Kamis, 16 September 2010

What Is Normal?


Jangan harap Anda akan melihat peran cemerlang Sandra Bullock sebagai Tuohy dalam The Blind Side yang berhasil mengantarkan dia meraih Oscar pertamanya, jangan juga berpikir Anda dapat tertawa puas melihat akting Sandra seperti dalam film The Proposal, karena Anda hanya akan mengerutkan kening saat menonton perannya di film All About Steve.

Sandra Bullock memang artis spesialis film komedi romantis. Dia seringkali tampil sebagai perempuan single yang harus terlibat permasalahan dengan seorang lelaki dan kelak lelaki ini akan menjadi pasangannya. Tidak jauh berbeda dalam All About Steve dimana Sandra berperan sebagai Mary Horowitz, seorang perempuan single yang bekerja sebagai pembuat teka-teki silang untuk koran setempat.

Mary tidak memiliki banyak penghasilan dari pekerjaan ini sehingga dia tetap tinggal bersama orang tuanya. Karena Mary tidak memiliki teman bergaul, maka orang tua Mary berinisiatif untuk mengadakan kencan buta untuk anak perempuan mereka. Seperti bisa ditebak lewat judul film ini, yang beruntung menjadi pasangan Mary dalam kencan buta tersebut adalah Steve Mueller (Bradley Cooper). Mary yang jarang berkencan dengan lelaki setampan Steve tentu langsung jatuh cinta, sebaliknya Steve menganggap Mary sebagai perempuan yang aneh dan berusaha menghidar darinya. Konflik terjadi saat Mary memutuskan untuk mengejar-ngejar Steve kemana pun lelaki itu pergi.

Sandra Bullock selalu mampu menjiwai peran-perannya sehingga dia dapat menjelma menjadi Annie Porter yang berani namun panikan dalam film Speed (1994), menjadi seorang Lucy yang serba salah untuk menentukan orang yang benar-benar dia cintai dalam While You Were Sleeping (1995), dan siapa yang bisa melupakan peran Sandra sebagai Gracie Hart di Miss Congeniality (2000) yang berhasil melejitkan namanya. Maka siap-siaplah Anda kecewa dan hilang rasa terhadap Sandra saat melihat perannya dalam All About Steve. Untuk mewujudkan tokoh Mary Horowitz, Sandra tampil dengan rambut pirang (yang sangat tidak cocok dengan dirinya), terlalu kurus, terlalu banyak bicara, dan terlalu polos mengartikan sebuah hubungan antara laki-laki dan perempuan. Sepertinya Sandra terlalu sukses memerankan tokoh Mary sehingga secara tidak langsung citra Sandra yang sebenarnya tertutupi oleh tokoh Mary.

Bagi saya, kegagalan utama All About Steve terletak pada cerita dan plot yang tidak cukup kuat sehingga seluruh jalinan cerita terasa terlalu dipaksakan. Tokoh Mary Horowitz yang seharusnya tampil sebagai perempuan posesif malah terlihat sebagai perempuan yang aneh. Hal ini juga yang membuat Sandra Bullock dianugrahi Razzie Award untuk kategori aktris terburuk. Sandra sendiri santai saja menanggapi hal tersebut, baginya membuat film bukan hanya untuk mendapatkan uang. Saya jadi berpikir ulang, apa yang menyebabkan Sandra nekat mengambil peran yang ujungnya malah menjatuhkan namanya sendiri. Aktris lain belum tentu mau mempertaruhkan namanya untuk film yang sudah pasti tidak laku di pasaran.

What is normal? Mungkin inilah premis dari film All About Steve. Ketika Mary terus-terusan mengejar Steve yang sedang meliput sebuah tambang yang longsor, tanpa disengaja dia jatuh ke dalam lubang tambang yang longsor. Media kemudian menelusuri asal-usul Mary dan menyimpulkan bahwa Mary depresi dan hendak bunuh diri. Mengapa? Karena pekerjaan Mary tidak dapat menunjang kebutuhan hidupnya dan fakta bahwa sampai saat ini Mary masih tinggal bersama orang tuanya. Bukan sebuah kondisi yang 'normal' bagi masyarakat barat. Kesimpulan ini dibantah orang tua Mary dan Steve sendiri. Mary hanya melakukan hal yang dia cintai; bekerja sebagai pembuat teka-teki silang merupakan kesukaan Mary. Sebenarnya Mary adalah wanita baik, hanya saja dia terlalu pintar sehingga membuatnya terlihat berbeda dengan wanita kebanyakan.

What is normal? Setiap orang dilahirkan unik dan berbeda-beda, setiap manusia memiliki pilihan hidup dan cara berpikir yang berbeda, tetapi masyarakat menetapkan norma dan aturan tidak baku yang harus dituruti agar mereka terlihat sama. Derajat kenormalan seseorang ditentukan oleh masyarakat, lingkungan sekitar, dan aturan tidak tertulis. Sedikit saja seseorang melanggar aturan normal ini, maka dia akan di cap aneh dan berbeda. Tidak banyak orang yang memilih untuk melawan arus kenormalan, mereka lebih memilih untuk berjalan sesuai dengan arus yang ada.

What is normal? Salahkah jika saya tampil sebagai diri sendiri, tanpa topeng yang melekat di wajah, untuk menunjukkan ke semua orang inilah saya yang sebenarnya. Saya yang ceplas-ceplos dan mengungkapkan pikiran jujur apa adanya, bukannya diam dan bersikap nerimo. Saya yang lebih sering tertawa lepas, bukan hanya senyum malu-malu untuk menunjukkan kegembiraan yang sebenarnya. Saya yang sering sinis terhadap lingkungan karena merasa mereka terlalu kolot. Salahkah jika saya tidak tampil seperti perempuan 'manis' kebanyakan? 

Mungkin ini juga alasan Sandra Bullock memilih peran Mary. Tidak semua artis sekaliber Sandra berani mengambil peran aneh ini, tetapi Sandra berani untuk menunjukkan tidak apa menjadi berbeda dari orang lain lewat lakon Mary. Justru dengan menjadi diri sendiri, Mary bisa mengetahui dan menemukan kebahagiaan yang sebenarnya, bukan sekedar kebahagian yang semu dan palsu. Esensi dari kehidupan manusia adalah untuk hidup bahagia, apapun pilihan mereka. Dan tidak ada yang salah dari pilihan hidup seseorang, walaupun terkadang pilihan itu melenceng dari kaidah normal masyarakat. 

Jadi, beranikah kita untuk menjadi 'tidak normal'?

25 komentar:

  1. Sedari dulu cap aneh udah melekat, jadi ga pernah gimana-gimana kalo dibilang ga normal. Padahal mungkin aku aneh karena sedang menjadi diri sendiri. Dan menjadi diri sendiri sudah pasti berarti akan jadi beda, unik, lain daripada yang lain. Tapi sepertinya kebanyakan kita lebih suka kalo semuanya seragam, sepaham, ga ada yang beda. Apakah itu menyurutkan niat untuk jadi "ga normal"? tentu tidak :)
    Nice post, as usual!!!

    BalasHapus
  2. wuiihhhh...tadinya gw pikir ini cuma bakala ngebahas sandra bullock aja hehehe
    tidak normal?
    mmm...sepertinya gw memang tidak normal :)
    anw filmnya asik juga kok buat ditonton

    BalasHapus
  3. sebenernya belon pernah nonton film sandra yang ini, tapi karena review kamu bilang bahwa film ni termasuk gagal..jadi malah males bwt nontonnya. hmm.. normal itu statistik.. hal yang dianggap bagi banyak orang itu wajar dilakukan means normal. yang tidak normal itu malah yang nggak wajar. dan itu tentatif sifatnya... jadi inget jaman dulu, pelukan ciuman dimuka umum merupakan hal tabu, tapi sekarang?.. udah bergeser nilainya kan...

    BalasHapus
  4. aku jatuh cinta sama si sandra sejak speed.
    she's georgeous

    BalasHapus
  5. speechless when it comes to movie, never really watch movie now *sigh*

    BalasHapus
  6. luas juga wawasanmu mbak...


    Saya juga bukan org normal kok... <--liat aja, mana ada org normal ngaku2 gak normal? hehehe

    BalasHapus
  7. Baiklah....
    saya akan segera menonton filmnya..

    BalasHapus
  8. Saya selalu menjadi ngga normal kalo ada di rumah. Pasti bertingkah konyol! Wkwkwkwk.

    wah, kakak suka sandra bullock juga ya? Ayu ngga tahu filmnya dia selain The Proposal. Dia juga pernah main ama Keanu kan ya? *lupa judulnya* rasanya ada unsur 'Lake'-nya.

    All about steve kayaknya bagus ya? Dari Ntar lihat di youtube dulu sebelum memutuskan beli ah... :)

    alamat email fb-nya ayu advancegirl_07@yahoo.com kak :)

    alamatnya kakak apa? Maaf baru bisa mampir-mampir lagi. Abisnya selama seminggu kersos di luar kota, trus sepanjang lebaran warnet deket rumah tutupo, sumber wi fi menghilang *nangis darah*

    BalasHapus
  9. Ga salah, kamu ga salah kok.. Jangan nagis gitu dong, Ca.. :P

    WOW, tulisan yg bagus, Rossa!
    Segera cari dvd bajakannya di lapak2 terdekat ahh.. ;)

    BalasHapus
  10. Be our selves and enjoy it...

    kalau dalam bahasa agama mungkin "bersyukur" ya. Nice posting sis :D

    BalasHapus
  11. aku pengen nonton,
    sandra bulok
    keren...

    BalasHapus
  12. jadi gak normal? rasanhya saya udah pernah melakukannya nih. sekarang juga sering merasa gaknormal. hehee

    BalasHapus
  13. aku juga ga normal kalo di rumah, soalnya ada temen buat ga normal juga..ade aku. Kalo di luar sih ya kaya yang ka ocha bilang..berusaha bersikap lebih 'manis'..hhe

    BalasHapus
  14. walau film ini memang rada "ringan" tapi emang pelajaran tenatng "normal" ini bisa kita renungkan^^ apakah kita harus normal dengan mengorbankan apa yang kita senangi? eniwei aku juga suka kutipan ini: Life...Is it solvable? Is it entertaining? Does it sparkle?^^

    BalasHapus
  15. justru krn gag normal,aku jadi penasaran sama film ini..segera mencari aah :D

    BalasHapus
  16. hehehe...diliat-liat, sekarang malahan yang normal itu dianggap tidak normal karena yang normal berusaha untuk menjadi tidak normal...heuheuheu.....bingung kan???
    Ah mo dianggap normal, mo dianggap gak normal, yang penting kita sreg dan enak melakukannya, yaaah gapapa lah, terserah orang lain mo bilang apa, kalo gw disebut orang lain normal, ya bagus, kalo disebut gak normal ya bagus juga...hahahahahaha....
    kembali lagi tag klasik, be yourself....mo normal mo kaga asal melakukanny tanpa ada rasa paksaan...no harm no faul...

    BalasHapus
  17. Rasanya aku harus nonton film itu juga deh...
    Bagus juga sptnya.
    Kalau aku... capek juga kalau harus pake topeng terus menerus, atau berpura2 menjadi orang lain...
    Enak jadi diri sendiri, walau terkadang harus menghadapi pandangan sinis dari orang lain...

    BalasHapus
  18. analisis yang tajam, kak ros.. :p

    menyedihkan memang karena kenyataannya derajat kenormalan itu ditentukan oleh masyarakat. oleh orang lain yang bahkan tidak semuanya kenal dan mengerti watak kita.

    keluar sedikit dari pakem, nyeleneh dikit dari orang kebanyakan, dibilang tidak normal.

    makanya audioslave sampe bikin lagu yang liriknya "just be yourself it's all that you can do...".. karena pada akhirnya kondisi yang akan bikin kita nyaman adalah ketika menjadi diri sendiri... :D

    BalasHapus
  19. Aih... aku suka Sandra Bullock.
    Resensinya bagus, ntar tak donlod gretong, hehehe....

    BalasHapus
  20. walaupun begitu, sandra tetep the best bagi aku... salam! ^_^

    BalasHapus
  21. Hehe... Jujur saja menurut saya yang memberikan razzie award ke Sandra Bullock pasti ngga punya selera humor yang sehat dan ngga ngerti apa artinya menertawakan diri sendiri.

    BalasHapus
  22. mau normal atau ga, balik lagi ke diri kita sendiri sih. kita juga yg pilih sendiri. asal "tidak normalnya" itu ga merugikan orang lain buat aku sih ga masalah.

    btw, stelah sekian lama "menghilang" aku mampir lagi nih. :)

    BalasHapus
  23. Gyahahahaha, saya juga ngakak plus sedikit mengernyitkan kening saat nonton aksi Sandra Bullock di film ini....

    Tapi lantas saya teringat pada satu kalimat dari novel Star Girl yang kurang lebih begini (karena saya lupa persisnya): "kadang-kadang orang-orang yang terlihat aneh itu justru jauh lebih normal dari kita orang-orang yang mengikuti arus ini..."

    BalasHapus