Senin, 14 Desember 2009

I Miss u Mom, I Love u Dad.

Beberapa bulan terakhir ini saya benar-benar merasa jauh dengan keluarga sendiri. Pergi kerja jam 05.30 subuh, pulang ke rumah paling cepet jam 21.30, weekend sibuk menghabiskan waktu hangout dengan teman-teman, sekedar untuk melepaskan penat setelah satu minggu lelah bekerja. Saat berangkat kerja saya tidak pernah sempat bercakap-cakap dengan mama, apalagi papa. Pulang kerja, karena sudah terlalu larut, mama langsung pergi tidur setelah lega anak perempuan satu-satunya telah sampai di rumah. Terkadang papa masih nonton TV, tapi saya sudah lelah bekerja seharian dan tidak berselera untuk mengobrol. Anehnya, seletih dan selarut apapun saya pulang kerja, pasti saya selalu menyempatkan diri online sebelum tidur, sekedar untuk menyapa teman-teman di YM atau untuk mengetahui perkembangan kabar mereka melalui FB.

Ya, mungkin saya lebih mementingkan pergaulan saya di dunia online ketimbang berinteraksi dengan orangtua sendiri. Tapi lingkungan lah yang membentuk saya. Di daerah rumah, saya, tidak memiliki teman sebaya, adik semata wayang pun saat ini kuliah di Semarang. Aaahh...saya benar-benar seperti anak tunggal. Mama sempat komplain dengan kebiasaan saya yang akhir-akhir ini lebih sering menghabiskan waktunya di depan laptop dan jarang mengobrol lagi dengan dirinya. Saat itu saya nga ngomong apa-apa, hanya tersenyum maksa dan berkata "iyaaaa...." tanpa mengerti apa arti dari ucapan tersebut.

Kebiasaan saya terus berlanjut, bahkan setiap akhir pekan saya selalu pergi dengan teman-teman, jarang sekali menghabiskan weekend di rumah. Kalaupun di rumah, pasti mata saya terpusat pada laptop dan jari saya sibuk mengetik. Terkadang mama marah dengan kebiasaan ini, bahkan tidak memberikan izin ketika (lagi-lagi) saya akan menghabiskan akhir pekan di luar bersama teman-teman. Saya tidak terima dan memberi beliau penjelasan, betapa saya penat dengan rutinitas ini, betapa saya butuh untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan bertukar pikiran tentang banyak hal, betapa semua hal tersebut tidak bisa saya lakukan di rumah. Saya nga bisa hanya bergaul dengan mama dan papa. Mama nga menjawab apapun dari statement saya, beliau hanya terpaku dan tercenung.

Akhirnya mama memaklumi kebiasaan anaknya yang baru. Tidak banyak berkomentar walau anaknya cuma numpang makan dan tidur di rumah, bahkan tidak menuntut banyak waktu saya untuk mengobrol. Saya juga tidak ambil pusing dengan hal itu. Memang, saya lebih sering sibuk dengan kehidupan saya yang baru, tapi bukan berarti saya melupakan keluarga......atau mungkin, itu hanya pikiran saya.......


Sampai pada suatu sore, ketika mata dan jari ini sibuk bermain di sebuah alat yang menghubungkan saya ke dunia maya dan memisahkan saya dengan lingkungan yang sebenarnya, mama menghampiri saya dan berkata:
"Teh, besok mama mau operasi" kata beliau hati-hati karena saya tak jua melepaskan perhatian dari benda tersebut.
"HAH???? Operasi apa ma???? Mama sakit apa?" saya benar-benar terkejut, shock.
"Ada tumor di mata mama" beliau berkata dengan tabah.
..............................................
Anak macam apa saya? saya bahkan nga tau mama sakit, padahal kami satu rumah. Sungguh, saya merasa seperti anak yang durhaka. Melupakan orangtua sendiri dan sibuk dengan dunianya yang baru. Saya blank......dan saya pun baru menyadari betapa ringkihnya mama. Dirinya diserang berbagai penyakit dalam waktu bersamaan. Beliau harus menjalani terapi rutin karena salah satu saraf di belakang leher ada yang terjepit. Belum lagi beberapa penyakit ringan yang tak kunjung membaik dan menambah derita mama. Tuhan....anak macam apa saya ini?


Saya bingung harus berbagi dengan siapa, akhirnya saya memutuskan untuk bercerita dengan salah seorang sahabat.
"Lo terlalu sibuk dengan dunia lo cha" jawab dia dengan lugas
"Iya siiihhh....tapi gw juga kan punya kehidupan sendiri" saya masih berusaha mengingkari kenyataan
"Tapi lo terlalu asik dengan dunia lo dan meninggalkan semuanya di belakang. Lo kan dulu deket banget sama nyokap. Tapi liat deh sekarang"
deeeeggg......kata-kata dia nohok banget. Saya memang selalu dekat dengan mama, bahkan kedekatan kami berdua sering membuat teman-teman iri.


Saya memutuskan untuk ambil cuti, berniat untuk membantu dan merawat mama. Tapi entahlah...saya malah kembali sibuk di depan laptop, dan tidak berinteraksi dengan dirinya (lagi). Pernah saya mencoba untuk mendekatinya, tapi seperti ada jeda yang teramat jauh diantara kami berdua, bahkan saya bingung harus bercerita apa dengan beliau. Saya menyerah, dan kembali ke dunia sendiri.


Hari ini, saya mencoba mendekati mama yang sedang membuat kue di dapur, dan dengan sendirinya pembicaraan itu mengalir.
"Mama serem deh di tempat terapi itu, banyak orang yang sakitnya lebih parah dari mama. Banyak orang stroke yang bahkan nga bisa jalan lagi. Terus kemaren mama tensi darah, tinggi bgt teh, udah 150, makanya mama sekarang musti makan ini....." mama menunjukkan beberapa buah dan sayur yang harus dikonsumsi.

"Ko bisa darah tinggi sih ma? mama kebanyakan makan ikan asin kali...ikan asin Porin jangan disikat juga dong ma" saya mencoba bergurau
"nga tau nih, padahal mama nga makan yg aneh-aneh, kata dokter sih mungkin lagi stress atau banyak pikiran"
Iyalah mama stress. Anaknya yang satu jauh di Semarang, yang satu lagi sibuk dengan dunianya sendiri dan nga memperbolehkan mamanya sendiri untuk mengenal dunianya yang baru. Gimana mama nga cemas. Lalu mama menyambung pembicaraan yang sempat terputus.
"Papa kemaren sampe mimpiin kamu loh teh"
"Hah, papa ngimpiin apa ma?"
"Papa mimpi kamu masuk ke perusahaan yang sekarang papa tempatin. Ternyata papa itu juga cemas loh teh kalau malam-malam kamu belum pulang kerja, makanya papa suka jemput kamu di depan gang kan, bahkan papa juga suka bilang 'duh nak, cari uang buat makan aja ko kamu jauh amat y', nga nyangka ya teh"
Deeeggg....saya kembali tercenung. Papa yang selama ini tak banyak bicara dan komentar mengenai kesibukan saya, ternyata sangat mencemaskan anak perempuan satu-satunya ini.


Dan akhirnya mama menyinggung satu topik yang selalu membuat saya merasa malas.
"Gimana ya teh, mama udah sering sakit gini, nanti mama nga bisa ngasuh anak kamu"
........................................ jeda cukup panjang diantara kami berdua

"Mama yang sehat ya"
saya hanya mampu mengeluarkan kata-kata itu.


Ma...maaf ya, saya sudah menyia-nyiakan waktu-waktu berharga yang bisa kita habiskan bersama. Entah kapan terakhir kali kita jalan-jalan bareng, belanja bareng, tertawa lepas bareng. Saya kangen dengan masa-masa itu.
Pa....walau papa nga banyak bicara, tapi saya tau, jauh di lubuk hati, papa selalu mengkhawatirkan saya, bagaimana masa depan saya. Kadang Papa ngajak saya berbicara, tapi entah mengapa, saya nga ngerti dengan apa yang papa bicarakan, apa inti pembicaraan papa, pikiran saya sering melayang-layang entah kemana selagi papa bicara. Bukan, itu bukan salah papa, tapi saya yang akhir-akhir ini kurang ngertiin jalan pikiran papa. Saya sayang papa.


Tuhan....beri saya waktu untuk membahagiakan mereka berdua. Saya masih teramat muda untuk melakukan semua ini sendiri.
 
 

6 komentar:

  1. cha,, mama dan papa kita sangat penting,,, jangan pernah menyia2kan mereka, baik waktu ataupun loyalitas kita terhadap mereka.

    ingat, tanpa mereka kita bukan apa2...

    jadi jangan pernah sia2kan waktu kita bersama mereka,, kesempatan tidak akan datang 2 kali.

    BalasHapus
  2. yup ca....kita emang bukan bangsa barat dimana di usia muda udah terpisah dari ortu, kita adalah bangsa timur, dimana ortu adalah segalanya....komunikasi itu sangat perlu, karena rumah tanpa komunikasi hanyalah menjadi tempat tinggal a house is not a home, a home is where your heart is...
    jadi sebelum segalanya terlambat, matikan laptop, mulailah lagi komunikasi...friends are everything, but family, especially parents are number one...

    BalasHapus
  3. Walau sekarang mbak belum bisa nunjukkin kasih sayang buat mamah papah, tapi kutu yakin klo di kemudian hari mbak pasti bisa. musti lebih meluangkan waktu untuk mereka dan memisahkan diri dari laptop barang sejenak ...

    salam hangat dari Pintu Besar

    BalasHapus
  4. aku suka blognya...
    btw, kalo suatu hari dirimu harus tinggal jauh dari rumah seperti halnya diriku, maka kamu akan mengerti mer, betapa beharganya bisa berada di dekat orang tua

    BalasHapus
  5. seriously, i cried when i read this post.
    inget kemaren bokap baru ngomong hal yang sama karena gw kebanyakan maen laptop,bb dan cuma ntn dvd di kamar,waktu bokap ngajak ntn tv bareng diruang tengah gw malah nolak dengan alasan acara tv ga ada yang bagus,mendingan ntn dvd..dan gw masih inget raut muka bokap saat itu

    BalasHapus
  6. ehm..iseng buka arsipmu.
    ngerasa sedih pas baca bagian ini...
    yup..terkadang kesibukan kita bikin kita lupa sama keluarga..
    saya juga pernah merasakannya..

    http://www.facebook.com/putri.rizkia1?v=app_2347471856#!/notes/putri-rizkia/nasi-goreng-ayah/10150175940840254

    kadang rutinitas dan kesibukan membuat kita melupakan keluarga...

    tapi sadar gak ca...(nama panggilan nya oca kan.)
    orang tua kita sebenarnya kesepian,..
    mereka pengen ngobrol ama kita, tapi kita terkadang terlalu sibuk buat sekedar mendengarkan ocehan mereka...

    walaupun cuma 5 menit luangkan waktu untuk menelpon mama kamu dikala kamu masih di kantor..

    walaupun cuma 1 menit usahain update ke orang tua di rumah.,kabarin kalau kamu mau pulang...

    percaya dech..itu bakal bikin mereka lebih bahagia..(^_^)

    BalasHapus