Minggu, 28 Februari 2010

SG: Here We Come

Berhubung kami dapat penerbangan pagi dan rumah saya jauuuhhh (banget) dari bandara, jadi saya memutuskan untuk menginap di tempat Nenes. Hari Jumat saya berangkat ke kantor dengan penampilan yang tidak biasa: kemeja batik, celana jeans, ransel gede, plus tas tangan. Sampai kantor saya langsung menyembunyikan ransel dan mengganti jeans dengan rok, saya tidak ingin rencana keberangkatan ke SG diketahui teman sekantor. Alasannya ada dua, pertama: malas dititipi oleh-oleh (budget aja terbatas, masa saya harus bela-belain beli oleh-oleh), dan yang kedua: saya hanya ngga mau dianggap show off sama teman-teman kantor, wong saya pergi backpack juga untuk memenuhi passion untuk travel, bukan untuk belanja menghamburkan uang.

 
Batik, jeans, backpack, purple shoes.

Pulang kerja saya berganti kostum lagi dan nebeng mobil atasan sampai halte busway terdekat. Di dalam busway, di tengah keruwetan Jakarta karena hujan yang deras dan kemacetannya, tiba-tiba saya menyadari satu hal. Gosh, besok saya akan berangkat. Untuk pertama kalinya saya akan berbackpack bersama teman-teman, apa yang akan saya temui disana? Ada pengalaman baru apa disana? Dan tiba-tiba saya merasa deg-degan dan sedikit gentar. Duh, apa semua persiapan sudah saya bawa? Apa uang di dompet cukup? Dan semua pertanyaan lain yang membuat saya cemas. Tetapi semangat saya mampu mengalahkan semua ketakutan itu. Apapun yang akan terjadi, besok kami akan berangkat.

 
Ready to go

Rumah Nenes di daerah Cengkareng, cukup dekat ke bandara. Karena kami berangkat jam 05.00, maka saya memesan taksi dari hari sebelumnya. Namun sudah 15 menit berlalu dari jam 5, taksi tak kunjung datang. Ketika saya telepon ke call center taksi tersebut, dengan entengnya mereka bilang "Iya mba, untuk jam sekarang taksi ke daerah sana belum tersedia", lha terus nasib saya gimana maaaaasss???? Hegh, pagi-pagi udah bikin emosi jiwa, cari taksi subuh-subuh itu susah yaaaa...makanya saya pesen dari kemaren (notes: jangan pernah pesen taksi dengan merk E*pr*ss). Akhirnya, dengan terpaksa kami hunting taksi di jam sepagi itu, thank God we've found it.

Beberapa menit sebelum berangkat

Yang selalu saya sukai dari kami bertiga adalah ketepatan waktu dan betapa kami sangat menghargai waktu, kami sama-sama memiliki pikiran "lebih baik datang lebih cepat daripada terlambat", dan entah bagaimana caranya kami sampai di bandara tepat waktu, jam 05.45 di terminal 2D. Heran, antrian bandara sepagi itu sudah mengular dan memakan waktu lumayan lama. Kami pun mengurus tiket, imigrasi dan bebas fiskal dengan sedikit terburu-buru, dan jam 07.20 pesawat pun membawa kami pergi menuju sebuah perjalanan yang tidak akan terlupakan.


SG....here we come....
Please, be nice to us Ok.

Jumat, 26 Februari 2010

SG: The Beginning

Where's to start? Hmm..akan saya awali dengan memperkenalkan travel mate dalam perjalanan kemarin. Lets meet Sagi and Nenes. Mereka adalah teman saya semasa kuliah. Sagi jurusan Biologi dan kami menempati kamar yang sama di asrama putri selama satu tahun. Sedangkan Nenes teman satu jurusan yang berjuang bersama saya selama empat tahun untuk mencapai cita-cita yang kami tetapkan bersama sejak tingkat 1 kuliah: IPK di atas 3 dan lulus dengan predikat sangat memuaskan (berhubung nilai kami banyak rantai karbon sehingga tidak mungkin lulus Cum Laude). And we did it.

 
Foto jadul saya dan Nenes

Me and Sagi jaman kuliah

Sagi dan saya satu selera, sama-sama suka nonton (dan bela-belain bolos kerja untuk dateng ke JIFFest), music holic, dan yang pasti sama-sama cinta travel. We're definitely partner in crime. Hanya sayang, sampai lulus kuliah kami belum pernah melakukan perjalanan bersama. Beda kasus dengan Nenes, dia adalah orang yang tepat untuk diajak belanja dan hangout bareng. Pilihan baju, sepatu, bahkan sampai warna lipstick saya mirip dengan milik Nenes. Kami memang satu pikiran untuk masalah penampilan. 

Bagaimana dengan gaya bepergian kami? Saya dan Sagi adalah pecinta buku traveling, apalagi yang bertema backpackers. Let say, we want to be Trinity in The Naked Traveler, to be Elok on Backpacking Hemat ke Aussie, like Marina when she went to Europe with 1000 Dollar, or like Andrei Budiman in Travellous. Kami selalu bermimpi tinggal di hostel dan bertemu dengan backpackers dari negara lain, mengunjungi banyak negara dengan budget seminimal mungkin, dengan ransel yang tersanding di bahu. Sedangkan Nenes adalah tipe traveler sejati, dia hanya akan menginap di hotel yang nyaman dan bersih, bahkan kalau perlu menggunakan jasa biro perjalanan untuk mengatur acara selama di negara tujuan.

 
Three of us in one frame

Tiga kepala dengan selera berbeda, hasilnya? Ini adalah kutipan dari rencana kepergian kami:
"Nes, gw dan Sagi pengennya nginep di hostel" saya berusaha menjelaskan tipe petualangan saya dan Sagi kepada Nenes.
"Oh, ngga apa-apa kok di hostel juga"
"Lo tau ngga hostel itu kaya gimana" tanya Sagi
"Mmmhhh.....engga...."
"Hostel itu beda dengan hotel sayang...dalam satu kamar itu ada beberapa ranjang, dan kemungkinan kita akan satu kamar dengan orang lain" saya berusaha menjelaskan sehati-hati mungkin
"HAH"
"Yup" jawab saya dan Sagi berbarengan
"Justru itu fun-nya Nes, kita jadi bisa ketemu dan kenal dengan backpackers dari negara lain, bisa ngobrol dan tukeran informasi. Seru kan" Sagi berusaha meyakinkan Nenes
"Iiiihhh....itu kan ngga aman" Nenes mulai stress membayangkan kami tinggal di hostel.
"Ngga kok, aman, lagian harganya juga lebih murah" bela saya
"Hiiiiyyyy...ngga deeehhh....udaaahhh kita di hotel aja ya. Gw yang cari deh hotel yang murah" jawab Nenes dengan mutlak.

Saya dan Sagi pun nyerah, tidak memaksakan kehendak kami. Masalahnya, diantara kami bertiga hanya Nenes yang pernah pergi ke luar negeri, saya dan Sagi masih "buta" sama sekali (yaaa...kan baru bisa punya uang dari hasil keringat sendirinya sekarang. Jaman kuliah dulu mana sanggup ke LN pake uang saku dari orang tua), akhirnya kami memutuskan untuk ikut keputusan Nenes dan belajar sebanyak mungkin dari perjalanan pertama ini. Saya dan Sagi pun mengucapkan janji: traveling selanjutnya murni backpacker, dan kami akan tidur di hostel. Titik.

Somewhere out there

Akhirnya, kami memutuskan untuk berangkat ke Singapura tanggal 20-22 Februari. Berangkat dari Jakarta dengan penerbangan pagi 07.20 dan sampai Singapura jam 10.00. Sisa waktu yang tersedia untuk hari pertama cukup banyak dan kami bisa berkeliling di Singapura. Untuk pulang kami memilih penerbangan sore jam 16.00 sehingga kami masih memiliki banyak waktu untuk mengeksplor negara ini di hari terakhir. Pemesanan tiket dilakukan bulan Agustus, dan kami baru menyusun itinerary 3 minggu sebelum keberangkatan. Inilah yang terjadi:

....Google map engine...
Alamat hotel: Lorong 6 Geylang
"Gila...jauhh banget hotelnya dari pusat kota"
"Dari stasiun MRT juga jauh"
hhhmmm...suram

...Kok gitu sih?...
"Hari ketiga kita kesini kesini dan kesini ya" Sagi.
"Ngga mungkin deh, pesawat kita kan jam2, dan minimal 2jam sebelumnya kita musti udah ada di bandara, jadi jam 12 siang kita musti berangkat ke Changi" Nenes.
"WHAT??? Pesawat kita kan jam 4" saya dan Sagi kompak.
"Gw di telp sama maskapainya, penerbangan buat jam segitu ngga ada, jadi pilihannya mau dimajuin ke jam 2 atau mundur ke jam10 malem, ya gw pilih jam2 lah, kan besoknya kita kerja" jawab Nenes.
"YAAHH...kenapa ngga pilih ke jam 10 malem? Kita kan bisa jalan-jalan di Singapura lebih lama lagi" Sagi.
"Adududuhh...ngga bisa, kan besoknya kita kerja" Nenes.
"Gw sih udah ambil cuti 2hari, jadi pulang dari travel gw masih punya waktu buat istirahat, malah Sagi ambil cuti 4hari" kata saya.
"Yah, kan gw anak baru di tempat kerja yang sekarang, jadi ngga enak klo gw kebanyakan bolos" Nenes.
Hhhhmmmm....yang memesan tiket dan hotel adalah Nenes, otomatis semua info mengenai perjalanan akan disampaikan ke dia. Yang saya dan Sagi sesalkan adalah Nenes tidak mengkonfirmasi berita tersebut kepada kami sebelum mengambil keputusan. 

Planning itinerary with cup of coffee

Sungguh, perjalanan kemarin membutuhkan kesabaran ekstra. Dari awal perencanaan dan pembuatan itinerary saja sudah banyak perbedaan dan konflik yang muncul, belum lagi selama perjalanan. Tapi taruhannya adalah persahabatan diantara kami bertiga, daripada persahabatan hancur lebih baik saya bersabar lebih banyak.

 
and finally we hit the road

Rabu, 24 Februari 2010

24 on 24. Happy Birthday.

Yup, I'm turning 24 on this day :D


I was change my hair style and wore a dress to appreciate myself and enjoying this day, too bad that I don't take any photos :( There's a lot of task that I must done in this day. Just wondering if I could get another vacation :p ahahahaha....

Mom, dad, and my 'lil brotha congratulate me before I went to work. There's a lot of hopes and pray, ooohhh they really makes me wanna cried. Thanks mom, dad, bro, for all of your love and affection for me. I love you all so much.


Another surprise comes when I turning on my cell phone (I always turned off the cell phone while I was sleeping). Someone (not) really special but I love him much (as a best friend, or maybe as a bf?), but we're not a couple (never made as a couple), let say he was my TTM, and he already gone for about two months, is texting me a message. Gosh, really glad to read that, he said that he wanna be the first one to congratulate me, but my cell phone was off and all he can do just send the message. Aaaahhh....he remembered my birthday eh :p

I brought a cake and souvenirs from my vacation to all of the office member. And guess what, I've got a white roses in my table and a present from my office mate :) 


how sweet eh? I really having a great day, laugh a lot with the office crew even though we've got a 'lil bit dizzy cause all of the task. 

You know what? My ex (still) doesn't congratulate me. Hm, it's already two years, but I think he still mad of me. Aaahhh....dont care 'bout that any longer. I love my life now, and never regret what was happen between two of us. And today, once again, I have to broke my office mate's heart. Sorry, but I hope we can be a good friend.

Heeeyyy...why does I write about my love life? This is my special day right, and I wanna having fun with all of the person whom I loved. 


Happy birthday Rossa.....Hopefully all of your dreams, goals, and hopes can be true. Just try it and never giving up of failure. And be sure, someone special, Mr. Right, is out there, waiting for you :D

Selasa, 23 Februari 2010

Hi! I'm back.

Kangennya dengan blogspot, baru ditinggal empat hari udah ketinggalan berita tentang temen-temen blogger, huhuhu....Well, I'm already back, but still tired to shared all of the stories (post holiday sindrom kalau kata Trinity). 



So, for now, can you guess where I was gone from the pict? I'll shared the stories on the weekend (promise that).


 

 












I luv (and missing) u soooo much all.

 

 

XOXO

Rabu, 17 Februari 2010

Pajang Award Dulu

Hhmmhh...di sela-sela kesibukan kerja yang semakin menggila, otak mampet sehingga tidak mampu mengeluarkan ide untuk menulis, persiapan yang mepet untuk berangkat backpack, dan perasaan tak enak karena award dari beberapa teman sudah hampir 2minggu saya anggurin, maka hari ini saya khusus mempublish award dari kalian (maafkan saya ya baru posting awardnya sekarang).

Award yang pertama dateng dari Nitya


dan akan saya teruskan untuk:
1. Naicana
2.Ieyaz
3.Diana
4.Keboo
5.Riesta

Award kedua dibuat khusus oleh Lita


dan saya wariskan kepada:
1.Nitya
2.Desieira
3.Seiri
4.Richo
5.Exort
6.Henny
7.Daysee
8.Pastinya untuk Cipu

Award yang terakhir diberikan oleh Ieyaz dan Naicana


dan saya berikan untuk:
1.Feli
2.Fanda
3.Ninneta
4.Wiina
5.Dv
6.Metha
7.Mia

Semoga semua yang menerima awardnya bisa melanjutkan untuk teman-teman lain yaaa....

Btw, hari  sabtu ini saya berangkat backpack. Doakan yaaaa...and I'll be back with bucket full of stories :D

Minggu, 14 Februari 2010

I'm watching (and reviewing) three movies this day

February....saya cinta bulan ini....bukan karena Valentine's day atau ulang tahun yang semakin mendekat, tapi karena banyaknya film hebat yang diputar :D Gosh, I love great movies, and here's the review from three of them.

From Paris With Love
James Reese (Jonathan Rhys Meyers) adalah seorang asisten kedutaan yang terobsesi menjadi secret agen CIA. Selama ini CIA hanya menugaskan Reese melaksanakan tugas-tugas mudah seperti mengganti plat mobil atau menyadap pembicaraan duta besar, sampai akhirnya Reese dipercaya CIA untuk menjadi partner mata-mata CIA asal Amerika, Charlie Wax (John Travolta). 


Wax memiliki karakter yang sama sekali berbeda dengan Reese: asal, selebor, straight to the point, dan tidak segan untuk membunuh musuh-musuhnya. Ketika Reese masih shock menghadapi karakter partnernya, kekasih Reese, Caroline (Kasia Smutniak), mengundang Wax untuk makan malam. Siapa sangka, kekasih sekaligus tunangan Reese ini ternyata seorang mata-mata, dan dalam keadaan terdesak karena ulah Wax, Caroline tega menembak Reese. Apa motif Caroline memata-matai Reese? Dan apa hubungannya dengan kasus yang ditangani Wax? Hhhmmm...tidak adil kalau saya beberkan semuanya disini :)


Film besutan Luc Besson (Taxi, Transporter, D13 Ultimatum) ini menampilkan John Travolta dengan penampilan yang sama sekali berbeda (gemuk, botak, berjenggot), saya sendiri tidak percaya kalau itu adalah John Travolta saat melihat thrillernya. Jika kalian menonton di bioskop dengan kualitas audio yang bagus, pasti puas dengan adegan tembak menembak Wax dengan musuh-musuhnya, seru!!! Bahasa slang, celetukan, dan sindiran Wax terhadap Reese menghadirkan humor tersendiri yang mampu membuat pononton terpingkal-pingkal. Bonus lain dari film ini: pemandangan kota Paris yang ngga pernah ngebosenin dan Jonathan Rhys Meyers yang ganteng (banget). I think I'm falling with him. Hohohohoho....


Untuk From Paris With Love:
I love this movie. Love the story, love the actor, love the city, love the action scene. Must see movie.

Valentine's Day
Film ini dibuka dengan adegan Reed (Ashton Kutcher) melamar kekasihnya, Morley (Jessica Alba). Reed bersahabat dengan Julia (Jennifer Garner) yang sedang menjalin hubungan dengan Harrison (Patrick Dempsey). Tidak disangka Harisson memesan dua buket bunga sebagai hadiah Valentine di tempat Reed, satu untuk Julia, kekasihnya, dan satu lagi untuk istrinya. Apa yang akan Reed lakukan? Memberitahu Julia bahwa kekasihnya itu telah berkeluarga, atau merelakan Julia pergi padahal Reed baru menyadari perasaan yang sebenarnya terhadap Julia. 


Di tempat lain, Kate (Julia Roberts) berangkat dari Iraq menuju LA dan bertemu Holden (Bradley Cooper). Kate menghabiskan 14 jam perjalanan pulang pergi Iraq-LA hanya untuk menghabiskan satu hari Valentine bersama anak satu-satunya, sedangkan Holden baru putus dengan pacarnya, Sean (Eric Dane).
Pasangan muda Grace Smart (Emma Roberts) dan Alex Jons (Carter Jenkins) yang akan menghabiskan hari Valentine dengan bercinta. Sedangkan sahabat Grace, Samantha Kenny (Taylor Swift) dan pacarnya Tyler Harrington (Taylor Lautner) melewatkan Valentine dengan bertukar kado, tanpa seks.


Dan masih ada beberapa cerita lagi: Ibu Julia, Estelle (Shirley Maclaine) membuka rahasia perselingkuhan di masa mudanya kepada sang suami, Edgar (Hector Elizondo). Kara (Jessica Biel) membenci hari Valentine dan bertemu dengan seorang wartawan bernama Briggs (Jamie Foxx) yang juga tidak menyukai Valentine. Liz (Anne Hathaway) telah berkencan dengan Jason (Topher Grace) selama 2 minggu, dan Jason meninggalkan Liz di malam Valentine ketika mengetahui Liz bekerja sampingan sebagai penghibur dewasa di telepon.


Seperti arti dalam kalimat sesungguhnya, Valentine's Day mengambil setting selama satu hari Valentine, mulai dari pagi sampai malam menjelang hari penuh cinta ini berakhir. Film ini memang menghadirkan beberapa cerita berbeda di dalamnya. Tokoh yang satu dengan yang lain masih saling berhubungan, walau hubungan tersebut tidak terlalu kuat (remain me with Love Actually). Tapi bukan itu yang penting, karena inti dari cerita ini adalah kisah cinta di setiap pasangan. Memang, film ini "cewek" banget, tetapi tetap menarik dan ngga membosankan untuk ditonton berdua bersama pasangan, bersama sahabat, bareng adik/kakak, atau ditonton sendiri seperti saya (dont blame me if your bf flirt on me) hohoho.... :p

Untuk film ini: 
Film bertabur artis ini ceritanya ngga "cheesy" dan kocak abis, pasti kalian ngakak sepanjang film, dijamin bakal puas banget ketawa. Duet Taylor (Taylor Swift dan Taylor Lautner) digosipin cinlok karena film ini. Satu lagi, lagu-lagu yang disajikan sepanjang film match banget dengan ceritanya, saya paling suka Today Was A Fairytale dari Taylor Swift.

Percy Jackson and The Olympians: The Lightning Thief 
Selama ini Percy Jackson (Logan Lerman) mengira dirinya hanyalah manusia biasa yang mengidap disleksia, satu-satunya hal luar biasa yang dapat dia lakukan adalah "bertahan" dalam air selama 7 menit. Tetapi semua itu berubah ketika Percy ke museum dan mempelajari sejarah dewa dewi Yunani, Percy diserang oleh seorang mahkluk bernama fury. Dari sini Percy mengetahui bahwa dia adalah seorang Demigod, setengah dewa dan setengah manusia, dari ayah seorang Poseidon. 


Percy diserang karena dituduh mencuri tongkat petir milik Zeus. Untuk melindungi dirinya maka Percy dibawa ke perkemahan Demigod. Perjalanan ini harus dibayar mahal dengan penculikan Ibu Percy. Untuk menyelamatkan Ibunya dan meyakinkan bahwa dirinya tidak bersalah maka Percy pergi ke dunia bawah  untuk menemui dewa Hades bersama teman-temannya, Annabeth Chase (Alexandra Daddario) keturunan dewi Athena dan Grover Underwood (Brandon T. Jackson) yang didaulat sebagai pelindung Percy.


Percy Jackson and The Olympians: The Lightning Thief diangkat dari dari novel berjudul sama karya Rick Riordan dan disutradarai oleh pembuat Harry Potter, Chris Columbus. Sama seperti Harry Potter, film ini juga dihujat oleh penggemar novelnya. Kebanyakan pembaca merasa tidak puas dengan penggambaran Percy Jackson and The Olympians: The Lightning Thief yang sama sekali berbeda dengan novel, belum lagi terlalu banyak cerita yang dipotong di film ini.


Karena saya belum membaca bukunya, rasanya saya puas menonton film ini. Gabungan dunia modern dan dunia dongeng dengan mitologi Yunani yang khas dipadukan dengan harmonis. Hasilnya? Keren dan kocak abis. Bisakah kalian bayangkan: Medusa dikalahkan dengan bantuan iPod, ke gunung Olympus bisa dicapai melalui Empire State Building, dan dewa Hades ternyata suka bergaya ala Mick Jagger? Semua itu hanya bisa ditemukan di film ini.


Percy Jackson and The Lightning Thief dapat lima bintang
Dunia fantasi dan dunia nyata bergabung jadi satu dalam film ini. Idenya cukup brilian menurut saya. Belum lagi Grover tampil tidak hanya sebagai pelindung, tapi juga penghibur dengan banyolan yang gokil abis. Selain  bisa puas ketawa selama nonton film ini, kita bisa belajar tentang dewa dewi Yunani. Great movie and story indeed. (ssssttt...menurut saya, Logan Lerman jauh lebih keren dibanding Daniel Radcliffe).

Jumat, 12 Februari 2010

Silhouette of Me

Blue Ocean


Let there be joy and harmony
from the roof of sky above
to the deep blue sea...
All that we have under the sun
Singing loud in unheard sound
telling us that we are one 
(Deep Blue Sea-Anggun)

Shadow




I've been watching 
I've been waiting
In the shadows all my time
I've been searching
I've been living
For tomorrows all my life
(In The Shadows-The Rasmus) 
Retro

 


Brand new, you're retro
Brand new, you're retro
Brand new, you're retro
(Brand new you're retro-Tricky)










Location: Museum Bank Indonesia
Model: Me ;)
Special thanks to Ryan for those unexpected amazing pict :D 

Kamis, 11 Februari 2010

Banjir Jeruk


Setiap menjelang perayaan Natal dan tahun baru kantor saya pasti dibanjiri kiriman cake cokelat, sedangkan untuk perayaan Imlek yang jatuh hari minggu ini (14/02) kantor dibanjiri hantaran jeruk. Hhhmmm... yang pasti, saya tidak perlu bersusah payah menahan diri untuk ikut menikmati "banjir" ini. Beda dengan "banjir" saat Natal yang harus dengan sekuat tenaga saya hindari (Duuuuhhh.. kayanya cake coklatnya enak deeehh, tapi jarum timbangan saya bisa geser ke kanan terus) Hiks....

Kenapa Imlek identik dengan jeruk. Ini jawaban yang saya simpulkan berdasarkan hasil Googling :D 

Di saat bangsa Cina masih memuja dewa dewi, seringkali jeruk dijadikan sebagai buah untuk persembahan atau pelengkap untuk sembahyang. Jeruk melambangkan kemampuan untuk berkembang: dari satu buah jeruk, terdapat banyak biji jeruk yang dapat dikembangkan menjadi beberapa pohon jeruk. Warna jeruk yang oranye dan cenderung keemasan mencerminkan lambang kemakmuran dan kekayaan. Kokohnya akar pohon jeruk adalah simbol kekuatan dan ketahanan. Sedangkan rasa jeruk yang bervariasi antara asam dan manis menunjukkan kehidupan manusia yang tidak melulu manis, walau terkadang merasakan asam pahit getir kehidupan, tetapi masih ada sekeranjang kenangan manis yang masih bisa diingat. Buah lain yang sering dijadikan hantaran saat Imlek adalah apel dan pir kuning sebagai simbol "pelengkap yang sempurna" atau keharmonisan sebuah keluarga. 

Sepertinya banjir jeruk ini akan terus berlangsung sampai hari Jumat, jadi saya tidak memerlukan suplemen vitamin C untuk satu minggu ke depan ;)

Well, maybe it's a little bit earlier to say, but

Gong Xi Fa Cai

untuk kalian yang merayakan :)



PS: saya masih menerima kiriman jeruk :D

Minggu, 07 Februari 2010

Kota Tua Museums

Entah sudah berapa sering saya mengunjungi kawasan kota tua Jakarta, kantor saya hanya selemparan batu dari sana, tetapi saya tidak pernah bosan untuk datang kembali ke tempat itu. Bagi saya, kota tua menyimpan berbagai chemistry akan masa lalu, sepertinya bangunan-bangunan yang hampir runtuh itu ingin bercerita, bagaimana bentuk tempat ini di masa lalu, kegiatan apa yang dilakukan, dan ada peristiwa apa di tahun tersebut. Mereka layaknya saksi bisu yang menemani perjalanan bangsa ini.


Kemegahan kota tua dibantu dengan berdirinya beberapa bangunan bergaya Belanda yang sekarang difungsikan sebagai museum. Terdapat lima museum disana: Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Mandiri, dan Museum Bank Indonesia. Rata-rata museum buka dari jam 09.00 - 15.00, harga tiket Rp.2000 saja, dan free untuk Museum Bank Indonesia. Sayang, sampai saat ini saya belum sempat berkunjung ke museum Seni Rupa dan Keramik. 

Museum Fatahillah
Sepertinya tempat ini merupakan titik sentral dari seluruh museum di kota tua. Letaknya berada di tengah dengan halaman alun-alun yang cukup luas. Museum yang pernah difungsikan sebagai balai kota ini terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap bangunan, taman, dan ruang bawah tanah. Benda paling terkenal di Museum Fatahilah tentu saja meriam si Jagur.
 Museum Fatahillah tampak depan, khas dengan penunjuk mata anginnya

Meriam dengan "kekuatan magis"

Bagi saya, ini adalah museum paling crowded yang pernah ditemui. Terlalu banyak pengunjung yang datang hanya untuk berfoto, bukan untuk mengagumi isi museum. Koleksi museum sendiri memang hanya sedikit; replika peninggalan kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, gerabah, keramik, dan batu prasasti. Museum dengan tiga lantai ini kondisinya cukup menyedihkan, walaupun frekuensi kunjungan cukup tinggi tetapi tidak disertai dengan pemeliharaan gedung dan inventaris museum. Banyak tindakan vandalisme terjadi disini: coretan di setiap sudut museum, benda-benda museum dengan seenaknya dijadikan tempat menaruh tas atau duduk oleh pengunjung, dan tentu saja sampah yang menumpuk di beberapa sisi. Sedih rasanya melihat salah satu landmark kota Jakarta hanya dijadikan sebagai spot foto terkenal tanpa mengidahkan fungsi aslinya sebagai sebuah museum.

Museum Wayang
Well, this is another doesn't make sense museum for me. Mungkin karena area pameran masih ditutup jadi saya tidak bisa melihat seluruh koleksi museum secara keseluruhan (kalau renovasinya belum selesai jangan maksa dibuka dong). Saya hanya menyusuri lorong panjang setinggi tiga tingkat dengan beberapa pajangan wayang dan topeng. 
 
 Long alley

Beberapa koleksi (yang bisa saya lihat)

Sebenarnya museum ini menyimpan 4000 koleksi wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang janur, dan wayang lainnya. Wayang dari luar negeri juga ada disini, seperti wayang dari RRC dan Kamboja. Tapiiiiii....sekali lagi, karena area pameran ditutup maka kunjungan saya ke tempat ini hanya berlangsung selama 15 menit saja. Ugh....

Museum Bank Mandiri
I love this museum. Bukan karena saya kerja di bank, tapi chemistry museum ini terasa banget. Bangunannya yang tua namun kokoh dan megah dengan arsitektur gaya Belanda benar-benar membuat saya merasa terlempar ke masa tempo dulu, dan pemandangan kota Jakarta yang ruwet dengan kemacetannya membuat saya sadar kembali kalau saya hidup di tahun 2010.
Banking hall Museum Bank Mandiri

Museum ini cukup luas, terdiri atas tiga lantai. Lantai bawah menyimpan koleksi safe deposit box. Jujur, kalau saya ngga ditemani orang lain, pasti saya ngga sudi masuk ke ruangan ini. Sereeeemmmm....(banget). Bayangin aja, tempat ini udah ada dari tahun kapan tau, belum lagi pintu bajanya yang tebel, ngga kebayang deh kalau saya terkunci di dalemnya.
 
Safe Deposit Box

Lantai dua menyimpan koleksi mesin perbankan, yang percaya atau tidak, masih saya gunakan di kantor (kantor saya jadul amat ya). Benda yang dipamerkan berupa surat berharga (bilyet, giro, cek), perlengkapan operasional bank, buku besar (besar dalam ukuran sesungguhnya), dan mesin ATM tua milik Bank Mandiri. Lantai tiga berisi ruang rapat dan ruangan berisi foto-foto (maaf, saya lupa foto siapa). Yang paling menarik dari lantai ini adalah stained glass yang hampir memenuhi seluruh tembok yang menghubungkan lantai 2 dan 3.
Stained glass

So far, museum ini terawat dengan baik dan bersih, koleksi museum dilindungi dengan kotak kaca sehingga pengunjung tidak dapat menyentuhnya dan tidak terlihat coretan di dinding museum.

Museum Bank Indonesia
Setelah mengalamin renovasi besar-besaran, akhirnya Museum Bank Indonesia (MBI) kembali dibuka untuk umum. Saat ini MBI hadir dengan teknologi tingkat tinggi, penjelasan disajikan melalui LCD TV dengan penggambaran yang jauh dari kesan membosankan. Salah satu multimedia yang paling terkenal disini adalah tampilan hujan uang logam di dinding, jika kita berhasil menangkap (mengurung uang logam tersebut dengan kedua tangan) maka akan muncul penjelasan mengenai uang tersebut. Hmm...cara kreatif untuk memperkenalkan sejarah untuk adik atau keponakan kita.
 Betah ke museum kalau teknologinya secanggih ini

Museum ini juga memperlihatkan logo BI yang berubah dari masa ke masa.
Logo BI

Secara umum, MBI memperkenalkan sejarah pembentukan bank sentral oleh pemerintah Indonesia, perkembangan sistem setoran kliring antar bank, dan tentu saja alur kebijakan BI untuk menghadapi krisis moneter yang menghantam Indonesia. Ruangan terakhir menyajikan koleksi uang kuno BI, mulai dari jaman kerajaan Majapahit, uang RIS, ORI, ORIDA, dan koleksi mata uang dari negara-negara lain di penjuru dunia.

Hhhmmm...kalau membandingkan koleksi museum, mungkin MBI masih kalah dari Museum Bank Mandiri, tetapi dari cara penyampaian informasi, museum ini memang jagoannya.

Kalau bukan kita yang melestarikan sejarah dan peninggalan bangsa ini, lalu siapa yang akan peduli?