.....
Enrekang, sebuah kota yang sepi dan tenang. Dalam sekejap
kesunyian kota ini rusak dengan suara raungan sirine voorijder dan deruman
mobil yang memacu kecepatan. Di kejauhan terlihat lampu lalu lintas berganti
warna dengan malas. Voorijder melewatinya dengan acuh, disusul Fortuner yang
terlihat tidak peduli dengan rambu lalu lintas, kemudian Avanza yang dari tadi
seperti kerepotan menyamai kecepatan dua mobil di depannya, dan Kijang jantan
yang walau tua namun masih mampu menjejeri kehebatan mobil keluaran terbaru.
Saat tiba giliran Vios silver melewati lampu lalu lintas tiba-tiba saja
warnanya berganti merah. Seakan mencibir dengan tega memotong kami
dari barisan pengawalan voorijder.
Teddy menginjak rem mendadak dan tubuh saya yang tidak
terikat seat belt sontak terlempar ke
dashboard mobil.
“No no no no don’t
leave us…..!!!” teriak saya dan Teddy bersamaan. Menggapai-gapai barisan voorijder
yang tega meninggalkan kami di belakang tanpa sedikitpun sudi menoleh. Debu mengepul dari kejauhan, menyampaikan ucapan
selamat tinggal sepihak.
.....
(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)
(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)