Selasa, 30 November 2010

INAFFF10 Closing Film: The Girl Who Kicked The Hornest' Nest

Bayangkan jika Anda menonton The Lord Of The Ring: Return Of The King tanpa menonton dua film pendahulunya; The Fellowship Of The Ring dan The Two Tower. Atau bayangkan jika Anda menonton trilogi The Matrix langsung di film ketiga, lagi-lagi melewatkan dua film sebelumnya. Bagaimana rasanya? Pusing, bingung, tidak mengerti jalan ceritanya. Itulah yang terlintas di kepala saya saat menonton INAFFF closing film.

The Millenium Trilogy Novel Version

The Girl Who Kicked The Hornest' Nest menjadi film yang menutup rangkaian INAFFF10 di Jakarta. Diangkat dari trilogi novel laris karangan Stieg Larsson, The Millennium Trilogy terdiri dari The Girl With The Dragon Tatto, The Girl Who Played With Fire, dan The Girl Who Kicked The Hornest' Nest. Penulisnya sendiri tutup usia di umur 50 tahun setelah menyelesaikan trilogi novel detektifnya dan tidak sempat menyaksikan ketiga novelnya diadaptasi ke dalam film. 

The Millenium Trilogy berputar pada cerita dua tokoh utamanya, Lisbeth Salander dan Mikael Blomkvist. Lisbeth adalah seorang hacker eksentrik yang antisosial sedangkan Mikael adalah jurnalis dari majalah investigasi Millenium. Keduanya dipertemukan atas permintaan Henrick Vanger untuk mencari keberadaan Harriet Vanger, keponakan yang telah dianggap anak sendiri. Harriet hilang sejak tahun 1966 dan diperkirakan telah tewas.

The Girl With The Dragon Tatto membuka cerita Millenium Trilogy dengan memperkenalkan Lisbeth dan Mikael serta temuan mereka tentang kasus yang dihadapi. Hasil penyelidikan Lisbeth dan Mikael mengarah pada serangkaian besar kasus pembunuhan yang dilakukan keluarga Vanger dan keluarga Vanger akan berusaha mati-matian untuk memastikan rahasia mereka tetap aman.

Cerita berlanjut ke film kedua, The Girl Who Played With Fire. Disini masa lalu Lisbeth dipaparkan dengan gamblang. Lisbeth membakar ayahnya di usia 12 sebagai usaha membela ibunya, masuk dalam RSJ di usia muda karena dianggap menderita gangguan jiwa, dan harus mengalami pelecehan seksual yang dilakukan walinya sendiri. Tidak cukup sampai disitu, Lisbeth juga dituduh atas tiga kasus pembunuhan.

Dalam penutup, Mikael berusaha membuktikan Lisbeth tidak bersalah. Lewat Millenium, Mikael mengumpulkan semua bukti untuk dapat membebaskan Lisbeth dari segala tuduhan sekaligus menjebloskan semua pihak terkait ke dalam penjara.

Oh well, kalau melihat film ketiga ceritanya memang cukup happy ending. Tapi inti cerita tidak terletak disitu, Stieg Larsson ingin mengangkat tema kekerasan seksual karena pernah merasa tidak berdaya menolong seorang gadis yang mengalami pemerkosaan. Bukan kebetulan jika nama gadis tersebut adalah Lisbeth yang akhirnya dipakai sebagai nama tokoh utama perempuan dalam The Millenium Trilogy.

Harus saya akui, ini bukan salah satu review film yang saya tulis dengan baik. Sulit untuk mereview sebuah rentetan film yang ditonton secara terpisah. The Millenium Trilogy adalah trilogi hebat asal Swedia, salahkan saya yang tidak dapat menulisnya dengan baik. Untuk yang menonton keseluruhan filmnya, ada tantangan tersendiri untuk menghubungkan semua keping informasi yang diberikan di setiap episodenya. Teror yang dilakukan kepada Mikael, Lisbeth dan orang-orang di sekitar mereka mampu mencekam penonton untuk terus mengikuti jalannya cerita.

Walau tidak menonton dua film sebelumnya, The Girl Who Kicked The Hornest' Nest mampu membuat saya terus berpikir dan mengaitkan serpihan informasi dari film pertama dan kedua yang ditampilkan secara sepintas. Tidak ada waktu untuk rasa kantuk atau bosan karena tidak mengerti jalan cerita, yang ada adalah rentetan pertanyaan dan rasa penasaran untuk dapat mengerti cerita yang disajikan. Film ini membuat saya tidak sadar telah menghabiskan waktu 2 jam lebih untuk menontonnya.

The Millenium Trilogy akan di-remake versi Hollywood. Saya tidak banyak berharap dengan hasilnya apalagi setelah menonton versi Swedia yang demikian mencengangkan. Pesan saya jika Anda akan menonton The Millenium Trilogy: tonton semua film secara utuh dan berurutan. Jangan ganggu orang di sebelah Anda dengan pertanyaan-pertanyaan karena Anda tidak menonton film sebelumnya (lirik Exort).

See you in INAFFF11 :)

9 komentar:

  1. hehehe..emang ndak enak klo ntn film trilogy tp ga ngikutin dr awal. klo saia, mending ga ntn :D

    mbak, minta referensi comedy romantic dunks..film2 jadul jg gpp :D

    BalasHapus
  2. rosaaaaa gw ga ngerasa keganggu kok

    next year nonton bareng lagi ya, tp kali ini harus film yg super duper horor

    BalasHapus
  3. gheheeh, dikira-kira aja cerita sebelumnya gimana. :)
    jadi hemat waktukan, ga perlu liat film sebelumnya. :p

    BalasHapus
  4. Dari Plotnya sepertinya film ini bagus, tapi temanya berat ya?

    BalasHapus
  5. Gua sudah yakin kalian akan menuliskan tema film yang sama secara kalian nontonnya bareng hahahahah.

    Seneng lo bisa nonton film film non_Hollywood karena bisa memperkaya pengetahuan akan film.

    Good review Cha

    BalasHapus
  6. Kalo ga salah 'The Girl With The Dragon Tattoo' ini ada bukunya jg ya, Cha.. :)

    Ahh, jd pingin punya tatto naga nih, enaknya bikin tatto di bagian tubuh mana ya, Cha?? *digetok ocha* :))

    BalasHapus
  7. wow.. ternyata udah ada filmnya y kk. :D

    tapi di 21 memang belum ada ya?

    BalasHapus
  8. ngng.. thriller gitu yak? berat nih keknya, palagi pake trilogi segala. musti di rewind brati memori ke 2 film sebelumnya. tapi hebat euy, tetap bisa mereview dengan apik walo gak nonton film sebelumnya.

    jadi, film selanjutnya apa cha? yg diputer di 21 doms, biar bisa tongkrongin di 21 sini :D *rikwes :P

    BalasHapus
  9. WAKTU AWAL NGELIAT SEKILAS JUDUL N GAMBARNYA, DIKIRA TENTANG GANGSTER BERTATO ATAU MAFIA2 GITU....
    TERNYATA CERITA DETEKTIF YA...KAYANYA SERU...PENGEN NYARI AH.... :)

    BalasHapus