Alfa, Bravo, Charlie, rasanya penggunaan kode ini untuk melafalkan alphabet sudah jamak dilakukan banyak orang. NATO Phonetic Alphabet merupakan sederet kata pada setiap huruf alphabet dan menjadi kode yang paling dikenal di seluruh dunia. Penggunaan kode ini dimulai oleh militer AS sekitar tahun 1955 dan berkembang untuk digunakan oleh perusahaan pesawat terbang. Sekarang hampir semua orang melafalkan NATO Phonetic Alphabet untuk menghindari misspelling terutama dalam percakapan telepon.
Praktisnya dalam NATO Phonetic Alphabet setiap alphabet memiliki kodenya sendiri, seperti Alfa untuk "A", Bravo untuk "B", Charlie untuk "C" dan seterusnya. Untuk lebih kode alphabet dari "A" - "Z" dapat melihat tabel berikut:
NATO Phonetic Alphabet
Sayangnya, perkembangan penggunaan NATO Phonetic Alphabet ini tidak diiringi dengan pengetahuan untuk setiap kode alphabet dan ingatan yang kurang memadai sehingga seringkali menimbulkan kejadian-kejadian konyol.
Saya pribadi tidak pernah menghapalkan NATO Phonetic Alphabet, sekedar mengetahuinya dari percakapan orang sekitar saat mereka mengeja sesuatu menggunakan kode. Paling tidak saya tahu Tango untuk "T", Sierra untuk "S" dan lainnya. Itu sih gampang karena saya tinggal mengingat huruf awal dari setiap kata tersebut, yang repot adalah saat saya diminta lawan bicara untuk melafalkan sesuatu menggunakan kode ini. Contohnya untuk melafalkan nama sendiri. 'Eeerr... Romeo, Ooo... Omega? (seharusnya Oscar), eSSS... (harus menggunakan Sandra atau Santa ya? Padahal yang benar adalah Sierra), Alfa (yang ini paling lancar)'. Fiiuhh... selesai saya membatin lega. 'Alamat emailnya apa ya mba?' orang di seberang telepon melanjutkan pertanyaan. 'rossaindah.k@gmail.com' saya menjawab lancar sembari menghilangkan kram di otot lidah. 'Bisa di spell mba?'. What??? (moral cerita: jangan membuat alamat email terlalu panjang).
Kejadian seperti ini sering ditemui di kantor saya. Biasanya bagian remittance yang khusus menangani pengiriman transaksi valuta asing menelepon untuk memastikan kembali nama penerima atau kode sandi bank di negara yang dituju. Bagi yang sering menelepon dengan suara besar maka contoh percakapan di bawah ini dapat didengar ke seluruh ruangan.
Kondisi: Salah satu nasabah menanyakan asal-usul sumber dana yang masuk ke rekeningnya via telepon.
'Nama pengirimnya Samwise Gamgee* bu', rekan kantor berusaha menyebutkan sebuah nama sejelas mungkin.
'Wise bu, seperti wise dalam artian bijak dalam bahasa Inggris', masih berusaha menjelaskan ejaan dari nama tersebut.
'W - I - S - Eeee.... Gamgeeee..', dan sekarang dia terlalu banyak menggunakan huruf "E".
'Yang belakang "E"nya dua bu', teman-temang kantor mulai ramai berkomentar mendengar teman yang kerepotan menyebutkan nama pengirim. 'Ih jorok, kalau "E"nya dua kan berartiii.....'
'Eh, di-spell ya bu', terdengar ragu-ragu namun akhirnya dia mencoba juga. Dengan teman-teman kantor yang ikut mendengar percakapan telepon dan komentar yang menjatuhkan mental maka tekanan menggunakan kode alphabet menjadi semakin besar. 'Sierra, Alfa, Mama, Willy (?), India, Sandra (?), Eliana (?)....' so far so good... dia terlihat lega dan melanjutkan 'Gatot, Alfa, Maemunah, Gatot, Endang, Endang' dan meledaklah tawa satu kantor. 'Kok dari nama elit jadi nama nggak elit gitu siiiihhh...' (Notes: tidak ada maksud untuk melecehkan atau merendahkan sebuah nama karena nama memiliki arti dan doa, yang terjadi disini adalah spontan dan tidak bermaksud rasis).
Beda kasusnya dengan seorang teman yang memang urat malunya sudah putus. Karena memang tidak tahu menahu dengan NATO Phonetic Aplhabet maka apapun yang dia spell adalah apa yang sedang terlintas di kepala saja. Contohnya:
'Iya, pinjem Cheque Writer dong dari cabang sana. Disini lagi rusak nih'
'Iya, yang untuk mengembose nominal cek ituuu...'
'Ya ampun, Cheque Writer. Charlie, Hama, Entog, Qiuqiu, Udang, Entog, Wewe gombel, Rumah, Ikan mas, Televisi, Entog, Rumah rusak' nah looo... tambah pusing nggak tuh yang jadi lawan bicaranya.
Atau kejadiannya saat merinci perlengkapan kantor yang dibutuhkan untuk sebulan ke depan.
'Mbaa... aku mau jepit buaya dooong...' saya selalu butuh jepit besar seperti ini tapi tidak pernah tahu namanya.
'Jepit buaya?' Siapapun pasti bingung dengan nama pemberian saya ini.
'Itu looohh... penjepit kertas yang besar warnanya item mba..'
'Ooohh itu.. apa ya itu namanya' nah loo... dia juga bingung.
'Binder itu namanya binder' sambung si teman yang spellingnya selalu ngaco.
'Bukaaannn... binder tuh yang untuk filing kertas, ini tuh untuk penjepit kertas. Namanya tuh jepit buaya tau' saya malah ngotot nggak jelas.
'Binder itu binder. Bandung, Ikan, Nenek genit, DabaDaba, Entog, Rumah sakit'.
'Lo tuh yang sakit'.
Jepit buaya yang dimaksud. Setelah di search di google ternyata namanya binder clips. Saya dong yang 'sakit' jadinya.
Kalau pengalaman
Cipu beda lagi. Saat pesan pizza
take away di salah satu kedai pizza terkenal se-Indonesia, pelayannya meminta Cipu untuk men-
spell namanya.
'Charlie, India, Papa, Uniform' Sempurna! Tidak ada kesalahan sama sekali. Setelah itu Cipu diminta untuk menunggu sebentar di tempat yang tersedia. Beberapa menit kemudian pesanan Cipu selesai dan pelayan tersebut memanggil Cipu. Yang terjadi adalah sebagai berikut:
'Mas Cipy. Pesanan untuk mas Cipy.'
Cipu yang tidak merasa dipanggil tetap saja duduk tenang adem ayem.
'Mas Cipy, ini pesanannya mas' pelayan tersebut memanggil kembali dan panggilan tersebut ditujukan kepada Cipu.
'Pesanan saya mas?' Cipu berusaha meyakinkan.
'Iya, mas Cipy kan?' tanya pelayanannya innocent. Dan Cipu langsung ngeh, ternyata pelayan ini menyangka "Y" untuk Uniform, bukan "U" untuk Uniform. Ssstt mas, Uniform loh yang bener, bukan Yuniform.
Dari kejadian-kejadian ini, mungkin ada baiknya sekarang saya menghafalkan NATO Phonetic Alphabet. Cape juga kan kalau keseringan kram lidah gara-gara misspelling. Gimana dengan kalian? Share dong cerita konyolnya dengan NATO Phonetic Alphabet ini.
Catatan: Penggunaan nama Samwise Gamgee merupakan contoh dan bukanlah nama nasabah saya yang sebenarnya. Samwise Gamgee merupakan salah satu karakter di film The Lord Of The Rings dan saya berkewajiban menjaga kerahasiaan data nasabah (ceileee.. kalimatnya serius banget).