Minggu, 02 September 2012

Secangkir Toraja


.....

Kopi Toraja hitam di depan saya mengepul hangat, aromanya harum dan tidak tajam menusuk hidung. Takut-takut saya menyesapnya sedikit dan bersiap dengan sengatan pahit yang segera memenuhi mulut. Ajaib, segera setelah kopi melewati tenggorokan mata saya terbuka dan tersenyum merasakan sensasi rasanya. Berbeda dengan kopi Lampung yang cenderung keras dan asam, kopi Toraja terasa lebih mild. Ringan dengan pahit yang terasa di akhir tegukan. Kecupan pahit yang lembut itu akan mampir sejenak setelah kopi tertelan di kerongkongan. Jenis kopi yang cocok untuk saya yang tidak menyukai cita rasa kopi yang tajam dan keras namun tetap tidak kehilangan identitasnya sebagai kopi yang dihasilkan dari biji kopi terbaik.

Beberapa wisatawan asing tampak menyudahi sarapan mereka dan bersiap berangkat menjelajahi Toraja ditemani guide lokal. Sebuah cangkir kopi kosong yang masih hangat bertengger manis di atas meja yang sebelumnya ditempati dua wisatawan lokal. Pagi itu secangkir Toraja menemani saya menyesap indigeneous knowledge masyarakat lokal yang bersedia membuka diri mereka pada dunia luar. Memperkenalkan budaya turun temurun yang diwariskan nenek moyang mereka sekaligus berusaha mempertahankan budaya dan tradisi lokal di tengah gempuran modernitas yang terus bergerak maju.

....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

11 komentar:

  1. secangkir toraja atau secangkir teddy? *ups....

    BalasHapus
  2. Hello Ocha.. wah sudah lama ya aku gak absen disini karena kelamaan vakum hehehe...

    Aku suka baca postinganmu di atas... itu kisah nyata atau fiksi sih? Maaf telat gara2 gak pernah BW hehehe.

    BalasHapus
  3. klo menurut gw kopi toraja ini malah rada asem gitu, gw pernah di kasih oleh2 kopi toraja gitu..gw sih lebih suka kopi kapal api hahahaa...

    BalasHapus
  4. iya nih, sependapat sama kk mila. kopi toraja masih rada asam. pernah temen bawain kopi toraja, gara-gara asem malah saya campurin sama kopi bangka. jadilah kopi bangka toraja. hahaha..

    BalasHapus
  5. tulisannya udah macam cerpen mil, nggak dikirim sekalian aja ke majalah?
    hehe...
    aku juga suka kopi toraja, tp emang lebih suka lagi kopi dr kota asalku, di batak sono :D

    BalasHapus
  6. wuiih,,kliatannya enak ne kopi..ga trlalu mahal pula

    BalasHapus
  7. Aaahhh... so envy! Aku pengen ke Toraja.. Dan yes, mencicip kopinya langsung di sana, pasti.. :D

    BalasHapus
  8. aisshh lama ga kesni, tulisan mbak rosa, makin mantaps..

    akhirnya yah toraja juga, kynya ini perna jadi topik obrolan pas lg kopdar de *sambilinget2 :D

    BalasHapus
  9. ya pernah di bawain emang agak asem tapi lumayan mantap juga rasanya
    hehehehehe

    BalasHapus
  10. Gua suka bawa oleh2 kopi toraja ke teman2 tapi hgua sendiri jarang minum kopi toraja dan gua belum pernah ke toraja. Gua jadi ragu akan tingkat ke-SulawesiSelatan-an gua.

    Btw Cha lu kalo lagi kusut kayak gimana sih? foto dong... no pic hoax

    BalasHapus