Rabu, 21 November 2012

One Day Trip in Toraja

Yang hari ini dapet promo free seat Air Asia rute Jakarta - Makassar pasti lagi kipas-kipas tiket sambil senyum lebaaarr... Padahal nggak tau tuuuhh di Makassar ada objek wisata menarik apa aja. Padahal tadi beli tiket free seat nya karena gemes aja baca di twitter heboh rebutan tiket. Padahal sebenernya nggak niat-niat banget ke Makassar, cuma karena promo dan murah jadi buru-buru beli deh, urusan mau kemana nanti di Makassar urusan belakangan (ini kok saya suudzon banget ya pikirannya).

Jadi, postingan saya ini terinspirasi dari rute baru Air Asia ke Makassar. Rute baru mustinya bisa nambah destinasi liburan baru ya, masa nggak bosen sih setiap liburan mainnya ke Singapura, Jogja, Bali, Bandung, atau ke Puncak *ngomong sama kaca*. Bertandang ke Makassar bisa membantu membuka mata bahwa Indonesia itu bener-bener kaya dengan keanekaragaman budaya. 

Mau ngapain di Makassar? Pasti pertanyan itu yang sekarang nyangkut di kepala. No worry, pemerintah Sulawesi Selatan memang berencana menjadikan propinsi ini sebagai salah satu daerah tujuan wisata potensial di Indonesia, sejumlah tawaran tempat wisata menarik sudah menunggu untuk dieksplorasi. Sebagai awalan yang baik untuk mencitrakan diri sebagai daerah tujuan wisata dibuatlah bandara Sultan Hasanuddin yang keren banget dari segi desain dan arsitektur sebagai gerbang masuk ke propinsi Sulawesi Selatan (apa kabar sama bandara Soekarno Hatta yang jadi gerbang masuk Indonesia ya).  

Makassar tidak hanya sekedar pantai Losari, Fort Rotterdam, Trans Studio Mall, pulau Samalona, pantai Akarena, konro karebosi, coto Makassar, mie titi, es pisang ijo, pisang epe *nulis sambil ngelap iler*. Coba melipir ke pinggiran kota Makassar dimana masyarakat di daerah pantai Tanjung Bira masih membuat perahu pinisi dengan cara tradisional, singgah sejenak ke Maros yang memiliki ratusan spesies kupu-kupu yang menghuni taman nasional Bantimurung, berpetualang di jajaran tebing karst yang membentang di Pangkep, Pangkajene, dan tentu saja menyambangi makam kuno suku Toraja di tanah kelahiran mereka: Tana Toraja. 

Semua tempat wisata di pinggiran Makassar ini, walau memakan jarak tempuh yang lumayan jauh, bisa banget dikunjungi dengan one day trip. Nah, berhubung pas saya ke Makassar cuma sempet mampir ke Tana Toraja, jadi saya cuma bisa share one day trip in Toraja *gile, panjang bener ya intro untuk masuk ke tulisan intinya*.

Kenapa ke Tana Toraja?
Toraja identik dengan perayaan kematian yang diselenggarakan secara besar-besaran. Perayaan ini dapat memakan waktu tiga hari sampai dua minggu dengan mengorbankan sejumlah kerbau dan babi, tergantung kemampuan keluarga yang ditinggalkan. Cara masyarakat Toraja menguburkan yang telah berpulang pun terbilang unik, jenasah tidak dikubur ke dalam tanah melainkan disimpan di tebing atau gua batu. Berkunjung ke tempat ini akan membuat kamu mengerti kearifan lokal yang dipegang teguh masyarakat Toraja untuk terus melakukan tradisi turun temurun dari nenek moyang tersebut. 

Bonus: karena Tana Toraja terletak di daerah dataran tinggi, pemandangannya baguuuss banget. Betah melototin sawah yang luas dan jalanan yang bebas dari hiruk pikuk kendaraan. 

Kapan?
Sekarang cek tiket promo yang kamu beli barusan. Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Tana Toraja adalah masa setelah panen, karena di masa ini perayaan upacara kematian rambu solo akan digelar. Biasanya antara bulan Juni - Agustus *kalau agak ngaret salahkan panen yang terlambat*. Tapi kalaupun nggak bisa melihat langsung upacara rambu solo, makam tradisional Toraja itu tetap dibuka setahun penuh tanpa mengenal musim. 

Transportasi ke Tana Toraja
Inilah bagian paling penting yang dapat menghemat budget selama bepergian ke Tana Toraja. Makassar - Tana Toraja memerlukan waktu tempuh perjalanan selama 8 jam. Menggunakan bus malam adalah pilihan yang paling tepat karena kamu tinggal tidur sepanjang perjalanan dan pagi hari sudah sampai Tana Toraja. Ngirit biaya penginapan selama semalam kan *ga mau rugi*. Vendor bus yang paling terkenal adalah bus litha, harganya berkisar Rp 100.000 untuk bus AC dan Rp 75.000 untuk bus non AC. Selain bus Litha tersedia juga vendor bus lain, tinggal dipilih yang sesuai budget dan kebutuhan. 

Notes: Tana Toraja juga bisa ditempuh lewat jalur udara dari bandara Sultan Hasanuddin ke bandara Pongtiku. Tapi frekuensi penerbangannya tidak sampai tiga kali seminggu, harganya juga kemungkinan besar lebih mahal dibanding bus malam. Tapi saya tau pasti kok kamu yang bermental backpacker dan budget super ngirit pasti lebih milih bus malam ;)

Penginapan
Namanya juga one day trip, kenapa juga nulis penginapan di postingan ini? Ya siapa tau ada yang minat memperpanjangkan waktu kunjungan di Toraja karena belum puas jalan-jalan di makam tradisional Toraja. Penginapan murah berpusat di daerah Rantepao, harganya berkisar antara 120 - 350 ribu (satu kamar bisa diisi dua orang). Bus malam yang berangkat dari Makassar biasanya akan menurunkan penumpang di pemberhentian terakhir yang berada di Rantepao. 

Notes: Daerah Rantepao juga merupakan sentra backpackers karena selain menawarkan penginapan murah juga tersedia berbagai akomodasi yang menunjang kebutuhan wisatawan. Makanan murah meriah, oleh-oleh, penyewaan motor, mobil, dan guide tersedia di tempat ini. 

Makanan
Karena mayoritas penduduk Tana Toraja menganut agama Kristen, agak sulit menemukan makanan halal disini. Kebanyakan bahan makanan menggunakan daging babi atau lemak babi dalam olahannya. Lumayan shock juga menemukan menu baso babi dengan mudahnya bertebaran di sepanjang jalan. Untuk muslim, pastikan tempat makan yang dimasuki bertuliskan muslim atau halal, untuk memastikan tidak ada salahnya bertanya langsung pada penjual sebelum memesan. 

Transportasi di Tana Toraja
Kebanyakan objek wisata di Tana Toraja berada cukup jauh dari jalan utama, selain itu antara objek wisata satu dan lainnya cukup berjauhan. Untuk menghemat tenaga, waktu dan biaya sebaiknya menyewa kendaraan selama sehari penuh. Di Rantepao tersedia penyewaan motor dengan harga kurang dari Rp 100.000. 

Tips: Pertimbangkan untuk sekalian menyewa guide selama sehari penuh. Tana Toraja begitu kaya akan budaya dan dibutuhkan seseorang yang benar-benar paham seluk beluk tempat wisata yang akan didatangi. Biasanya di setiap tempat wisata tersedia seorang guide, namun lebih ringkas jika hanya menggunakan satu guide yang dapat menemani ke seluruh tempat wisata. Selain irit biaya (hanya perlu membayar jasa pada satu orang saja) kamu tidak perlu pusing bertanya arah pada penduduk lokal untuk mencapai satu tujuan wisata. 

Kemana?
Objek wisata yang dapat disambangi saat berada di Tana Toraja:

1. Kete Kesu.
Merupakan desa adat yang cukup lengkap memuat properti budaya Toraja. Terdapat barisan tongkonan  dan makam tradisional yang telah berusia ratusan tahun. Di tempat inilah kamu dapat melihat langsung tengkorak manusia berserakan dari peti matinya.

2. Lemo
Kompleks pemakaman Toraja dimana peti diletakkan di dalam dinding tebing yang telah dipahat.

3. Londa
Kompleks pemakaman yang berada di dalam gua. Disini juga terdapat peti mati yang digantung pada dinding tebing.

4. Kambira
Bayi yang meninggal sebelum tumbuh giginya dianggap masih suci dan tidak dapat dimakamkan dengan cara biasa. Para bayi ini dikuburkan di dalam batang kayu yang telah dilubangi dan hanya ditutupi ijuk.

5. Pasar Tedong Bolu
Di tempat ini kerbau dan babi yang akan dikorbankan dalam upacara rambu solo diperjual belikan. 

6. Makale
Ibu kota kabupaten Tana Toraja ini memiliki julukan kota dengan seribu menara gereja. Tepat di tengah pusat kota terdapat danau buatan dengan sosok patung pahlawan Toraja Pongtiku berdiri di atasnya. 

Selain makam dan tongkonan, Tana Toraja juga memiliki tempat pemandian air panas dan sentra pembuatan tenun. Lebih lengkapnya dapat melihat peta berikut: 

sumbernya lupa ngambil darimana -__-"

Etiket
Penting untuk dicatat:
1. Karena Tana Toraja identik dengan wisata dari makam ke makam sebaiknya gunakan pakaian yang pantas. Lupakan hot pants dan tank top, ganti dengan celana jeans dan kaus longgar.
2. Semenyeramkan apapun kondisi di makam usahakan untuk tidak berteriak. Jika merasa tidak berani menjelajah makam sendirian minta ditemani guide atau ikut bergabung dengan rombongan lain.
3. Watch your step. Hati-hati jangan sampai menginjak tulang tengkorak yang banyak berserakan. Diperlukan upacara dan persetujuan dari tetua adat untuk memindahkan tengkorak tersebut dari tempatnya. Coba-coba berpose narsis dengan mengangkat salah satu tengkorak? Well, berdoa saja kalau tengkorak tersebut tidak keberatan *agak horor ya kalimatnya*.

Jadi, sekarang sudah punya satu tujuan baru mau saat mampir ke Makassar dong. Tiket di tangan kamu itu, walau kamu belum tahu pasti akan berkelana kemana saja saat berada di Makassar, akan mengantarkan kamu ke berbagai cerita perjalanan yang berbeda. Dan Sulawesi Selatan menawarkan banyak kesempatan untuk kamu mendapatkan cerita perjalanan tersebut. 

P.S. : Foto dan postingan cerita perjalanan saya ke Toraja lainnya dimuat dalam label 4 Hari Untuk Selamanya.

Sabtu, 17 November 2012

Bertemu Kedamaian


.....

“Kok muter lagu ini?” Teddy sontak bertanya saat mendengar intro lagu yang dia kenal kemudian ikut menyanyikan bait-bait awal lagu.

“Where is the moment we needed the most
You kick up the leaves and the magic is lost
They tell me your blue skies fade to grey
They tell me your passion’s gone away
And I don’t need no carryin’ on”

“Nggak apa-apa. Suka aja.” Jawab saya sekenanya, “memang kenapa?”

Teddy tampak hati-hati saat memilih jawabannya, “Well, lagu ini gue putar pas gue ngerasa sudah bisa merelakan kepergian bokap gue… dan kepergian mantan gue…” Jeda sejenak sebelum Teddy melanjutkan kalimatnya. “Gue ngerasa tidak perlu bertanggung jawab lagi atas kepergian mereka lagi. Semua beban itu rasanya hilang, terangkat dari bahu.”

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 21 Oktober 2012

Mesin Waktu


.....

Saya terkesima melihat karya seni masyarakat Toraja yang dituangkan dalam bangunan pemakaman. Terlihat jelas bahwa bagi masyarakat Toraja kematian harus dirayakan dengan megah sebagai bentuk penghormatan terhadap anggota keluarga yang telah berpulang. Kamera saya mulai berbunyi riang mengabadikan kemegahan kubur batu ini, mencoba mengabadikan nilai-nilai tradisi yang dilekatkan dalam setiap lekuk bangunan. Sementara itu Teddy berdiri tak sabar ingin segera melanjutkan perjalanan dan menjelajah bagian lain di kompleks pemakaman tradisional Toraja ini. “Don’t you dare leave me here alone,” saya berkata mengancam tanpa mengalihkan perhatian dari lensa kamera.

Bangunan kubur batu itu seperti menghipnotis saya. Setiap sudutnya menarik untuk dieskplorasi dalam slide demi slide foto. Perhatian saya terpecah saat mendengar suara Teddy, “Cha, kita butuh guide.” Saya terpaku di tempat ketika menyadari lelaki itu telah berjarak sekitar 20 meter dari tempat saya berdiri, lebih terhenyak lagi ketika melihat pemandangan yang dia tunjukkan di belakang punggungnya: jajaran peti kayu yang telah lapuk dimakan usia dengan tengkorak dan tulang belulang manusia yang berserakan di sekitarnya.

Dengan langkah panjang dia menghampiri saya yang masih berdiri kaku tak mampu bergerak kemudian menarik tangan saya pergi dari tempat itu. Kami seakan sepakat untuk berjalan terburu melangkahkan kaki agar cepat kembali ke peradaban. Satu cubitan gemas mendarat mulus di pinggang Teddy, “never ever leave me like that again” suara saya mendesis tajam.

....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 07 Oktober 2012

Repost: Young & Talented

Repost wawancara dari blog tetangga :)


"Young & Talented" kali ini akan berbincang2 dengan Rossa Indah yang buku perdananya, "Skandinavia" telah beredar di toko buku :)

Bagi pembaca CHIC magazine, mungkin pernah melihat blog "Merry Go Round : Hidupku terus berputar" yang muncul dalam blogreview CHIC periode 23 Maret - 6 April 2011.

Berbicara mengenai Rossa, tidak lepas dari yang namanya passion. Apa saja passion seorang Rossa, dan bagaimana passion itu membawanya menghasilkan sebuah karya?

Yuukk.. Mari mengenal Rossa lebih lanjut, siapa tahu kamu jadi terinspirasi untuk menghidupi passion kamu dan menjadikan hidup lebih berwarna

Selamat ya atas terbitnya buku kamu. Bisa cerita kisah "Skandinavia" hingga menjadi buku?

Awalnya Bentang membuka lomba Keliling Dunia Bersama Bentang, peserta cukup membuat proposal budget traveling ke destinasi di Eropa dan peserta yang proposalnya lolos akan dibiayai perjalanannya dan catatan perjalanannya akan dibukukan.  Saya memilih destinasi negara Skandinavia karena publik masih asing dengan negara di utara Eropa itu.

Apa arti terbitnya "Skandinavia" ini buat kamu?

My next baby after Merry go Round blog :)
Bagi saya kegiatan ngeblog maupun menulis buku seperti merawat seorang baby. Blog maupun buku memerlukan perhatian, kesabaran, konsistensi, dan cinta yang terus menerus tumbuh. Saat memutuskan untuk ngeblog maupun nulis buku saya harus sadar dengan konsekuensi bahwa saya harus mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit untuk mereka. Saya harus merawat mereka berdua sehingga karya yang saya tuangkan di dalamnya layak untuk dibaca, dijadikan referensi, bahkan dijual dalam bentuk buku. Saya yang mempersiapkan arah dan tujuan blog Merry go Round dan buku travel Skandinavia, ke depannya mau jadi seperti apa. Apa yang mau ditulis, apa yang mau di share ke pembaca, bagaimana membuat sebuah tulisan yang menarik, bagaimana membuat pembaca buku saya puas dengan buku yang berada di tangannya sehingga mereka tidak merasa sia-sia telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membelinya.

Mengapa memilih Norwegia & Swedia sebagai tempat tujuan travelling? Apa keistimewaan kedua negara tersebut yang membedakannya dengan negara2 lain di daratan Eropa?

Negara-negara Skandinavia masih asing di telinga masyarakat dibanding destinasi terkenal lain di Eropa seperti Paris, Belanda, Jerman dan lainnya. Saat pertama kali mengenal kecantikan alam Norwegia saya selalu berjanji pada diri sendiri untuk melihat lukisan Tuhan itu langsung dengan mata kepala sendiri, pun saya ingin menyebarkan kemolekan lukisan Tuhan itu pada masyarakat melalui buku panduan traveling ke Skandinavia. Tentu saja dengan harapan semakin banyak lagi orang yang mengetahui dan mengenal kecantikan alam di bumi Skandinavia.

Bagaimana ritme kehidupan di kedua negara tersebut? Apa bedanya dengan ritme kehidupan di Indonesia?

Masyarakat Swedia super stylish dibanding negara-negara Skandinavia lainnya. Masyarakat Norwegia pecinta alam dan petualangan di alam bebas. Negara Skandinavia adalah negara yang paling ramah terhadap kaum LGTB (Lesbian, Gay, Transgender dan Biseksual), perkawinan sesama jenis dilegalkan disini, bar khusus kaum gay maupun lesbian dengan mudah dapat ditemui di kota, kaum LGTB tidak perlu malu untuk mengemukakan identitas mereka terhadap publik, dan festival tahunan LGTB menyedot perhatian turis mancanegara. Persamaan hak dan minimnya rasisme terhadap kaum LGTB di negara Skandinavia membuka mata saya bahwa kaum LGTB pun memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya, dan hal ini dijunjung tinggi di Skandinavia.

Dari 4 kota yang kamu kunjungi (Stockholm, Goteborg, Oslo dan Bergen), kota mana yang paling berkesan? Mengapa? Ada pengalaman menarik yang tidak terlupakan ketika mengunjungi kota2 tersebut?

Bergen. Banyak kejutan-kejutan yang Tuhan berikan saat saya berada di Bergen. Saat berada di Bergen saya kehabisan tiket Norway in a Nutshell karena terlambat membooking. Tur tersebut baru kosong seminggu setelah tanggal kepulangan saya ke Indonesia. Impian saya untuk melihat langsung fjord Norway yang legendaris langsung hancur berantakan, padahal tujuan utama saya pergi ke Skandinavia adalah untuk menikmati keindahan alamnya. Untuk melihat lukisan Tuhan di bumi Skandinavia. Kemudian tiba-tiba permohonan tiket Norway in a Nutshell saya diluluskan pihak Visit Bergen hanya dalam waktu dua hari saja (normalnya memakan waktu minimal seminggu). Secara ajaib saya bisa ikut tur Norway in a Nutshell yang sudah fully booked secara gratis. Saat itu saya merasa rencana Tuhan indah banget.

Hal2 apa yang harus dipersiapkan sebagai solo traveller? Apa tips2 yang wajib menjadi catatan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berpergian ke luar negeri?

Hal utama yang harus dipersiapkan solo traveler: Keberanian. Kalian nggak akan pernah bisa pergi jalan-jalan sendirian kalau dicekoki rasa takut yang tidak ada habisnya. Terkadang nekat dan berani hanya dibatasi dengan garis tipis. Kalau kalian tidak cukup berani, cobalah untuk nekat dan temukan banyak kejutan yang akan mewarnai perjalanan nanti.
Yang wajib menjadi catatan saat melakukan perjalanan: cari informasi sebanyak-banyaknya tentang negara, kota, maupun destinasi tujuan kita. Semakin banyak informasi yang dikumpulkan kita akan semakin mengenal negara ataupun kota tersebut. Sisanya, jangan lupa untuk menikmati perjalanan dan setiap langkah yang diayunkan.

Apa kelebihan "Skandinavia" dibanding buku travelling lainnya?

Banyak foto-foto yang menampilkan kecantikan alam dan kota Skandinavia ;) Dijamin akan jatuh cinta dan mupeng pengen pergi ke Skandinavia setelah kenal lebih dekat negara itu lewat buku Travel Skandinavia.

Harapan ke depan, apa kamu mau menerbitkan buku travel lainnya? Minat berkarier di bidang travel writing?

Kalau ada yang mau sponsorin saya jalan-jalan dan nulis buku lagi pasti mau banget ;) Berkarir di bidang travel writing? Kenapa enggak. Saya suka nulis dan saya cinta jalan-jalan. Travel writing adalah pekerjaan menyenangkan yang dapat menggabungkan keduanya. Untuk sekarang saya lagi fokus menyelesaikan proyek 4 Hari Untuk Selamanya. Sebuah travel journey yang menceritakan perjalanan saya ke Toraja.

Saya sempat membaca postingan kamu yang berjudul "Poporin", yang menceritakan tentang kucing kamu, gaya berceritanya itu menarik lho. Ngga tertarik menerbitkan novel fiksi?

Format penulisan Poporin itu sebenernya nyontek teknik penulisan RadityaDika di Cerita Alfa (buku Marmut Merah Jambu). Waktu itu kucing saya baru hilang, jadi feelnya mungkin berasa banget dan sampai ke pembaca.

Apa sih arti menulis buat kamu? Sejak kapan kamu mulai ngeblog? Dan hal2 apa saja yang kamu dapatkan dari ngeblog?

Writing is my passion. Menulis adalah sebuah pekerjaan yang tanpa digaji pun saya bersedia melakukannya. Menulis adalah bentuk aktualisasi diri saya pada dunia, membuat diri saya merasa  berarti dan berguna di jagat raya yang luas ini.
Saya mulai ngeblog sekitar tiga tahun yang lalu. Dari blog saya banyak ketemu teman-teman baru dari berbagai belahan dunia yang menarik. Saya bisa melihat dunia dari cara pandang yang lain, belajar banyak hal dari tulisan orang lain, memacu diri sendiri menjadi orang yang lebih baik lagi setelah bercermin melalui cerita teman-teman blogger. Lewat blog juga saya dapat menyelami semua hal yang menjadi passion dalam hidup ini.

Biasanya kamu suka ngeblog soal apa saja?

Semua hal yang saya suka dan menarik perhatian saya. Biasanya itu seputar film, musik, buku, jalan-jalan, dan serpihan hidup untuk direnungkan kembali.

Membaca postingan2 di blog kamu, ada beberapa hal yang sering sekali kamu tuliskan, yaitu menyangkut film, musik dan juga buku. Sejak kapan kamu menyukai ketiganya?

Sejak dahulu kala. That’s why I called them passion of my life :)

Jenis film apa yang kamu sukai? Apa film favorit kamu? Apa film yang paling menginspirasi kamu? Ada kutipan atau adegan favorit dari film yang paling kamu suka?

Saya suka semua genre film, tapi paling nggak bisa nonton film horor dan slash movie. Bisa sampai muntah atau nggak tidur beberapa hari. Biasanya saya suka pergi ke Festival Film karena memutarkan film selain genre film Hollywood. Mungkin dari semua genre film saya paling suka film kartun dari Pixar karena mereka membuat kartun yang bermuatan pesan yang matang dan cerda.
Karena saya movie holic sejati, saya kesusahan menyebutkan film yang bener-bener jadi favorit dan yang menginspirasi. Bejibun film yang sudah menginspirasi hidup saya, nggak cukup dibahas satu-satu. Mungkin sebagai gambaran beberapa film yang sempat saya review di blog merupakan bentuk apresiasi saya terhadap film tersebut.

Kalau buku, ada topik tertentu yang menjadi favorit kamu dalam membaca buku? Dan apakah kamu suka membandingkan antara versi buku dan versi film andai film itu diangkat dari buku berjudul sama? Apa film terbaik yang diangkat dari buku menurut kamu?

Saya lebih suka baca novel dalam negeri dibanding novel terjemahan. Saya suka kata-kata yang mengalir dan Indonesia banget yang penulis dalam negeri gunakan. Kata-kata Indonesia banget itu bisa dalam arti sastra banget, nyeni banget, kocak banget, melankolis banget, dll. Saya merasa lebih ‘dekat’ dengan bendahara kata Indonesia saat membaca buku yang ditulis oleh penulis Indonesua. Topik yang saya suka biasanya seputar perjalanan atau jalan-jalan.
Membandingkan film dan buku mungkin wajar, tapi saya sadar betul tidak mungkin mengangkat sebuah cerita sama persis dengan bukunya. Film terbaik yang berhasil diangkat dari buku menurut saya Jomblo dan Testpack.

Rencana kamu ke depannya apa?

Rencana saya ke depannya simpel: nyelesein proyek 4 HariUntuk Selamanya. Semoga baby saya nomor tiga ini bisa cepet lahir.

Mengapa memilih "Merry Go Round : Hidupku Terus Berputar" sebagai judul blog kamu? Apa semboyan ini sudah ada sejak kamu pertama ngeblog?

Saya pengen keliling dunia (nggak nyambung). Saat mikir judul blog dan cita-cita saya untuk keliling dunia tiba-tiba saja nama Merry go Round keluar. Alasan lainnya saya suka komidi putar, dengan lagu-lagu ceria, kuda yang terus naik turun dan berputar dalam satu lingkaran sempurna. Seperti hidup kan :)

Apa arti passion buat kamu?

Passion adalah napas saya. Passion adalah bahan bakar dalam hidup saya. Membuat saya untuk terus melangkah maju dan menemukan kejutan-kejutan di depan sana.

Apa impian kamu yang masih belum terwujud?

Nerbitin novel perjalanan ;)

Ada pesan yang ingin kamu sampaikan bagi pembaca blog kamu?

Life for your passion. Hidup ini singkat banget, rasanya sayang banget kalau setiap detiknya tidak dilakukan untuk melakukan hal-hal yang kita sukai atau cintai.

~.*.~

Minggu, 23 September 2012

Locals Know Better


.....

Mobil meluncur halus merayapi tanjakan menuju Rantepao. Pagi ini aktivitas masyarakat tampak belum menggeliat dan jalan raya terlihat sepi. Hanya beberapa kendaraan yang berlalu lalang dan berpapasan dengan kami. Tiba-tiba secara mendadak Teddy menginjak rem dan membelokkan mobil ke kanan jalan. Saya hendak protes namun langsung memahami tindakannya saat melihat sebuah patung sapi di pertigaan jalan tersebut.

Patung kerbau atau patung sapi?

“Ini kan patungnya?” Teddy meminggirkan mobil dan melihat melalui jendela di kiri saya.

Saya mengangguk pasti. “Iya, ini patungnya. Sapi kan bukan keer..bau…” Kalimat saya menggantung dalam nada ragu yang menyergap. Patung itu berwarna putih bersih dengan totol-totol hitam yang menyembul di beberapa bagian tubuhnya, persis seperti tampilan sapi perah. Satu-satunya hal yang membuat saya ragu adalah sepasang tanduk besar  yang ditambahkan di atas patung tersebut. Sapi tidak memiliki tanduk sebesar itu bukan?

....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 02 September 2012

Secangkir Toraja


.....

Kopi Toraja hitam di depan saya mengepul hangat, aromanya harum dan tidak tajam menusuk hidung. Takut-takut saya menyesapnya sedikit dan bersiap dengan sengatan pahit yang segera memenuhi mulut. Ajaib, segera setelah kopi melewati tenggorokan mata saya terbuka dan tersenyum merasakan sensasi rasanya. Berbeda dengan kopi Lampung yang cenderung keras dan asam, kopi Toraja terasa lebih mild. Ringan dengan pahit yang terasa di akhir tegukan. Kecupan pahit yang lembut itu akan mampir sejenak setelah kopi tertelan di kerongkongan. Jenis kopi yang cocok untuk saya yang tidak menyukai cita rasa kopi yang tajam dan keras namun tetap tidak kehilangan identitasnya sebagai kopi yang dihasilkan dari biji kopi terbaik.

Beberapa wisatawan asing tampak menyudahi sarapan mereka dan bersiap berangkat menjelajahi Toraja ditemani guide lokal. Sebuah cangkir kopi kosong yang masih hangat bertengger manis di atas meja yang sebelumnya ditempati dua wisatawan lokal. Pagi itu secangkir Toraja menemani saya menyesap indigeneous knowledge masyarakat lokal yang bersedia membuka diri mereka pada dunia luar. Memperkenalkan budaya turun temurun yang diwariskan nenek moyang mereka sekaligus berusaha mempertahankan budaya dan tradisi lokal di tengah gempuran modernitas yang terus bergerak maju.

....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Rabu, 22 Agustus 2012

Parepare – Sidrap – Enrekang – Makale


.....

Enrekang, sebuah kota yang sepi dan tenang. Dalam sekejap kesunyian kota ini rusak dengan suara raungan sirine voorijder dan deruman mobil yang memacu kecepatan. Di kejauhan terlihat lampu lalu lintas berganti warna dengan malas. Voorijder melewatinya dengan acuh, disusul Fortuner yang terlihat tidak peduli dengan rambu lalu lintas, kemudian Avanza yang dari tadi seperti kerepotan menyamai kecepatan dua mobil di depannya, dan Kijang jantan yang walau tua namun masih mampu menjejeri kehebatan mobil keluaran terbaru. Saat tiba giliran Vios silver melewati lampu lalu lintas tiba-tiba saja warnanya berganti merah. Seakan mencibir dengan tega memotong kami dari barisan pengawalan voorijder.

Teddy menginjak rem mendadak dan tubuh saya yang tidak terikat seat belt sontak terlempar ke dashboard mobil.

“No no no no don’t leave us…..!!!” teriak saya dan Teddy bersamaan. Menggapai-gapai barisan voorijder yang tega meninggalkan kami di belakang tanpa sedikitpun sudi menoleh. Debu mengepul dari kejauhan, menyampaikan ucapan selamat tinggal sepihak.

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 29 Juli 2012

Life Ain't That Easy


.....

Hidup sama misteriusnya dengan road trip ini. Ada apa di depan sana? Ada kejutan apa yang menanti di tikungan berikutnya? Jalan mana yang harus dipilih dan dapat mengantarkan kami sampai ke tujuan? Bagaimana jika mobil mogok dan kami tidak dapat melanjutkan perjalanan?

Jalur lintas Sulawesi masih panjang membentang, perjalanan hidup pun seperti itu, terentang sangat panjang hingga tidak terlihat ujungnya. Dan saya sedang menapakinya sekarang. Menyambut semua kejutan yang diberikan dan belajar dari setiap kejadian yang dilewati. Merayakan hidup. Berusaha menjadi manusia yang lebih dewasa dan seseorang yang lebih baik lagi.

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Selasa, 24 Juli 2012

Cold Cold Heart


.....

“Cha, gue buka kemeja boleh nggak? Panas banget nih. Gue pakai kaos oblong kok di bawah kemeja ini.”

Saya membelalak. Akhirnya dia tersiksa panas matahari Sulawesi Selatan juga Tuhan! Ini membuktikan bahwa saya masih waras dan tidak berlebihan saat mengatakan panas di propinsi ini keterlaluan.

Dengan senyum manis tersungging di wajah saya mengangguk mengiyakan permintaannya, tapi untuk kali ini saya tidak meluluskan permintaanya begitu saja. Ada sebuah pertukaran yang cukup adil yang harus dilakukan. “Boleh. Lo boleh ngelakuin apa aja yang membuat lo nyaman selama nyetir. Tapi gue juga boleh lepas seat belt ya. It choke me Ted.”

Seklilas Teddy tampak tidak rela dengan pertukaran tersebut, dia tidak ingin peraturan dasar saat bermobil harus dilanggar, namun pada akhirnya dia setuju. Yes, panas matahari telah membuat Teddy melonggarkan peraturannya. Dan terima kasih Tuhan, panas ini juga yang memecah kebisuan diantara kami berdua. Melumerkan dingin di hatinya yang sekilas melintas.

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Sabtu, 14 Juli 2012

It Doesn’t Feel Right


.....

“Suka banget sih megang punggung baju gue. Nanti baju gue robek dan lo malah jatuh. Sini, pegang tangan gue aja.” Teddy berkata tegas tanpa bisa ditawar dan mengulurkan tangannya. Menawarkan sebuah perlindungan disana.

Saya menatap ragu tangannya yang terulur, serba merasa tidak enak dengan kondisi ini. You belong to someone else Ted. Dan bergandengan tangan dengan lo, walau dalam kondisi mendesak seperti ini, membuat gue merasa bersalah kepada Dewi. It just doesn’t feel right.



Dan saya menyerah. Saya menyambut tangan itu, menerima perlindungan itu.


Maafkan saya Dewi…

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 08 Juli 2012

We’re Young and Wild and Free


.....

“Selagi sibuk memperhatikan kerumunan ada seorang bule nyolek-nyolek tangan gue, ‘Sorry, did you see two drunk guy crossing this street?’ Dia terlihat panik mencari-cari dua temannya yang menghilang. Tapi belum juga sempat gue jawab pertanyaannya tiba-tiba ada yang menarik lengan gue dan seorang bule lain mendekatkan tubuhnya sambil memonyongkan bibirnya. Mukanya merah dan nafsu abis. Sontak gue teriak dan berusaha menjauh, ‘Aaaarrrgghhh….’”

“What???”

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Minggu, 17 Juni 2012

Wise 'Brondong'


.....

"So, I’m the other brondong too?” Hilang sudah ketertarikan Teddy akan jajaran karst dan pemandangan menakjubkan di luar sana, sekarang Teddy seakan ingin terus mengejar pernyataan saya mengenai brondong ini.

Saya tidak tahan menghadapinya dan mulai bersikap defensif. Nada suara saya sedikit meningkat ketika menjawab, “Please deh Ted, is this really matter to you? Beda usia satu tahun itu enggak ngaruh lagi, dan gue enggak pernah ngerasa lo lebih muda dibanding gue. Menurut gue umur belum tentu bisa merepresentasikan tingkat kematangan dan kedewasaan seseorang. Gue sendiri selalu merasa belum cukup dewasa dan masih harus belajar banyak tentang hidup.”

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Selasa, 12 Juni 2012

Big City Girl


.....

Saya mengangkat bahu. Naluri ‘turis kepo’ saya tiba-tiba saja bangkit, rasanya sayang melewatkan satu lagi objek wisata di Makassar. “Gue sempat lihat foto-foto Malino pas browsing dan gue suka sama pemandangannya. Kebun budidaya hortikulturanya didominasi sayur mayur yang luas banget. Kayaknya seru jalan-jalan di kebun sayur seluas itu.”

Teddy terlihat menahan tawa setelah mendengar kalimat saya yang terakhir. Saya menatapnya bingung, ada yang salah ya dengan kalimat saya?

“Kenapa Ted? Ada yang salah sama kalimat gue barusan ya?”

“Enggak kok, cuma geli aja denger elo yang segitu excited-nya pengen jalan-jalan di kebun sayur.” Teddy tidak bisa menahan tawa gelinya saat melanjutkan kalimat, “di rumah gue di Malang sih gampang banget lihat hamparan perkebunan kayak gitu. Jadi kalau cuma lihat kebun sayur yang luas bukan hal yang aneh lagi buat gue.” Sambil mengelus halus rambut saya Teddy berkata lembut,dasar big city girl.

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Senin, 04 Juni 2012

Traveling in Style


.....

Selesai urusan toilet kami berjalan menuju parkiran, sedikit berputar-putar karena Teddy lupa dimana dia memarkirkan kendaraannya sebelumnya. Saya sedikit menahan napas saat kami berjalan menuju sebuah sedan silver. Are we gonna ride this for next three days? Hati saya bertanya-tanya ragu. Dengan senyum penuh kemenangan kemudian Teddy membuka kunci pintu bagasi, memasukkan ransel saya ke dalamnya, berhimpitan dengan beberapa ransel lain yang sudah tertata rapi disana. 

“So, is this our ride?” Sebuah pertanyaan retoris yang bahkan saya sudah tahu jawabannya. Tapi tetap saja saya gatal untuk bertanya. Sekedar untuk memastikan.

Dengan tersenyum manis dan berkata dengan kalem Teddy membalas. “Yes, this is our ride”. Kemudian dia menutup pintu bagasi dan membuka pintu mobil. Siap untuk berkendara dan memulai petualangan kami.

“Aaaaarrrrghhh….. COOL!!!!” Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak senang saat masuk ke bangku penumpang. Sebuah sedan Vios silver untuk menjelajah Makassar dan bepergian ke Toraja? Plus seorang partner traveling yang merangkap sebagai driver dan saya hanya tinggal duduk manis sepanjang perjalanan? Ini adalah salah satu perjalanan saya yang masuk ketagori mewah. 

Well, I’m not on a backpacking trip anymore I guess.


.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Senin, 28 Mei 2012

Sebuah Rencana Perjalanan


.....

Merry-go-round: “Gue ditolak disana-sini buat ngabisin waktu liburan *suram*”


adVentura: “Hahaha, temen lo sibuk semua ya.”


Merry-go-round: “Iya, adik gue lagi ribet banget cari kerja. Temen gue yang di Lampung sibuk nyiapin pesta pernikahan sahabatnya. Gue? Garing nggak punya rencana liburan.”


adVentura: “Lo kesini aja. Belum pernah ke Makassar kan? Gue pengen ke Toraja.”


Merry-go-round: “Makassar? Cari tiket mepet gini? Peak season pula. Pasti mahal *tambah desperate*”

...

...

...

adVentura: “Cha, are you still there?. Ayo, ke Makassar aja, kita eksplor kotanya barengan. Udah hampir sebulan gue disini tapi belum sempet kemana-mana. Sibuk banget sama kerjaan.”

Merry-go-round: “Uuummh, Makassar ya….”

“Toraja…. Main ke kuburan gitu…”

“Hhhmm… Coba lo cariin deh, kalau ada tiket murah gue berangkat kesana. Sepertinya Toraja seru.”

adVentura: “Sip! Wait for a moment please…

...

adVentura: “Yah, rata-rata di atas 800 ribu semua untuk sekali jalan.”

Merry-go-round: “Tuh kan, nggak mungkin nemu tiket murah di tanggal mepet kayak gini.”

And there’s goes my holiday, keluh saya dalam hati.


.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

Rabu, 23 Mei 2012

Travel Talk with @BackpackSeru

Time: 13 Mei 2012
Organizer: @BackpackSeru
Place: @warkopnusantara

Terimakasih @BackpackSeru yang udah ngajak saya menjadi salah satu pembicara di Travel Talk with @BackpackSeru. Soooo happy :)


ki-ka: @sari_musdar @rossa_indah @riniraharjanti 

 Suasana travel talk

 The crowd

Foto bareng hukumnya wajib!

Crowdnya seru, moderatornya asik, yang punya @warkopnusantara iseng dan nge-bully saya dengan pertanyaan dan celetukannya, and over all it was super fun :) Kapan-kapan kumpul dan ngobrol bareng lagi yaaa...

Many thanks to Mila Said dan Dila yang udah bela-belain dateng walau harus nyasar berkali-kali demi bisa sampai ke venue. You're the best guys *peluuk*


Photo courtessy of @Backpackseru and @warkopnusantara



*so sorry for very late update :(

Sabtu, 12 Mei 2012

Salam Dari Masa Lalu



12 Mei, apa kabar kamu sekarang?

How’s life going through?

Apa kamu baik-baik saja?

Apa kamu bahagia?

Bahagia dengan dirinya yang sekarang mengisi relung-relung hatimu.

12 Mei, semestinya hari ini kita merayakan hari jadi kita yang kedelapan tahun bukan? Namun sepertinya nasib dan takdir tidak mengizinkan hal tersebut terjadi. Takdir hanya memperbolehkan kita saling berbagi rasa dan asa, suka dan duka, ceria dan air mata selama empat tahun saja. Aah, tahukah kamu kalau empat tahun berikutnya aku pun masih merayakan 12 Mei sendirian?

Move on! Kata itu selalu aku camkan dalam hati ketika cerita kita selesai. Dan ya, seperti manusia patah hati pada umumnya aku pun berusaha mati-matian untuk bangkit berdiri menata semua kepingan hati yang telah terserak. Berusaha memaafkan diri sendiri. Berusaha bergerak maju dan meninggalkan semua kenangan tentangmu dibelakang sana. Namun ternyata kata tidak semudah realisasi, selalu ada getaran aneh yang menerpa hatiku saat beberapa teman tidak sengaja menyelipkan kisah hidupmu yang baru dalam obrolannya.

Apa ini? Mengapa masih ada yang terasa perih ketika aku mendengar namamu disebut. Mengapa aku gentar ketika tanggal 12 Mei mendekat. Mengapa namamu dengan mudahnya terlintas di kepalaku, terhembus di sela-sela nafasku. Mengapa kau masih sering mengisi mimpi-mimpiku, menghampiriku sejenak untuk kemudian pergi lagi. Tak terhitung berapa malam yang aku habiskan untuk terbangun dengan perasaan tidak karuan setelah mendapati kau lagi-lagi hadir dalam bunga tidurku. Marah, kesal, sedih, sesal, … dan rindu berbaur menjadi satu. Tahukah kau betapa tersiksanya perasaan seperti itu.

Mungkin aku telah belajar untuk melupakanmu, namun aku lupa mengingat bahwa aku pun harus merelakanmu pergi. Mungkin semua perasaanku telah mati namun aku lupa untuk berhenti berharap. Di hati ini, selalu tersimpan sedikit harapan tentang kita. Hanya sedikit, hanya secuil harap yang terus mengiringiku berjalan melewati 12 Mei di tahun-tahun berikutnya. Semuanya tidak dapat dijelaskan dengan logika, tapi hatiku terus berbicara untuk menyisakan sedikit harap disana. Dan aku memilih untuk mengikuti kata hatiku.

Time will heal. Ya, waktu telah menyembuhkan seluruh luka hatiku. Namun ternyata waktu tidak dapat membunuh kenangan dan harapan yang tersimpan dengan baik di relung hati. Bodoh! Mengapa aku masih menyimpan harap itu. Kenangan itu. Tidak adakah sesuatu yang bisa memadamkan semua cerita tentang kita yang aku buat sendiri?

Tuhan sepertinya berbaik hati memberikan petunjuknya untukku. “Kamu tahu bedanya mantan dengan kamu? Mantan ada di masa lalu, sedangkan kamu ada di masa depanku”, sebuah rayuan super gombal dilancarkan seorang penyiar dalam siaran paginya. Dan sepertinya Tuhan telah mengatur skenarioNya agar aku mendengarkan siaran radio tersebut. Bukankah itu hanya sebuah rayuan cemen yang seharusnya tidak memiliki arti, pada kenyataannya kata rayuan tersebut menjadi sebuah ‘awakening call’ untukku. Aku adalah mantan dan aku hanya ada di masa lalumu, mengapa aku terus berharap kamu yang akan ada di masa depanku nanti?

Semudah itu penalaran yang aku butuhkan untuk mulai benar-benar merelakanmu pergi dari hatiku. Sedikit demi sedikit mulai memadamkan harap yang aku jaga selama ini. Dan perlahan tapi pasti kau mulai menghilang dari mimpiku, dari helaan nafasku, dari kepalaku. Kamu tahu bagaimana rasanya? Lega luar biasa. Hatiku terasa ringan setelah menanggalkan semua itu di belakang sana.

Selama ini aku hidup dengan kenangan dan harapan tentangmu. Tentang kita. Tanpa aku sadari itu telah membebani hidupku sendiri. Selamanya kenangan tentang kita akan selalu ada dalam cerita hidupku, namun harapan tentang kita harus berhenti sampai disini. Tidaklah adil jika kau terus bergerak maju sementara aku tetap berdiri di tempat yang sama dan menanti kepulanganmu.

Butuh waktu empat tahun agarku sanggup melakukan hal ini. Bukan waktu yang sebentar untuk sebuah proses penyembuhan luka sekaligus sebuah penantian yang membuatku terus menjaga hati. Sekarang sudah waktunya untukku menutup pintu hati untukmu. 

12 Mei, ini akan menjadi 12 Mei yang terakhir dalam hidupku. Kali ini biarkan aku mengucap selamat tinggal untukmu.

12 Mei… Selamat tinggal.

Sabtu, 05 Mei 2012

Dasi Wisuda

Siapa di antara kalian yang pandai mengikat dasi? Siapa yang semasa kecilnya selalu membantu sang Ayah mengikat dasi di kerah kemejanya sebelum beliau berangkat kerja? Saya tidak. Saya, mama, dan adik saya tidak tahu cara mengikat dasi. Seumur hidup kami selalu asing dengan sehelai bahan panjang yang terikat manis di kerah kemeja pria. For simple reason cause my dad never wear tie for the rest of his life.

Papa berasal dari kelas pekerja lapang yang lebih sering bergulat dengan pekerjaan di luar ruangan. Dasi bukanlah sesuatu yang beliau butuhkan. Dia lebih memerlukan helm untuk melindungi kepala saat melakukan pekerjaan dibanding dasi sebagai atribut kerja para pekerja kantoran. Dia lebih memerlukan sapu tangan untuk menyeka keringat karena sengatan sinar matahari akan setia menemaninya bekerja seharian. Dia lebih memerlukan sebuah tempat minum mungil yang bisa membantunya melepas dahaga juga menjaga kesehatan ginjalnya karena dia tidak bisa bolak-balik pergi ke dispenser air minum di tengah pekerjaannya.

Keluarga kami bukanlah kalangan keluarga berada yang dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga hanya dengan menjentikkan jari. Cukup. Kami merasa telah diberi cukup rezeki oleh yang Maha Kuasa. Karena pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang tidak pernah puas maka kami lebih memilih merasa cukup dibanding terus-menerus merasa kekurangan materi. Orang tua kami selalu berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua anaknya, walau tidak bisa dipenuhi pada saat itu juga mereka akan berusaha untuk memenuhinya di kemudian hari. Atau mungkin di kemudian bulan…

Pernah suatu kali adik saya merengek ingin makan ayam di gerai cepat saji yang berjanji memberikan hadiah mainan jika kami makan disana. Si adik seringkali melihat iklan promosi tersebut dari majalah Bobo yang kami baca bersama. "Iya, nanti kita makan disana ya”, janji Papa saat anak bungsunya lagi-lagi merengek. 

Pada akhir bulan, ketika gaji beliau telah dibayarkan, Papa mengajak kami sekeluarga pergi ke Bogor tempat gerai ayam cepat saji tersebut berada. Dengan menggunakan bus karena saat itu kami hanya memiliki sebuah Vespa tua untuk menunjang mobilitas sehari-hari.

Saya dan adik duduk bersebelahan di kursi yang mengelilingi sebuah meja mungil. Adik saya terus-menerus menggoyangkan kakinya, terlalu excited karena sekarang dia berada di tempat makan yang iklannya selalu dia lihat di majalah Bobo. “Teteh sama Pipik mau makan apa?” tanya Papa sebelum beliau pergi memesan.

“Ayam”, jawab saya polos. Bukankah kami sedang berada di tempat makan yang menjual ayam? Apalagi yang bisa saya makan selain ayam?

“Mau bagian paha, dada, atau sayap?”, Papa bertanya lagi.

“Maunya ayam”, saya belum mengerti bahwa daging ayam yang dijual dibagi ke dalam bagian-bagian tertentu. Kalau dada berarti banyak daging dan tulangnya sedikit, sedangkan kalau bagian sayap terdiri dari tulang lunak ayam dengan sedikit daging yang mengitarinya.

Papa menyerah menanyai saya dan beralih ke anak bungsunya “Kalau Pipik mau apa?”.

“Pipik mau yang mainannya skuter Pa”, adik saya ini sejak awal memang tidak terlalu tertarik untuk makan ayam di gerai cepat saji sepertinya. Dia lebih tergoda dengan iming-iming hadiah yang ditawarkan dibanding makanannya. Dan kami pun menghabiskan sisa malam itu dengan makan di gerai cepat saji. Terasa canggung karena kami tidak terbiasa makan di tempat seperti itu. Sedangkan adik saya dengan ceria memainkan skuter mainannya di atas meja sementara mama memaksanya makan dan menyuapinya.

Di perjalanan pulang, adik saya tetap asik memainkan skuternya. Sambil membelai kepala anak lelaki kesayangannya ini Papa seperti bergumam, “Gimana Pik? Enak nggak ayamnya?”.

“Enggak, lebih enak ayam goreng buatan mama”.

Setan kecil ini telah mengusik pikiran Papa selama beberapa minggu terakhir dengan permintaan anehnya, mengerjai kami sekeluarga untuk pergi sedemikian jauh ke Bogor, hanya untuk sebuah mainan dari gerai ayam cepat saji. Papa hanya geleng-geleng kepala. Inilah akibatnya kalau anak kecil digoda oleh iklan.

Kejadian ini sepertinya sangat membekas di hati Papa. Ketika kami beranjak dewasa beliau seringkali bercerita tentang hal ini. Dari sudut pandang beliau tentu saja. “Papa tuh pusing dan nggak ngerti gimana caranya makan di gerai fast food. Gimana cara mesennya, berapa harganya. Papa sampai tanya-tanya sama teman yang pernah makan kesana. Kalian tahu nggak berapa uang yang Papa bawa waktu itu? Nyaris setengah gaji Papa bawa kesana karena takut uangnya nggak cukup. Eh, ternyata harganya segitu aja, ternyata rasa ayamnya segitu aja, ternyata si Pipik pengen mainannya doangan. Terus sekarang kalian udah bisa pergi sendiri ke gerai fast food”. Kemudian beliau akan tertawa ceria mengingat masa beberapa puluh tahun silam tersebut.

Keluarga kami bukanlah keluarga yang berlebih, tapi orangtua kami selalu menempatkan pendidikan di urutan nomor satu. Papa ingin anak-anaknya dapat menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Lebih tinggi daripada yang pernah beliau dapat. Jika saya dan adik bertanya “Pa, aku pengen ikut les Bahasa Inggris. Ada dananya nggak?’. Tidak sampai satu detik setelah kami melontarkan pertanyaan tersebut Papa akan langsung menjawan “Ada!” dengan nada tegas. Seakan untuk menguatkan dirinya sendiri bahwa dia dapat menyediakan dana lebih untuk memenuhi keinginan anak-anaknya.

Di belakangan hari. Ketika saya beranjak dewasa, masa dimana saya lulus kuliah dan memiliki pekerjaan sendiri, saya baru tahu bahwa beliau jungkir balik mencari uang untuk membayar semua biaya les yang kami ambil… Pun saya baru tahu bahwa mama juga melakukan pengorbanan yang tidak kalah besarnya.

Kedua orangtua kami selalu mengalah demi kebutuhan akademik saya dan adik. Mama rela tidak memiliki rumah idamannya demi memiliki simpanan yang cukup untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Papa rela terus-terusan memakai Vespa tua yang suaranya berisik tiada tara dan menjadi sasaran ledekan anak buahnya. Beliau lebih suka melihat anak-anaknya sibuk pergi mencari ilmu dibanding mengendarai sebuah mobil baru yang deru mesinnya halus.

Saya tidak akan pernah melupakan teriakan membahana yang mengucapkan kata Hamdallah di pagi buta saat kami sekeluarga menelusuri satu persatu daftar nama peserta SPMB yang lulus ujian di koran pagi dan menemukan nama saya tertera disana. Saya selalu ingat tangisan bahagia papa dan mama ketika wali kelas adik saya mengabarkan anak bungsu mereka lolos saringan UMPTN di sebuah universitas negeri terkemuka di kota Semarang. Bahkan saya masih merasakan tangan saya bergetar saat menelpon rumah seusai sidang skripsi dan mengabarkan kelulusan saya. Di seberang sana saya dapat mendengar suara papa bergetar mengucapkan syukur kepada sang Maha Pencipta, suara saya saya pun kalah dengan isak tangis yang mengiringi saat saya mengucapkan terimakasih kepada beliau. “Makasih Pa, udah nyekolahin aku sampai setinggi ini”.

Beberapa minggu yang lalu adik saya, si anak bengal yang seringkali menyita pikiran orangtuanya itu, akhirnya menamatkan studi S1 nya. Anak kebanggaan papa itu berhasil jadi insinyur mesin. Di malam hari sepulangnya saya dari bekerja papa mengungkapkan semua perasaannya dengan linangan air mata. Betapa dia sangat bangga dengan kedua anaknya yang berhasil jadi sarjana dari universitas negeri. Papa tidak peduli dengan cibiran orang lain, papa tidak ambil pusing saat orang lain berkata buruk tentangnya di belakang punggungnya, dia bisa membalas semua itu dengan teriakan kemenangan “Kedua anak saya lulus S1 dari universitas negeri. Tak mengapa kekurangan secara materi tetapi saya berhasil mengantarkan anak saya jadi sarjana”.

Papa selalu terlihat kuat dan tegar di mata kami. Papa adalah sosok idola saya. Di belakang, saya pun tahu bahwa Papa adalah seorang sosok yang amat rapuh.

Di hari wisuda lagi-lagi masalah dasi menjadi pengingat saya akan semua pengorbanan dan perjuangan papa. Saya sengaja membelikan sehelai dasi untuk adik saya kenakan di hari kelulusannya. Sebelum bergabung dengan wisudawan lain dia menghampiri saya dengan panik, “Ini gimana cara gue ngiketnya teh”.

“Eh, mana gue tau”. Waktu mantan saya seminar pra-sidang dulu teman-temannya sibuk mengingatkan saya untuk membetulkan letak dasinya yang miring. Saya cuma tertawa-tawa dan pura-pura meyakinkan dasinya baik-baik saja sampai akhirnya seorang teman perempuan lain berinisiatif untuk membetulkan dasinya. Bahkan saya tidak bisa melihat apakah dasi itu terikat dengan baik dan benar, apakah dasi tersebut miring atau tidak, I can’t Tie a Tie for God sake!

Dasi hadiah itu akhirnya tergeletak sia-sia di kotaknya. Adik saya masuk ke gedung wisuda dengan kemeja tanpa dasi di bawah toganya. Dia berjalan bangga dan tidak peduli dengan ketidakhadiran dasi sebagai pelengkap atributnya di hari itu. Dia seakan berkata “Yeah, gue nggak pake dasi, bokap gue juga nggak pernah pake dasi seumur hidupnya. Tapi gue lulus kuliah berkat dana dari hasil jerih payah bokap gue yang pekerjaannya tidak berdasi. So what???”.


Kedua orangtua saya berjalan dengan bangga mengapit si bungsu masuk ke dalam gedung wisuda. Seremoni wisuda tidak hanya perayaan bagi para wisudawan yang berhasil lulus kuliah, tapi juga perayaan bagi semua orangtua yang berhasil mengantarkan anak-anaknya lulus kuliah. Baik para orangtua maupun para anak semuanya telah berhasil dengan caranya masing-masing.

Untuk mama dan papa paling hebat sedunia, ungkapan terimakasih kami tidak akan pernah cukup. Materi tidak akan pernah bisa membalas semua pengorbanan yang telah kalian lakukan. Yang bisa kami berdua lakukan hanyalah membuat bangga kalian dengan apa yang kami telah capai dan raih. Dan segala hal yang kami lakukan selalu berujung pada sebuah keinginan untuk membuat kalian bangga.


Tunggulah… Sabarlah… Kedua anakmu yang bengal ini masih ingin terus membuat kalian bangga. 

Minggu, 22 April 2012

Pengumuman Pemenang Merry go Round 1st Giveaway

*cek kalender*

*waduh, udah tanggal 22 April*

*sial, deadline pengumuman pemenang Giveaway nih*

Saya akan memulai pengumuman ini dengan sebuah permintaan maaf. Maaf karena saya tidak bisa menepati janji untuk membuat satu postingan khusus yang memuat seluruh foto teman-teman untuk ikutan giveaway ini. Terimakasih untuk semua teman yang telah mengirimkan foto lewat twitter dan email, juga untuk teman-teman yang niat membuat satu postingan khusus di blognya masing-masing untuk menceritakan foto perjalanannya. 

Kalau saya amati, semua blogger itu memiliki satu persamaan umum dalam menulis: punya buanyaaakkk foto untuk dipajang dalam satu postingan. Selain sebagai media narisistik, foto juga bisa mendukung isi cerita blog dan membuat si penulis dapat terus mengembangkan isi tulisannya lewat foto yang tersedia. Jadi saya maklum koookk kalau foto yang dimuat lebih dari satu, tapi sayangnya saya harus memilih satu foto terbaik dari setiap postingan tersebut. Teman-teman yang sudah rela meluangkan waktunya untuk ikutan giveaway ini adalah:

Maya tetep bela-belain dandan di stasiun walau ga sempet mandi setelah perjalanan panjang

Eric Strins, ngeringin baju dengan bantuan angin laut 

 Diah tersenyum lebaaarr setelah selamat sampai di darat menggunakan pesawat mini 

Devi menghibur sang Ayah yang BT berat, kakaknya sendiri udah stress dan hampir terjun ke kereta yang lagi melaju #eh 

Happy tetep super excited saat berangkat walau musti kelamaan nunggu boarding

Meutia kesapu ombak, tinggal kakinya aja yang nyisa

Owi, nulis kartu imigrasi di atas pesawat

Sari sempet loncat-loncatan dalam perjalanan menuju Gunung Dempo

Tsabita nggak bisa masuk ke Lawang Sewu tapi tetep niat ngintip dari pager

Biru langit dorong mobil rame-rame di pantai 

Mba Cut Maha Ratu hitchike di Mekkah

Hejokor menantang laut

Nianastiti keberatan manggul backpack

Riri magang jadi penarik rakit

badass.freakin.overlord@gmail.com

dewi.s.siagian@gmail.com

indrikoko@gmail.com

@marianasumarna ketemu rombongan backpacker lain


esharhidayatraa@yahoo.co.id

It's not about the destination, it's about the journey. Saya selalu percaya dengan kalimat ini. Inti perjalanan yang sebenarnya ada pada saat kita mulai merencanakannya: hunting tiket murah, mencari teman perjalanan, arrange waktu cuti, membuat itinerary, mencari hotel murah meriah untuk tempat tinggal selama disana, merancang budget perjalanan. Kemudian saat kita sedang melakukan perjalanan itu sendiri: keliling kota sambil baca peta, tanya-tanya arah jalan ke penduduk lokal, belajar cara menggunakan transportasi umum di negara orang, coba-coba makanan lokal, jalan kaki sampai gempor karena objek wisata yang dituju nggak kunjung ketemu. Ketika sampai di tempat tujuan wisata kita bisa: duduk diam mengaguminya, kembali bersemangat waktu kaki sudah mau copot karena dipaksa jalan terus, langsung berfoto narsis untuk membuktikan 'I was here di foto profil Facebook' :) 

Ada pelajaran dan pengalaman yang jauh bermakna dan berharga saat kita melakukan sebuah perjalanan. Objek wisata sesungguhnya hanyalah tempat finish ketika kita memulai sebuah perjalanan namun petualangan yang sebenarnya ada saat kita berusaha mencapai objek wisata tersebut. Dalam perjalanan kita ditempa untuk bisa mengandalkan diri sendiri, tidak manja dan tidak mengeluh. Dalam perjalanan kita akan menemukan budaya lokal yang sama sekali berbeda dengan budaya di tempat tinggal kita. Dalam perjalanan kita akan bertemu dengan orang-orang baru dan kita akan dipaksa untuk dapat beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru. 

Perjalanan tidak akan membuat kita menjadi kaya harta, tetapi kaya akan pengalaman. Perjalanan akan membuat kita sadar bahwa dunia ini begitu berwarna dan beragam. Perjalanan akan membuat kita jatuh cinta pada pelajaran hidup yang dibawanya. Perjalanan akan selalu membuat kita merasa ketagihan karena kita akan selalu mengalami berbagai hal berbeda yang penuh dengan kejutan saat memulainya. 

Saya membuat giveaway berupa foto perjalanan untuk mengajak kalian semua mengingat masa-masa itu. Saat-saat paling menyenangkan, lucu, kocak, menyebalkan, melelahkan, atau menguras emosi saat kalian melakukan sebuah perjalanan. Semua harga yang harus dibayar saat melakukan sebuah perjalanan akan terbalas saat kita berhasil sampai ke destinasi utama, ke objek wisata tujuan kalian. Namun tanpa disadari sebenarnya kita telah melakukan sesuatu hal yang lebih besar dibanding datang ke objek wisata tersebut; perjalanan itu sendiri. 

Seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya, saya pengen banget bisa ngasih buku perdana saya masing-masing satu ke semua teman yang udah ikutan giveaway. Namun maafkanlah, saya harus memilih dua foto terbaik untuk memenangkan hadiah tersebut. Dan jujur saya bingung harus memilih foto mana yang akan dijadikan pemenang. Setiap foto memiliki ceritanya sendiri-sendiri dan setiap orang memiliki pengalaman perjalanan yang berbeda.

Foto yang berhasil mendapatkan buku Skandinavia: Travel Aman, Hemat, dan Nikmat adalah:


Ekspresi Papanya Devi yang BT berat nggak bisa ditutupin di foto ini, sedangkan Devi sendiri antara jahil ingin menggoda sekaligus menghibur Papanya. Di belakang foto nggak sengaja foto Abang Devi ikut masuk, si Abang yang menggendong baby di depannya keliatan udah nggak sabar nunggu kereta yang nggak kunjung datang. Keluarga ini seru banget, berbagai ekspresi berbeda dengan bermacam cerita muncul dari satu jepretan foto. 

Foto Mbak Cut Maha Ratu 

Kelamaan nunggu bis dan akhirnya nekat nyetop truk terbuka dan numpang rame-rame? Kayaknya jarang ya ada jemaah haji yang seperti itu, tapi rombongan Mbak Cut Maha Ratu menambahkan peristiwa seru tersebut dalam perjalanan mereka ke tanah suci. Perjalanan dalam mencari Tuhan jadi semakin berkesan :)

Untuk Devi dan Mbak Cut Maha Ratu bisa mengirimkan alamat pengiriman buku ke email saya: rossaindah.k@gmail.com. Untuk teman-teman lain yang sudah berpartisipasi mengirimkan foto ala backpackernya, terimakasih yaaa... Maaf saya nggak punya banyak buku untuk bisa dibagikan.