Rabu, 22 Agustus 2012

Parepare – Sidrap – Enrekang – Makale


.....

Enrekang, sebuah kota yang sepi dan tenang. Dalam sekejap kesunyian kota ini rusak dengan suara raungan sirine voorijder dan deruman mobil yang memacu kecepatan. Di kejauhan terlihat lampu lalu lintas berganti warna dengan malas. Voorijder melewatinya dengan acuh, disusul Fortuner yang terlihat tidak peduli dengan rambu lalu lintas, kemudian Avanza yang dari tadi seperti kerepotan menyamai kecepatan dua mobil di depannya, dan Kijang jantan yang walau tua namun masih mampu menjejeri kehebatan mobil keluaran terbaru. Saat tiba giliran Vios silver melewati lampu lalu lintas tiba-tiba saja warnanya berganti merah. Seakan mencibir dengan tega memotong kami dari barisan pengawalan voorijder.

Teddy menginjak rem mendadak dan tubuh saya yang tidak terikat seat belt sontak terlempar ke dashboard mobil.

“No no no no don’t leave us…..!!!” teriak saya dan Teddy bersamaan. Menggapai-gapai barisan voorijder yang tega meninggalkan kami di belakang tanpa sedikitpun sudi menoleh. Debu mengepul dari kejauhan, menyampaikan ucapan selamat tinggal sepihak.

.....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)