Minggu, 05 Juni 2011

Eiffel Harus Menunggu

Aku pamit A. Aku pergi untuk mengejar mimpi tergila yang pernah tercetus dalam kepala ini. Mimpi yang mulai tercipta untuk sebuah pembuktian diri.

Kamu selalu dikelilingi orang-orang hebat A. Setiap obrolan pasti didominasi dengan cerita tentang orang – orang hebat ini. Kamu selalu dan selalu membanggakan mereka. Dan seperti biasa aku selalu menjalankan peran sebagai pendengar yang baik. Dalam sunyi perlahan-lahan aku mulai tenggelam, aku hanyalah orang biasa yang tidak mungkin kamu banggakan. Aku hanyalah orang biasa, bukan siapa-siapa.

Lihat aku A, lihat aku.

Aku disini.

Selalu ada di dekatmu.

Kamu yang membuat aku berjanji, suatu hari nanti aku akan membuatmu kagum. Mungkin dengan cara ini kamu bisa melihat aku dengan lebih jeli lagi.

Eropa. Destinasi impian banyak orang, termasuk kamu. Eropa tidak pernah menjadi sedemikian menariknya jika bukan karena ceritamu. Aku tidak akan pernah membayangkan pergi ke Eropa jika bukan karena kamu. Ada sesuatu yang magis dari Eropa sehingga kita betah mengobrolkannya berjam-jam. Pesona Eropa terlalu kuat sehingga aku pun masuk ke dalam pusarannya.

Dan kita pun sama-sama berjuang untuk dapat pergi kesana. Mengambil kesempatan yang ada dan menggunakannya sebaik mungkin. Aku, kamu dan Eropa. Setiap hari Eropa menjadi pembicaraan favorit kita. Aku mulai berbagi imajinasi tentang kita yang bertemu di Paris sebagai kota destinasi terakhir. Menikmati cahaya Eiffel di malam hari, berbagi cerita petualangan selama menjelajah Eropa beberapa hari terakhir sambil duduk bergandengan tangan untuk menghibur diri dari puluhan pasangan mesra yang hilir mudik di sepanjang taman. Saat itu akan menjadi salah satu momen terindah dalam hidupku; Eiffel dan kamu.

Eropa yang telah mendekatkan kita namun dia juga yang membuat hubungan kita menjadi renggang. Perlahan tapi pasti kamu mulai menjaga jarak denganku. Di saat Eropa tinggal selangkah lagi hubungan kita malah memburuk. Semua hal yang berhubungan dengan Eropa selalu ditanggapi dingin olehmu. Aku terpuruk. Aku telah jatuh cinta sedemikian rupa dengan Eropa karenamu. Aku tidak mungkin melepas Eropa, dia telah menjadi mimpiku sebagaimana dia dulu pernah menjadi mimpimu juga. Sekarang semuanya bukan masalah pembuktian diri lagi tetapi mengejar mimpi.

Eropa tidak semenarik dulu ketika kita berencana untuk pergi bersama mengunjunginya. Eropa tidak seromantis saat kita bermimpi melihat Eiffel berdua. Eropa menjadi kata yang menimbulkan perang dingin saat terucap diantara kita. Ini menyakitkan A, hal yang dulu kita cintai malah membuat kita saling menjauh.  Aku kehilangan pegangan A. Tidak ada orang yang mengerti dan mencintai Eropa sebaik dirimu. Aku belajar darimu. Kamu yang menjadi role model aku.

Menyakitkan rasanya saat kamu menghindar dariku, mengacuhkan semua pesan singkat maupun panggilan telepon. Aku butuh kamu A. Ingatkan lagi aku akan pesona Eropa agar semangat ini tidak padam walau aku harus pergi sendirian. Berangkat sendiri ke benua yang jaraknya hampir setengah lingkar bumi, meninggalkan zona nyaman dan tidak tahu pasti apa yang akan ditemui disana membuat aku sulit bernapas dan ingin menyerah kalah.

Kamu bilang Tuhan pasti punya rencana dengan mengirim aku pergi sendirian ke Eropa. Dia ingin menunjukkan sesuatu kepadaku. Sesuatu yang mungkin akan luput dari perhatianku jika kita pergi berdua.

Mungkin Tuhan punya rencana lain untuk kita berdua.

Mungkin Eiffel harus menunggu.

Tapi bisakah kita menunggu?
A, saat aku pulang nanti, bisakah kamu melihat aku dengan lebih jeli lagi?

23 komentar:

  1. huhuhuww...
    aku berasa sedih bacanya...

    semoga tetap semangat yaa...

    BalasHapus
  2. Apapun yang terjadi Eropa harus tetap didatangi kan...? Semangat itu yang aku suka.. :)

    Terus terang, banyak hal yang aku suka dari blog ini. Walau akhir2 ini aku tak bisa mampir kesini karena sibuk diklat (selama 2 bulan) dan sayangnya setelah diklat selesai, aku malah gak punya semangat blogging :(

    BalasHapus
  3. Beneran tetap mau pergi ke Eropa sendiri? Penasaran dengan Eiffel?

    Hai..., senang sekali akhirnya aku bisa mampir lagi kemari. Apa kabar??

    BalasHapus
  4. Selamat jalaaaaan.... panggil nama gw pas sampe di sana ya spy gw bisa cepet nyusul *kayak naek haji* hahahaaa

    BalasHapus
  5. Mau travelling ke Eropa? Selamat jalan ya, ditunggu lho kisah dan foto2nya ;p

    BalasHapus
  6. Ocha Cantiiiiiiik...

    ayooo semangat
    jangan mellow

    mau ke EROPA harus have FUN dong
    ayooo Semangaaaaaaaaaat

    ditunggu cerita cerita asyiknya di EROPA...

    semoga Ocha baik baik saja disana,
    sehat, lancar, banyak yang bantuin, gak ada yang nyusahin. Amiiiiiiiiiiin ammmmmmiiiiiiiiiiiiiiin

    BalasHapus
  7. huaaaaaaaa... selamat menjelajah Ocha, ayooo Cha, temukan yang gak sempat kalian bahas...

    pasti A jadi bangga padamu skaligus cemburu padamu juga nih Cha, yakin A nanti akan melihatmu lebih jeli lagi Cha...

    jangan lupa oleoleh yaa Cha :D

    BalasHapus
  8. Maybe "another A" or " a better A" wait for you in Europe :-D

    BalasHapus
  9. nice post cha..
    terharu bacanya..

    BalasHapus
  10. EROPA, semangat mb. moga2 bisa nyusul (amin) d tunggu mb. postingnya. . .

    BalasHapus
  11. hohohoho who is A?
    who am I?

    (lho?)


    Salam,
    A
    http://kisahhantulaut.blogspot.com/

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  13. wew, mulai galau ya disana..
    beberapa kali saya jg sering merasa hal yg sama kayak gini. sewaktu pergi ke suatu tempat, dmn tempat itu sering kita bahas berdua, tp malah saya sendiri yg berhasil pergi.
    sedih cha.. T_T

    BalasHapus
  14. Bacanya Serasa de javu tulisanku sendiri tahun lalu. :p

    BalasHapus
  15. seharusnya cha jarak tidak merubah perasaan seseorang, aku sudah buktikan itu *wink*
    mungkin si dia lagi sibuk dan lg ada masalah pribadi dan gak mau ganggu perjalanan ocha
    Pasti Ocha dan Dia bisa ke Eiffel suatu hari nanti,, Amin

    BalasHapus
  16. berarti setelah dirimu jadi makin hebat dong jeng? saat itu harusnya dirimulah yang melihatnya dengan lebih jeli..apa ia memang pantas untuk ditunggu :)

    BalasHapus
  17. hhm.. kadang kebahagiaan n kesedihan itu sepaket. kita harus siap...

    selamat travelling. semoga menjadi pengalaman berharga seumur hidup *i envy u

    take care

    BalasHapus
  18. hwuaaaa... ikuuuuttt...!!! ditunggu laporan pandangan matanya yah... :)

    BalasHapus
  19. Salah satu dari banyak yang kusukai di blog ini adalah ketulusannya mengungkapkan perasaan. Membuat yg baca terhanyut.

    Tetap semangat mengejar keinginannya y mba ! Si A pasti bangga ;)

    BalasHapus
  20. Pemandangannya..jadi ngiler pengen ke Stockholm... apalagi dimasakin gratis ma chefnya..hahaa..lapaarr :D

    BalasHapus
  21. Good luck dengan rencananya...semangat

    salam kenal

    BalasHapus