Kamis, 03 Februari 2011

'Melihat' Australia di Australia on Screen 2011

Penikmat film Jakarta akhirnya dapat dipuaskan dengan festival film pertama di awal tahun ini. Australia on Screen resmi digelar dari tanggal 26 - 28 Januari 2011 di Blitzmegaplex Grand Indonesia. Tujuh film Australia yang sukses 'wara-wiri' di berbagai penghargaan film bergengsi hadir dalam acara ini. Tidak hanya membawa film terbarunya Bran Nue Dae yang mendapat perhatian internasional sepanjang tahun 2010 kemarin, beberapa film yang rilis di akhir tahun '90-an dan awal tahun 2000 juga ikut diputar disini.


Australia on Screen digelar untuk menyambut Hari Nasional yang jatuh pada tanggal 26 Januari 2011. Festival ini dibuka oleh artis sekaligus produser kenamaan Indonesia, Christine Hakim, dan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty. Pemilihan Christine Hakim juga merupakan bentuk apresiasi terhadap prestasi beliau yang berhasil menerima penghargaan Asia Pacific Screen Awards 2010 FIAPF Award for Outstanding Achievement in Film yang diselenggarakan di Australia akhir Desember lalu. 

Australia on Screen 2011 disponsori oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia bekerjasama dengan Australia International Cultural Council dan Screen Australia dengan dukungan Pemerintah Australia Barat. Dalam pemutaran film pembuka Australia on Screen, Bran Nue Dae, turut hadir Robyn Kershaw selaku produser dari film musikal tersebut dan Rocky McKenzie sebagai aktor penduduk asli Astralia. Rencananya mereka berdua akan ambil bagian dalam sejumlah lokakarya dengan pekerja film dan mahasiswa film Indonesia untuk merefleksikan budaya yang berbeda melalui media film.

Setelah Perancis secara khusus dan Eropa secara umum rutin menggelar festival film sebagai media pertukaran budaya nampaknya Australia juga mulai melirik cara ini untuk menggambarkan derajat ke-multikultural.  Dilihat dari bangku studio yang dipenuhi penonton rasanya masyarakat cukup antusias untuk melihat film karya sineas Australia sekaligus memperdalam khasanah budaya mereka tentang negara Kangguru ini. Untuk debutnya kali ini Australia on Screen terbilang sukses merebut hati penikmat film Jakarta dan berhasil memperkenalkan budaya multikultural mereka. Tujuh film yang diputar, Bran Nue Dae (2009), Jindabyne (2006), Radiance (1998), Lantana (2001), Mary and Max (2009), Looking for Alibrandi (2000), dan Ned Kelly (2003) semuanya berhasil membawa misi Australia on Screen 2011. 

Film andalan untuk Australia on Screen kali ini tentunya adalah Bran Nue Dae. Film musikal berlatar tahun 1960 ini bercerita tentang pelarian Willie (Rocky McKenzie) dari sekolah kepasturan. Dalam perjalanan pulang Willie bertemu dengan banyak orang yang membawanya ke berbagai petualangan. Pencarian jati diri Willie dalam perjalanan pulang kerumah ini disajikan dengan rentetan lagu dan koreografi yang membuat film terasa begitu segar dan menyenangkan untuk diikuti. 


Nue Dae trailer


Australia on Screen juga menyuguhkan film animasi untuk memperlihatkan keragaman perkembangan film yang telah berjalan. Mary and Max adalah adalah pilihan yang tidak main-main karena film ini telah berhasil menjadi film pembuka Sundance Film Festival tahun 2009. Lewat clay animation, sutradara Adam Elliot menyuguhkan hubungan surat-menyurat dua orang yang sama sekali berbeda diantara dua negara. Mary Dinkle berusia 8 tahun dan tinggal di pinggiran kota Melbourne. Dia kekurang kasih sayang dari kedua orangtuanya, tidak memiliki teman di lingkungannya, dan tidak terlalu percaya diri. Sedangkan Max Horovitz  berusia 44 tahun dan tinggal di kekacauan kota New York. Max menderita sindrom Asperger sehingga dia kesulitan berkomunikasi dengan lingkungannya. Kesepian, itulah kesamaan Mary dan Max yang membuat persahabat unik yang tersaji selama 92 menit ini mampu menjungkirbalikkan perasaan yang melihatnya.


Mary and Max trailer


Sebagai penutup Australia on Screen juga lagi-lagi tidak salah memilih film. Ned Kelly adalah film yang diangkat dari kisah nyata dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Australia itu sendiri. Sederet bintang sekelas Heath Ledger, Orlando Bloom, Goffrey Rush dan Naomi Watts memenuhi layar selama 110 menit. Andai semua film western yang khas dengan dunia gangster, sheriff, kuda, dan tanah tandus dapat tampil seciamik ini pasti Hollywood dapat mengeruk keuntungan super besar darinya. Sejarah dan film western, dua hal yang seringnya menghasilkan film super membosankan ternyata tidak berlaku untuk Ned Kelly. Siapa yang menyangka mempelajari sejarah dapat menjadi demikian menyenangkan dan aksi tembak-tembakan di atas kuda ternyata cukup menegangkan?


Ned Kelly trailer 


Sepertinya tiga hari dengan tujuh film Australia masih terasa kurang bagi penikmat film yang jarang melihat film Australia. Tidak banyak koreksi untuk event ini, hanya mungkin pelengkap English subtitle dapat tetap dimasukkan dalam film karena pada prakteknya lebih mudah untuk 'reading' daripada 'listening'. Semoga kedepannya Australia on Screen dapat menjadi event tahunan sehingga pertukaran budaya itu pun dapat terus terjadi. 

22 komentar:

  1. itu maksudnya 26-28 januari 2011 kan ya? yah...tetep aja udah lewat ya acaranya? hiks..

    BalasHapus
  2. yaaah.. udah lewat hehee...
    Btw, rossa tau info2 film gini dr mana siy? aku mo ngikutin maksudnya heheee

    BalasHapus
  3. coooll... sayang di Surabaya nggak ada agenda macem begtuan..

    beruntung yang tinggal di jakarta bisa ngikutin macem itu.

    mupeng nih.. hahah

    BalasHapus
  4. Cha, film Mary and Max itu facvorit gua......

    Eh lu udah nonton aja pelem pelem Aussie, gua malah blom nonton pelem pelem itu.

    Emang lu TOP deh

    BalasHapus
  5. sumpah mbak aku nyerah klo yg ini *angkat berndera putih*, ga ada yang ngerti aku sama pilem2 nyah :D

    BalasHapus
  6. sayangnya film-film kayak begini nggak bisa ditonton diluar kota Jakarta. *sigh*

    BalasHapus
  7. Wow keren... kapan lagi ada acara seperti ini?

    BalasHapus
  8. Aku langsung tertarik sama Mary n Max,n langsung cari filmnya.. Baguuusss!! :)

    BalasHapus
  9. halo-halo kak ocha...
    akhirnya posting lagi ^_^
    as usual, postingannya gorgeous ^_^

    anyway, ayu baru tahu ada hari nasional tanggal 26 januari --a (ahahaha putri bangsa yang tidak berbakti nih)

    Pas ayu puter video Bran Nue Dae-nya ngga bisa keputer, huhu, ohya ukurannya kelebihan thu kak, atur donk kak ^_^ biar enak liatnya :)

    Mary and Max kayaknya bagus yaaaaaa, jadi pengen nonton (setuju ama pendapat di atas nih, huehehe). Mana salah satu penderitanya mirip si sakhrukh khan kena asperger ^_^ (di my name is khan). Ada yang jual filmnya ngga sih? Dulu ayu kira film yang masuk festival film itu ngga bakal ada yang jual filmnya, nyatanya D13 yang masuk festival film prancis (yang super duper keren banget, terutama adegan parkuor-nya) dijual dengan harga kurang dari 50rb (dvd original).

    Hahaha...
    Ned Kelly film jaman kapan sih? Kok masih ada Oom saya (baca: Heath Ledger)?

    Ngga ada subtitle?? auuuuuuuu...Kuping saya kan rada tuli :P

    Ohya kak ocha ikutan nonton Festival Film ini ya?

    BalasHapus
  10. I have been just reading through your post it’s very well crafted, What i’m exploring on the internet looking for the best way to start this blog thing and your site definitely is very professional.

    BalasHapus
  11. hmm..film2nya ga ada yg menarik buat gw




    *alesan doang karena ga sempat n ga ada waktu buat nonton fest ini hiks*
    *sok sibuk*
    *kesel knp ga dibuat pas wik en*

    BalasHapus
  12. kapan2 bagi atuh kalau ada info film gini, gw kan pengen nonton juga, apalagi itu ada animasinya pasti bagus :(

    @merry: hehehehe..bajunya dah SOLD OUT darling, bukan. sam bee mah dah kelautttttt.. ini stok baru ;)

    lihat baju yang ini deh: http://crazynoplay.blogspot.com/2011/01/blue-black.html

    BalasHapus
  13. @merry go round: you realy love it?? awaaa...awwww tengkyu, tiba2 kemarin pengen nulis yang sedikit out of box biar gak bosen ih, heheheheeee

    atuh suruh dong temen2nya buat party gitu biar bisa eksis baju dari gw, anyway CRAZY NO PLAY akan hadir di cover edisi valentine majalah ANEKA YESS bulan ini.

    bagaimana dengan arisan blogger kita? jadi dunkkk, yuk kita realisasikan

    BalasHapus
  14. wah, vidionya keren benget :)

    BalasHapus
  15. Kalau soal film... aku benar2 angkat topi deh buat mbak Ocha.. bener2 penikmat film sejati.

    BalasHapus
  16. Rasanya acara2 yg menyangkut film di jakarta tak ada satupun yg terlewatkan dihadiri ya..?

    BalasHapus
  17. Huhuhu ketinggalan inpoh nih, baru sempat mampir dimari.

    Eini pelemnya keren2 banget ya. Kalau ada lagi kasih info ya sis :)

    BalasHapus
  18. wah filmnya keren2 semua nih kayaknya...boleh ni buat jadi referensi..
    iya di jogja juga LIP (lembaga Indonesia Prancis) sering banget adain acara nonton bareng...

    kayaknya asik aja yah, acara culture exchange lewat festival film kyk gni

    BalasHapus
  19. Pengen nonton akting almarhum Heath Ledger di Ned Kelly. Ada dvd-nya ngga ya?

    BalasHapus
  20. Well, the article is actually the sweetest topic on this related issue. I fit in with your conclusions and will thirstily look forward to your forthcoming updates. Saying thanks will not just be sufficient, for the tremendous lucidity in your writing. I will immediately grab your rss feed to stay privy of any updates

    BalasHapus