Minggu, 21 Oktober 2012

Mesin Waktu


.....

Saya terkesima melihat karya seni masyarakat Toraja yang dituangkan dalam bangunan pemakaman. Terlihat jelas bahwa bagi masyarakat Toraja kematian harus dirayakan dengan megah sebagai bentuk penghormatan terhadap anggota keluarga yang telah berpulang. Kamera saya mulai berbunyi riang mengabadikan kemegahan kubur batu ini, mencoba mengabadikan nilai-nilai tradisi yang dilekatkan dalam setiap lekuk bangunan. Sementara itu Teddy berdiri tak sabar ingin segera melanjutkan perjalanan dan menjelajah bagian lain di kompleks pemakaman tradisional Toraja ini. “Don’t you dare leave me here alone,” saya berkata mengancam tanpa mengalihkan perhatian dari lensa kamera.

Bangunan kubur batu itu seperti menghipnotis saya. Setiap sudutnya menarik untuk dieskplorasi dalam slide demi slide foto. Perhatian saya terpecah saat mendengar suara Teddy, “Cha, kita butuh guide.” Saya terpaku di tempat ketika menyadari lelaki itu telah berjarak sekitar 20 meter dari tempat saya berdiri, lebih terhenyak lagi ketika melihat pemandangan yang dia tunjukkan di belakang punggungnya: jajaran peti kayu yang telah lapuk dimakan usia dengan tengkorak dan tulang belulang manusia yang berserakan di sekitarnya.

Dengan langkah panjang dia menghampiri saya yang masih berdiri kaku tak mampu bergerak kemudian menarik tangan saya pergi dari tempat itu. Kami seakan sepakat untuk berjalan terburu melangkahkan kaki agar cepat kembali ke peradaban. Satu cubitan gemas mendarat mulus di pinggang Teddy, “never ever leave me like that again” suara saya mendesis tajam.

....

(4 Hari Untuk Selamanya, wait for further stories)

20 komentar:

  1. Ada yang bilang, orang Toraja itu hidup untuk kematian, karena mereka hidup untuk mempersiapkan upacara kematian mereka yg luar biasa itu, yg biayanya bisa ratusan juta bahkan milyaran. By the way,gw salut cha elo nyampe Toraja,secara gw yg orang asli sulsel aja terakhir ke sana pas SMP...atauuu elo jauh2 ke Toraja buat modus doang? #gosipalert muahahaha....*kabur

    BalasHapus
  2. kalu liat sekilas dari foto-fotonya, tempat itu indah ya. tapi kalau denger2 ceritanya.... ya gitu deh :)

    BalasHapus
  3. nambah pengetahuan saya tentang toraja.. makasi ya.. :D

    BalasHapus
  4. Kamu sangat beruntung bisa datang kesini ya cha dan saya juga beruntung karena pengetahuan saya bertambah berkat artikelmu ini. Keep on the good work supergirl...

    BalasHapus
  5. okey... petualangan lebih menarik..
    ending yang ditunggu sebenarnya adalah bagaimana chemistry di antara kalian berdua seselesainya road trip ini hehheh

    BalasHapus
  6. Akhirnyaaaaaaah ini lah yang gw tunggu2 hahahaa... Keren, cha. Penjelasan lu juga keren. Jd mkn pengen kesana heheee

    BalasHapus
  7. Waddduuuhhhh masih to be continue trus ni critanya mbak ocha.. Indonesia bgt yaa lihat foto2 di Toraja.. hehehe.. Btw penasaran akhir dari perjalanannya dan si T tentunya.. hihi

    BalasHapus
  8. Who's teddy anyway? Eehhh salah pokus :p *sok polos

    BalasHapus
  9. baca postingan2nya kak rossa yang tanah toraja berasa baca novel deh, hahaha :D

    BalasHapus
  10. Suatu peradaban yang luar biasa. Tidak terkikis oleh jaman dan waktu. Tetap eksis ditengah kemajuan dan modernisasi. Salut buat Toraja.

    BalasHapus

  11. Hi Merry salam Kenal

    Tulisan nya bagus2 ..udh ikutan kontest Closeup blm ?

    Nih aku share Link nya ya
    http://tunsa.wordpress.com/2012/11/01/kontes-dicari-seorang-digital-selebritis/

    evi
    http://defemmous.com/

    BalasHapus

  12. Hi Merry salam Kenal

    Tulisan nya bagus2 ..udh ikutan kontest Closeup blm ?

    Nih aku share Link nya ya
    http://tunsa.wordpress.com/2012/11/01/kontes-dicari-seorang-digital-selebritis/

    evi
    http://defemmous.com/

    BalasHapus
  13. nice toraja... nice story... #NGileeeerrrrrr pengen kesana, hiks#

    BalasHapus
  14. hahaha. beberapa hari setelah balik dari toraja mungkin mereka bisa bangga-banggain fotonya yang lagi ngangkat tengkorak sama temen-temen. tapi sepuluh atau dua puluh tahun lagi mereka pasti sadar kalo mereka gak bisa cerita apa-apa. :p

    BalasHapus
  15. mantap bos artikelnya bagus bagus, senang baca baca di sini.Salam. :)

    BalasHapus
  16. fotonya indah, tetapi berbanding terbalik dengan keadaan disana, salan kenal mbak bang jay ngeblog

    BalasHapus
  17. waw..makin berasa ikut jalan2 ke toraja, dan yg pasti nambah ilmu sejarah saia :D
    tankyuu mba rosa ;)

    BalasHapus
  18. weww hasil jepretannya ga dipajang mbak? hehe pengen juga ksana, slm kenal :)

    BalasHapus