factor begini sih. Rasanya amis, blenyek, sedikit asam memenuhi mulut. <i>But I'm still fine</i>. Maksudnya saya baik-baik saja dengan cita rasa kupang ini tapi cuma sanggup makan tiga sendok saja. Satu porsi kupang lontong yang dimakan berempat itu akhirnya tidak habis, Sebagian beralasan kenyang, sebagian lainnya (saya termasuk dalam bagian ini) tidak familiar dengan cita rasa kupang yang asing.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgccsCOD8VXzVfh0jv5dtirQPwLuk1IZd9GO8B3S7k0pGW3EDPcrbXP3EehYfQzZaxOosCVb0a4aF6-rEw6UsZKqnpmEeuM6Q5N-0eAvQfq02LPIOBXyaCOQmP9kOXDpFeD3Qn2JvZ5dRU/s1600/1417007396472.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgccsCOD8VXzVfh0jv5dtirQPwLuk1IZd9GO8B3S7k0pGW3EDPcrbXP3EehYfQzZaxOosCVb0a4aF6-rEw6UsZKqnpmEeuM6Q5N-0eAvQfq02LPIOBXyaCOQmP9kOXDpFeD3Qn2JvZ5dRU/s1600/1417007396472.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Kupang, bukan nama daerah </span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYsFNM6HpNU3d58YYWrS-2cwCJ4fPH3d4k797neaL6K_4Dgh-nA92b-ojPp8JhCXwAPSUGOFOLLUywtEBVqSFYNwaMLeuXSuNKMTUdEqOwem3o1Nbz762xRRShO4Ev022B-_JOLOnntYs/s1600/1417007471106.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYsFNM6HpNU3d58YYWrS-2cwCJ4fPH3d4k797neaL6K_4Dgh-nA92b-ojPp8JhCXwAPSUGOFOLLUywtEBVqSFYNwaMLeuXSuNKMTUdEqOwem3o1Nbz762xRRShO4Ev022B-_JOLOnntYs/s1600/1417007471106.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Sate kerang sebagai <i>side dish</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum pulang ke rumah Erlin kami mampir lagi ke satu warung makan terakhir untuk mencicipi salah satu makanan khas Malang yang cukup mudah ditemui, apalagi kalau bukan <b>tahu petis</b>. Iya, tahu petis. Tahu goreng dengan bumbu petis yang khas. Tahu gorengnya mungkin biasa, tapi saus petis berwarna kehitaman inilah yang membuat rasanya menjadi berbeda.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQjo3wgFaBDrnc3UJvLP03GUwZDuyy5t9yG6fYqg_bjUm4qX7g6IY9bbaTqTmAeg5i3NnHafZzdw4dJQACqOBQ2B40RDYq6BlCutY-0oMNCYiA_wMoRvJKEfwLcRPxDlw5XwhbVUY8PYo/s1600/1417007508899.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQjo3wgFaBDrnc3UJvLP03GUwZDuyy5t9yG6fYqg_bjUm4qX7g6IY9bbaTqTmAeg5i3NnHafZzdw4dJQACqOBQ2B40RDYq6BlCutY-0oMNCYiA_wMoRvJKEfwLcRPxDlw5XwhbVUY8PYo/s1600/1417007508899.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Tahu petis</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malamnya saya dijemput Mifta dan Jarot, mereka adalah <i>travel buddy</i> saya saat <i>trip </i>ke kawah Ijen dan Ranu Kumbolo. Keduanya adalah manusia malam yang baru bisa menemani saya jalan-jalan saat matahari terbenam. Tujuan kuliner utama malam itu adalah <b>tahu telur</b>. Entahlah, setiap ke Malang saya selalu merasa wajib memakan santapan ini. Rasanya yang unik dan khas membuat saya selalu kangen dengan cita rasa tahu telur khas Malang. Sebelum melanjutkan wisata kuliner saya menyempatkan diri mampir ke rumah <a href="http://jejakvicky.com/">mbak Vicky</a> di daerah Sigura-gura. Mbak yang satu ini memang super duper baik hati dan sebisa mungkin saya mengunjunginya jika sedang berada di Malang. Niatnya hanya berkunjung sebentar, namun saat ditanya akan kemana tujuan saya malam itu mbak Vicky malah menahan kami di rumahnya dan memanggil tukang tahu telur keliling. "Ini tahu telur terenak di Malang," janjinya. Saat menyantap tahu telurnya Mifta dan Jarot yang sudah beberapa tahun tinggal di Malang dan ratusan kali makan tahu telur setuju dengan ucapan mbak Vicky. Itu adalah salah satu tahu telur terenak yang pernah mereka makan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX8IYnoA-VQ1zpTFwghbileWsPVmbnDlEx5nDFnJnUXROjuRyGOYsvqZRyrbwxzGBTBW-S6ru4__s-CVmWX3G_MvmyH8utUByZVAC3TJJMRC8ETFfW4thbaczd3EMNuwn6afTCfblrd34/s1600/C360_2014-04-02-09-11-17-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX8IYnoA-VQ1zpTFwghbileWsPVmbnDlEx5nDFnJnUXROjuRyGOYsvqZRyrbwxzGBTBW-S6ru4__s-CVmWX3G_MvmyH8utUByZVAC3TJJMRC8ETFfW4thbaczd3EMNuwn6afTCfblrd34/s1600/C360_2014-04-02-09-11-17-001.jpg" height="360" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Tahu telur</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai makan dan pamit dengan mbak Vicky kami pergi ke daerah Soekarno Hatta untuk mencicipi makanan yang terlalu <i>mainstream</i> menurut saya. Sejak kunjungan pertama saya ke Malang, Mifta selalu kekeuh mengajak saya mencicipi mie setan yang lagi nge-hits banget di Malang, sementara saya ogah-ogahan karena menganggap mie setan terlalu (sekali lagi saya bilang) <i>mainstream</i>. Untuk ukuran tempat yang nge-hits, Mie Setan Kober memang eksis banget di kalangan anak-anak Malang. Antrian di depan kasirnya mengular panjang, selain itu kami harus keluar masuk ruangan untuk mencari tempat duduk. Menu di Mie Setan Kober antara lain <b>mie setan</b> itu sendiri dari level 1 - 5, <b>mie iblis</b> ukuran S, M, dan L, dan mie angel untuk mie yang tidak memakai cabai sama sekali. Untuk minumannya lagi-lagi dinamai dengan unsur hantu Indonesia: <b>es tuyul, es genderuwo, es kuntilanak, es sundel bolong</b>. Saya cuma bengong saat ditanya mau pesan apa, di menu hanya tertera nama-nama hantu tanpa keterangan <i>ingredients</i> yang digunakan. Jadi untuk amannya kami berempat memesan mie setan level 1 (menggunakan 12 cabai) dan mie iblis ukuran S (menggunakan 5 cabai), dan berbagai es hantu berbeda untuk setiap orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoH9ygjuncTr3PIVUSqdD0FfJ69voZgczuC7YXXzxwxYwr_Ki9VNHZehGyAYRcl-stKXwayHxy4ch-d1LYASFny1m331C_lONfZIjHPoJR8qCi1cyyBfs_tTxroo0Cq2EAzwNM9j_vLVs/s1600/1417007073473.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoH9ygjuncTr3PIVUSqdD0FfJ69voZgczuC7YXXzxwxYwr_Ki9VNHZehGyAYRcl-stKXwayHxy4ch-d1LYASFny1m331C_lONfZIjHPoJR8qCi1cyyBfs_tTxroo0Cq2EAzwNM9j_vLVs/s1600/1417007073473.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Daftar menu di Kober Bar</span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mie Setan berkonsep <i>open kitchen</i> sehingga pengunjung dapat melihat kesibukan yang terjadi di dapur. Dengan kecekatan para kru dapur meracik dan menghidangkan mie, ternyata masih membutuhkan waktu cukup lama untuk pesanan kami diantarkan mengingat banyaknya pengunjung. Saat pesanan kami sampai terlihat perbedaan antara mie setan dan mie iblis. Mie setan dan mie iblis disajikan dengan taburan ayam, pangsit kering, pangsit basah, dan selembar daging ham, hanya saja mie iblis terlihat sedikit kecoklatan karena menggunakan kecap. Rasanya? Jangan ditanya. Saya kesulitan berhenti sejak suapan pertama. Tidak seperti mie setan di Jakarta yang hanya menggunakan mie instan dan cabai hijau sebagai bahan utama, mie setan dan mie iblis di Malang menggunakan mie buatan sendiri yang terasa sangat enak dan kenyal. Untuk menetralisir pedas untungnya es hantu yang dipesan memasukkan potongan buah di dalamnya. Nyeeesss banget rasanya. Satu hal yang melintas di kepala saat saya makan mie setan, kenapa nggak dari dulu-dulu saya mampir kesini. Nyeseeelll :((<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9W7omrVI2u3hNYmU6-UMpM2v7TuQS6PVVQ-2EzK8FyYFqZX-Hl7agmv8nbmeHN8JKCf1TeRPJWYh0FhLi3-gUz0npnwR33Vz3ZEHOC11ehJlaMi3YDNhf0AURC50Xaa7k-Qz58Zl1Ybw/s1600/1417006838381.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9W7omrVI2u3hNYmU6-UMpM2v7TuQS6PVVQ-2EzK8FyYFqZX-Hl7agmv8nbmeHN8JKCf1TeRPJWYh0FhLi3-gUz0npnwR33Vz3ZEHOC11ehJlaMi3YDNhf0AURC50Xaa7k-Qz58Zl1Ybw/s1600/1417006838381.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Mie Iblis dan Mie Setan</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0exQ8VvQIh2dqR1ckXCSrMCCmlcsrvqEj8jEZqicpc5qCjH3G76PFVTFCmMQSjTQOSN4XmsHWyfI-rnsPdJUNb2aUXmTSH3mHA5l3ejRWsQZpzBRw3Ard9JrXXjPSpPxXp9W-RE6Jtw/s1600/1417342700255.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0exQ8VvQIh2dqR1ckXCSrMCCmlcsrvqEj8jEZqicpc5qCjH3G76PFVTFCmMQSjTQOSN4XmsHWyfI-rnsPdJUNb2aUXmTSH3mHA5l3ejRWsQZpzBRw3Ard9JrXXjPSpPxXp9W-RE6Jtw/s1600/1417342700255.jpg" /></a></div>
<span style="font-size: x-small;">Cappuccino nyempil diantara es hantu</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Mie Setan, sesuai janjinya malam itu Mifta mengajak saya ke Batu. Saya sempat protes ke Mifta karena setiap kali saya ke Malang dia selalu menolak menemani saya ke Batu. Alasannya klasik banget: dingin. Karena ini kunjungan terakhir saya ke Malang dan saya belum tahu kapan lagi akan kembali ke kota ini, akhirnya dia mau mengantar saya ke Batu. Hawa dingin mulai terasa saat kami melewati kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan terasa menggigit seiring semakin cepatnya motor dipacu melewati jalanan yang terus menanjak. Kami tidak berhenti di alun-alun Batu yang legendaris dengan bianglala dan beragam ornamen buah dan binatang yang menyala saat gelap itu, tapi terus menanjak menyusuri jalan besar menuju <b>Payung</b>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5VvyXpctyS_1GyjrXID2P1lf-CixVGiIxdruue_AG6wiIydEdBFhiFC2kEkJxm6zBnhf9FcBWbhg9D_cy-MyQ2-9YPM2V0OT9B8pvui-a-6qKZDonm1MQWEogsMrZyfmWGcFlzBgyFmE/s1600/1417006853464.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5VvyXpctyS_1GyjrXID2P1lf-CixVGiIxdruue_AG6wiIydEdBFhiFC2kEkJxm6zBnhf9FcBWbhg9D_cy-MyQ2-9YPM2V0OT9B8pvui-a-6qKZDonm1MQWEogsMrZyfmWGcFlzBgyFmE/s1600/1417006853464.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Kerlip lampu kota Batu dilihat dari Payung</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lampu jalan menjadi penerangan utama seiring semakin lengangnya jalan yang kami lewati. Lalu tiba-tiba saja di kanan saya telihat kerlip pemandangan kota Batu di bawah sana. Motor masih melaju menuju tempat yang lebih tinggi sementara saya tidak dapat menahan diri berteriak kesenangan melihat pemandangan indah di bawah sana. Kami berhenti di salah satu <i>view point</i> Payung dan mampir ke salah satu warung yang banyak berderet disana. Hidangan standar dari warung semacam ini adalah jagung bakar, mie rebus, mie goreng, kopi, teh, dan beragam minuman hangat lainnya. Kami memesan mie rebus dan teh hangat yang terasa berkali-kali lebih enak saat dimakan dengan latar pemandangan kota Batu kala malam di bawah sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat dingin terasa semakin menggigit kami kembali ke alun-alun Malang. Walau malam sudah semakin larut daerah ini masih ramai pengunjung. Terdapat banyak penjual makanan di daerah alun-alun Batu dan pengunjung nampak menyemut di depan kedai-kedai tersebut. Kami langsung menuju satu kedai legendaris <b>Pos Ketan Legenda</b> yang terkenal karena ketan susunya. Pilihan variasi ketan susu ini cukup beragam, saya memesan <b>ketan susu coklat keju</b> yang menjadi menu favorit. Untuk minuman pendampingnya tersedia berbagai pilihan minuman hangat, mulai dari teh, kopi, sampai STMJ.</div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtw_Mb6ggB0qO7GIiEKD0Efw_EOewKbPPjMOw0zcOhJnvf0Au2O4YzwBUaGJhrDK0zmLUtg0IIeazCq5IX54jeOSWB9s4bewM8JfVWwKzs-d_xnSRSTOQDKr6gOX-CiT9ZLEYM8piem-Y/s1600/1417006796980.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtw_Mb6ggB0qO7GIiEKD0Efw_EOewKbPPjMOw0zcOhJnvf0Au2O4YzwBUaGJhrDK0zmLUtg0IIeazCq5IX54jeOSWB9s4bewM8JfVWwKzs-d_xnSRSTOQDKr6gOX-CiT9ZLEYM8piem-Y/s1600/1417006796980.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pengunjung di Pos Ketan Legenda menjelang tengah malam</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMwfa5qpDD3IK00A0F8o54pCHwqhCvKKpLrs5d6gBoZ81ODNtXk918LBRzDoxdm5eCH79qp6YMYU_2I-4Wc2H2v2ckRmuR69odm2jASn-MOfx3b65lnJMM9n980Bkm8j65MLl0lLvECPo/s1600/1417006566232.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMwfa5qpDD3IK00A0F8o54pCHwqhCvKKpLrs5d6gBoZ81ODNtXk918LBRzDoxdm5eCH79qp6YMYU_2I-4Wc2H2v2ckRmuR69odm2jASn-MOfx3b65lnJMM9n980Bkm8j65MLl0lLvECPo/s1600/1417006566232.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Daftar menu Pos Ketan Legenda</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX5Jzsp7nTsnC5jKxEik8RiwBEG8UMKOlJLMRWhaN3WGFsfrNyq7QCsu0TAQ9zc0n_rnpvMpzxKAGSx1iy3626bIGmsDZB8sJTf5kxAxupIR_Z33mh0b4o2IqWkv0kyo6T8eCblzYF_ZA/s1600/1417006622245.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiX5Jzsp7nTsnC5jKxEik8RiwBEG8UMKOlJLMRWhaN3WGFsfrNyq7QCsu0TAQ9zc0n_rnpvMpzxKAGSx1iy3626bIGmsDZB8sJTf5kxAxupIR_Z33mh0b4o2IqWkv0kyo6T8eCblzYF_ZA/s1600/1417006622245.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Daftar menu Pos Ketan Legenda</span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil menunggu saya mengamati foto-foto artis yang banyak berjejer di dalam kedai berukuran mungil tersebut. Kata Mifta, Yuni Shara sering berkunjung kesini saat pulang kampung ke Malang. Oh, saya baru tahu kalau Yuni Shara adalah orang Malang. Pesanan kami kemudian datang dalam piring-piring kecil. Parutan keju memenuhi bagian atas ketan susu pesanan saya. Dengan sendok kecil saya menyendok ketan beserta keju, coklat dan susu. Lengket, manis, gurih, enak. Pengen nambah yang banyak rasanya!!!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimaCQTEWIOYqmZ_xiqtuYe4FYLpyPm6ZeCMePmhtn-x6zoSUN-ErRvXP3jOzkvTzMn3gRwUObbECQv9KYVA2dA6GPr4p1IzlWmKnAljeCBpUBXnF06eGi2qoG89XxSdppXwf3c0jwJdwI/s1600/1417006541520.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimaCQTEWIOYqmZ_xiqtuYe4FYLpyPm6ZeCMePmhtn-x6zoSUN-ErRvXP3jOzkvTzMn3gRwUObbECQv9KYVA2dA6GPr4p1IzlWmKnAljeCBpUBXnF06eGi2qoG89XxSdppXwf3c0jwJdwI/s1600/1417006541520.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Paling kiri: ketan susu nangka. Sisanya: ketan susu keju meises</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lewat jam 12 malam petualangan kuliner saya selesai. Perut kenyang, hati senang, dompet adem. Cuma celana jins aja yang jerit-jerit. Sambil wisata kuliner saya juga jadi sempat mampir ke tempat-tempat baru di Malang, jadi sekalian jalan-jalan sekaligus menambah pembendaharaan tempat wisata saya di Malang. Dan dalam perjalanan pulang tidak lupa Mifta menunjukkan rumah Yuni Shara yang terletak di pinggir jalan dan masih berada di daerah Batu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Miscellaneous</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daftar tempat makan yang enak dan kafe yang asik buat duduk-duduk santai di Malang (berdasarkan pengalaman pribadi):</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>1. Otoy</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Otoy ini nama rumah makan persis di depan kampus UMM (lupa kampus berapa, pokoknya kampus UMM yang ada mesjid super besar di depannya). Saat pertama kali melihat harga menu Otoy, saya langsung bengong. Bengong-sebengong-bengongnya. Lalu dengan polosnya nanya ke teman, "ini harganya belum sama nasi, ya?" Dan saya diketawain. Itulah kali pertama saya berkenalan dengan "harga mahasiswa Malang." Rata-rata makanan disini enak. Tempatnya strategis untuk jadi meet point dengan anak-anak UMM. Mau duduk lama dan pesan macam-macam juga nggak akan bikin kantong jebol. Yang lucu, rawon pertama yang saya makan dalam hidup saya ya di Otoy ini. Jadi agak-agak bersejarah gitu, hehehe :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTefWfdV8O7FqgaFbfQFaOlI4RkBzzHx3_yvai6UB9riPRS-EC0EM9XPvxpcUCzLkKFWIDndiI1cfENuAibE6wJDo-K6n5qSCPkJvfHkNE4EV_LyE-ZmhRMdFvpG8rTlND5kMfyOOaBc/s1600/C360_2014-04-01-11-06-18-083_org.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTefWfdV8O7FqgaFbfQFaOlI4RkBzzHx3_yvai6UB9riPRS-EC0EM9XPvxpcUCzLkKFWIDndiI1cfENuAibE6wJDo-K6n5qSCPkJvfHkNE4EV_LyE-ZmhRMdFvpG8rTlND5kMfyOOaBc/s1600/C360_2014-04-01-11-06-18-083_org.jpg" height="640" width="360" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Daftar menu Otoy yang nggak masuk akal murahnya</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOapw1cIUoy7BN6AUPeavAEp4EdpQl8qkJU01uLm1KnLPZIo08ERA2wD86TXPySdmjA8qlXtqhhblBmWk9nyXHxRYb1qN0xmrtaXhF5O1ZAhVaUskJT02Zc_PuBp71EEnwdvVGRbNByLM/s1600/1417007935959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOapw1cIUoy7BN6AUPeavAEp4EdpQl8qkJU01uLm1KnLPZIo08ERA2wD86TXPySdmjA8qlXtqhhblBmWk9nyXHxRYb1qN0xmrtaXhF5O1ZAhVaUskJT02Zc_PuBp71EEnwdvVGRbNByLM/s1600/1417007935959.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>First Rawon, ehehehehehee...</i></span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>2. Coffee Time</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih di daerah UMM yang sama, saya sempat ngopi-ngopi disini. Tempatnya cukup nge-hits di kalangan anak-anak UMM, sering jadi tempat <i>meet up,</i> ngobrol, ngerjain tugas, dan lain sebagainya. Harga kopinya murah bingits dan enak, rata-rata dibandrol di bawah Rp 20.000 kalau nggak salah. Semua wilayah di Coffee Time merupakan <i>smoking area</i>. Walau tempatnya enak buat duduk-duduk lama, asap rokok dari para pengunjungnya cukup mengganggu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>3. KL Express</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Terletak di daerah Villa Bukit Tidar, saya cukup terpana juga melihat rumah-rumah besar serupa <i>mansion</i> saat menuju KL Express. Desain KL Express yang terkesan besar dan mewah cukup mencuri perhatian. Terdapat <i>indoor and outdoor area, order area,</i> dan <i>live music</i> area. Saat saya kesana kebetulan sedang ada pertunjukan <i>live music</i> yang melayani beberapa <i>request</i> dari pengunjung. Jadi pas duduk-duduk di balkon bisa sekalian lihat pemandangan kerlip lampu dari perumahan mewah yang sebelumnya dilewati dan nyanyi-nyanyi santai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KL Express berkonsep cafe restaurant, jadi kalau mau santai-santai ala kafe disini bisa, kalau mau makan agak berat juga bisa. Menu makanan beratnya kebanyakan didominasi Chinese Fodd seperti dimsum. Pas saya kesana lagi nggak mau makan berat, jadi milih minuman yang pas sama suasana malam itu aja. Mungkin karena lokasinya yang berada di daerah perumahan mewah, harga menu KL Express cukup mahal untuk ukuran Malang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>4. Bakso Bakar Pahlawan Trip</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi-lagi saya hanya skeptis saat diajak mencicipi bakso bakar. Makanan yang lagi nge-hits di Malang ini berada di Jl. Pahlawan Trip yang notabene menjadi salah satu daerah wisata kuliner Malang. Tempatnya lumayan ramai, seakan menegaskan kepopuleran bakso bakar pada masyakarat Malang. Saya hanya memesan seporsi bakso bakar tanpa mie karena masih kenyang. Seporsi bakso bakar berisi lima bakso yang berwarna hitam kecoklatan karena melewati proses pembakaran. Rasanya, umh ya seperti bakso yang dibakar pada umumnya. <i>Nothing special for me.</i> Mungkin tempat ini jadi nge-hits di Malang karena menawarkan konsep baru dalam menikmati olahan bakso.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Nasi Bhuk</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ke Malang untuk kedua kalinya saya dijemput <a href="http://jejakvicky.com/">mbak Vicky</a> di stasiun. Dari stasiun, mbak Vicky langsung mengajak saya ke daerah Jl. Kawi Atas, niatnya mau cari sarapan sebelum jalan-jalan di Jl. Ijen yang menjadi lokasi car free day-nya Malang. Saya cuma pasrah mau diajak sarapan apa, terserah mbak Vicky aja, dan akhirnya kami memasuki kedai Nasi Bhuk yang cukup ramai. Menurut mbak Vicky, nasi bhuk ini adalah makanan khas Madura, tetapi jika kita datang ke Madura nasi ini tidak ada di sana. Disebut nasi bhuk karena penjualnya adalah ibu-ibu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuai dengan namanya, masakan inti dari nasi bhuk ini adalah nasi. Satu piring nasi disajikan dengan lauk pauk standar berupa sayur rebung atau sayur nangka (pilih salah satu), serundeng kelapa, kecambah, sambal yang pedasnya pol, dan lauk sesuai pilihan (ayam, empal, paru, dan berbagai jeroan lainnya). Selain nasi bhuk, biasanya kedai Nasi Bhuk juga menjual nasi rawon, nasi campur, dan nasi soto madura. Saat memesan saya mengawasi ibu yang menuangkan nasi dalam piring dan memintanya mengurangi setengah dari porsi yang telah dituangkan, setelah itu dengan lincah sang ibu menuangkan segala lauk pauk ke dalam piring saya. Saat melihat tumpukan nasi dan lauk pauk yang melimpah rasanya saya tidak bisa menghabiskannya, namun setelah suapan pertama saya tidak bisa berhenti. Rasa nasi bhuk seperti masakan rumahan, yang membuat saya terus menyuap tak bisa berhenti adalah rasa sambalnya yang pedas. Selain lauk pauk yang saya sebutkan sebelumnya, ternyata nasi bhuk juga memasukkan beberapa potongan kelapa yang digoreng hingga kecoklatan. Semumur hidup baru kali itu saya makan kelapa yang diolah seperti itu. Rasanya unik dan enak banget.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain di Jl. Kawi Atas, kedai Nasi Bhuk dapat ditemui dengan mudah di Malang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>5. Es Krim Oen</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat mengetik kata kunci 'Wisata Kuliner Malang' di mesin pencarian Google, nama Toko Oen akan muncul dalam halaman utama. Karena masuk dalam <i>top list</i> wisata kuliner Malang, saya pun mengunjungi toko ini. Toko Oen terkenal akan sejarahnya yang sudah berdiri sejak tahun 1930-an, bangunannya masih bernuansa Belanda tempo dulu dengan jendela besar, tirai ala victorian, dan kursi-kursi rotan memenuhi ruangan. Beberapa foto lawas Malang tempo dulu menghiasi dindingnya. Nuansa yang dihadirkan Toko Oen secara tidak langsung mengingatkan saya akan toko es krim Ragusa yang berada di Jakarta. Baik Toko Oen maupun Ragusa berkonsep sama dan mengandalkan menu es krim sebagai jualan utamanya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAMpQPSPoJLkcChZPBLfoJTcJ69749Y9JrbzZQg74fX0fPCFTS3WWRjM5d5Pz-l6bHRD_hEVAlBieS_-KpD3k1i3LWVWwpJGF6w6d3u19-CABl2P13JhniyYgm6COXsS31ARu2nMzwO_0/s1600/1417008444854.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAMpQPSPoJLkcChZPBLfoJTcJ69749Y9JrbzZQg74fX0fPCFTS3WWRjM5d5Pz-l6bHRD_hEVAlBieS_-KpD3k1i3LWVWwpJGF6w6d3u19-CABl2P13JhniyYgm6COXsS31ARu2nMzwO_0/s1600/1417008444854.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Interior Toko Oen</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal lain yang mencuri perhatian di Toko Oen adalah pegawainya yang mengenakan seragam putih-putih dengan peci di kepalanya, mirip dengan penampilan pejuang kemerdekaan tempo dulu. Bahkan buku menu pun menggunakan konsep tempo dulu. Satu <i>scoop</i> es krim di Toko Oen berkisar antara Rp 15.000 - Rp 20.000. Saya memesan <i>Glace de Grand Marnier</i> seharga Rp. 40.000, penampilan es krim ini berbeda jauh dengan fotonya di buku menu. Porsi es krimnya tergolong kecil dengan rasa yang tidak terlalu manis dan cepat lumer.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQXmV2wxPZh2J54JG0T9FBAvLlULsz1ja8TjbIDWTH8kyy2KXod_3ufJ-3KvIVGXBG88CnxAGoem4nbHW6Tw28chpSzQlWTOg9CIbal8lw8hrGtRUdTkBiKWrqr2_psWOO2UnG-IPGnzQ/s1600/1417008391741.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQXmV2wxPZh2J54JG0T9FBAvLlULsz1ja8TjbIDWTH8kyy2KXod_3ufJ-3KvIVGXBG88CnxAGoem4nbHW6Tw28chpSzQlWTOg9CIbal8lw8hrGtRUdTkBiKWrqr2_psWOO2UnG-IPGnzQ/s1600/1417008391741.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Menu Toko Oen</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXwDKCjF8iOo69r6LPHxH_696AxbRbgQ7ksdKlRcaKsGUux1FFVKCdJAsD2vv_9c2yk12qo3OYkvN2ezsjyZpk9Mhg6Zw6Xoe5jZBHTEAceYktheWLwIrmCtg11uA1mWriSd9D_JG61RY/s1600/1417008371163.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXwDKCjF8iOo69r6LPHxH_696AxbRbgQ7ksdKlRcaKsGUux1FFVKCdJAsD2vv_9c2yk12qo3OYkvN2ezsjyZpk9Mhg6Zw6Xoe5jZBHTEAceYktheWLwIrmCtg11uA1mWriSd9D_JG61RY/s1600/1417008371163.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pelayan Toko Oen</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT6NPLyRrK4zP6O9jzRoHukXqs-2AsM6NDCwdU8FqL4vomBReay8Fkfj9tKvej5Fq7vP-Wm3moZviHYn7Dyd51pW8etARFUinraNswdiV85GdG3oHmWYpZllFTjWRC5gtUKNqpmPRO-Qk/s1600/1417008413446.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT6NPLyRrK4zP6O9jzRoHukXqs-2AsM6NDCwdU8FqL4vomBReay8Fkfj9tKvej5Fq7vP-Wm3moZviHYn7Dyd51pW8etARFUinraNswdiV85GdG3oHmWYpZllFTjWRC5gtUKNqpmPRO-Qk/s1600/1417008413446.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i style="text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Glace de Grand Marnier</span></i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut saya pribadi, Toko Oen, seperti halnya Ragusa, hanya menjual tempat dan memori masa dulu, tapi tidak untuk sajiannya (khususnya es krim karena saya hanya mencoba es krim). <i>Overrated I must say</i>. Pun harganya terbilang cukup mahal untuk ukuran Malang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Notes: semua harga makanan dan minuman di Toko Oen belum termasuk pajak 10%</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>6. Depot Hok Lay</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mengetahui tempat ini dari blog <a href="https://www.inijie.com/2013/12/24/terbuai-fosco-hok-lay-malang-lumpia-cwiemie/">Inije</a> yang memang mengkhususkan diri sebagai <i>Food Blogger</i>. "Hok Lay" Lumpia Semarang Pangsit Cwiemie, seperti tertulis di jendela depan depot kedai ini memang menyasar lumpia Semarang dan pangsit cwiemie sebagai jualan utamanya. Interior depot masih mempertahankan desain tempo dulunya yang menguatkan fakta bahwa depot ini memang sudah berdiri sejak tahun 1956.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitTzYjzk8X1ZPpDyw1rOp86AqgjeSmYf7SYiGEaP7TQurbHsJzYGDfcW9y0GSA99zYfGu2YW-kXTb-RCpSwRMeFHeRsKY2fVJ14_JFyhqaKZaDZETk6tLzAEv6Cc8nYk_fBdZQba95u08/s1600/1417008249959.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitTzYjzk8X1ZPpDyw1rOp86AqgjeSmYf7SYiGEaP7TQurbHsJzYGDfcW9y0GSA99zYfGu2YW-kXTb-RCpSwRMeFHeRsKY2fVJ14_JFyhqaKZaDZETk6tLzAEv6Cc8nYk_fBdZQba95u08/s1600/1417008249959.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Depot Hok Lay</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKJGGg0_J42Uk-AzhbU6EJmvlaiYFKgg4hB2EPXSAr19io8U0Zu0H_vxvCOhxFCQ1NaXJvpUU2ZcnD4YvZmdOieiKy-_ijZUkml5ZCyX1rBh1uZCNh361TTN5KoV5laoUobhXDbYxhB44/s1600/1417008225364.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKJGGg0_J42Uk-AzhbU6EJmvlaiYFKgg4hB2EPXSAr19io8U0Zu0H_vxvCOhxFCQ1NaXJvpUU2ZcnD4YvZmdOieiKy-_ijZUkml5ZCyX1rBh1uZCNh361TTN5KoV5laoUobhXDbYxhB44/s1600/1417008225364.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Interior dalam Depot Hok Lay</span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu porsi lumpia Semarang seharga Rp. 12.000 yang saya pesan berisikan dua buah lumpia berukuran cukup besar dengan saus tauco dan daun bawang. Lumpia disajikan hangat sehingga kulitnya terasa masih renyah. Rasa lumpianya sendiri enak dan mengenyangkan. Pesanan lainnya adalah nasi panca warna (Rp. 12.000), resep awal nasi ini sejatinya adalah mie ayam. Namun mie dalam nasi panca warna diganti dengan nasi membuat citarasa nasi ini menjadi unik. Sebagai camilan, saya memesan pangsit goreng (Rp. 14.000) yang garing dicocol dengan saus sambal tomat encer.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioXAM1gN9dplxgbq6iEI3rBSotnYo3DMIIMWwHW7l_lGFs8aTmRFRFwSo_JrPDN9RHxTPgj9gESmxsCS4bxmX_lXTuNFqvzdcot6z6oiv-oIzPpFpNmTjA9GjTHLSP7F94ydCYl1Lkjdc/s1600/1417008294439.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioXAM1gN9dplxgbq6iEI3rBSotnYo3DMIIMWwHW7l_lGFs8aTmRFRFwSo_JrPDN9RHxTPgj9gESmxsCS4bxmX_lXTuNFqvzdcot6z6oiv-oIzPpFpNmTjA9GjTHLSP7F94ydCYl1Lkjdc/s1600/1417008294439.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Lumpia Semarang</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhZziLU-OOCBJqT8WjMY1PTxieS-mFP-c9RNK6UeFkDvXkNU7EEKgCfUxEfnFlcf3dOfFJw5khNGW3lQ05RtNHW6iCzWzVIc3_c5ky_Mv4jSl97CL8egCr34t8ya-eOYhVJmEq22OVzE/s1600/1417007979850.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnhZziLU-OOCBJqT8WjMY1PTxieS-mFP-c9RNK6UeFkDvXkNU7EEKgCfUxEfnFlcf3dOfFJw5khNGW3lQ05RtNHW6iCzWzVIc3_c5ky_Mv4jSl97CL8egCr34t8ya-eOYhVJmEq22OVzE/s1600/1417007979850.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Nasi Panca Warna. Es Puding Manalagi, Pangsit Goreng</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk minuman saya memesan fosco (Rp. 8000) seperti yang direkomendasikan dalam blog Inijie. Rasa fosco ini sesuai dengan yang Inijie deskripsikan dalam blognya: rasa coklat dan susu full cream berpadu apik dalam botol coca-cola bekas sebagai wadahnya. Selesai regukan, terasa asin di lidah sebagai sensasi rasa penutup. Selain fosco, saya juga mencoba es puding manalagi (Rp. 9000). Es serut kasar disiram sirup dan susu dengan puding besar di tepian mangkuk. Pudingnya yang tidak terlalu manis terbantu rasa segar dari campuran es, sirup, dan susu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjIHyGwWZtWLdGQ2LIrktmNjlV0Jtda3HYKhyphenhyphen7lJ7wgZPrYqsCaS2vyDXoJtO23THC7ghlBhQZ2UghI5JxG8J8fEkdUcJe-RbaoByQhLQjGS4pGGPgyxFYFCJXlFKPj3uXX8Ogn7-E4PU/s1600/1417008273473.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjIHyGwWZtWLdGQ2LIrktmNjlV0Jtda3HYKhyphenhyphen7lJ7wgZPrYqsCaS2vyDXoJtO23THC7ghlBhQZ2UghI5JxG8J8fEkdUcJe-RbaoByQhLQjGS4pGGPgyxFYFCJXlFKPj3uXX8Ogn7-E4PU/s1600/1417008273473.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Fosco dalam botol Coca-cola bekas</span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan kaget jika tiba-tiba jajan cukup banyak di Depot Hok Lay ini. Menunya yang unik dan jarang ditemui membuat penasaran untuk mencoba dan terus mencoba. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>7. The Amsterdam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali ke Jl. Pahlawan Trip, kali ini saya memilih resto cafe The Amsterdam yang menjadi favorit anak Malang untuk duduk-duduk santai menghabiskan waktu. Interior The Amsterdam memang nyaman untuk berlama-lama ngobrol santai dengan teman, dan sesuai namanya desain yang digunakan disini berusaha menyesuaikan dengan suasana Amsterdam. Terdapat indoor dan outdoor area yang dipisahkan oleh jendela-jendela besar. Langit-langit ruangan didesain menggunakan rangka kayu dan kaca jendela yang dipasang apik bertumpukan dan berdempetan. Dinding ruangan dihias lukisan mural kereta api dan beberapa frame foto bertemakan Amsterdam. Di satu sudut terlihat <i>space</i> yang dikhususkan untuk <i>live music</i>. Satu hal minus dari tempat ini, karena letaknya persis di sebelah jalan raya besar yang sibuk banyak kendaraan lalu lalang dan suaranya terdengar sampai ke dalam ruangan. Untuk menu, karena The Amsterdam berkonsep resto cafe, terdapat cukup banyak varian makanan dan minuman yang dapat dipesan. Untuk makanan kebanyakan bertema western, seperti steak, pizza, burger, pasta, sampai nasi goreng. Sedangkan untuk minumannya tersedia berbagai racikan kopi dan teh, juga bir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTyB1sB-hxTpcVp1F_o-IkR7b3cRcdqO3mQUG7ZCSOxKaQPRa_k8qSGkWKyjJyY6VzJfG0sD_ZBcgO85_C5Fz6toLbmtSaiFKr7UOSBsq9W3-tumt10yLdC5w1bG4f-1Cj8fA1DQWBFoM/s1600/1417008206379.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTyB1sB-hxTpcVp1F_o-IkR7b3cRcdqO3mQUG7ZCSOxKaQPRa_k8qSGkWKyjJyY6VzJfG0sD_ZBcgO85_C5Fz6toLbmtSaiFKr7UOSBsq9W3-tumt10yLdC5w1bG4f-1Cj8fA1DQWBFoM/s1600/1417008206379.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Cappuccino The Amsterdam</span></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya datang ke The Amsterdam memang untuk ngobrol-ngobrol santai sambil ngopi-ngopi lucuk. Jadi cuma pesan cappuccino yang harganya nggak sampai Rp. 15.000. Dengan konsep resto cafe yang cukup mewah, harga di The Amsterdam masih dapat ditolerir kantong mahasiswa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>8. Simpang Luwe</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya nggak sengaja mampir ke resto cafe ini untuk menemui seorang teman. Dengar-dengar, Simpang Luwe juga cukup terkenal di kalangan anak-anak Malang. Penampilan Simpang Luwe memang cukup <i>catchy</i> dengan posisi persis di pinggir jalan besar. Resto cafe yang didominasi material kayu dan bata ekspos untuk desainnya ini memiliki dua tingkat dan menawarkan <i>indoor</i> maupun <i>outdoor</i> area baik di lantai atas maupun lantai bawah. Biasanya tempat ini ramai digunakan untuk acara nobar bola. <i>Overall</i>, tempat ini memang cukup <i>cozy</i> sebagai lokasi <i>meet up</i>. Masalahnya adalah harga di Simpang Luwe yang tidak masuk akal untuk ukuran Malang. Harga di buku menu tak beda dengan harga-harga di resto cafe berkonsep sama di Jakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasil ngobrol-ngobrol dengan suami <a href="http://jejakvicky.com/">mbak Vicky</a>, Simpang Luwe memang berpotensi untuk mengacaukan pasaran harga cafe resto berkonsep sama yang banyak bertebaran di Malang. Harganya benar-benar tidak masuk akal untuk pasaran harga Malang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>9. Bakso President</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Destinasi wisata kuliner lainnya yang selalu hadir di laman utama Google. Belajar dari pengalaman di Toko Oen, saya tidak menaruh harapan besar untuk Bakso President. Tempat ini menjadi terkenal tidak hanya karena baksonya, tetapi juga karena lokasinya yang persis berada di pinggir rel kereta. Masuk ke dalam kedai bakso ini saya dibuat bingung dengan banyaknya variasi pilihan bakso yang tersedia. Mulai dari bakso urat, bakso telur, bakso goreng udang, sampai menu paket seperti bakso campur super, bakso campur komplit, bakso campur spesial. Selain itu terdapat ati ampela dan jeroan sebagai side dish tambahan untuk dicampurkan dengan bakso. Karena bingung, saya memilih menu yang paling komplit saja: bakso campur spesial (Rp. 17.500) ditambah dengan jeroan paru (Rp. 1.500).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNwJ96sJgej-vkGpSkiTUb6wQfhfm-j0URcm5Cl9U7F5t1xK8daAJDD6-JQ-lxmybIym-6Y1Q3QPIEjhgRJhPuo0MdI_qq3eSVEU_iGmhFpvw-o0hgiqEEEdrUwDO3Wk-sbtV4iYC-ovs/s1600/1417008091330.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNwJ96sJgej-vkGpSkiTUb6wQfhfm-j0URcm5Cl9U7F5t1xK8daAJDD6-JQ-lxmybIym-6Y1Q3QPIEjhgRJhPuo0MdI_qq3eSVEU_iGmhFpvw-o0hgiqEEEdrUwDO3Wk-sbtV4iYC-ovs/s1600/1417008091330.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Bakso President</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8o2vu-BjlPk3GxdlCyAlSqkghHQ-fRkvZSlm7-6ETr8DTXtBsSCoEx2irv9XkTjbAU2-YZuLCiLXa1rQp_0WeIYgUzhW2_dzudBIoV4HjQmCcfc2-k4tALPtaqVIc-c34ymXwfhYRPWs/s1600/1417008066658.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8o2vu-BjlPk3GxdlCyAlSqkghHQ-fRkvZSlm7-6ETr8DTXtBsSCoEx2irv9XkTjbAU2-YZuLCiLXa1rQp_0WeIYgUzhW2_dzudBIoV4HjQmCcfc2-k4tALPtaqVIc-c34ymXwfhYRPWs/s1600/1417008066658.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Bakso campur spesial plus jeroan paru</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa skeptis akan ketenaran Bakso President langsung lenyap di suapan pertama. Kuah baksonya bening dan rasa kaldunya terasa gurih namun tidak berlebihan, baksonya sendiri enak, kenyal dan bikin nagih. Bakso Malang terenak yang pernah saya makan. Tidak berlebihan jika Bakso President memang masuk dalam top list wisata kuliner di Malang.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penutup</b><br />
<br />
Wisata kuliner di Malang itu memang nggak ada matinya, dan yang paling penting, nggak bikin kantong jebol. </div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<span style="font-size: x-small;">Notes: semua harga yang saya cantumkan dalam tulisan ini adalah harga sebelum kenaikan BBM bulan November 2014.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Notes lagi: beberapa tempat maupun makanan tidak disertai foto pendukung karena penulis keburu laper saat makanannya datang.</span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com27tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-13671201185701670772014-11-20T21:45:00.000+07:002014-11-20T21:56:22.142+07:00Unexpected Carita<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Waktu teman-teman kantor memutuskan<span class="apple-converted-space"> </span><i>outing</i><span class="apple-converted-space"> </span>tahun ini ke pantai Carita, saya
pasrah saja. Walau sama sekali tidak berminat dengan pantai sekelas Anyer
maupun Carita, paling tidak tahun ini pilihan teman-teman kantor sudah beralih
dari 'gunung' ke 'pantai.' Untuk saya yang anak pantai sejati, ini adalah
berkah!<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Adalah hal yang wajar jika pantai wisata seperti Carita dan Anyer
menjadi salah satu pilihan utama penduduk Jakarta dan sekitarnya untuk
menghabiskan waktu bermain di pantai. Dengan jarak tempuh hanya kurang lebih
empat jam dari Jakarta membuat dua tempat wisata ini menjadi ramai. Saya
sebenarnya paling malas datang ke pantai wisata yang terlalu komersil dan
ramai, belum lagi kondisi pantai Carita sendiri sudah tidak begitu cantik
karena mendapat terlalu banyak 'sentuhan tangan' pengunjung, pengelola, maupun
masyarakatnya sendiri. Namun lagi-lagi saya pasrah. Paling tidak saya bisa
melepaskan kerinduan pada laut setelah beberapa<span class="apple-converted-space"> </span><i>trip</i><span class="apple-converted-space"> </span>sebelumnya yang selalu ke gunung. Dan
saya mengeset ekspektasi serendah mungkin karena yakin benar pantai Carita
tidak akan mampu mengejutkan saya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dalam perjalanan menuju pantai Carita, bis melewati pantai Anyer
terlebih dahulu. Seperti perkiraan saya, warna air lautnya sama sekali tidak
biru, cenderung hijau sedikit kecoklatan. Namun terlihat barisan karang
tersembul dekat tepian pantai memecah ombak yang datang. Karang-karang ini
mampu membuat fotogenik suasana pantai yang terlihat biasa saja. Hm,<span class="apple-converted-space"> </span><i>not bad</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Semakin memasuki kawasan pantai Anyer barisan hotel, villa,<span class="apple-converted-space"> </span><i>guest house</i><span class="apple-converted-space"> </span>dan semacamnya memenuhi bibir pantai.
Menutup pandangan saya dari laut yang membentang di baliknya. Tuh, betul kan,
daerah Anyer terlalu penuh dan komersil. Pemandangan jadi berselang-seling,
sebentar pantai, banyak hotel, lalu sebentar pantai, kemudian banyak hotel,
begitu terus hingga bus sampai ke Villa Mutiara Carita tempat rombongan saya
menginap. Selesai<span class="apple-converted-space"> </span><i>check in<span class="apple-converted-space"> </span></i>dan memasukkan ransel saya
langsung menuju bibir pantai. Penasaran dengan pemandangan laut dari tempat
ini. Dan apa yang saya lihat cukup mengejutkan hingga mampu membuat saya
tersenyum lebar. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tidak hanya terdapat karang dan batu besar untuk dijadikan objek<span class="apple-converted-space"> </span><i>foreground</i><span class="apple-converted-space"> </span>foto, tetapi juga ada sebuah dermaga
tua yang tidak difungsikan lagi. Mendadak pantai Carita menjadi beberapa derajat
lebih fotogenik dari lensa kamera. Air pantai siang itu sedang surut sehingga
memungkinkan saya untuk turun dan mengeksplorasi bibir pantai lebih luas lagi.
Dan lagi-lagi saya dikejutkan dengan warna air laut yang jernih bening tanpa
sampah. Untuk ukuran pantai wisata yang terlalu komersil dan ramai, ini
merupakan sebuah prestasi! <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTCysxUeswjLItA_ozRT3Zl6s5l_eNyC7KgiLZuIao580lH1SpwI9nLv7zFgvIiWpOmAOE-YL8OU1-jqaHhaCtvXNXIYArj3WLKw22bwT7mF8bhovfTZOW27FvWN_760xhNLaJxl_9PV0/s1600/IMG_0953.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTCysxUeswjLItA_ozRT3Zl6s5l_eNyC7KgiLZuIao580lH1SpwI9nLv7zFgvIiWpOmAOE-YL8OU1-jqaHhaCtvXNXIYArj3WLKw22bwT7mF8bhovfTZOW27FvWN_760xhNLaJxl_9PV0/s1600/IMG_0953.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu0WKm2vVG38ce-sbbpv3dngwMHguaclxHeMmPhW7sz9MczsaVYu-P9k4vKg0ONKS9xCZ-I5nHPtejaTNKRpDfw5hR0qInjwrx1x70-gn-7Ry0ttRCpe3xGH7kH1-UveC0-eM7Ah5Lm4E/s1600/IMG_0955.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgu0WKm2vVG38ce-sbbpv3dngwMHguaclxHeMmPhW7sz9MczsaVYu-P9k4vKg0ONKS9xCZ-I5nHPtejaTNKRpDfw5hR0qInjwrx1x70-gn-7Ry0ttRCpe3xGH7kH1-UveC0-eM7Ah5Lm4E/s1600/IMG_0955.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4_08R0tE2cnS91u5FhrApEBnvVwvZbCV5vBOpfWph3wiEdXpySMwfIxAD-FR3wcvn-cydwOnluAB-hdo4-V7dk8NOvsgmuYApE3pbuN36OPM2pXuKjN6xAOdHFmVrfV6egoDTDIy670/s1600/IMG_0963.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhI4_08R0tE2cnS91u5FhrApEBnvVwvZbCV5vBOpfWph3wiEdXpySMwfIxAD-FR3wcvn-cydwOnluAB-hdo4-V7dk8NOvsgmuYApE3pbuN36OPM2pXuKjN6xAOdHFmVrfV6egoDTDIy670/s1600/IMG_0963.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2xun_EPn0s5Fm5yZzVQ0Yy7g1JbOzpwSiO2r0Vk-5xJWij23gJpaZZE0iDE1yYaaTbi40S1_iHk-ZQBp2CcFg4ntYQrCWFZ3TFdHDqpTl7J_3CihML332rZok5JfiyuyNS7e81_K-02c/s1600/IMG_0969.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2xun_EPn0s5Fm5yZzVQ0Yy7g1JbOzpwSiO2r0Vk-5xJWij23gJpaZZE0iDE1yYaaTbi40S1_iHk-ZQBp2CcFg4ntYQrCWFZ3TFdHDqpTl7J_3CihML332rZok5JfiyuyNS7e81_K-02c/s1600/IMG_0969.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU4bu_C3FvyhNWEcLrGYb1msx3lKCAfpgh_W6K4XEgmEO8soAvdW4MwMPdLmvWeLtUiF-vcehXVzKmiPWJ78DgdpuoRVraYEtNbA9hNmW9o_clj5asAv1neG3Exiij6Pzkoaq9sEc1tL8/s1600/IMG_0970.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgU4bu_C3FvyhNWEcLrGYb1msx3lKCAfpgh_W6K4XEgmEO8soAvdW4MwMPdLmvWeLtUiF-vcehXVzKmiPWJ78DgdpuoRVraYEtNbA9hNmW9o_clj5asAv1neG3Exiij6Pzkoaq9sEc1tL8/s1600/IMG_0970.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sekembalinya saya dari pantai menuju villa, beberapa ibu-ibu
mendekati dan mewarkan jualannya. Mulai dari pakaian, sendal, ikan asin, sampai
jasa lulur dan pijat pun ada. Semua saya tolak dengan halus. Sampai di villa
ternyata beberapa ibu-ibu lain sudah nangkring di halaman villa yang kami sewa
dan bersemangat berjualan. Nah, inilah alasan lain saya malas berlibur di
pantai wisata. Selain ramai pengunjung juga terlalu banyak penduduk sekitar
yang berjualan. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Aktivitas yang ditawarkan di pantai Carita tidak banyak.
Pilihannya adalah<span class="apple-converted-space"> </span><i>snorkeling</i><span class="apple-converted-space"> </span>atau<span class="apple-converted-space"> </span><i>banana
boat</i>. Saya pilih snorkeling, walau tidak ada terumbu karang yang dapat
dilihat tapi aktivitas berenang di laut tetap menyenangkan. Terjadi hal
menyebalkan saat rombongan saya hendak<span class="apple-converted-space"> </span><i>snorkel</i>,
tiba-tiba saja harga yang disepakati di awal berubah menjadi lebih mahal. Ketua
rombongan saya sampai gondok karena hal ini sudah terjadi berulang kali. Mulai
dari fasilitas villa yang berubah-ubah dan biaya tambahan yang mendadak ada.<span class="apple-converted-space"> </span><i>Oh well,</i><span class="apple-converted-space"> </span>resiko liburan di pantai wisata<span class="apple-converted-space"> </span><i>*sigh*</i> <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_7GKgBRJ6vx8KL1a8fFqmRC2nYYimPr0Hm4WkVqOeLL60y0XfF_GgYVCuvnNrtybi8NrNqRCDW0XvZznYyd5BSkiEWAv1qFTJjgrBtmXRimJBdAbbLoUU3yPVCjgbq1cB50nvNAhlbpk/s1600/GOPR6415.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_7GKgBRJ6vx8KL1a8fFqmRC2nYYimPr0Hm4WkVqOeLL60y0XfF_GgYVCuvnNrtybi8NrNqRCDW0XvZznYyd5BSkiEWAv1qFTJjgrBtmXRimJBdAbbLoUU3yPVCjgbq1cB50nvNAhlbpk/s1600/GOPR6415.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ceritanya mau <i>under water selfie,</i> tapi takut <i>soft lense</i> kebawa ombak :))</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx9pWL6tf43tdkaVUVbq9t7DR8jdLEhTmSC-fJqxEBi2YBRa_7n3K0ZoP2ZZbPcEYJXOxg7IEqv5R7oM2j1_5ZGqAtfvYznazFYWamSic7Clqb3gHAaWt3ZI2dLXqYKaDpMtF5NCiXyrs/s1600/GOPR6416.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgx9pWL6tf43tdkaVUVbq9t7DR8jdLEhTmSC-fJqxEBi2YBRa_7n3K0ZoP2ZZbPcEYJXOxg7IEqv5R7oM2j1_5ZGqAtfvYznazFYWamSic7Clqb3gHAaWt3ZI2dLXqYKaDpMtF5NCiXyrs/s1600/GOPR6416.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDjYZJ3BJ0mkBoem_DRapYsVVTlSzsKZqlDcHBOJX1OemUoXzNLiE7d2W8okzuvCHxWnxjr2WaE0vK8lh5KVetVP260BV5GQ3VtH-m43RXyOo6Z-AaeOQyIZ49V0vVKJnaxalvIl3UAs/s1600/GOPR6419.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDjYZJ3BJ0mkBoem_DRapYsVVTlSzsKZqlDcHBOJX1OemUoXzNLiE7d2W8okzuvCHxWnxjr2WaE0vK8lh5KVetVP260BV5GQ3VtH-m43RXyOo6Z-AaeOQyIZ49V0vVKJnaxalvIl3UAs/s1600/GOPR6419.JPG" height="480" width="640" /></a></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sorenya saya siap<span class="apple-converted-space"> </span><i>hunting
sunset</i>. Lagi-lagi saya terkejut mendapati<span class="apple-converted-space"> </span><i>sunset</i><span class="apple-converted-space"> </span>di pantai Carita. Langit cerah tak berawan merona, membiaskan warna kemerahan
pada permukaan air laut.<span class="apple-converted-space"> Salah satu sunset terbaik yang pernah saya
lihat. </span>Cantik!<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGK7Te9ShLeuERbwTXflwyR36GpIJr6tPWMyEn2DKBIUPPqWBulOl_ZP1KXa5ncnd9To55lBaKptswHE8bjtAe4iqUdxtLPx45h6VOVYdKSc92A1TkJmhsIFBoirasuflxikqhm4YuE70/s1600/IMG_1043.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGK7Te9ShLeuERbwTXflwyR36GpIJr6tPWMyEn2DKBIUPPqWBulOl_ZP1KXa5ncnd9To55lBaKptswHE8bjtAe4iqUdxtLPx45h6VOVYdKSc92A1TkJmhsIFBoirasuflxikqhm4YuE70/s1600/IMG_1043.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrNPGZhejh-UN3faMXIOg55STJYkTXzjOvs3sg0-mdxbn1TI3_1cLWcicMYGG9gPiMXB1V1WnYP3_stTRVDlRFHqym9DTiU6It8u5GnCaIpTLye2LcRUmRO20KQ51mnFGzWcLBWSb9hto/s1600/IMG_1047.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrNPGZhejh-UN3faMXIOg55STJYkTXzjOvs3sg0-mdxbn1TI3_1cLWcicMYGG9gPiMXB1V1WnYP3_stTRVDlRFHqym9DTiU6It8u5GnCaIpTLye2LcRUmRO20KQ51mnFGzWcLBWSb9hto/s1600/IMG_1047.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeMKfkCgJnA4RT8xl7WtTI1jDCaiNu9EXRL38Hr9cq-KgUs8818dgNU2tJ1ZUC1oMLncbecQtq-jKBrEOao4AapvCMjloDJqySx_Qs0qZdsMcXyLWvDu4rk6ep68QKJVsKHZlvyLk7JZk/s1600/IMG_1048.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeMKfkCgJnA4RT8xl7WtTI1jDCaiNu9EXRL38Hr9cq-KgUs8818dgNU2tJ1ZUC1oMLncbecQtq-jKBrEOao4AapvCMjloDJqySx_Qs0qZdsMcXyLWvDu4rk6ep68QKJVsKHZlvyLk7JZk/s1600/IMG_1048.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIkSZ0QZSbAmzq8SQzq1EW1UWrgzotL1J_zv_ay66kK7KnQTkQyez7vj9OmH8FjrK6axtEZexcwRX_KsATgT1qX4-SrWCNTqFQTfhgeQU3JH31eLcuXKuhg1ZkFpHq1nn0K8ltls-aA0/s1600/IMG_1051.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpIkSZ0QZSbAmzq8SQzq1EW1UWrgzotL1J_zv_ay66kK7KnQTkQyez7vj9OmH8FjrK6axtEZexcwRX_KsATgT1qX4-SrWCNTqFQTfhgeQU3JH31eLcuXKuhg1ZkFpHq1nn0K8ltls-aA0/s1600/IMG_1051.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Jika sudah mendapatkan<span class="apple-converted-space"> </span><i>sunset</i><span class="apple-converted-space"> </span>apa bisa melihat<span class="apple-converted-space"> </span><i>sunrise</i><span class="apple-converted-space"> </span>sekaligus di pantai Carita? Ternyata
bisa. Dengan berjalan ke arah berlawanan dari tempat<span class="apple-converted-space"> </span><i>sunset</i><span class="apple-converted-space"> </span>kemarin, garis pantai menikung dan
mengantarkan saya pada warna kekuningan matahari yang baru naik. Laut berubah
warna menjadi keemasan, nelayan melemparkan kail memancing, beberapa perahu
terlihat mulai berlayar. Lagi-lagi saya tidak menyangka menemukan pemandangan
ini di sebuah pantai wisata komersil. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOjFTwjkRtQ5SEU7fb7s8PI0PhUfYox_wRnohlVeB_QXDgjb8WAIHkPxN898nHtcEBeKeq0g6coJq92c8ucZD0BRGJjKilAj06L46sMaSOgLUmB5DGy27b7QSA1Fuwwv80qN4lXEqgeo4/s1600/IMG_1073.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOjFTwjkRtQ5SEU7fb7s8PI0PhUfYox_wRnohlVeB_QXDgjb8WAIHkPxN898nHtcEBeKeq0g6coJq92c8ucZD0BRGJjKilAj06L46sMaSOgLUmB5DGy27b7QSA1Fuwwv80qN4lXEqgeo4/s1600/IMG_1073.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5gPa8kBrc-sFYqLaSMgwhPTFO-0YS4zjFmPUEGcjdNx2Zceguyj_eMErWAzqbqxfmmBS_uH4fJTTusSij-DooLlZg-eNOsKdo0PSoOFdj4z9BQ1h9JWhRslYCQPl-ao19X2hMs5g1qvo/s1600/IMG_1079.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5gPa8kBrc-sFYqLaSMgwhPTFO-0YS4zjFmPUEGcjdNx2Zceguyj_eMErWAzqbqxfmmBS_uH4fJTTusSij-DooLlZg-eNOsKdo0PSoOFdj4z9BQ1h9JWhRslYCQPl-ao19X2hMs5g1qvo/s1600/IMG_1079.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQKruV3ko2x2emp6dGtdaumXoMyfx0fVuwVYrYsHltWKu6d_Lo7UI3JKYk045XN28yzPcfBzF-6hbPq7Rq_KopKzbJXiKodjCGCsR9J8uIQSrGp5we4WodYFGKpXnl2e5zYBU4HTtECnQ/s1600/IMG_1080.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQKruV3ko2x2emp6dGtdaumXoMyfx0fVuwVYrYsHltWKu6d_Lo7UI3JKYk045XN28yzPcfBzF-6hbPq7Rq_KopKzbJXiKodjCGCsR9J8uIQSrGp5we4WodYFGKpXnl2e5zYBU4HTtECnQ/s1600/IMG_1080.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJsC4UfNM27uXoWPIbJJLcDSksbHbjEAJ-Hn99JM8IGG8Y3GHu6DjSIL2gQJr8zIvEnSkwKpNueukQvMsHJXEemRV0_fCIV7SAFme9Q7WcWTTGfaOvLzBvu3XqIQERbJk6d0Kad5W6GB4/s1600/IMG_1081.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJsC4UfNM27uXoWPIbJJLcDSksbHbjEAJ-Hn99JM8IGG8Y3GHu6DjSIL2gQJr8zIvEnSkwKpNueukQvMsHJXEemRV0_fCIV7SAFme9Q7WcWTTGfaOvLzBvu3XqIQERbJk6d0Kad5W6GB4/s1600/IMG_1081.jpg" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya belajar satu hal dari<span class="apple-converted-space"> </span><i>trip</i><span class="apple-converted-space"> </span>ini. Lebih baik berekspektasi
serendah mungkin daripada berharap banyak pada satu tempat yang akan
disambangi. Hal-hal kecil yang didapat saat saya berekspektasi rendah cenderung mendapat respon positif dibanding saat saya berekspektasi tinggi. Saat berekspektasi terlalu tinggi saya kurang menghargai hal-hal kecil
yang menyenangkan ketika melakukan sebuah perjalanan. Selain itu saya lebih
santai menghadapi masalah-masalah yang timbul saat berekspektasi rendah, paling
saya hanya membatin<span class="apple-converted-space"> </span><i>'emang
kayak begitu'</i><span class="apple-converted-space"> </span>saat mendapat
hal menyebalkan. Sementara saat berekspektasi tinggi saya akan ngedumel<span class="apple-converted-space"> </span><i>'kok gitu sih'</i><span class="apple-converted-space"> </span>atau<span class="apple-converted-space"> </span><i>'mustinya
nggak begini'</i><span class="apple-converted-space"> </span>saat menemukan
kondisi di lapangan tidak sesuai dengan keinginan. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dan diluar dari hal-hal menyebalkan yang timbul dalam<span class="apple-converted-space"> </span><i>trip</i><span class="apple-converted-space"> </span>saya ke pantai Carita, pantai ini
memberikan beberapa<span class="apple-converted-space"> </span><i>frame</i><span class="apple-converted-space"> </span>terbaiknya untuk saya. </span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-79113508048322189642014-11-04T22:41:00.003+07:002014-11-05T21:10:05.195+07:00Karma DSLR<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Alasan saya nggak suka kamera DSLR:</div>
<div style="text-align: justify;">
- Berat</div>
<div style="text-align: justify;">
- Ukurannya besar</div>
<div style="text-align: justify;">
- Ribet</div>
<div style="text-align: justify;">
- Nggak suka ngatur settingan kamera lewat <i>view finder</i> (jendela kecil kamera tempat ngintip sebelum motret)</div>
<div style="text-align: justify;">
Makanya saya lebih memilih kamera mirrorless yang dari segi ukuran lebih compact dibanding DSLR namun dari segi produksi foto nggak kalah dibanding DSLR. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana jika saya, pemakai mirrorless sejati, tiba-tiba harus menggunakan DSLR untuk jalan-jalan, dan jalan-jalannya ke gunung? Ini terjadi saat saya mau berangkat trip Ranu Kumbolo - Bromo. Mirrorless kesayangan saya itu tiba-tiba rusak setelah saya ajak jalan-jalan ke kawah Ijen. Mungkin kemasukan debu halus saat saya mendaki kawah Ijen, mungkin karena saya terlalu <i>gragas</i> saat membuka kunci lensa sehingga sensornya putus, atau mungkin mirrorless saya lelah dan butuh istirahat di <i>service center</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah panik meminjam kamera kesana-sini dan tidak yakin ada orang yang cukup berani meminjamkan kameranya pada orang seceroboh saya, seorang Kakak Kelas Jaman Kuliah bersedia meminjamkan DSLR-nya. Heh, DSLR ya? Terbayanglah saya naik gunung manggul ransel ditambah satu tas kamera berisi DSLR. Semacam ransel saya kurang berat, masih harus ditambah pula bawa DSLR yang berat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya makin shock saat Kakak Kelas Jaman Kuliah membawa DSLR yang akan dipinjamkan. Dulu saya pernah memakai Canon EOS 550D dan menurut saya kamera itu besar, berat, dan ribet. Banget! Sedangkan DSLR yang dipinjamkan ini, Canon EOS 60D, ukurannya lebih besar dan berat dibandingkan Canon EOS 550D saya dulu. Belum lagi lensa Tamron AF 15-50mm yang dipasang pada bodi kamera membuat DSLR pinjaman ini bertambah besar dan berat. Duh, mau motret kok ribet amat ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang membuat saya merasa terintimidasi oleh DSLR pinjaman ini adalah kode EOS 60D yang menempel pada bodi kamera. Sebuah kamera semi-pro dengan harga yang sanggup membuat tabungan saya menangis histeris dengan kemampuan produksi foto yang amat sangat mumpuni. Dengan segala kecanggihan fitur yang Canon tanamkan ke dalam kamera ini, masa iya saya <i>stuck</i> menggunakan menu iAuto? Saya yang gaptek banget dan udah lama nggak pegang DSLR menyempatkan diri untuk <i>broswing</i> penggunaan Canon EOS 60D dan kursus singkat pada Kakak Kelas Jaman Kuliah. Walau jauh dari memadai, paling tidak saya tahu bagaimana cara mengatur settingan kamera dan pengoperasian berbagai tombol ajaib yang melekat pada kamera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk saya yang udah lama nggak pegang DSLR dan mainannya mirorrless, memotret dari <i>view finder</i> itu susah banget! Mirrorless tidak memiliki <i>view finder</i>, jadi penggunanya tinggal mengatur settingan sekaligus memotret melalui LCD kamera <i>(live view)</i>. Sementara DSLR menawarkan dua opsi: <i>view finder</i> dan <i>live view.</i> Kekurangan memotret menggunakan <i>live view</i> di DSLR adalah sulitnya mengunci titik fokus (atau mungkin karena saya yang kelewat gaptek), jadi mau tidak mau saya harus mengandalkan <i>view finder</i>. Berhubung saya benci banget ngatur settingan kamera lewat <i>view finder</i>, jadi saya siasati mengatur settingan di <i>live view</i> dulu setelah itu baru mengunci titik fokus dan memotret melalui <i>view finder</i>. Ribet ye? Banget. Makanya saya cinta mirrorless *teteup*. Masalah ternyata tidak berhenti sampai disitu. Mengunci titik fokus di <i>view finder</i> juga menimbulkan kesulitan tersendiri. Dengan mata mengintip di <i>view finder</i> saya harus meraba-raba bodi kamera mencari tombol-tombol yang diperlukan untuk mengunci titik fokus. Ini ribetnya jadi berasa pangkat sejuta deh :(</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan segala keribetan yang akan ditimbulkan oleh DSLR ini, berangkatlah saya ke Ranu Kumbolo. Tas kamera saya selempangkan di bahu karena ransel sudah tidak bisa menampung barang lagi. Awal perjalanan saya masih semangat mendaki, namun lama-kelamaan tali tas kamera yang berat mulai terasa mengiris bahu. Gini deh, jadi anak kota yang jarang naik gunung. Manggul ransel sama tas kamera yang lebih berat dari biasanya langsung berasa dunia mau kiamat. Jangankan mengeluarkan kamera dari tas untuk memotret pemandangan yang dilewati, jalan saya aja udah miring-miring nggak jelas. Medan perjalanan juga tidak bisa dibilang mudah. Walau tanjakan yang dilewati mayoritas tanjakan landai, tapi kalau mendaki tanjakan landai selama empat jam juga kan capek. Belum lagi kadang tiba-tiba tanjakan dan turunan curam menyapa, tambah menderitalah saya merayap sambil menjaga agar kamera tidak jatuh, terbentur atau terguncang. Pokoknya ini nggak lucu banget kalau saya udah cape-cape manggul DSLR ngerayap naik gunung lalu nggak dapat foto bagus dari kamera ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh49d2hGd0Da77El-qzWXhy-E10Yq-VojOZjjOq11EKjJbc5bQ0YQKsCVWFpeqst40vvfQmvbjpt6hWs6kUmFln0X7Lgo_HSFfgOtfJIdJR-CvZUnodkqPWm_U26Z1D1Ju1Hmmyrp1Cxok/s1600/IMG_0337.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh49d2hGd0Da77El-qzWXhy-E10Yq-VojOZjjOq11EKjJbc5bQ0YQKsCVWFpeqst40vvfQmvbjpt6hWs6kUmFln0X7Lgo_HSFfgOtfJIdJR-CvZUnodkqPWm_U26Z1D1Ju1Hmmyrp1Cxok/s1600/IMG_0337.jpg" height="640" width="425" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Nyempetin motret sunset kemudian ketinggalan rombongan -__- </span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mendaki selama hampir empat jam, saya dan rombongan sampai ke Ranu Kumbolo. Malam sudah jatuh dan gugusan bintang memenuhi langit di atas sana. Terakhir kali saya melihat bintang sebanyak, secantik, dan sedekat ini saat saya ke kawah Ijen. Saat itu saya mencoba memotret bintang dengan kamera mirrorless, dan hasilnya gagal total. Kali ini, dengan DSLR semi pro yang sudah membuat bahu terasa kebas saya akan kembali mencoba memotret langit. Malam semakin pekat saat tenda selesai berdiri dan kami selesai makan malam seadanya. Saatnya saya mempraktekkan ilmu memotret konstelasi bintang hasil <i>googling</i>. Tripod siap, settingan kamera siap, dan saya tinggal berdoa saat menekan tombol <i>shutter</i>. Kamera mengeluarkan bunyi klik pelan saat selesai memotret. Begitu saya melihat hasilnya rasanya semua perjuangan dan keribetan membawa DSLR ini terbayar sudah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9kSzzGlqrXBWBVPZnH7wdw8AK-x99gXP_Qxfohgb5LsiWzxBVp6KMg4_70sp9KGVtdrRm2QLscJ3fX3Jd9LpPnq0lc82jzAvYM-Ja1FlzKL0JRj45VblHYTz1pB6cdQlkddKQkInVXfE/s1600/IMG_0355.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9kSzzGlqrXBWBVPZnH7wdw8AK-x99gXP_Qxfohgb5LsiWzxBVp6KMg4_70sp9KGVtdrRm2QLscJ3fX3Jd9LpPnq0lc82jzAvYM-Ja1FlzKL0JRj45VblHYTz1pB6cdQlkddKQkInVXfE/s1600/IMG_0355.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Magical milky way</i></span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paginya, saat <i>hunting</i> foto di sekitaran Ranu Kumbolo, saya sama sekali tidak merasa direpotkan oleh pengaturan <i>setting</i> kamera melalui <i>live view</i> maupun <i>view finder</i>. Awalnya memang agak kaku menekan tombol untuk mencari titik fokus, namun setelah jari saya mengenal bodi kamera dan tombol-tombol yang diperlukan, saya malah lebih menikmati mengeset titik fokus melalui jendela <i>view finder</i>. Saya sendiri kaget menyadari mudahnya saya beradaptasi menggunakan DSLR padahal dulu saya selalu merasa diintimidasi olehnya. Mungkin karena selama tiga tahun terakhir menggunakan mirrorless membuat <i>basic</i> pengetahuan saya tentang kamera dan fotografi menjadi lebih terasah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiznBkx0AN5SqHl1pkC5gUMP8VklxhR5QnJVu78sGwHaC5TffTKbyumUvm7R581qArdzyb7ASJTzWuU-q2NcP7y_j2ObfHCJBZz8ZKAwnJ5q2Wt6sdrjCIeCnQ2X9P4C0v3vGaq52jwZ7Q/s1600/IMG_0374.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiznBkx0AN5SqHl1pkC5gUMP8VklxhR5QnJVu78sGwHaC5TffTKbyumUvm7R581qArdzyb7ASJTzWuU-q2NcP7y_j2ObfHCJBZz8ZKAwnJ5q2Wt6sdrjCIeCnQ2X9P4C0v3vGaq52jwZ7Q/s1600/IMG_0374.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Sunrise</i> di Ranu Kumbolo</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8e-ic6EIuWRgvcoL37mmXU6R4xMETSKdK_K4Ah4xYCChGKEgMvRnr7ddVBiEGBmZhsWksv29kmqxCTzLfpI7-X_70C3Gyp1qoAaQ9KNzyTN5CtEBCvFuk9KLf6KC8fklKoVhCK6zZPKc/s1600/IMG_0459-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8e-ic6EIuWRgvcoL37mmXU6R4xMETSKdK_K4Ah4xYCChGKEgMvRnr7ddVBiEGBmZhsWksv29kmqxCTzLfpI7-X_70C3Gyp1qoAaQ9KNzyTN5CtEBCvFuk9KLf6KC8fklKoVhCK6zZPKc/s1600/IMG_0459-001.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFIZXZaEYZJde_lIkB8zCsvmOvfUGOvpRNmydZmrmTOsOpIe4Do9kY6rleT7hcrChEEe9IxH6PC83-0dSY5e1_1XTa2-UTEHfRrBGoJSm238sMgVZ4kNLust8ELK2piHcm7p7-9a9LatY/s1600/IMG_0483.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFIZXZaEYZJde_lIkB8zCsvmOvfUGOvpRNmydZmrmTOsOpIe4Do9kY6rleT7hcrChEEe9IxH6PC83-0dSY5e1_1XTa2-UTEHfRrBGoJSm238sMgVZ4kNLust8ELK2piHcm7p7-9a9LatY/s1600/IMG_0483.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRvZlES-3UF9v4bcDD6K2I0qWvy23NxpkjZFcglrK9KulS2oaU9OjGszhhhjOqbwMp4raxLRbq3wtpqd1UOgmfPum65VsIT-82kHdRwMCuFXHHQVkvy0dH5uHoRsYzzUTYvKKkjo039hs/s1600/IMG_0485.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRvZlES-3UF9v4bcDD6K2I0qWvy23NxpkjZFcglrK9KulS2oaU9OjGszhhhjOqbwMp4raxLRbq3wtpqd1UOgmfPum65VsIT-82kHdRwMCuFXHHQVkvy0dH5uHoRsYzzUTYvKKkjo039hs/s1600/IMG_0485.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDoxvJAESHfmre9uUudBIITWezuYuigcRertR0PYyJFJ4nGBdhQAmcUUwMNS6IrAoz-xvaRxRE0OzD9rqiRaS6V2wydLeWgR5E3FBXd43aJtSDyFfk400160-2zm7oznMykTrHZIHIWak/s1600/IMG_0487.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiDoxvJAESHfmre9uUudBIITWezuYuigcRertR0PYyJFJ4nGBdhQAmcUUwMNS6IrAoz-xvaRxRE0OzD9rqiRaS6V2wydLeWgR5E3FBXd43aJtSDyFfk400160-2zm7oznMykTrHZIHIWak/s1600/IMG_0487.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwoqzAIGkpgsm7I1B-i79cB0ljm0TWYARXrgkQt3ULrcJuc1M359W7xPIEv7UazOfFdi3eCP2Zr244IDKBjvlaTRc-qlDnKngMPXO7u6rmx2eWoa2nk2iAcujP_ZP3VfCNbZhHEGj-mM0/s1600/IMG_0457-001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwoqzAIGkpgsm7I1B-i79cB0ljm0TWYARXrgkQt3ULrcJuc1M359W7xPIEv7UazOfFdi3eCP2Zr244IDKBjvlaTRc-qlDnKngMPXO7u6rmx2eWoa2nk2iAcujP_ZP3VfCNbZhHEGj-mM0/s1600/IMG_0457-001.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqAq2unZ1qwUCMdlj5ciTsmq90ixp9pGExXp4ENSJIjDt4b1IRDFH1syEHE1A6xgPia9JhJgtPReICdIxgzymwSZ0jyPu0-z1topWRvTADp6B_DEvymOdhD4iR4N7YEKEV-cu6hDDWS9M/s1600/IMG_0501.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqAq2unZ1qwUCMdlj5ciTsmq90ixp9pGExXp4ENSJIjDt4b1IRDFH1syEHE1A6xgPia9JhJgtPReICdIxgzymwSZ0jyPu0-z1topWRvTADp6B_DEvymOdhD4iR4N7YEKEV-cu6hDDWS9M/s1600/IMG_0501.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Clear blue sky</span></i></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKld5sT0xUu6UraPrB88XS4gOnhPPyFD399KLjz5RQolObHeoAKYNV9Wg7WUfluN8JzF8K9PyEczYc6vTPdR-2D0EKdYc6ltbz8UrESg35fbXL0a8WhZVV9DM3jjwAYklizUvH7nJ8aP0/s1600/IMG_0550.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKld5sT0xUu6UraPrB88XS4gOnhPPyFD399KLjz5RQolObHeoAKYNV9Wg7WUfluN8JzF8K9PyEczYc6vTPdR-2D0EKdYc6ltbz8UrESg35fbXL0a8WhZVV9DM3jjwAYklizUvH7nJ8aP0/s1600/IMG_0550.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ranu Kumbolo <i>as seen from top of</i> tanjakan cinta</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA5LIRvogt7B7mCQ8k_b_GJdnto5R8o6ucxjc9A92zu1dt2Fo8WmI7zOORy3p0235ilFQHrWZ_hqSFu8QzAZxT4jvt1kbAghm6eyS__RxCuO71TPxottGbn2dRgfBSyMlQ_Mkcq8FtKbg/s1600/IMG_0568.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiA5LIRvogt7B7mCQ8k_b_GJdnto5R8o6ucxjc9A92zu1dt2Fo8WmI7zOORy3p0235ilFQHrWZ_hqSFu8QzAZxT4jvt1kbAghm6eyS__RxCuO71TPxottGbn2dRgfBSyMlQ_Mkcq8FtKbg/s1600/IMG_0568.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFcZXZRv1alsPugDl98S3A0SGRwrmR1JOomxq3CB2EIFmVbmtXirL7WPZWP0l97J1sg7b4t1FVVe2MhuUhyphenhyphenWDgGMp6mMKX1IktaeT1IOnkC9w5EqVXOxPBz1fCO4VfZ9t7eerjLXyvoTs/s1600/IMG_0523.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFcZXZRv1alsPugDl98S3A0SGRwrmR1JOomxq3CB2EIFmVbmtXirL7WPZWP0l97J1sg7b4t1FVVe2MhuUhyphenhyphenWDgGMp6mMKX1IktaeT1IOnkC9w5EqVXOxPBz1fCO4VfZ9t7eerjLXyvoTs/s1600/IMG_0523.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Puncak Semeru di balik gunung itu</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjukQ2nS6pFXxpPOCbvQ1KaLXasFnHEZGrUR0VGToYnct3ZnAXa-KmAAoxD3sytCOLrNkQtoRBxwnBcFjNDLpsLE9zoBt_AEAg3DJJLQoSV-O67QVR14LZqyRqzEMVuD3mGJiu5WNapvgE/s1600/IMG_0554.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjukQ2nS6pFXxpPOCbvQ1KaLXasFnHEZGrUR0VGToYnct3ZnAXa-KmAAoxD3sytCOLrNkQtoRBxwnBcFjNDLpsLE9zoBt_AEAg3DJJLQoSV-O67QVR14LZqyRqzEMVuD3mGJiu5WNapvgE/s1600/IMG_0554.jpg" height="640" width="424" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9IOUZnqBtjtk5N4qyrY9B7-b8_OgfZCrYU5KKARqHPTcqRDd5lE0jUsTuvdVoZodEQeHXabVAE8EnWa_z_iM1TIPI2Uosm8zZ7tEe9EN73ZygB2zoUAfBOa-52bBhIHEVmendYLQerHo/s1600/IMG_0567.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9IOUZnqBtjtk5N4qyrY9B7-b8_OgfZCrYU5KKARqHPTcqRDd5lE0jUsTuvdVoZodEQeHXabVAE8EnWa_z_iM1TIPI2Uosm8zZ7tEe9EN73ZygB2zoUAfBOa-52bBhIHEVmendYLQerHo/s1600/IMG_0567.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-size: x-small;">Going nowhere</span></i></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah memotret <i>milky way</i> dan pemandangan alam Ranu Kumbolo, target selanjutnya adalah memotret <i>sunrise</i> dari <i>viewpoint</i> Penanjakan. Hal yang sama sekali tidak saya antisipasi adalah membludaknya pengunjung yang ingin melihat dan mengabadikan <i>sunrise</i> dari tempat ini. Dari jam empat pagi pengunjung sudah memadati dan menempati tempat-tempat strategis untuk memotret maupun sedekar menikmati <i>sunrise</i>. Beruntung teman serombongan saya sudah pernah ke Penanjakan dan tahu betul tempat terbaik untuk memotret <i>sunrise</i>. Dengan badan kecilnya dia menyelip diantara para turis bule dengan kamera DSLR yang siap membidik ke arah terbitnya matahari. Setelah mengamankan <i>spot</i> tersebut dia memanggil saya yang masih sibuk memasang kamera ke tripod. <br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang tidak saya prediksi sebelumnya saat akan memotret sunrise di Pananjakan. Selain harus berebut <i>spot</i> foto dengan ratusan pengunjung lain, pagar pembatas yang didirikan tidak memberi keleluasaan untuk menempatkan tripod. Hampir seluruh pengunjung yang menguasai bibir pagar memanjat pagar dan berdiri disana untuk mendapat pemandangan yang lebih luas dan tidak terbatas. Sementara saya kebingungan bagaimana cara mendirikan tripod di celah pagar yang tidak seberapa luas tersebut. Masa iya motret <i>sunrise</i> tanpa tripod. Dengan teknik <i>slow speed</i> untuk menangkap cahaya lebih banyak, mustahil saya bisa menahan kamera selama 30 detik tanpa bergerak.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadilah saya nekat. Di celah pagar sempit tersebut saya memasang tripod dengan lebar bukaan tidak sampai 30 cm. Kalau kamera pinjaman ini sampai tersenggol pengunjung lain yang lagi nongkrong di pagar, tamatlah riwayatnya terjun bebas ke jurang. Maka setiap menekan <i>shutter</i> dan kamera memotret dalam <i>slow speed</i>, saya hanya berdoa. Berdoa agar kamera tidak goyang, apalagi jatuh. Berdoa agar pengunjung lain tidak ceroboh menyenggol kamera saya. Berdoa agar foto yang dihasilkan tidak mengecewakan.<br />
<br />
Yang menyebalkan dari acara <i>hunting sunrise</i> ini adalah seluruh pengunjungnya <i>gragas</i> memotret. Terutama turis bule! Mereka heboh banget memotret ke penjuru arah, seperti tidak mau melewatkan momen <i>sunrise</i> sedetik pun! Masalahnya, cara memotret mereka yang <i>gragas</i> itu merusak hasil foto saya. Di beberapa <i>frame</i> foto yang susah payah saya hasilkan terlihat kilatan blitz karena bule di samping saya memotret menggunakan <i>blitz</i>. Di beberapa <i>frame</i> foto lainnya malah terdapat bayangan samar lensa panjang kamera karena bule di samping saya memotret dengan terlalu <i>gragas</i> hingga lensa kameranya memasuki area foto saya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn4iJjjay_nR56AqoTR8XrioixFWJ35Y6tFDzACh0aqZDob5vs1h77zkKn0wiOW8g4_gZB5T-ZayH0xlpSDa5SNJMQcrIecUujU7VTZUm3S00GfGQhwciabhyeQd0VCo8vk1_AKYQ4Tyo/s1600/IMG_0682.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn4iJjjay_nR56AqoTR8XrioixFWJ35Y6tFDzACh0aqZDob5vs1h77zkKn0wiOW8g4_gZB5T-ZayH0xlpSDa5SNJMQcrIecUujU7VTZUm3S00GfGQhwciabhyeQd0VCo8vk1_AKYQ4Tyo/s1600/IMG_0682.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Sunrise</i></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfUacuWvS_Nd7_iSgFCmgkiU1rOUIsC_vX6r5Gg7dse1Xn8ai3QWFiU1HsUcJhDjEh5X6yGzMtl-07TQ0YEj2bm9UnLJAdaLl5lqo1p-aQ1ufDo7gBZ9-iovjwWl220YSWOIZzkJYRGrE/s1600/IMG_0692.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfUacuWvS_Nd7_iSgFCmgkiU1rOUIsC_vX6r5Gg7dse1Xn8ai3QWFiU1HsUcJhDjEh5X6yGzMtl-07TQ0YEj2bm9UnLJAdaLl5lqo1p-aQ1ufDo7gBZ9-iovjwWl220YSWOIZzkJYRGrE/s1600/IMG_0692.jpg" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Gunung Bromo, gunung Batok, dan gunung Semeru dilihat dari satu titik</span></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir <i>trip</i>, entah bagaimana asal mulanya, saya merasa jatuh cinta dengan DSLR. Melihat hasil produksi fotonya yang luar biasa memuaskan, cara pengoperasiannya yang walau sedikit lebih repot namun tetap menyenangkan, membuat saya mentolerir segala keribetan yang kerap menyertai DSLR.<br />
<br />
Mungkin ini karma, tapi kini ku jatuh cintaaaa.... </div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com25tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-5492730377128180782014-10-27T22:41:00.004+07:002015-01-04T19:23:20.980+07:00Java Soundsfair 2014<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tahun ini Java Production mengkreasikan satu festival musik baru yang
mengkombinasikan genre pop, rock, R n B, urban, dan <i>electronic dance</i> sekaligus.
Publik sempat mengira Java Soundsfair sebagai festival musik yang merupakan gabungan
antara Java Rockin’ Land dan Java Soulnation, mengingat kedua event tahunan
tersebut gagal diselenggarakan tahun ini. Namun Java Production dengan tegas
menampik hal tersebut dan mengatakan Java Soundsfair merupakan festival musik
yang berbeda dengan festival musik yang pernah ada sebelumnya. Apakah
kedepannya Java Production akan menyelenggarakan empat festival musik (Java
Jazz Festival, Java Rockin’ Land, Java Soulnation, Java Soundsfair) sekaligus
setiap tahunnya? <i>We will see</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seperti festival musik yang digelar Java Production sebelumnya, Java
Soundsfair juga menghadirkan puluhan artis dalam dan luar negeri untuk
meramaikan acaranya. Java Soundsfair sendiri diadakan selama tiga hari berturut-turut
dengan JCC sebagai <i>venue</i> yang dipilih kali ini. Dilihat dari <i>line up</i> artisnya,
Java Soundsfair sepertinya dapat mewujudkan genre yang diusung sebagai tema
dasar festival. Sebutlah MAGIC! yang beraliran <i>reggae fusion,</i> Sophie Ellis
Bextor yang identik dengan lagu disko feminim nan ceria, belasan DJ yang namanya
tidak familiar di telinga namun siap menghentak penonton dalam nada <i>upbeat.
Line up</i> artis dalam negeri sendiri cukup mengejutkan dengan hadirnya Mocca dan
Float yang sudah cukup lama vakum. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Java Soundsfair dengan cerdasnya memasang artis-artis andalan dari
beragam genre ke dalam tiga hari yang berbeda. Membuat saya kebingungan
menjatuhkan pilihan, hari mana yang sebaiknya dihadiri. Pilihan akhirnya jatuh
ke hari pertama festival dimulai. Alasannya simpel, karena di hari tersebut
Sophie Ellis Bextor dan MAGIC! <i>perform. </i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><b>Hop On Hop Off Stage</b></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Satu jam sebelum <i>performance</i> Sophie Eliis Bextor saya gunakan untuk
keluar masuk beberapa <i>stage</i> berbeda. <i>I called this as hop on hop off stage</i>.
Mampir ke beragam <i>stage</i> berbeda. Kalau betah saya akan menghabiskan waktu lebih
lama disana, kalau bosan tinggal pindah ke <i>stage</i> lain. Inilah salah satu
kelebihan festival gelaran Java Production, beberapa artis <i>perform</i> dalam waktu
yang sama di panggung berbeda. Penonton tinggal memilih dan mengkobinasikan
sendiri mau menonton yang mana. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Pilihan pertama, <i>stage</i> Cendrawasih
3 dimana CTS sedang perform. <i>Whatever CTS means for</i>, saya datang ke stage Cendrawasih
3 karena mayoritas semua DJ perform disana. Benar saja, saya langsung disambut
lagu Kokoro No Tomo yang di-<i>remix</i> sedemikian rupa sehingga menghentak <i>stage</i> yang
lebih mirip dengan <i>dance floor</i>. Penonton terlihat menikmati ramuan musik CTS
dan menghentakkan badan mengikuti irama. Andai saja ada <i>bar area, stage</i> ini tak
akan berbeda dengan tempat dugem. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari panggung terlihat tiga orang mengenakan
topeng dengan layar LED di bagian wajah. Layar LED menampilkan tiga gambar
berbeda pada ketiga orangnya: lingkaran, segitiga, dan kotak. Belakangan saya
baru tahu kalau CTS merupakan representasi dari ketiga bentuk tersebut dalam bahasa
Inggris: <i>Circle, Triangle, Shape</i>. Ada perasaan aneh yang timbul saat melihat
CTS. Dengan kostum serupa astonot dan kepala ditutup helm ber-LED, saya seperti
melihat alien sedang ber-DJ. Aneh banget! </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari stage Cendrawasih 3 saya pindah ke Plenary Hall yang menjadi <i>main
stage</i>. RAN sedang <i>perform</i> disana. Walau termasuk artis andalan, namun penonton
yang memadati Plenary Hall tidak membludak. Dengan mudah saya dapat menyelip ke baris tengah
untuk memotret. Penampilan RAN sendiri cukup menyenangkan, mereka membawakan lagu
andalan Pandangan Pertama dan Dekat di Hati sebagai dua lagu terakhir sebelum
menutup acara. Mampu membuat seluruh penonton ikut bernyanyi bersama dan larut
dalam suasana. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><i>Gorgeous</i> Tante Sophie</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Selesai performance RAN stage akan dipakai untuk performance Sophie
Ellis Bextor. Penonton yang memiliki niatan sama untuk mendapat <i>front row</i>
memadati pintu masuk <i>stage</i> yang masih ditutup. Kompetisi lari dimulai saat
pintu dibuka dan seluruh penonton berhamburan memasuki Plenary Hall. Belum
pernah rasanya saya berlari secepat dan segragas itu demi mendapatkan <i>front
row</i>. Perjuangan itu terbayar saat tante Sophie keluar dari <i>back stage.</i> Napas
saya serasa tertahan dan berulang kali berucap ‘<i>oh my God, oh my God’</i> berulang
kali. Jarak saya dan tante Sophie tidak sampai 10 meter! Dari jarak sedekat
itu, kecantikan tante Sophie yang anggun terlihat jelas. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dengan <i>standing mike</i> tepat di tengah panggung beserta band
pendukungnya, tante Sophie menyanyikan lagu pembukanya. Suara tante Sophie yang
jernih mengalun menghipnotis seisi Plenary Hall. Tante Sophie kebanyakan
membawakan lagu-lagu dari album barunya, Wanderlust, yang rilis tahun ini.
Sayangnya saya, seperti mayoritas penonton lain, kurang familiar dengan
lagu-lagu tersebut. Tidak enaknya menjadi penonton <i>front row</i> adalah saat
lirikan maut tante Sophie menangkap basah saya beserta penonton lainnya tidak
ikut bernyanyi bersamanya. Duh tante, pengen ikut nyanyi tapi saya nggak tau
liriknya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix_lIiK_Du59ddXIRW5VNtQ-R9WmRLC8E4m6Yu1U4b3Fu0Kw2y1CCnL8nGEOuRj_OLYO6xsSnL9lwrJi721FLqxkAx_4uLZGB7jXrt0med9MrmpdM4vpjW8Hk5rLH8dgOl3ao-EMqjb_U/s1600/IMG_1254.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix_lIiK_Du59ddXIRW5VNtQ-R9WmRLC8E4m6Yu1U4b3Fu0Kw2y1CCnL8nGEOuRj_OLYO6xsSnL9lwrJi721FLqxkAx_4uLZGB7jXrt0med9MrmpdM4vpjW8Hk5rLH8dgOl3ao-EMqjb_U/s1600/IMG_1254.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW7oxZumvu76hjt7RW9dSrrCy2OscEKJdELOxPrp1SIUZEDBEluokJRlI85MWNDko3yW5tpgWe2c7UMmitcD-vZWVoKn91AVhysvupnCSuPfMXSAEMWzYHsOllv2d8YG2AgSa4lnfUPMQ/s1600/IMG_1274-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW7oxZumvu76hjt7RW9dSrrCy2OscEKJdELOxPrp1SIUZEDBEluokJRlI85MWNDko3yW5tpgWe2c7UMmitcD-vZWVoKn91AVhysvupnCSuPfMXSAEMWzYHsOllv2d8YG2AgSa4lnfUPMQ/s1600/IMG_1274-001.JPG" height="456" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTkDqJV3kNLPN4cb3Rxv05G9EjB4vgw9TsatIEs01C36Z_M9EtPmDAWiUTwBJlbR3U4N-XAwvyEuXD89GxDcjnAtEcoy3LGMFYYr0Kr8Lu_2U55f5ei7ZVBsHO7-BBYJuvmpgXwQAhlN4/s1600/IMG_1282.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTkDqJV3kNLPN4cb3Rxv05G9EjB4vgw9TsatIEs01C36Z_M9EtPmDAWiUTwBJlbR3U4N-XAwvyEuXD89GxDcjnAtEcoy3LGMFYYr0Kr8Lu_2U55f5ei7ZVBsHO7-BBYJuvmpgXwQAhlN4/s1600/IMG_1282.JPG" height="428" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjplBKCrV-VbbDCI5SUND26S0IHngcaNktRVtb8uLtCtObWN-2mR97PufXmq40P7866Fyjiq6dRH25_C-us9cRzNVI3BusKOWZzYG2j4BA_4WYVYyUx-knMNT4YlFudd6QfHBFQDVKq8HI/s1600/IMG_1263.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjplBKCrV-VbbDCI5SUND26S0IHngcaNktRVtb8uLtCtObWN-2mR97PufXmq40P7866Fyjiq6dRH25_C-us9cRzNVI3BusKOWZzYG2j4BA_4WYVYyUx-knMNT4YlFudd6QfHBFQDVKq8HI/s1600/IMG_1263.JPG" height="640" width="424" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUUC66iURZekF1_VUkNlRzZQUggsMA1LvIoJLYJJApHPsbXAHekxdSotUezPZwo616gKDvxXJmSc2XIXQzKOuQTfLCQfnFSUmZhR1h5PDlyo0zgdo3hdgSCFamalXCyjOts1VLkURa360/s1600/IMG_1288.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUUC66iURZekF1_VUkNlRzZQUggsMA1LvIoJLYJJApHPsbXAHekxdSotUezPZwo616gKDvxXJmSc2XIXQzKOuQTfLCQfnFSUmZhR1h5PDlyo0zgdo3hdgSCFamalXCyjOts1VLkURa360/s1600/IMG_1288.JPG" height="640" width="424" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; font-size: x-small;"><i>Thanks for looking to my camera, </i>tante :*</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah menyanyikan beberapa lagu tante Sophie menyapa penonton dan
berkata “<i>why are guys so quite? Come on, sing along with me.”</i> Namun setelah itu
tante Sophie juga mengatakan dia maklum jika penonton tidak familiar dengan
lagu-lagu yang dibawakan karena dia ingin memperkenalkan album barunya kepada
penonton Indonesia. Tenang tante, walau lagunya baru pertama kali saya dengar
tapi saya suka banget. Dan walau lagunya tidak familiar, seisi Plenary Hall
ikut berdansa mengikuti irama musik tante Sophie yang menghentak. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Menurut tante Sophie albumnya kali ini berbeda dengan album sebelumnya.
Jika di album sebelumnya dia lebih identik dengan nada-nada disko, di album
kali ini dia ingin bercerita tentang khayalannya akan penyihir, rumah di puncak
bukit, dan berbagai fantasi kanak-kanak. Sedikit bereksperimental menurut saya,
dan eksperimental tersebut berhasil! Lagu <i>Love is a Camera</i> cukup merangkum
ekperimental fantasi tante Sophie ke dalam aransemen lagu yang apik, menghentak
dalam lirik yang penuh fantasi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Setelah menyanyikan <i>Love is a Camera</i> tante Sophie melambaikan tangan
dan masuk ke <i>back stage</i>. Suami tante Sophie, Richard Jones, yang malam itu
berperan sebagai bassist mengambil alih jeda waktu tersebut dengan memainkan
nada-nada yang semakin menghentak. Tak lama kemudian tante Sophie keluar <i>back
stage</i> mengenakan dress hijau tipis minim menggantikan dress merah berornamen
gambar khas kanak-kanak yang sebelumnya dia kenakan. Lirikan mata tante Sophie
terlihat nakal dan dia mulai bergoyang menarikan irama disko. Lagu <i>Take Me Home</i>
kemudian mengalun, membuat seisi Plenary Hall ikut bergoyang dan bernyanyi. <i>Stage</i>
mulai memanas seiring dimainkannya lagu yang familiar di telinga penonton. Tante
Sophie terlihat semakin bersemangat melihat reaksi penonton. Sepertinya
lagu-lagu ini memang sengaja dimainkan dibelakang sebagai klimaks dari
pertunjukan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQfXKOVMnwESDYsU_4b-ZVuoMMR7tmVRbbLAA9KXvtn2Uy2bTeUJkyalwvsE8wL7MQuozj-_HJjs1KoZhhMvV8GDDQC7nnvGJx6sDaMwj7uXslILIoFp_TdkFAMwD2Hfqn4rEkxapHOGM/s1600/IMG_1347.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQfXKOVMnwESDYsU_4b-ZVuoMMR7tmVRbbLAA9KXvtn2Uy2bTeUJkyalwvsE8wL7MQuozj-_HJjs1KoZhhMvV8GDDQC7nnvGJx6sDaMwj7uXslILIoFp_TdkFAMwD2Hfqn4rEkxapHOGM/s1600/IMG_1347.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_2lwJtYnbj2gk2fUIAB-0yaQRT1jxU85OdF94m2tZJtS8Lwd7Rk2y2a1-n4YElBFCEjFhWSYwlSiIfKBcNPFQoV-yEKqCGbJra7IJrTd_aZyGL-Hl1BtSRJ-WIdfHnpcUTlPCm9-3XM/s1600/IMG_1320.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_2lwJtYnbj2gk2fUIAB-0yaQRT1jxU85OdF94m2tZJtS8Lwd7Rk2y2a1-n4YElBFCEjFhWSYwlSiIfKBcNPFQoV-yEKqCGbJra7IJrTd_aZyGL-Hl1BtSRJ-WIdfHnpcUTlPCm9-3XM/s1600/IMG_1320.JPG" height="458" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT8jDloMDNjlOhKXoCvt5q09jirtgoy_smlCVJoOif5mt8om-UkXFbDef_3nrFQOnnmnB7kcV4oKUgbxDvsQC4NjsPMYLuGXFGdkui9c0TfDLvHCaR_8vKBMC_OyhrsfDP3FSYmuJ7rM/s1600/IMG_1319.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT8jDloMDNjlOhKXoCvt5q09jirtgoy_smlCVJoOif5mt8om-UkXFbDef_3nrFQOnnmnB7kcV4oKUgbxDvsQC4NjsPMYLuGXFGdkui9c0TfDLvHCaR_8vKBMC_OyhrsfDP3FSYmuJ7rM/s1600/IMG_1319.JPG" height="640" width="458" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lagu <i>Murder on the Dancefloor</i> dimainkan sebagai penutup pertunjukan
malam itu. Hipnotis pesona tante Sophie masih terasa melekat hingga layar
panggung menutup. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b><i>Sensual Performance,</i> MAGIC!</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Keluar dari Plenary Hall saya langsung mencari antrian masuk untuk
<i>performance</i> MAGIC! Walau MAGIC! akan <i>perform</i> di Plenary Hall juga namun
diperlukan tiket tambahan yang mengharuskan penonton untuk memverifikasi tiket
mereka sebelum masuk <i>stage</i>. Antrian segera mengular begitu <i>performance</i> Sophie
Ellis Bextor selesai. Beruntung saya termasuk orang yang mendapat antrian
terdepan, hanya ada tujuh orang di depan antrian saya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sebenarnya jeda waktu antara performance Sophie Ellis Bextor dan MAGIC!
berlangsung selama 1 jam 15 menit, bisa saya gunakan untuk <i>hop on hop off stage</i>
kembali. Apalagi saat itu Tokyo Ska Paradise Orchestra sedang <i>perform</i>, dilihat
dari layar televisi yang menampilkan live performance mereka tampaknya begitu
seru dan menyenangkan. Namun ada harga yang harus dibayar untuk mendapat <i>front
row</i> dan waktu 1 jam 15 menit itu rela saya habiskan dengan menanti pintu masuk
Plenary Hall kembali dibuka. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Segera setelah pintu stage kembali dibuka, lalu menyelesaikan verifikasi
tiket, kemudian berlari kencang bersaing dengan penonton lainnya, saya mendapatkan
baris ketiga dengan posisi persis di tengah panggung. Untungnya tinggi badan
saya masih lebih tinggi beberapa senti dibanding dua orang penonton di depan,
saya jadi mendapat akses langsung ke tengah panggung tanpa terhalang penonton
lain. Jika sebelumnya jarak saya dan tante Sophie tidak kurang dari 10 meter,
kali ini jarak saya dengan Nasri tidak kurang dari 5 meter! Saya jadi lemes
liat Nasri dari jarak sedekat itu. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">MAGIC! membuka penampilan malam itu lewat lagu <i>Stupid Me</i> yang mendapat
sambutan hangat dari penonton lalu disusul lagu <i>Mama Didn’t Raise a Fool</i> dan <i>No
Evil</i>. Nasri cukup apik membawakan nada <i>reggae</i> dengan penampilan yang menggoda. Dia
mampu menerjemahkan aliran <i>reggae fushion</i> yang diusung MAGIC! lewat aksi
panggung yang sederhana namun memikat sekaligus sensual. Goyangan pinggul,
lirikan mata nakal, dipadu nada <i>reggae</i> yang santai cukup membuat seisi Plenary
Hall panas!</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeo4SuAofMgrST07TugRCQvE3jXRYMnm4szh1GNGqMjNYC9-Sm5LfNAUp8cgrsS_jjIU0AtnBS9DqB-XEBrx7vrrbzLFvB4vfTb_1XrbVQKBcIOEFO1BSbGNT8ZkENSe7_2-6bAXrKndM/s1600/IMG_1421.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeo4SuAofMgrST07TugRCQvE3jXRYMnm4szh1GNGqMjNYC9-Sm5LfNAUp8cgrsS_jjIU0AtnBS9DqB-XEBrx7vrrbzLFvB4vfTb_1XrbVQKBcIOEFO1BSbGNT8ZkENSe7_2-6bAXrKndM/s1600/IMG_1421.JPG" height="640" width="426" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Seductive </i>Nasri :p</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4x_1VNfQYp-Ad8tSREYrhWf017vqiNgZpPwO89iajcbqna4haIRjCpv1r2g3F7tAULSRP9wbkWXjTCDfOmxqXUD4Jsi9497XxrVGhNRk1CUXYNxgJqAFVgsl2bsOht1jngukBXb5hG-c/s1600/IMG_1393.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4x_1VNfQYp-Ad8tSREYrhWf017vqiNgZpPwO89iajcbqna4haIRjCpv1r2g3F7tAULSRP9wbkWXjTCDfOmxqXUD4Jsi9497XxrVGhNRk1CUXYNxgJqAFVgsl2bsOht1jngukBXb5hG-c/s1600/IMG_1393.JPG" height="640" width="426" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD9GDtiZvB-DS3LvSrOhYy7NxYxadMa54geZCibXgKSmllGvTddMp4btJHlKuEuoZawyW2cAG-gvMbqFNOoGg45gj6aDhTraZiEUti2OxMTJBndpqfcLHpTSp-kwrb7RNBZLAofX3P4A0/s1600/IMG_1382.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD9GDtiZvB-DS3LvSrOhYy7NxYxadMa54geZCibXgKSmllGvTddMp4btJHlKuEuoZawyW2cAG-gvMbqFNOoGg45gj6aDhTraZiEUti2OxMTJBndpqfcLHpTSp-kwrb7RNBZLAofX3P4A0/s1600/IMG_1382.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjfLt4UrSJOdzchIH4wSnXB9pgaTGOdQbfkrPu7rS1UlPmomGqePpvpd69szsl4o-0BwvqUKGcGDyb6UqZhbQJvV0JDqkIcREKX46aYo8MPPfvafHCEhFq_q0s9NUt5sNfBeUsuL-8feY/s1600/IMG_1410.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjfLt4UrSJOdzchIH4wSnXB9pgaTGOdQbfkrPu7rS1UlPmomGqePpvpd69szsl4o-0BwvqUKGcGDyb6UqZhbQJvV0JDqkIcREKX46aYo8MPPfvafHCEhFq_q0s9NUt5sNfBeUsuL-8feY/s1600/IMG_1410.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Tapi yang menyedot perhatian saya malam itu bukan Nasri, melainkan Ben
yang memainkan bass. Setiap jeda lagu dan penonton riuh memberi tepuk tangan
saya selalu menjeritkan nama Ben, berharap dia menoleh ke arah saya. Sama seperti
harapan kebanyakan penonton wanita lain yang juga ramai-ramai meneriakkan nama
Ben. Menurut saya, diantara semua anggota MAGIC! (Nasri, Mark, Ben, Alex), Ben adalah
anggota yang paling <i>good looking.</i> Tampangnya seperti Orlando Bloom versi
gondrong dan <i>rebel.</i> Gemesh! Nasri yang menyadari banyaknya penonton yang
histeris meneriakkan nama Ben bertanya, “<i>you’re so hysterical calling Ben, he
wouldn’t care. Right, Ben?”</i> yang hanya dijawab Ben dengan anggukan dan senyum
cool. Penonton makin histeris memanggil nama Ben, Nasri sendiri sampai mengkomando
seisi Plenary Hall untuk memanggil Ben, dan masih tidak ditanggapi oleh Ben. “<i>See?”</i>
ucap Nasri menang. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt1wNgt9Te-6kD6b0R3yDTJZ4MW485qZDL_i8z9jrNRxirFQ0xStgVn_e-FYv0AnVXiOaVfyAAWfst43Ans-0xbU1QzO1XIU_VAp0bxrdImN_v63Oyk3tcH7l9xK7LkB56i8ccZv19lpM/s1600/IMG_1380.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt1wNgt9Te-6kD6b0R3yDTJZ4MW485qZDL_i8z9jrNRxirFQ0xStgVn_e-FYv0AnVXiOaVfyAAWfst43Ans-0xbU1QzO1XIU_VAp0bxrdImN_v63Oyk3tcH7l9xK7LkB56i8ccZv19lpM/s1600/IMG_1380.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Ben!!! Uwuwuwuwuw.... </span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipyUGhMEt8pAKH8nJhYuJ_qJ495pqyNnw5SJ7zKQvYcV-lI3x7-I_nunpyDbSZ1FmIHZ164zDG0fc-SVpzeeMBf2tv41gfBqaMg84lm-wIrF15ajH51aAW4Mx9CWykL-kedLPkfhHFtH4/s1600/IMG_1418.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipyUGhMEt8pAKH8nJhYuJ_qJ495pqyNnw5SJ7zKQvYcV-lI3x7-I_nunpyDbSZ1FmIHZ164zDG0fc-SVpzeeMBf2tv41gfBqaMg84lm-wIrF15ajH51aAW4Mx9CWykL-kedLPkfhHFtH4/s1600/IMG_1418.JPG" height="640" width="426" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGoybvdkNTKBKMzui8M4ePiMm3DpWbwqsONe_TJckDLIw8y8ShKop-CvqZ1r77TFWHktcvGK3qNtMC6GERKf7FJNvbv1D1ZAtVQDieopVfsNg8TWd5zIothO4S4JvBmR80Ia12IFRgV5M/s1600/IMG_1399.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGoybvdkNTKBKMzui8M4ePiMm3DpWbwqsONe_TJckDLIw8y8ShKop-CvqZ1r77TFWHktcvGK3qNtMC6GERKf7FJNvbv1D1ZAtVQDieopVfsNg8TWd5zIothO4S4JvBmR80Ia12IFRgV5M/s1600/IMG_1399.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;">Mark (gitar) dan Alex (drum)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lagu-lagu dari album pertama MAGIC! mengisi
sisa malam yang semakin memanas. Jika Bob Marley masih hidup, dia pasti bangga
dengan MAGIC! yang mampu meramu musik <i>reggae </i></span><span style="font-family: inherit;">menjadi berkali-kali lipat
menyenangkan seperti ini. Lagu pamungkas <i>Don’t Kill The Magic</i> menciptakan satu koor massal di Plenary Hall. Sebelum Nasri menyanyikan lagu
andalan mereka, <i>Rude</i>, dia sempat membahas meme yang banyak beredar di twitter. “<i>Knock,
knok. Who is that?”</i> tanya Nasri. “<i>So I’m Wahyu?”</i> lanjutnya sambil tertawa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC4XwUmkB27YssglAtNTpCU6hTjdzRfn6vK6DX12mcLeqtQg-H6frtWUXiSdQMBncp3m8R-2b94la6VTVTl-UEJIjujW8CF51IuD76MOtf5Ei_LMr9AQDYkqxC5EeBLGTfxEUNfnPcRsw/s1600/IMG_20141027_144022.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiC4XwUmkB27YssglAtNTpCU6hTjdzRfn6vK6DX12mcLeqtQg-H6frtWUXiSdQMBncp3m8R-2b94la6VTVTl-UEJIjujW8CF51IuD76MOtf5Ei_LMr9AQDYkqxC5EeBLGTfxEUNfnPcRsw/s1600/IMG_20141027_144022.jpg" height="400" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: x-small;">Meme yang dibahas Nasri</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Lagu <i>Rude</i> menutup penampilan MAGIC! malam itu. Meninggalkan penonton
dengan kekecewaan akan waktu konser yang hanya 1 jam 15 menit. Antiklimaks
banget, setelah dua lagu andalan MAGIC! kemudian konser selesai? <i>Come on </i>Java
Soundsfair<i>, this is not fair at all!</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><b>Another Hop On Hop Off Stage</b></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Masih kecewa dengan antiklimaks dari performance MAGIC! saya kembali ke
stage Cendrawasih 3. Malam masih muda, hentakan musik yang diciptakan Jakarta
Techno Militia mungkin dapat memperbaiki mood. Di atas panggung terlihat
beberapa orang yang sibuk dengan laptop, turntable dan beragam perlengkapan
lainnya meramu musik yang mengentak dan memancing tubuh untuk ikut bergerak
menikmati iramanya. Menyenangkan. Tapi lama-lama kok bosan juga ya. Jadilah
saya pindah ke stage sebelah dimana Asian Dub Foundation sedang perform. Dan
sebelum satu lagu selesai saya memutuskan untuk pulang saja. Nampaknya keriaan malam
ini memang sudah harus ditutup. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: x-small;">Catatan: karena gaptek pakai DSLR pinjeman, nggak sengaja saya malah men-delete foto-foto CTS dan RAN :(</span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-20084149035482462002014-06-21T12:28:00.001+07:002014-06-21T12:28:56.857+07:00On Fine Afternoon in Belitung Timur<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Selama ini Belitung Timur hanya identik dengan wisata Laskar
Pelangi-nya. Tidak heran karena sebagian besar lokasi pengambilan gambar film
tersebut dilakukan di wilayah ini. Sebutlah Manggar, tempat dimana Ikal membeli kapur dan bertemu Aling, juga Gantong yang menjadi lokasi sekolah
Laskar Pelangi. </span><span style="font-family: inherit;">Namun sesungguhnya Belitung Timur menyimpan pesona yang lebih besar
dibanding itu semua. Di tempat ini setiap sudut seperti menyimpan pesona tersendiri.
Surga bagi pecinta fotografi yang haus mengeksplorasi kecantikan alam original
Belitung selain pemandangan pantainya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seperti yang saya temui sore itu dalam
perjalanan pulang dari pantai Burung Mandi. Sore mulai menjelang ketika mobil sewaan
kami melintas sebuah rawa-rawa luas di tepian jalan. Tidak ada yang spesial
dari rawa-rawa tersebut, tapi indra penglihatan tidak dapat berbohong kalau
tempat itu begitu menarik untuk dilewatkan begitu saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Dan beberapa frame foto sepertinya cukup
menjelaskan betapa bersahajanya kecantikan alam Belitung Timur.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQGoA81R62qQlGSkngZAKszfIDmhmxF2DEmU3zlFTB9ZxS4Pi15QRSNuFAB4pIsnJCB3QOQtgY4Q0CdEXG1gXoy3NreffPozCwvBhh2iOme0jtHgf8t_8LQYSEswxtXd3C-B4RNcuoEHs/s1600/PB165867.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQGoA81R62qQlGSkngZAKszfIDmhmxF2DEmU3zlFTB9ZxS4Pi15QRSNuFAB4pIsnJCB3QOQtgY4Q0CdEXG1gXoy3NreffPozCwvBhh2iOme0jtHgf8t_8LQYSEswxtXd3C-B4RNcuoEHs/s1600/PB165867.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0mHqeHrkraAhv6cNeSpljMVpzrLtQ281iu4LiT06e3eGakQFuBiUba-qcs_9ZoGpQSKTOzeKhRAWINpvPSA7XG3sJGzV_lyz8cLJvnTavKdIbMqlyxgqYcG8W_UFUhl4YrJExatcf9y8/s1600/PB165869.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0mHqeHrkraAhv6cNeSpljMVpzrLtQ281iu4LiT06e3eGakQFuBiUba-qcs_9ZoGpQSKTOzeKhRAWINpvPSA7XG3sJGzV_lyz8cLJvnTavKdIbMqlyxgqYcG8W_UFUhl4YrJExatcf9y8/s1600/PB165869.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiXBt_JiMluAue-bew9ot8O_mf_uYV_WBrrScjowCGrFS80IrmHoQfj2D1mIcQr4B_tRMg5KQ5PXxU84GBVHkLZf0Ut2lCVeeFG2Nk_QEsy9YTUvhTKGYbrnC7jnW4UbXaNcVgV5TZYps/s1600/PB165874.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiXBt_JiMluAue-bew9ot8O_mf_uYV_WBrrScjowCGrFS80IrmHoQfj2D1mIcQr4B_tRMg5KQ5PXxU84GBVHkLZf0Ut2lCVeeFG2Nk_QEsy9YTUvhTKGYbrnC7jnW4UbXaNcVgV5TZYps/s1600/PB165874.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmewvz-l3iagbl8-7p88FSQqDA5xcLy2Au6bveXD4BGvV2dhivUpEhhURNGeWjzyl0IThLNbyGl-z28HuXXX1M-lUjZf9zlY8pJs4BXN7YdTCEOMtT9BDzrToW6xi_sTtpuIz9jC9u1Lo/s1600/PB165882.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmewvz-l3iagbl8-7p88FSQqDA5xcLy2Au6bveXD4BGvV2dhivUpEhhURNGeWjzyl0IThLNbyGl-z28HuXXX1M-lUjZf9zlY8pJs4BXN7YdTCEOMtT9BDzrToW6xi_sTtpuIz9jC9u1Lo/s1600/PB165882.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-46678317207947226382014-06-14T14:40:00.000+07:002014-06-14T14:40:25.304+07:00Sunset in Gili Trawangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
No need words to describe how much I love sunset in Gili Trawangan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnyreRbdIeDNYuR8lfxx8FCwx3pMOO_zeUrlWcaHPZvJ4ZYpJcS4jK9irzgSOQNV667CDelPMxzSK-F8coKTHeJYeuq2_emq2HzzsnjMS9DNz8ncIyohgdEf95h5rfwAnNTeKZnLqn3Lo/s1600/P4208261.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnyreRbdIeDNYuR8lfxx8FCwx3pMOO_zeUrlWcaHPZvJ4ZYpJcS4jK9irzgSOQNV667CDelPMxzSK-F8coKTHeJYeuq2_emq2HzzsnjMS9DNz8ncIyohgdEf95h5rfwAnNTeKZnLqn3Lo/s1600/P4208261.JPG" height="425" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY0YuEKW0Ty92cQGQDIliSPUOK6WsG_2p97P4rZAYaC8mtM7rTiS3oj4t2XlSzDbA_OBCJY2BQ9dcsUEGwFgw2R9WDAI8J_w2F8PTjZJj531yxuX2Q3xvFa1mN0vfhxiYV6Q7tq2wCKkQ/s1600/P4208283.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiY0YuEKW0Ty92cQGQDIliSPUOK6WsG_2p97P4rZAYaC8mtM7rTiS3oj4t2XlSzDbA_OBCJY2BQ9dcsUEGwFgw2R9WDAI8J_w2F8PTjZJj531yxuX2Q3xvFa1mN0vfhxiYV6Q7tq2wCKkQ/s1600/P4208283.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizfcqe7Ib7M0NEhSpoqY_T4JsWwjSRmKwCzgULZMKwIk_Znfk18aQCHc8ElCoTKfdkdvtWPsIXHlCb-PHR05VpR60S0DPb7Kjeyj1DaYzXhn1Z8C4dJm0cTK3e6YnO_hZ3f2c_kqGGC6A/s1600/P4208292.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizfcqe7Ib7M0NEhSpoqY_T4JsWwjSRmKwCzgULZMKwIk_Znfk18aQCHc8ElCoTKfdkdvtWPsIXHlCb-PHR05VpR60S0DPb7Kjeyj1DaYzXhn1Z8C4dJm0cTK3e6YnO_hZ3f2c_kqGGC6A/s1600/P4208292.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilugNDkT8KiBmB8QnxsBrBgoEq7bc1Sd7UfFgExsBXxz2CCNGPImLkXTlZ18fhU7NPnhJMo4qGEugjdJnvdAa4hxZSA_qp03s4CfLHlkMJXBRBiZspxqzE_BtsApFnAV0lKSoMl2jJDWw/s1600/P4208295.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilugNDkT8KiBmB8QnxsBrBgoEq7bc1Sd7UfFgExsBXxz2CCNGPImLkXTlZ18fhU7NPnhJMo4qGEugjdJnvdAa4hxZSA_qp03s4CfLHlkMJXBRBiZspxqzE_BtsApFnAV0lKSoMl2jJDWw/s1600/P4208295.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6BRpRmK7eaQF4ZBaVnyFh0No9RRJ2rpWItpGGZFoeBLOIGL77LwvmdkZEu_L-GZx4gn-_XOtqJT2BNo28tBqI5u8mghai7Kf2CAdaKsx4tYIMcSSIIrLyCyiJ6AqZbTGryNfbc2DBUb8/s1600/P4208300.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6BRpRmK7eaQF4ZBaVnyFh0No9RRJ2rpWItpGGZFoeBLOIGL77LwvmdkZEu_L-GZx4gn-_XOtqJT2BNo28tBqI5u8mghai7Kf2CAdaKsx4tYIMcSSIIrLyCyiJ6AqZbTGryNfbc2DBUb8/s1600/P4208300.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd_KCXzSaLVYJNaaktuO-5caqfKT3dzwZd6-_8SxchZRQr3L7h8X1OoE2Irb4wXVf2oQj6U9AKEO4epO67chYy_wSbpRZL1EezvzARjOpGX9LFifVRJzjtOpv-NaW0XEOF-nWDuW_c6Jg/s1600/P4208297.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd_KCXzSaLVYJNaaktuO-5caqfKT3dzwZd6-_8SxchZRQr3L7h8X1OoE2Irb4wXVf2oQj6U9AKEO4epO67chYy_wSbpRZL1EezvzARjOpGX9LFifVRJzjtOpv-NaW0XEOF-nWDuW_c6Jg/s1600/P4208297.JPG" height="426" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-74367097283337514932014-05-27T18:45:00.000+07:002015-01-25T14:56:09.305+07:00A Closure <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span lang="IN" style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Bogor, di sebuah kedai kopi pada sore yang hujan.</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span lang="IN" style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">“I need a closure,”</span></i><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> ucap saya pahit. </span><span style="line-height: 115%;">Sepahit
kopi hitam pekat tanpa gula yang saya pesan barusan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Gita </span><span style="line-height: 115%;">yang
sedari tadi menemani saya menghabiskan sore berhujan di Bogor </span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">menyernyit mendengar</span><span style="line-height: 115%;">nya</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">. <i>“Closure for what?”</i> tanyanya
retorik dengan nada acuh. Setelah menghirup wangi cappuccino dan mereguk
sedikit isinya dia melanjutkan, “</span><span style="line-height: 115%;">u</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">ntuk hubungan lo dan Arya? Seinget gue,
lo dan Arya nggak pernah mendeklarasikan ikatan apapun untuk hubungan nggak jelas
kalian berdua itu.</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> </span><i><span style="line-height: 115%;">So, closure for
what?</span></i><i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">”</span></i><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Saya tertawa kecil mendengar reaksi
Gita.</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> </span><i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">“Don’t be that
cynical,</span></i><span lang="IN" style="line-height: 115%;">
Git. Lo </span><span style="line-height: 115%;">yang paling </span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">tau kalau menutup cerita dengan Arya nggak pernah menjadi
perkara mudah untuk gue.</span><span style="line-height: 115%;">”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“Masochist,”</span></i><span style="line-height: 115%;"> cibir Gita. “Segitu sukanya lo disiksa perasaan sama Arya?” <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“I’m not!”</span></i><span style="line-height: 115%;"> Saya tertawa berderai sambil melempar bantal kursi ke
arahnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“Then what?”</span></i><span style="line-height: 115%;"> tanya Gita tajam. “Dua tahun lo menggantungkan diri pada
Arya. Memilih untuk menjalani hubungan tanpa ikatan, ikut tersenyum bahagia waktu
Arya cerita tentang calon istrinya, sampai pada akhirnya dia ninggalin lo pergi
begitu aja.”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Kata-kata Gita barusan langsung menusuk tepat di hati, walau
demikian saya masih bisa melengkungkan senyum. <i>“I’m fine with it</i>. Itu pilihan yang gue ambil agar gue bisa menjadi
salah satu <i>chapter</i> dalam cerita hidup
Arya. <i>Hopefully, </i>menjadi <i>chapter</i> yang menyenangkan.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Gita menggelengkan kepala tak habis pikir mendengar jawaban
saya. <i>“You truly are masochist,”</i>
ucapnya sambil memeluk bantal kursi yang barusan saya lempar lalu menatap tajam
ke arah saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“Well, maybe I
am,”</span></i><span style="line-height: 115%;"> ucap saya menyerah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Gita menggeser duduknya ke sofa di sebelah saya. Sambil
memegang tangan saya dia berkata lembut, “kalau lo segitu sayangnya sama Arya,
kenapa nggak pernah bilang sama dia?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya tersenyum hambar. “Bukan begitu jalannya untuk gue dan
Arya. Kita berdua merasa nyaman saat bersama dan rasa itu yang membuat kita menjalin
hubungan tanpa ikatan. Tanpa rasa saling memiliki, tapi saling membutuhkan satu
sama lain.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Tapi mau sampai kapan lo terus dibayang-bayangi sosok Arya,
Sha?” tanya Gita dengan sabar. “Arya udah memilih pendampingnya, lo sendiri juga
sebentar lagi akan menikah. Jadi berhentilah hidup di masa lalu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya menggigit bibir lalu menghela napas pendek sebelum mengulang kalimat yang sama yang sudah saya ucapkan sebelumnya. <i>“I need a closure,</i> <i>Git</i>.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“How?</span></i><span style="line-height: 115%;"> Ketemuan sama Arya? Jujur tentang perasaan lo ke dia? <i>Would it be a closure for you?” </i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya menggelengkan kepala. <i>“If I say England would be my closure, will you called me crazy?”<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“Of course not,”</span></i><span style="line-height: 115%;"> jawab Gita sambil tersenyum tipis. <i>“You’re insane,”</i> sambungnya pedas. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Jakarta, Stadion Gelora
Bung Karno setelah pertandingan Liverpool FC Pre-Season Tour selesai.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Kopites (sebutan untuk fans Liverpool FC) mulai beranjak
meninggalkan kursinya sementara Arya masih terhenyak di tempat duduknya. Dia masih
saja menggeleng-gelengkan kepala, seakan tidak mempercayai penglihatannya
sendiri. Entah untuk keberapa kalinya dia kembali mengucapkan kalimat yang
sama. <i>"I’ve just watched Steven Gerrard
played in front of me! God, this can’t be real!” </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya tersenyum simpul melihat semangat Arya yang masih
meluap-luap. Sejak menempati kursinya Arya tidak dapat duduk tenang, dia
menyanyikan anthem <i>You’ll Never Walk
Alone</i> sampai tenggorokannya kering, melompat-lompat riang seperti anak
kecil kebanyakan gula, serta bersorak paling keras saat melihat berbagai
manuver yang dilancarkan pemain Liverpool. Arya seakan berada di dimensi yang
berbeda dengan saya. Dia tengah tenggelam dalam dunia yang begitu dicintainya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Makasih tiketnya ya, Sha. Nggak nyangka kamu bisa dapet
posisi sebagus ini, <i>must be very
expensive</i> ya?” kata Arya sambil merangkul bahu saya lalu mengecup kening
saya sekilas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“No problemo
mister,”</span></i><span style="line-height: 115%;"> ucap saya tersenyum tak kalah
lebar. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Walau belum bisa ‘naik haji’ ke Anfield dan nonton Liverpool
langsung disana, LFC tour malem ini cukup memuaskan.” Mata Arya bersinar senang
dan sebuah senyum lebar tersungging di wajahnya. “Suatu hari nanti aku harus
nonton mereka langsung di Anfield. Pokoknya, sebelum aku mati, aku harus pergi
ke Anfield.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Dahi saya menyernyit, “kamu mau bela-belain ke Inggris cuma
untuk pergi ke Anfield dan nonton Liverpool <i>live</i>
disana?” Nada heran terselip dalam kalimat saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“For sure.”</span></i><span style="line-height: 115%;"> Arya menjawab tegas disertai anggukan kepala mantap.
Menandakan dia tidak main-main dengan mimpinya tersebut. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">“Eeerr.. I don’t really
get the point...” </span></i><span style="line-height: 115%;">kalimat saya
menggantung di udara, tidak mengerti dengan jalan pikiran Arya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Arya terdiam sejenak, seperti berusaha menyusun kata-kata
yang dapat mewakili kecintaannya pada Liverpool FC. “Bagi aku, seperti jutaan Kopites
lainnya, Liverpool adalah <i>way of life</i>,”
nada suara Arya terdengar seperti menyiratkan sebuah kerinduan besar yang belum
dituntaskan walau beberapa menit yang lalu dia baru menonton pemain Liverpool
beraksi di lapangan hijau. “Liverpool dengan caranya sendiri mampu
menginspirasi nadi kehidupan para Kopites. Kita ada tidak hanya saat klub
bermain baik, tapi kita juga tetap mendukung klub di saat-saat terburuknya. Itu
yang menjadikan klub LFC dan Kopitesnya solid seperti keluarga, itu juga yang
membuat Kopites belajar mengambil hikmah dari semua hal yang menimpa klub
maupun pemain, baik ataupun buruk.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya terpana mendengar cinta yang terselip dalam setiap kata
yang Arya ucapkan. Mata Arya yang berbinar indah saat mengucapkan kata
Liverpool seperti menghiptonis saya. Binar itu terlihat begitu hidup, penuh
dengan cinta dan <i>passion</i>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Ada sebuah pertandingan bersejarah Liverpool yang membuat
semua Kopites percaya bahwa <i>impossible is
nothing</i>.” Arya melemparkan pandangannya ke lapangan Gelora Bung Karno
sebelum melanjutkan cerita, seakan membayangkan pertandingan bersejarah
tersebut sedang terjadi tepat di depan matanya. “Final Liga Champion 2005,
stadion Kemal Ataturk, Istanbul. Liverpool yang nggak diunggulkan maju ke babak
final menghadapi klub raksasa Eropa, AC Milan. Hanya perlu satu menit untuk AC
Milan berhasil membuat gol mereka yang pertama. Bahkan sampai babak pertama
habis Liverpool harus menerima kenyataan kalau mereka habis dibantai 3 – 0
tanpa balas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Bayangkan hancurnya mental pemain dan pendukung Liverpool
saat itu. Peluang menang tipis, nyaris nggak ada malah. Semua Kopites di
seluruh dunia hanya bisa berdoa, cuma keajaiban yang bisa membalikkan keadaan. Lagu
<i>You’ll Never Walk Alone</i> terus
dinyanyiin Kopites di stadion Kemal Ataturk sepanjang sesi istirahat, mereka menyemangati
sekaligus mendoakan para pemain lewat lagu tersebut.</span><br />
<i style="font-family: inherit; line-height: 115%; text-align: left;"><br /></i>
<i style="font-family: inherit; line-height: 115%; text-align: left;">Walk on, through the wind</i><br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><i>Walk on, through the rain </i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><i>Though your dreams be tossed and blown</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><i>Walk on, walk on, with hope in your heart </i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><i>And you'll never walk alone </i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Dan kamu tau, Sha? Keajaiban
itu terjadi 9 menit kemudian saat babak kedua dimulai. Steven Gerrard berhasil
menyarangkan bola di gawang AC Milan. Gol pertama bagi Liverpool yang seakan
membangkitkan semangat tim dan pendukung. Dan keajaiban nggak berhenti sampai
disitu aja, dalam waktu enam menit berikutnya Liverpool berhasil menyamakan
skor menjadi 3 – 3.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Jantung saya terasa mencelos mendengarnya. <i>Miracles do happen,</i> batin saya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Liverpool berhasil membalikkan keadaan hanya dalam waktu
enam menit,” Arya menggelengkan kepalanya mengingat momen ajaib tersebut, “dan
mereka berhasil mempertahankan posisi itu sampai waktu pertandingan habis. Pertandingan
akhirnya ditutup dengan adu pinalti, yang dimenangkan oleh Liverpool.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Siulan lagu <i>You’ll
Never Walk Alone</i> mengalun pelan mengisi stadion Gelora Bung Karno yang
mulai sepi. Arya kembali tenggelam dalam dimensinya, dalam dunianya, dalam
kecintaannya pada Liverpool FC. Saya tercenung mengamati, perlahan mengerti
alasannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“<i>Impossible is nothing,</i>
Sha,” ucap Arya tiba-tiba. “Kamu hanya perlu berjuang sedikit lebih keras untuk
mewujudkan mimpi-mimpi yang melintas di kepala.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya memandang Arya dengan penuh sayang. <i>Kamu selalu punya cara untuk menyemangati aku berani memperjuangkan
mimpi ya, Ar</i>. Pandangan saya kemudian jatuh kepada kamera <i>mirrorless</i> dengan
lensa tele di pangkuan. Dua tahun lalu, setelah saya mengenal Arya, saya mulai
berani mengambil pekerjaan <i>freelance</i>
sebagai fotografer amatir. Arya yang pertama kali mengatakan kalau saya
berbakat dan mendorong saya untuk mengembangkan diri di dunia fotografi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Berkenalan dengan seorang Arya adalah sebuah <i>turning point</i> dalam hidup saya. Bagi
saya, Arya adalah <i>role model,</i>
seseorang yang menjalani hidup yang tidak pernah berani saya imipikan: bebas,
lepas, tidak terikat, begitu hidup, penuh dengan mimpi. Hanya berkaca dari
dirinya saya menjadi seseorang yang berani mengejar mimpinya sendiri. Hanya
meminjam sedikit semangatnya, saya menjelma menjadi seseorang yang sama sekali
baru. Saya ingin selalu dan selalu mengikuti jejak langkahnya. Mengekor di
belakangnya. Memandangi punggungnya dari kejauhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Dan jika Arya berkata dia akan mengunjungi Anfield suatu hari
nanti dan menonton Liverpool FC langsung dari sana, saya percaya mimpi itu akan
jadi kenyataan. Karena Arya selalu memperjuangkan mimpi yang dia punya sampai
dia berhasil mewujudkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“<i>One day</i>, kita ke
Anfield bareng ya, Sha,” cetus Arya tiba-tiba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya terkejut mendengarnya. “Kita?” tanya saya
mengkonfirmasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Iya, kita berdua,” kata Arya sambil menggenggam tangan saya
hangat, seakan mengalirkan semangat yang meletup-letup dalam dirinya. “Kita ke
Anfield bareng. Aku bisa nulis tentang Liverpool dan kamu bisa motret disana.
Itu akan menjadi kolaborasi karya kita yang pertama.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Hati saya mendadak hangat mendengar kata-kata Arya barusan. Tenggorokan
saya tercekat oleh rasa haru yang menerpa. Untuk pertama kalinya Arya
menyertakan saya dalam mimpinya. Sebuah mimpi besar yang telah dipendamnya
lama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya mengangguk dalam buncahan rasa bahagia. “<i>One day, Ar</i>. Kita, Anfield, dan
Liverpool.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Bogor, masih
dengan hujan deras yang mendera.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Gita memutar bola matanya setelah saya menceritakan
percakapan saya dan Arya setahun silam. “Kenapa musti jauh-jauh ke Inggris,
sih?” ucapnya skeptis. “Kalau cuma pertandingan Liverpool sih nonton aja di TV.
Selesai deh.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Hasrat ingin menjitak wanita bermulut tajam ini rasanya naik
ke ubun-ubun. <i>“It’s not that simple</i>,
Git,” jawab saya berusaha sabar. <i>Kalau
se-simple itu pasti udah gue lakuin dari dahulu kala,</i> rutuk saya dalam hati.
“Bagi gue, <i>chapter</i> antara gue dan
Arya itu adalah sebuah <i>chapter</i>
kehidupan dengan cerita <i>‘grande,’</i>
nggak bisa diselesaikan hanya dengan nonton pertandingan Liverpool di TV.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Oke, oke,” Gita tertawa kecil melihat rengutan sebal di
wajah saya. “<i>Fine, England then</i>.
Terus lo mau ngapain disana? Bengong-bengong-bego di Anfield atau nangis
meraung-raung sambil manggil nama Arya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“HIH!” Saya tidak tahan untuk tidak menjitak kepala Gita. <i>“I’m going to find my closure in England. In
Liverpool. In Anfield. Period!”</i> Jawab saya tegas tak bisa ditawar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Gita mengangkat bahunya, memilih diam daripada menyulut
amarah saya dengan komentar-komentarnya. Hujan kembali mengisi hening dan
lamunan dengan cepat menenggelamkan pikiran saya. Mimpi dan janji yang terucap
setahun silam itu masih tersimpan baik di benak saya dan terus mengusik untuk
diwujudkan. Saya tahu, <i>closure</i> itu
hanya akan saya temukan di Anfield. <i>Closure</i>
itu baru akan terjadi jika saya menuntaskan mimpi dan janji yang terucap antara
saya dan Arya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Saya tidak bisa menahan lagi sesak yang </span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">memampat di </span><span style="line-height: 115%;">dalam </span><span lang="IN" style="line-height: 115%;">dada hingga rasanya begitu sulit untuk bernapas.</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> </span><i><span style="line-height: 115%;">“I need a closure, Git,”</span></i><span style="line-height: 115%;"> isak saya teredam oleh suara hujan yang memenuhi udara. <i>“I need to go to England. I need a closure
so I could continue my life,”</i> ucap saya lirih. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">“Gue nggak tau akan ngapain di Anfield nanti. Mungkin gue
akan menyentuh semua barang yang akan Arya sentuh jika dia kesana, mencari-cari
binar yang gue lihat di mata Arya saat dia bercerita tentang mimpinya
mengunjungi Anfield pada mata Kopites yang lagi ‘naik haji’ disana, menyesap
aura Anfield dan merelakan Arya yang udah nggak menjadi bagian dari <i>chapter</i> hidup gue lagi.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Gita merangkul saya, berusaha menenangkan berbagai hempasan emosi
yang timbul dalam diri saya. “Gimana kalau lo bikin <i>photo essay</i> disana?” ucapnya lembut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><i><span style="line-height: 115%;">Photo essay?</span></i><span style="line-height: 115%;"> Ya, itu akan menjadi karya tunggal saya yang memuat Arya di
dalamnya. Sebuah <i>photo essay</i> tentang <i>closure</i>. Sebuah damai yang menunggu saya
di Inggris. Sebuah penutupan yang <i>‘grande’</i>
untuk <i>chapter</i> kehidupan saya bersama
Arya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Saya harus pergi ke Inggris.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Oy82-QUR8CRqFop6hn14ACbLEPjyjqUnWCm2LqRBSezd8KirhtbzUiWAhOXcn_7Ly8KhfG5954VvF7XgAFptnoBeV7ywPrb1oP9k6weTL0MxXJaLgIZt5UpiHmwGhaFJXHRv2QnC-kY/s1600/IMG-20140527-WA0001-003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1Oy82-QUR8CRqFop6hn14ACbLEPjyjqUnWCm2LqRBSezd8KirhtbzUiWAhOXcn_7Ly8KhfG5954VvF7XgAFptnoBeV7ywPrb1oP9k6weTL0MxXJaLgIZt5UpiHmwGhaFJXHRv2QnC-kY/s1600/IMG-20140527-WA0001-003.jpg" height="240" width="400" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Tulisan ini fiksi dan dibuat untuk mengikuti kompetisi <a href="http://misterpotato.co.id/">#InggrisGratis</a> yang diadakan oleh Mister Potato. </span></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-51440700606342893902014-03-16T13:03:00.000+07:002014-03-16T13:10:13.755+07:00Crossroad: Tentang Road Trip, Toraja, dan Pilihan Hati <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTXWuAfP0fl0-p8vrGYIIO3mP6rFmWu3RTHPnu_YFesNsYcvZL1zcO5tZRhbDmHTNslF4bfbPp-twY2730_ml1nyyPBkfl-trFzO5g7NFyD85u8DLkxQEHkQK2ItKAgUIGATbcsWG38Jk/s1600/Cover+CROSSROAD+edited.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTXWuAfP0fl0-p8vrGYIIO3mP6rFmWu3RTHPnu_YFesNsYcvZL1zcO5tZRhbDmHTNslF4bfbPp-twY2730_ml1nyyPBkfl-trFzO5g7NFyD85u8DLkxQEHkQK2ItKAgUIGATbcsWG38Jk/s1600/Cover+CROSSROAD+edited.jpg" height="472" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya Rossa dan Teddy hanya berencana menghabiskan waktu empat hari liburan dengan berwisata ke Toraja dan mengeksplorasi Makassar. Perjalanan ala backpacker seketika berubah ketika Teddy mendapat pinjaman mobil dari bosnya, dia menyarankan satu ide baru: road trip. Berkendara ke Toraja dari Makassar menggunakan mobil pinjaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perjalanan panjang Makassar – Toraja terentang banyak waktu yang harus dibunuh dengan obrolan. Topik tentang hidup, mimpi, cita-cita, kenakalan, dan cinta hanya beberapa hal yang dapat memancing percakapan seru, perdebatan, dan pertukaran mind set. Siapa pun tidak akan menyangka bahwa percakapan sepanjang perjalanan itu akan berujung pada sebuah kontemplasi diri. Seiring banyaknya hal yang diobrolkan, mereka semakin jujur satu sama lain. Termasuk perasaan satu sama lain yang ikut berkembang dalam jarak yang ditempuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Toraja ternyata bukan menjadi poin utama dari perjalanan mereka. Percakapan yang serupa awakening call itulah yang membuat liburan terasa berbeda sehingga membekas di hati dan ingatan. Cerita ini tidak hanya berkisah tentang perjalanan menuju Toraja. Dalam cerita ini pembaca diajak untuk ikut berpetualang di dalam mobil, merasakan langsung keindahan alam Sulawesi Selatan, melihat sendiri eksotisme budaya kuno Toraja yang masih bertahan hingga saat ini, dan ikut merenung sesaat mengenai hidup lewat percakapan yang mengalir antara Rossa dan Teddy. Sebagai penutup, pembaca akan ikut berdebar-debar penasaran dengan kelanjutan hubungan mereka berdua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Crossroad: Tentang Road Trip, Toraja, dan Pilihan Hati awalnya merupakan cerita bersambung yang ditulis di blog Merry go Round dengan tema besar <a href="http://roundmerryround.blogspot.com/search/label/4%20Hari%20Untuk%20Selamanya">4 Hari Untuk Selamanya</a> dan sekarang diterbitkan oleh Penerbit Mizan/ Qanita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Harga Crossroad Rp 55.000 dan mulai edar di toko buku sekitar minggu depan. Bisa pre order atau order ke saya dan free ongkos kirim (email ke rossaindah.k@gmail.com).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayo dibeli dibeli dibeli *jualan*</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-46894376921278578152013-12-26T20:43:00.000+07:002013-12-26T20:45:07.603+07:00Belitung on Budget<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Tidak ada
transportasi umum di Belitung. Hampir seluruh penduduk Belitung mengandalkan motor
sebagai transportasi utama, sedangkan kebanyakan <i>traveler on budget</i> biasanya
menggunakan jasa sewa motor harian untuk menekan biaya akomodasi selama
berlibur di Belitung. Sebagai seseorang yang selalu mengandalkan jasa
transportasi umum, ditambah ketidakmampuan mengendarai motor dan juga mobil,
fakta ini cukup membuat saya kebingungan. Bagaimana saya bisa menikmati
Belitung dengan segala keterbatasan yang ada?</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Alternatif
yang saya ambil adalah menggunakan jasa tur, hanya saja saya menghindari tur
Belitung yang sudah marak di internet. Saya tidak suka diatur-atur saat
berlibur, apalagi jika ketua tur memberi batas waktu ketika mengunjungi tempat
wisata yang saya suka. <i>To make it simple,</i> saya menginginkan tur dimana saya
memiliki kebebasan untuk menentukan <i>itinerary</i> sendiri dan tentu saja dengan
biaya yang masih termasuk dalam kategori <i>on budget</i>. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Pertanyaannya
sekarang, ada gitu tur yang seperti kriteria saya itu? Ada dong. Berbekal
informasi dari seorang teman yang lebih dulu ke Belitung saya berkenalan dengan
Fauzi (081367306696/081373539085), dia dapat meng-<i>arrange</i> rencana liburan
selama di Belitung sesuai keinginan saya dengan biaya yang lebih miring
dibanding jasa tur lainnya. Hebatnya lagi, dari <i>budgeting</i> yang ditawarkan Fauzi
saya bisa meminimalisir beberapa pos pengeluaran sehingga biaya tur yang
dikeluarkan dapat semakin ditekan. Misalnya untuk penginapan saya lebih memilih
kamar kost yang dapat disewa secara harian (Rp 100.000 per malam, dapat <i>sharing</i>
dengan <i>travel partner</i> saya) dan untuk transportasi di hari tertentu saya lebih
memilih menggunakan motor daripada mobil. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Untuk
perkiraan <i>budgeting</i> di Belitung, harga sewa motor berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 50.000 (belum termasuk biaya bensin), sewa mobil Rp 250.000 (tambahan biaya bensin Rp 150.000 dan driver Rp 100.000), sewa kapal antara Rp 400.000 - Rp 500.000, antar jemput bandara antara Rp 100.000 - Rp 150.000, penginapan on budget Rp 100.000 - Rp 350.000 , makan Rp 20.000 (minimum <i>budgeting</i> untuk sekali makan), snorkeling Rp 30.000.
Biaya sewa mobil dan sewa kapal dapat semakin murah jika di-<i>sharing</i> dengan
banyak orang. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i>Itinerary</i>
hari pertama saya di Belitung adalah menjelajah Belitung Timur yang jaraknya
cukup jauh dari kota Tanjung Pandan. Waktu tempuh sekitar 1,5 – 2 jam, mungkin
setara dengan jarak Jakarta – Bandung lewat tol Cipularang. Sepanjang jalan
kebanyakan didominasi perkebunan kelapa sawit dan rawa-rawa, Fauzi bahkan
menunjukkan beberapa <i>spot</i> yang dijadikan lokasi syuting film Laskar Pelangi dan
selalu mengingatkan saya jika ingin berhenti di tempat yang saya suka untuk
memotret. Selain itu dia juga mengajak saya ke beberapa tempat lokasi wisata
yang belum terlalu familiar di kalangan wisatawan. Lokasi wisata di Belitung
Timur berpencar-pencar dan tidak banyak petunjuk arah yang dipasang sebagai
marka jalan, saya yakin jika nekat berpetualang sendiri saya pasti berakhir
nyasar entah kemana. </div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
Hari kedua
sampai hari kepulangan saya ke Jakarta seorang teman Fauzi, Harry, ikut
menemani kami. Harry memiliki logat Melayu yang terdengar kental dalam
pengucapan kalimatnya, rasanya seolah sedang mendongeng buku Laskar Pelangi
ketika dia sedang berbicara. Dan seperti kebanyakan orang Melayu yang suka
mengobrol, Harry juga tak canggung bercerita tentang kisah masyarakat Belitung.
Alih-alih menjadi guide, Fauzi dan Harry pada akhirnya malah menjadi teman baru
yang menyenangkan di Belitung. Hingga pada akhirnya membuat liburan saya di
Belitung naik peringkat menjadi kategori <i>beyond expectation.</i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIPAZdVgBdT4jSasLYVh6l5cJiTX4bwdu9G9zItLT7qxf982jfoCqifGpxsgxZTaTafbR0FVl8LwFdFa9G2aHVVPz0uW9bMuDtkDqtP0C_iO350qdsjyCtzFXn2Jg0yc05GUcDSVowJi0/s1600/PB165763_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIPAZdVgBdT4jSasLYVh6l5cJiTX4bwdu9G9zItLT7qxf982jfoCqifGpxsgxZTaTafbR0FVl8LwFdFa9G2aHVVPz0uW9bMuDtkDqtP0C_iO350qdsjyCtzFXn2Jg0yc05GUcDSVowJi0/s640/PB165763_.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Pantai Serdang, Belitung Timur</span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA9-XU0o6N3FqY4_HYc2CPYD-DHpw876qm9Pmf2vXe63q6ZkOauHg-JTNl7swYjhPwn90IRVCXBSJHzSK-whPj2znaLLaQY4doRsCyuHEAtC2d9h515x2X5m1M5LJEU5MUqbNV8-fTzPw/s1600/DSC04078-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA9-XU0o6N3FqY4_HYc2CPYD-DHpw876qm9Pmf2vXe63q6ZkOauHg-JTNl7swYjhPwn90IRVCXBSJHzSK-whPj2znaLLaQY4doRsCyuHEAtC2d9h515x2X5m1M5LJEU5MUqbNV8-fTzPw/s640/DSC04078-001.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Mercusuar Pulau Lengkuas</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOjMC3wdg6JTXwm0fFD3sbuqUzSG6-kXIvptjuRC75ele_xIM5JeqjFFG6se_9_PhF-Ff4Xu4VgUP3U247GDO34ipG63bf3pRPzq7gTAFnitpSvGJNSfWymS2hevI2LTfDOPlTAoC3A54/s1600/IMG_1481-001.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOjMC3wdg6JTXwm0fFD3sbuqUzSG6-kXIvptjuRC75ele_xIM5JeqjFFG6se_9_PhF-Ff4Xu4VgUP3U247GDO34ipG63bf3pRPzq7gTAFnitpSvGJNSfWymS2hevI2LTfDOPlTAoC3A54/s640/IMG_1481-001.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><i>Hilarious Harry </i>:)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIeK79uiiwsu0KvoBSDilaN3e8D_qiZENlNejSSfovyw55LS-6KNbMJUhSAYgkJehcyOTrf0jp0tWt3fVHUnNIve2IW43YlszKr7Wg5IAMREx0SmFQ6bvvKJH_Sxhixbxd6h1Lll_B7QI/s1600/DSC03894.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIeK79uiiwsu0KvoBSDilaN3e8D_qiZENlNejSSfovyw55LS-6KNbMJUhSAYgkJehcyOTrf0jp0tWt3fVHUnNIve2IW43YlszKr7Wg5IAMREx0SmFQ6bvvKJH_Sxhixbxd6h1Lll_B7QI/s640/DSC03894.JPG" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;">Happy holiday y'all :)</span></div>
</div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-2290570941891781482013-12-07T10:47:00.003+07:002013-12-07T10:52:57.965+07:00Pelangi di Negeri Laskar Pelangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Saya hanya salah satu orang yang jatuh cinta dengan Belitung setelah melihat film Laskar Pelangi. Mengunjungi Belitung sudah masuk dalam <i>bucket list</i> saya sejak film tersebut rilis dan baru terwujudkan pertengahan November lalu dengan bermodalkan tiket promo Citilink. Jujur saja, hati saya ketar-ketir dengan pilihan waktu yang kurang menguntungkan. November sudah masuk musim penghujan dan bahkan <i>guide</i> saya di Belitung pun sudah mewanti-wanti kalau pulau kecil tersebut selalu hujan sejak awal November. Saya tahu dengan pasti laut tidak pernah baik saat musim penghujan, namun toh saya tetap memutuskan untuk berangkat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cuaca masih tidak mendukung sampai hari keberangkatan saya. Jakarta dirundung hujan deras sejak tengah malam buta dan menyisakan gerimis ketika pesawat saya tinggal landas. Tidak sampai satu jam kemudian saya sudah mengudara di atas langit Belitung. Matahari mulai menampakkan sinarnya dan membawa hangat yang keemasan. Dari atas terlihat jelas jejak-jejak kolam kaolin sisa tambang yang telah ditinggalkan. Warna biru hijau air yang memenuhi kolam kontras dengan putihnya tanah sisa tambang yang menumpuk. Bopeng di atas bumi Belitung ini anehnya terasa memesona sekaligus memikat. Selanjutnya barisan sejajar pohon sawit memenuhi pemandangan di bawah sana. Ah Belitung, ternyata pulau ini juga telah terinvasi proyek hutan kelapa sawit yang bahkan pemilik utamanya pun bukan orang Indonesia. Lagi-lagi masyarakat Belitung menjadi buruh di tanahnya sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesawat saya kemudian mulai mempersiapkan posisi <i>landing,</i> bagian yang paling saya benci dari sebuah penerbangan. Setelah roda ban berdecit dan perut saya seketika terasa mual, terlihat satu sapuan kuas Tuhan dari jendela pesawat yang membuat saya terpana dan ingin loncat dari pesawat sesegera mungkin. Sebuah pelangi menghiasi langit Belitung, hadiah dari Tuhan setelah menurunkan hujan deras dari malam sebelumnya. Langit masih terlihat mendung dengan awan yang berat membawa uap air, saya tahu tak lama lagi hujan akan kembali tercurah di bumi Belitung. Namun hujan juga telah menciptakan pelangi di sebuah tempat yang disebut Andrea Hirata sebagai Negeri Laskar Pelangi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Haruskah saya menyesali keputusan untuk menyambangi Negeri Laskar Pelangi saat musim penguhujan tiba?<br />
<br />
Rasanya tidak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKc3lAMpZrdWXBmkSZbe3Vhk02lvDM7Ya85PIhCgJmy0II8np5-q_5vK5H8YtIwdDHRPz7fFmSalqJK9OO0ZvRSHmGs8RcnxiwIGoc9f-7UbwRy1wB1XbkrM2Fbit8V_e0p_DoLHUEC_Y/s1600/PB165549_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="425" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKc3lAMpZrdWXBmkSZbe3Vhk02lvDM7Ya85PIhCgJmy0II8np5-q_5vK5H8YtIwdDHRPz7fFmSalqJK9OO0ZvRSHmGs8RcnxiwIGoc9f-7UbwRy1wB1XbkrM2Fbit8V_e0p_DoLHUEC_Y/s640/PB165549_.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Pelangi ganda di langit Belitung<br />
<br /></div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-12157853367576165732013-11-27T21:40:00.000+07:002013-11-27T21:46:45.313+07:00Hei, A<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>It's been a while since our last chat. Since our last fight.</i> Lalu kemudian kita saling menghilang dari kehidupan satu sama lain. <i>And trust my word, I'm not missing you. At all.</i> Hehe... Dan kamu pun mungkin begitu. Ah, siapa yang peduli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu masih ingat dengan perkenalan pertama kita? Aku akan selalu ingat karena ketika semesta memperkenalkan kita kala itu, maka garis hidupku pun perlahan berubah arah. Tentang aku yang tergila-gila pada karyamu yang independen tapi menyihir itu. Dan tentang kamu yang merasa geli melihat sikapku yang berlebihan memuja karyamu itu. Sesederhana itu perkenalan kita terjadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Film, buku, travel, dan menulis. Hanya dibutuhkan empat topik itu untuk membuat kita larut dalam obrolan berjam-jam hingga pagi menjelang. Denganmu keempat topik itu berkembang dalam batas yang luar biasa luas. Denganmu film bukan hanya sekedar gambar bergerak, buku bukan sekedar tulisan bercerita, travel bukan hanya tentang bepergian, dan menulis adalah cara mengekspresikan diri dalam bentuk yang paling jujur. Denganmu keempat hal ini menjadi suatu hal yang selalu menarik untuk ditelisik setiap sisinya. Untuk menemukan pesona tersembunyi di baliknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena tanpamu A, film, buku, travel, dan menulis kehilangan daya pikatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyaman. Hanya rasa itu yang mampu kita berikan satu sama lain. Rasa yang membuat kita menjalin hubungan tanpa ikatan, tanpa rasa memiliki, tapi saling membutuhkan satu sama lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaannya adalah sampai kapan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Entahlah. Kita tidak pernah berpikir sejauh itu. Untuk apa berpikir sejauh itu? Toh tidak ada masa depan untuk kita berdua. Kita hanya menjalani apa yang ada saat ini tanpa tendensi apapun. Semudah itu. Sesimpel itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamu ingat dengan salah satu kalimat favoritku? Bahwa Tuhan tidak pernah dengan sengaja mempertemukan kita dengan seseorang. Selalu ada maksud yang ingin Dia sampaikan ketika Dia mempertemukan kita dengan orang-orang yang hadir dalam kehidupan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin, jika saja aku tidak pernah mendapati karya independenmu itu di rak buku, jika saja kamu menganggapku sama seperti pemuja karyamu yang lain, maka cerita kita akan berbeda. Aku hanya akan menghabiskan waktu dari balik meja kantor tanpa memiliki mimpi untuk melihat dunia. Sedangkan kamu, yah kamu akan tetap menjadi dirimu seperti yang sekarang ini yang sungguh mencintai perhatian para penggemarmu itu. Tidak akan ada banyak bedanya untuk dirimu yang mengidap penyakit narsistik tingkat akut itu, hehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih A. Karenamu aku menyadari apa yang ingin aku kejar dalam hidup ini. Karenamu aku telah melewati garis-garis pembatas yang selama ini mengekang langkahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hei A,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah kamu heran membaca surat ini? Setelah sekian lama kita menghilang dari kehidupan masing-masing lalu kamu mendapati suratku ini. Entahlah, aku hanya merasakan sebuah dorongan untuk menulis untukmu. Tapi mungkin kamu sudah bisa menebak mengapa aku menulis surat ini. Kamu cukup mengenalku bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dear A,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua yang memiliki awal pasti memiliki akhir juga. Rasa nyaman itu pada saatnya juga harus mengalah pada realita. Dan kini masa itu tiba. Masa ketika akhirnya kamu mendahuluiku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dear A,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih pernah hadir dalam hidupku. Memberi warna dan mengajarkan arti baru dalam hidup ini padaku. Aku tidak menangis A, pun tidak tersenyum bahagia untukmu, hehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
A, semoga rangkaian kalimat ini cukup untuk menggambarkan rasa terima kasihku untuk semua hal yang pernah kita lalui bersama. <i>You're not the best thing in my life, but you've painted new color in my life.</i> Semoga itu cukup untuk menggambarkan arti dirimu dalam hidupku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dear A,</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Then this is a good bye for us. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>The end of our story.</i> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
PS: Terima kasih, karena sampai waktu itu pun tiba kamu masih berusaha untuk menjaga perasaanku :) </div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-2571207189877603537.post-71376829424204575562013-08-09T17:17:00.000+07:002013-08-10T08:35:25.685+07:00Untuk Melihat LukisanMu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Menurut saya setiap orang memiliki momen-momen tertentu yang membuat mereka merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta. Momen tersebut dapat hadir dalam beragam cara dan bentuk, ada yang menemukannya ketika dia berdoa, ketika menangis dan mencurahkan semua perasaannya dalam gerakan salat, saat membaca kitab suci, saat bersedekah, atau saat membelai lembut rambut anak-anak yatim piatu di panti asuhan sembari menghibur mereka dengan cerita dongeng. Sedangkan saya menemukan momen tersebut ketika melakukan sebuah perjalanan. Ketika menjelajah sebuah tempat asing yang begitu jauh dari rumah sehingga yang terasa hanya ada saya, Tuhan, dan alam yang berbicara dengan bahasanya masing-masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti malam ini, ketika saya duduk termangu di salah sofa ruang duduk rumah <a href="http://sifelicity.wordpress.com/">Feli</a> dan memandang bayang-bayang pemandangan kota kecil dari balik jendela. Secangkir teh yang tak lagi mengepul tergeletak di samping jurnal yang baru selesai ditulis, rekap catatan perjalanan yang dilakukan seharian ini. Feli sudah pamit tidur lebih awal sementara saya masih ingin menutup hari dengan menunggu langit berubah warna menjadi gelap sempurna. Perlahan dingin mulai merayap menembus pertahanan sebuah kabin musim panas yang seharusnya hangat. Bunyi berkelatakan timbul bukan karena langkah kaki di atas lantai kayu, tetapi karena perubahan cuaca dari hangat ke dingin sehingga kayu memuai lalu menyusut. Angin membawa aroma dingin yang bercampur dengan wangi daun, bunga liar, ranting kayu, dan tanah yang tertinggal di ujung hidung. Aroma khas yang menyadarkan bahwa saya sedang berada di salah satu negara yang terletak di ujung utara bumi ini. Sebuah negara yang masuk dalam lingkaran Kutub Utara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOqhFKJPjW_YOX8HvoU1s45bz7Dy_9U7ELjUlvWqK4NvF2GWYHQJfIXh7Cn0vCVjzaJHiAY0HOZajpuF9oJ-DnkXNdWXzQPg8w2AOfL9nzn6Y_m_YikftKTdl9BcHv_w-8hS2iHz4kLbM/s1600/scandinavia+1436.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOqhFKJPjW_YOX8HvoU1s45bz7Dy_9U7ELjUlvWqK4NvF2GWYHQJfIXh7Cn0vCVjzaJHiAY0HOZajpuF9oJ-DnkXNdWXzQPg8w2AOfL9nzn6Y_m_YikftKTdl9BcHv_w-8hS2iHz4kLbM/s640/scandinavia+1436.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
Sofa di ruang duduk rumah Feli</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konon di negara yang masuk dalam lingkaran Kutub Utara matahari dapat terbit selama 24 jam. <i>Midnight sun</i> kebanyakan orang menyebut fenomena tersebut. Dan saya termangu menatap pemandangan di luar jendela untuk mengamati warna langit yang terangnya perlahan meredup, mencoba tidak mengidahkan dingin yang menelusup dari celah-celah kayu, menahan kantuk karena jarum jam telah bergerak melewati angka 10. Matahari memang telah menghilang sama sekali namun saya tetap penasaran ingin melihat sampai kapan terang dapat bertahan sebelum gelap menelan seluruh cahayanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; clear: both; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; margin: 0px; orphans: auto; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgpxZJNKVzR3DKxJEbmcXVt3NT8iV7XLNoDocDZSJATfdmT6JDxfwf_fGFuf1AmmC4zvm1q3nGchH-DMZkTQm6Y93adA0k8M_vtjZgMhNvZGc2t9lWbcJTcnRuGpV0mkITn1xSQU1M_w/s1600/scandinavia+5537.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPgpxZJNKVzR3DKxJEbmcXVt3NT8iV7XLNoDocDZSJATfdmT6JDxfwf_fGFuf1AmmC4zvm1q3nGchH-DMZkTQm6Y93adA0k8M_vtjZgMhNvZGc2t9lWbcJTcnRuGpV0mkITn1xSQU1M_w/s640/scandinavia+5537.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Langit malam Oslo di musim panas<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>'Tuhan, izinkan aku melihat lukisanMu di bumi Skandinavia.'</i> Saya ingat, doa itu yang dahulu terucap ketika saya mulai merancang semua perjalanan gila ini. Dan entah bagaimana caranya semesta tiba-tiba memuluskan jalan saya menuju negara ini. Seakan Tuhan dan semesta berkonspirasi untuk mengabulkan pinta saya dan mengirim saya ke bagian lain dari dunia ini. Dan disinilah saya sekarang, menatap langit dengan mata berat untuk memperkirakan dengan pasti kapan langit benar-benar menggelap kelam. Merasakan langsung kuasaNya dalam mengendalikan semua benda di langit dan bumi sementara kita manusia hanya dapat mengagumi. Dan di titik seperti inilah saya merasa begitu dekat dengan Tuhan sekaligus merasa kecil tak berdaya melihat kehebatanNya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Untuk melihat lukisanMu, Tuhan.</i> Tanpa sadar saya mendesah pelan mengingat kalimat itu. Lukisan yang saya maksud adalah pemandangan alam khas Norwegia berupa <i>fjord</i> berdinding tebing kasar dengan air terjun hasil lelehan gletser beserta hutan hijau dan kabut yang melingkupi. Pemandangan alam fantastis itu yang membuat saya berangkat sejauh ini dari negara tropis yang hanya mengenal dua musim ke sebuah negara yang bertetangga dengan Kutub Utara. Tapi mimpi saya untuk melihat lukisan itu buyar saat melihat tiket <i>Norway in a Nutshell</i> sudah <i>fully booked</i> bahkan sampai hari kepulangan saya ke Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/kRv7fYl5zn8" width="420"></iframe><br />
<i>Norway in a Nutshell </i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Tuhan, aku sudah sedekat ini untuk melihat lukisanMu. Buatlah sebuah keajaiban agar aku sempat melihat lukisan itu dengan mata kepala sendiri. Untuk melihat kebesaranMu Tuhan. Untuk mengagumi kebesaranMu. </i>Kalimat itu terucap dalam hati seiring dengan padamnya terang di langit kota Oslo. Doa, meminta dengan setulus hati, hanya itu yang mampu saya lakukan ketika seluruh jalan telah ditempuh dan seluruh usaha telah dikerahkan. Dan berharap semoga Tuhan berkenan menciptakan keajaiban lain untuk saya di negara ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari beranjak siang ketika saya terbangun. Feli sudah sibuk menyiapkan sarapan, atau mungkin makan siang, ketika saya menyeret langkah ke dapur. "<i>Morning</i>, kirain gue lo sakit makanya belum bangun." Kemudian dia menghidangkan teh beraroma kayu manis dan apel dengan tambahan susu cair sebagai pengganti gula. Teh favoritnya yang akhirnya menular menjadi teh favorit saya selama menumpang di rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"<i>Sorry,</i> gue tidur malem banget semalem," ucap saya sambil tersenyum malu sekaligus merutuki diri sendiri di dalam hati. Udah numpang berani-beraninya bangun telat. Malu-maluin aja!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jadi agenda hari ini ngapain aja?" tanya Feli kemudian untuk sekedar memastikan ulang agenda kami di hari tersebut. Kegiatan ini menjadi semacam rutinitas pagi kami sebelum berangkat meninggalkan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya mengingat-ingat sebentar lalu membuka jurnal, "Ke <i>Munch Museet,</i> <i>Holmenkolen,</i> terus malamnya berangkat ke Bergen." Saya tidak dapat menyembunyikan rona wajah kecewa bercampur kebingungan saat menyebut kata Bergen. Seharusnya saya mengikuti tur <i>Norway on a Nutshell</i> di kota itu untuk mengagumi panorama alam khas Norwegia di sepanjang aliran <i>fjord</i> yang membentang. Untuk melihat pulasan warna-warni lukisan Tuhan di Norwegia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tenang aja, lo pasti suka dengan Bergen walau nggak bisa ikutan <i>Norway in a Nutshell.</i> Kotanya cantik kok." Feli yang sepertinya mengetahui kekecewaan saya berusaha menghibur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tersenyum mengiyakan. Bagaimanapun juga saya harus berangkat ke Bergen. Hanya saja saya tidak yakin harus menulis apa tentang Bergen di buku panduan Skandinavia yang harus saya tulis sepulangnya saya ke Indonesia nanti. Bergen membanggakan dirinya sebagai <i>The Gateway to the Fjords of Norway,</i> di kota inilah tempat yang paling tepat untuk melihat <i>fjord</i> dan panorama menawan Norwegia. Mengarang? Ah bagaimana bisa saya mengarang sesuatu sehebat lukisan Tuhan jika saya tidak pernah melihatnya secara langsung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: center;">
***</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jam 6 pagi keesokan harinya kereta NSB yang membawa saya dan Feli dari Oslo sampai di <i>Bergen Railway Station</i>. Feli tidak salah saat mengatakan saya tidak akan menyesali keputusan untuk tetap datang ke Bergen. Pemandangan kereta dari Oslo menuju Bergen <i>(The Bergen Railway)</i> sangat menakjubkan, bahkan rute ini disebut-sebut sebagai salah satu jalur kereta dengan pemandangan tercantik di dunia. Bagaimana tidak, ketika matahari pukul 4 pagi menampakkan dirinya terlihat pemandangan pegunungan kasar yang ditutupi gundukan salju tebal. Seumur hidup baru kali itu saya melihat salju dengan mata sendiri. Pemandangan selanjutnya tidak kalah mencengangkan, danau sebening kristal memantulkan pemandangan di atasnya. Persis seperti cermin. Feli bilang itu bukan danau melainkan <i>fjord.</i> Jantung saya terasa berdebar keras melihat semua keindahan itu dari dalam kereta yang bergerak cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/SfITOCJokgk" width="560"></iframe><br />
<i>The Bergen Railway </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Percayakah kalian kalau Tuhan bekerja dengan caranya yang misterius? Saya percaya itu. Terkadang saya merasa Tuhan tidak pernah mendengar doa saya, betapa Dia terasa begitu jauh sehingga tidak dapat teraih. Tapi tak jarang juga dia terasa dekat, terasa lebih dekat dibanding urat leher sendiri dan mewujudkan keajaiban-keajaiban yang terasa mustahil. Di pagi yang terasa membeku itu saya duduk melamun sambil mengunyah <i>sandwich</i> yang menjadi menu sarapan. Sementara itu Feli menyeruput teh panasnya sambil mengecek email melalui handphone. Tak berapa lama kemudian dia melonjak-lonjak kegirangan seperti anak kecil, tak dapat berhenti walau beberapa pasang mata di kafe kecil stasiun itu melihat ke arahnya. Saya memandang keheranan, apakah jadwal kepulangan T, suami Feli, dari Amerika dipercepat sehingga dia mendapat serangan kegembiraan seperti ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Yes, yes, yes!!!"</i> Kalimat itu menyertai setiap lonjakan senangnya. "<i>Visit Bergen</i> menyetujui permintaan tiket <i>Norway in a Nutshell</i> kita. Tiketnya bisa langsung diambil hari ini juga di kantor mereka."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk sejenak saya hanya terbengong mencerna kata-kata tersebut. Detik selanjutnya saya sudah ikut melompat-lompat gembira dan menjerit kecil bersama Feli, tak memperdulikan orang-orang yang semakin memandang aneh kepada kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hari sebelumnya kami memang mengajukan permintaan tiket <i>Norway in a Nutshell </i>pada <i>Visit Bergen</i> saat melihat tiket tersebut sudah <i>fully booked</i>. Dengan menyebutkan bahwa saya akan menerbitkan buku panduan perjalanan dan menulis tentang Bergen di dalamnya serta koneksi yang dimiliki oleh T mereka menyanggupi permintaan tersebut, namun dengan tenggat waktu minimal dua minggu. Entah bagaimana tenggat waktu tersebut tiba-tiba menciut dan disetujui hanya dalam waktu dua hari. <i>Visit Bergen</i> memberi tiket <i>Norway in a Nutshell</i> tepat di jadwal yang telah saya atur sebelumnya. Di hari kedua saya di Bergen, untuk tiket <i>Norway in a Nutshell</i> yang berangkat dari Bergen menuju Oslo (sekalian untuk tiket pulang ke Oslo), dan gratis!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRRLLANPVRhWZsatBWEU7l3Vac3e3hA4u9IayWaWhKnMJh4ZaCdvYPAw2G91l7NKan02e1lnDIvW27TNmQ4zdDog5vkRIQ_GXdlitco-LjmpI9yQ56GMGtKFzcJw6qOdCtC5hj1MmBCf4/s1600/tiket+NN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRRLLANPVRhWZsatBWEU7l3Vac3e3hA4u9IayWaWhKnMJh4ZaCdvYPAw2G91l7NKan02e1lnDIvW27TNmQ4zdDog5vkRIQ_GXdlitco-LjmpI9yQ56GMGtKFzcJw6qOdCtC5hj1MmBCf4/s640/tiket+NN.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
Tiket <i>Norway in a Nutshell</i> pemberian <i>Visit Bergen</i></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkadang Tuhan menyapa kita di tempat dan waktu yang sama sekali tidak pernah terpikirkan. Seringkali saya menemukan momen tersebut dalam perjalanan, seperti kali ini ketika dia lagi-lagi memberi satu keajaiban kecil dengan mengabulkan permintaan saya. </div>
</div>
merry go roundhttp://www.blogger.com/profile/09915347347132263023noreply@blogger.com24