Setiap ada teman jauh dari luar kota bertandang ke Jakarta, saya selalu bertanya kepada mereka: "mau kemana di Jakarta?" Tamu yang ditanya pun jawabannya standar, mau main ke Dufan atau belanja keliling mall sampai tabungan dan kartu kredit pendarahan. Tapi, sebagai teman yang baik dan merasa berkewajiban menemani mereka jalan-jalan, saya tidak ingin waktu yang mereka habiskan di Jakarta hanya terbuang percuma di Dufan dan mall. Saya ingin memperlihatkan tempat-tempat menarik di Jakarta yang belum pernah mereka sambangi sebelumnya. Bahkan kalau bisa, tempat-tempat unik di Jakarta yang tidak ada di daerah lain.
Berikut adalah beberapa pilihan saya, mungkin dapat dijadikan ide ketika menjamu teman-teman dari luar kota yang kebetulan mampir ke Jakarta.
Jelajah Kota Tua akan terdengar terlalu mainstream, namun tidak dapat dipungkiri tempat wisata ini tetap menjadi favorit, bahkan untuk warga Jabodetabek sekalipun. Apa yang menyenangkan dari Kota Tua? Tentu saja ambiance-nya yang seakan 'melemparkan' pengunjungnya ke masa-masa sebelum kemerdekaan. Ambil museum Fatahillah sebagai awal, berlanjut ke museum Bank Mandiri, museum Bank Indonesia, museum Wayang, museum Seni Rupa dan Keramik. Kelima museum ini masih berada dalam satu kawasan dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Bukan tipe museum person? Tempat-tempat tersebut tetap menyenangkan untuk dikunjungi karena menempati bangunan lama. Untuk teman yang hobinya difoto, tempat ini adalah lokasi yang sangat cocok.
Refleksi di salah satu jendela museum Bank Mandiri
Pengunjung museum Bank Mandiri
Bosan dengan museum, di halaman museum Fatahillah bertebaran tukang jajanan kaki lima. Beberapa diantaranya menjual makanan tempo dulu yang sudah sulit ditemui sekarang. Sebutlah es lilin yang menjadi camilan favorit saya saat SD. Selain itu terdapat penyewaan sepeda ontel lengkap dengan topi lebar ala Victorian untuk mengelilingi kawasan Kota Tua.
Jika berkunjung ke Kota Tua, bersiaplah dengan cuaca panas yang cukup terik. Selain itu kunjungan wisata di Kota Tua cenderung tinggi, ditambah lagi beberapa sekolah tak jarang melakukan study tour yang semakin membuat padat pengunjung.
Postingan saya tentang museum Kota Tua Jakarta dapat dilihat
disini.
Saya adalah salah satu warga Jabodetabek yang belum pernah naik ke puncak Monas. Saya juga belum pernah bertandang lagi ke Monas setelah masa kanak-kanak lewat, padahal rute bus TransJakarta yang saya tumpangi selalu melewati tugu legendaris yang menjadi trademark Jakarta ini. Setelah sekian lama tidak menyambangi Monas, akhirnya saya menjejakkan kaki kembali ke tempat itu karena JIFFest open air cinema diputar disana. Setelah menonton JIFFest dan iseng mengelilingi Monas, ternyata ada event lain yang sedang berlangsung. Kalau tidak salah ajang lomba Folk Dance International yang diikuti berbagai negara. Lumayan banget, bisa nonton tari tradisional dari negara antah berantah yang jauh dari Indonesia.
Monas juga sangat ramai! Beragam tukang jualan kaki lima tumplek-blek disana. Yang mencuri perhatian saya justru seniman jalanan yang berdandan seperti hantu dan hanya diam di jalanan yang ramai, pengunjung yang ingin berfoto dan atau berinteraksi dengan hantu ini harus membayar ke dalam tempat sampah yang terletak di depan sang hantu. Gaya seniman jalanan masa kini yang mengingatkan akan kunjungan saya saat menyusuri beberapa jalan terkenal di Eropa.
Monas malam hari.
Saat malam hari tugu Monas akan disinari lampu yang akan berubah warna. Membuat tugu tersebut terlihat semakin megah sekaligus anggun. Saat itulah saya menyadari, Monas terlihat sangat cantik juga menarik. Wisata kota murah meriah yang menyenangkan. Dan siapa tahu, saat mengajak teman main ke Monas akan ada event menarik lainnya yang sedang berlangsung disana.
Setiap melihat upacara kemerdekaan Istana Merdeka di TV, saya selalu penasaran ingin masuk ke dalamnya. Saya memasukkan Istana Merdeka ke dalam list ini karena ternyata Istana Merdeka membuka kunjungan untuk masyarakat umum. Setiap hari Sabtu dan Minggu masyarakat umum dapat bertandang ke Istana Merdeka tanpa harus mengajukan surat ijin kunjungan sebelumnya. Untuk bertandang ke Istana Merdeka, pengunjung masuk melalui gerbang Sekretariat Negara (dari halte busway Harmoni jalan sedikit ke arah Monas).
Persyaratan utama pengunjung Istana Merdeka adalah membawa kartu identitas asli dan berpakaian sopan (tidak diperkenankan memakai celana jeans, celana pendek, rok di atas lutut, dan sendal). Semua barang bawaan HARUS dititipkan, jadi tidak perlu repot membawa kamera DSLR profesional berukuran besar. Satu-satunya foto kenang-kenangan saat mengunjungi Istana Merdeka adalah foto bersama di pelataran Istana Merdeka, setelah kunjungan selesai foto dapat dicetak dengan harga Rp 10.000 per lembar.
Foto ala menteri yang baru dilantik. Saya ada dimana?
Tur akan membawa pengunjung memasuki Istana Merdeka dan melongok ruangan-ruangan tempat menjamu tamu kenegaraan dari negara tetangga, tempat rapat, sampai ruangan besar tempat Presiden menyampaikan pidato kenegaraan yang disiarkan di TV lokal. Saat saya kesana, ruangan besar memanjang di tengah istana dipenuhi oleh foto-foto jepretan karya Ibu Ani Yudhoyono.
- Saat saya mengunjungi Istana Negara jumlah kunjungan sedang membludak dan sangat padat. Satu guide mengawal sedikitnya 50 orang. Ada baiknya sabar menunggu sampai tidak terlalu padat agar penjelasan guide tentang sejarah Istana Merdeka dan Istana Negara terdengar jelas, juga agar foto bersama di pelararan Istana Merdeka tidak terlampau padat.
- Disarankan memakai batik saat mengunjugi Istana Merdeka
Persyaratan pengunjung istana
Alur mengunjungi Istana Merdeka dapat dilihat
disini.
4. Mencoba Moda Transportasi Umum
Karena dalam kesehariaannya saya adalah komuter yang bolak-balik Bogor - Jakarta untuk bekerja, saya ingin teman-teman luar kota juga merasakan sensasi berkomuter menggunakan transportasi umum. Teman-teman yang menginap di Bogor berkesempatan mencoba kereta Commuter Line. Sekarang wajah perkeretaapian Jabodetabek sudah sangat berbeda. Tidak ada lagi kereta ekonomi, tidak ada penumpang yang bergelantungan di atap kereta, tidak ada penjual asongan di dalam kereta. Semua kereta sekarang ber-AC dengan sistem tiket elektronik.
Setelah mencoba CommuterLine, lanjut menggunakan busway. Sistem pembayaran tiket busway juga sekarang sudah menggunakan 'uang elektronik' dengan media kartu, seperti Flazz BCA, E Money Mandiri, Brizzi BRI, dan lainnya.
Menggunakan transportasi umum bagi saya adalah salah satu cara untuk mengenalkan seseorang pada sebuah kota melalui perspektif masyarakat lokal.
Indonesia akhirnya memiliki bioskop dengan teknologi 4DX. Kelebihan menonton 4DX adalah kursi yang sedang diduduki ikut bergerak sesuai dengan adegan film yang sedang diputar, kurang lebih sensasinya sama seperti wahana teater simulator di Dufan. Tidak hanya itu, semua panca indra ikut dilibatkan selama pemutaran film, mulai dari wangi-wangian yang ikut tercium, angin yang berhembus, cipratan air, sampai pukulan-pukulan yang diterima oleh tokoh yang sedang bertarung. Bahkan asap dan sinar yang mencekam turut menyertai pemutaran film. Semua inovasi ini membuat penonton seolah ikut 'masuk' ke dalam film.
4DX dapat dinikmati di bioskop jaringan Blitzmegaplex. Untuk saat ini, bioskop yang memutar tayangan 4DX adalah Blitzmegaplex Grand Indonesia (Jakarta), Blitzmegaplex Mall of Indonesia (Jakarta), Blitzmegaplex Central Park (Jakarta), dan Blitzmegaplex Paris Van Java (Bandung).
Planetarium TIM.
Jakarta punya planetarium. Ini cukup mengobati rasa kangen warga Jakarta yang sudah tidak dapat melihat bintang karena polusi cahaya yang sudah terlampau parah. Terletak di Taman Ismail Marzuki, Cikini, planetarium ini termasuk yang tertua di Indonesia. Sudah lama saya penasaran dengan planetarium di TIM karena seperti mati suri. Beritanya pun simpang siur, ada yang mengatakan sudah tutup, ada lagi yang mengatakan hanya buka di waktu tertentu. Waktu teman dari Malang datang ke Jakarta iseng-iseng saya ajak ke planetarium, ternyata planerariumnya masih beroperasi dan sama sekali tidak mati suri! Berikut jadwalnya:
Selasa - Kamis : 09.30 - 10.30, 11.00 - 12.00, 13.30 - 14.30, dan 16.30 - 17.30
Jum'at : 9.30 - 10.30, 13.30 - 14.30 dan 16.30 - 17.30
Sabtu - Minggu : 10.00 - 11.00, 11.30 - 12.30, 13.00 - 14.00, dan 14.30 - 15.30
Libur Nasional : Tutup
Senin : TUTUP untuk pemeliharaan
Harga tiketnya juga murah banget, Rp 7.000 untuk dewasa dan Rp 3.500 untuk anak-anak. Planetarium cukup ramai oleh orang tua yang mengajak anak-anaknya. Pilihan wisata edukatif yang murah muriah. Bagian dalam planetarium tempat pertunjukan berlangsung didesain seperti bioskop dengan kursi-kursi nyaman yang dapat diset dalam posisi miring nyaris tiduran. Pendingin ruangan bekerja maksimal memberi oase dari panas terik Jakarta di luar. Pertunjukan dimulai dan lampu digelapkan dan pengunjung dengan bodohnya mengeluarkan gadget serta kamera untuk memotret bintang yang mulai bermunculan di langit kubah. Ah, inilah penyebab utama bintang menghilang dari langit Jakarta.
Kubah planterium.
Di luar semua gangguan tersebut, pertunjukan yang berlangsung selama satu jam cukup membuat terkesima akan keindahan benda langit dan rasi bintang. Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun akan terpesona oleh keagungan Tuhan dalam melukis langit-Nya.
7. Car Free Day
Rasanya sekarang car free day sudah jamak dilakukan di banyak kota di Indonesia. Tetap saja, saya merekomendasikan untuk mencoba car free day di Jakarta. Bayangkan, jalan protokol Jakarta, dari Sudirman hingga Thamrin, yang biasanya padat kendaraan dan selalu macet itu menjadi kosong. Hanya ada warga Jakarta yang lari pagi, jalan santai, atau bersepeda dengan busway yang sesekali lewat. Rasanya Jakarta legaaa banget. Udara yang biasanya penuh polusi lumayan terasa segar. Jakarta yang lebih kejam dari ibu tiri itu sedikit melunak saat minggu pagi tiba.
Bebas sepedaan di jalan protokol
Tidak hanya berolahraga, car free day juga sering dijadikan ajang untuk promosi produk makanan atau minuman (lumayan dapet free sample), stasiun radio siaran langsung dari depan menara BCA (lumayan liat performance artis yang diundang live), sampai beragam off air event yang jamak digelar.
Postingan saya tentang
car free day Jakarta dapat dilihat
disini dan
disini.
8. Pasar Santa
Pasar yang satu ini lagi nge-hits banget di kalangan anak-anak Jakarta. Lucu bukan, anak gaul Jakarta yang nge-hits abis mainnya ke pasar. Tentu ada magnet tersendiri yang membuat mereka mau datang ke pasar sehingga Pasar Santa ramai diperbincangkan di social media.
Awalnya Pasar Santa tidak berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya. Kini pasar tersebut bertransformasi menjadi tempat 'agata' (anak gaul Jakarta) berkumpul. Yang menghidupkan pasar ini adalah gerai kopi A Bunch of Caffeine Dealer (ABCD). Awalnya pemilik kedai membutuhkan tempat untuk berlatih meramu kopi bersama rekan-rekannya. Harga sewa yang murah menjadi alasan utama mereka menyewa tempat di Pasar Santa. Menilik dari harga sewanya yang murah, pengusaha muda lainnya ikut mencoba peruntungan dengan membuka kedai di Pasar Santa. Hasilnya, Pasar Santa bertransformasi menjadi tempat individu kreatif menyalurkan passion-nya dan tempat nongkrong kaum urban Jakarta.
Yang mencuri perhatian dari Pasar Santa, selain lokasi uniknya yang berada di pasar, adalah kreatifitas desain yang digunakan dalam setiap kedai. Menyenangkan untuk menyusuri lorong-lorong pasar dan menemui desain yang unik dan berbeda.
Masakan Meksiko.
Ngantriiii...
Beyond Cendol and Duren Bar. Antriannya bikin ngelus kaki.
Jika berminat mengunjungi Pasar Santa, ada baiknya memperhatikan hal berikut:
- Kebanyakan pemilik kios adalah pekerja kantoran yang menjadikan kios di Pasar Santa sebagai usaha sampingan sehingga kebanyakan hanya membuka kiosnya di hari Jumat malam, Sabtu. dan Minggu.
- Pasar Santa sengaja tidak memasang AC untuk menciptakan suasana pasar yang sebenarnya. Gunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Bawa ikat atau jepit rambut untuk mengurangi hawa gerah. Lebih baik datang menjelang sore saat matahari sudah tidak terlalu terik.
- Jumlah pengunjung yang ramai membuat antrian di berbagai kios, terutama kios favorit, menjadi sangat panjang. Gunakan sepatu atau sendal yang nyaman.
- Ada baiknya datang beramai-ramai dengan teman lain. Selain bisa gantian antri, juga bisa mencicipi lebih banyak makanan di Pasar Santa. Caranya gampang saja, satu porsi menu dimakan beramai-ramai :)
- Bawa uang tunai untuk memudahkan transaksi pembayaran.
9. Main Ke Pusat Kebudayaan
Di Jakarta tidak sedikit kedutaan luar negeri yang membuka pusat kebudayaan. Sebut saja Erasmus Huis sebagai pusat kebudayaan Belanda, Goethe Huis sebagai pusat kebudayaan Jerman, dan Atamerica yang menjadi pusat kebudayaan America. Pusat kebudayaan ini memiliki agenda acara mingguan dan bulanan yang menarik untuk diikuti. Misalnya acara nonton bareng, pameran fotografi, sampai mini concert. Agenda acara dapat dicek di website masing-masing pusat kebudayaan.
Selain agenda acara, venue pusat kebudayaan ini tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Erasmus Huis misalnya, bertempat di belakang kedutaan Belanda dan berkonsep taman terbuka minimalis yang nyaman. Atamerica dilengkapi teknologi canggih berupa Google Earth Simulator berukuran super besar.
Sekian list favorit pilihan saya untuk menjamu teman dari luar kota. Kalau ada masukan tempat lain yang seru dan unik, silahkan tulis di kolom komentar ya.