Minggu, 07 Maret 2010

Round SG Round

"Cha, Gi, mau bangun jam berapa?" tanya Nenes sambil mengeringkan rambutnya.
"Hhhmm...jam 7 ya" jawab saya dengan suara bantal.
"Ini udah jam 7 sayaaaang" kata Nenes tenang.
"WHAT?????" saya dan Sagi langsung terbangun dari mimpi masing-masing
"Ampuuuunn...gw lupa majuin jam. HP gw masih jam 6, makanya gw tenang-tenang aja" saya mulai panik
"Hhmm...yaudah Ros, lo mandi duluan gih" dan Sagi mulai menarik selimut kembali.

Kami memang berencana meninggalkan hotel pukul 09.30 dan kembali menjelajahi negara ini. Tapi perbedaan waktu Indonesia-Singapura yang lupa saya tambahkan pada alarm HP hampir mengacaukan semuanya. Dan entah mengapa, dalam waktu 2 jam kami bertiga dapat menyelesaikan rutinitas mandi-sarapan-dandan dengan suksesnya dan berangkat tepat waktu. Aaahh...I love being on time.

Foto di kamar sebelum berangkat

Tujuan pertama untuk hari ini adalah Science centre, kalau di Indonesia mungkin seperti PP IPTEK. Sebenarnya agak malas kesana, jaraknya jauuuuhhh banget dan harus berganti beberapa MRT. Tapi Sagi meyakinkan kami bahwa Science centre itu keren dan worth it banget untuk dikunjungi. Baiklah, kembali menjalankan itinerary yang telah dibuat.

Untuk hari kedua ini kami akan menjelajahi banyak tempat di Singapura dan (pastinya) akan menggunakan banyak moda transportasi. Untuk menghemat pengeluaran kami sepakat menggunakan Singapore Tourist Pass, tiket ini memungkinkan kami mengelilingi Singapura tanpa harus bayar apa-apa lagi. Harga tiket SGD 8 per hari dan SGD 10 untuk deposit (deposit akan dikembalikan saat mengembalikan kartu). Senangnya menggunakan kartu ini, saya tidak perlu bolak-balik ke mesin penjual tiket untuk membeli dan mengembalikan tiket, ngga ketahuan lagi deh kalau saya ini turis :p

Busnya mirip bus gandeng Trans Jakarta :p

Bukaaann...ini bukan lagi ngantri di Dufan

Inside the bus 

Science centre terletak di daerah Jurong East, dari stasiun MRT naik bis sekali lagi untuk sampai ke tempat tujuan. Thanks God kami punya Singapore Tourist Pass, ngga bingung lagi musti bayar pake apa waktu naik bis :p

In front of Science Centre

 
Eeeerr...Mathematics everyone?

  
The Mind's Eye

 
Hall Atrium Science Centre

Harga tiket SGD 6 saja, museumnya besar dan dibagi ke dalam beberapa bagian, The Minds Eye, Mathematics Exhibition, DNA, Sound Exhibition, Discovery Zone, The Human Body, World of Energy, Kinetic Garden, dan masih banyak lagi (ngga sanggup untuk ditulis satu-satu disini). Hall pertama yang kami masuki adalah The Minds Eye, quite fun to figure out how our eye can be treat by the pictures. Sedikit mikir, tapi setelah dapet maksud dari alat peraga tersebut rasanya fun banget. Ini diantaranya:

Gambar diatas, jika dibalik menjadi seperti ini:
 
Looks alike eh?

 
Dari hamparan gambar yang abstrak, tertangkap satu refleksi wajah di dalam tiang

Dari The Minds Eye kami berlanjut ke Mathematics Exhibition. To be honest, saya takut memasukinya, I'm not good in math. Tapi desain ruangan yang menarik dan cerah menarik kami untuk melihat bagian ini.

'Lil bit scary :p

Ternyata cukup menyenangkan disini, bahkan kami berlomba untuk menyelesaikan beberapa soal matematika. Ahahahaha...

 
Phi = .......................(somebody, please answer that)

  
Cara berhitung di segitiga pascal, masih inget?

  
Race to finish the puzzle (and its quite hard I think)

 
Iseng mencoba permainan ini, dan terperangkap ngga bisa membebaskan diri :(

Beranjak ke beberapa bagian lain, dan cukup merinding di bagian Human Body. Hiiiyy...ngga sanggup ngeliat bentuk virus, mikroba dan kawan-kawannya, makanya saya memilih untuk menunggu di luar dan....foto-foto :D

Dinding bergambar Genom dan DNA yang ditampilkan secara menarik

Ukuran bangunan yang besar, koleksi yang lengkap dan menarik, belum lagi ada beberapa peragaan oleh pihak Science Center, membuat kami benar-benar lupa waktu. Jatah waktu 2 jam rasanya belum cukup dan molor sampai 3 jam lebih. Benar-benar tempat yang menyenangkan, tanpa disadari kami telah mengulang berbagai pelajaran dari masa SMP disini.

Penasaran pengen nyelesein soal-soalnya

The demo

Kinetic Garden

Keluar dari Science Center kami sedikit kesulitan menentukan tujuan selanjutnya: Little India, Orchard, atau Chinatown dulu karena ketiga tempat ini cukup berpencar. Dan sekali lagi, kami mengerahkan kemampuan dalam membaca peta Singapura, jalur MRT serta bus, dan flyer dari Visitor Information. Hasilnya, kami akan ke Orchard terlebih dahulu, dari Orchard naik bus ke Little India sekalian makan siang, lalu lanjut ke Chinatown. Bye Science Center, really having a great time in there.

Untuk urusan panas, Jakarta punya saingan

Satu hal yang kami pelajari dari perjalanan ini: karena kami bertiga buta arah dan tidak tahu harus melangkah kemana saat keluar dari MRT, maka kami mengikuti rombongan orang terbayak. Kemana orang-orang berduyun-duyun pergi, disana pasti ada tempat yang menarik. Dan teori ini selalu berhasil ;)

Orchard

Orchard Road. Salah satu top destination di Singapura. Ramai, penuh, hedon, tapi entah, untuk kami bertiga tempat ini doesn't make any sense. Tempat kaya gini sih di Jakarta juga banyak, bahkan masih kalah gede dibanding sama GI. Semua orang hilir mudik keluar masuk mall yang dipenuhi label Pucci, LV, Guess, Mango, dan berbagai label desain kenamaan lain. Kami? Cuma bengong dan ngga tau mau kemana. Masuk mall? Ngapain juga, ngga ada yang dibeli, mahal juga yaaaa.... Jadi, kami hanya menyusuri Orchard Road tersebut, dan mencari halte bus terdekat yang akan mengantar ke Little India.

Gone with the bus :p


Bis dua tingkat ini mengingatkan saya dengan Jakarta tahun 90-an, dari atas bis kami dapat melihat ritme dan dinamika hidup warga Singapura. Tapi kacaunya, ngga ada penunjuk arah dalam bus, bahkan nama halte pun tidak terlihat dari atas bus. Akankah kami nyasar lagi? Walau punya Singapore Tourism Card (ngga masalah nyasar sampe mana juga) tapi itu hanya akan membuang-buang waktu kami yang hanya sedikit ini. Mulailah kami membentangkan peta dan mencocokkan nama jalan di peta dengan yang terlewati (sepertinya kami makin jago dalam urusan ini), dan sampailah di Tekka market daerah Little India.

Aroma rempah dan pemandangan wanita dengan kain sari menyambut kami saat turun dari bus. Kaki ini pun langsung melangkah ke dalam Tekka market, entah apa yang dituju, kami hanya berjalan. Banyak food court di dalam Tekka market, kami pun memutuskan untuk makan siang dulu, paling tidak disini kami tidak kesulitan mencari makanan halal. Saat kebingungan memilih menu makan siang,Sagi mengusulkan ide brilian, sup tulang merah.

 
 Dont judge the food from its look

 

Sup tulang merah, roti prata, dan teh tarik menjadi menu makan siang saat itu.

Setelah perut kenyang, kami kembali menjelajah tempat ini. Tujuan pertama adalah Little India Arcade yang terletak persis di depan Tekka market. Pusat belanja ini tidak terlalu ramai, entah karena tokonya yang sedang tutup atau memang jumlah toko hanya segitu, jalan-jalannya juga tidak dipadati turis. Kebanyakan toko menawarkan untuk tatto henna seharga SGD 5, yey jauh-jauh kesini cuma bikin henna, di Bogor juga banyak. Ngga dapat apa-apa di Little India Arcade, maka kami beranjak ke Mustafa centre.

Musik India mengalun riang sepanjang kami menyusuri daerah ini, duh kalau ada pohon pasti saya udah nari-nari sambil muterin pohon, berhubung cuma ada tiang listrik niat itu saya batalkan. Sudah jauh berjalan, kami tak kunjung menemukan Mustafa Centre, bahkan tidak ada petunjuk sama sekali kemana arah Mustafa Centre, ini artinya kami harus bertanya lagi.

Contoh perawakan orang India di sebelah kiri Sagi

"Ros, ayo dong tanya sama orang Indianya" kata Sagi.
"Hiiiyyy....ngga deeehh...orang Indianya serem-serem" kata saya sambil bergidik.

Untuk urusan menanyakan jalan, Sagi dan Nenes memang khusus menyerahkannya untuk saya. Tapi, ada satu fakta penting, orang-orang India di Lillte India ini syerem-syerem semua. Perawakan mereka tinggi, gede, item, syerem. Ya, mungkin ini stereotipe saya saja, tapi saya ngga berani berhadapan langsung dengan mereka.

"Ayooo dong Cha, tanya sama orang. Gw udah cape jalan nih" kata Nenes.
"Serem gw....takut. Kok ngga ada cewe India ya, daritadi gw nemunya cowo mulu. Serem ah" jawab saya.
"Ayo Rossa, keluarkan kemampuan dan pesonamu untuk bertanya sama mereka" Sagi menyemangati saya.
"Tega lo ya. Emang lo pada ngga serem apa ngeliat mereka?" saya mulai sewot.
"Yaaaa....serem juga sih. Tapi kita udah muter-muter ngga jelas arahnya nih"

Dan saya pun menyerah. Saya memilih orang India yang lagi jalan sendiri, menghadapi satu orang saja saya udah cukup takut, jadi pilihan untuk bertanya pada gerombolan orang India saya buang jauh-jauh.

"Excuse me Sir. Could you tell me where's Mustafa Centre?"
"Oh, right there" jawab si India menunjukkan supaya kita jalan terus
"Nooo....Mustafa centre? It's right there" sambung seseorang (sepertinya backpacker juga) yang jalan di belakang kami dan tak sengaja mencuri dengar.

Saya, Sagi dan Nenes bingung, where sould we go????

"Right there" kata si India
"No, mustafa centre right? Turn left from here" kata si backpacker
"Ok Sir, thank you. Both of you" jawab saya meninggalkan mereka

Sayup-sayup ketika berjalan kami mendengar si India dan si backpacker masih berdebat kemana arah Mustafa Centre. Yah, biarkanlah mereka berantem, kami ngga mau dilibatkan ;) dan kami memilih jalan yang ditunjukkan si backpacker. Sepertinya kami ada di jalan yang benar, karena banyak turis hilir mudik di jalan yang kami lewati (teori pinter-pinteran ala kami bertiga). Sampai akhirnya...

"Duh Ros, kayaknya kita nyasar lagi deh. Tanya sama orang India lagi gih" kata Sagi
"WHAT??????" crap.

Mustafa Centre, us, and the shopping bag

Jika dibandingkan dengan mall, Mustafa Centre lebih mirip supermarket bagi saya. Saya agak shock juga karena bayangan saya tentang Mustafa Centre berbeda jauh dengan kenyataannya. Semua kebutuhan rumah tangga ada disini, mulai dari kebutuhan pokok, makanan, pakaian, alat elektronik, semua numplek jadi satu. Tujuan kami memang untuk mencari oleh-oleh (saya selalu benci bagian ini) dan harga yang ditawarkan di tempat ini lebih murah.

Sagi dan Nenes mulai bersemangat mencari souvenir, saya masih malas-malasan, mereka bingung memilih coklat, saya malah bertanya "Ngapain bawa coklat ke Indonesia". Sagi dan Nenes memang menganggarkan dana khusus untuk oleh-oleh. Di awal saya sudah menyebutkan betapa saya sangat mencintai persamaan kami bertiga dalam menghargai waktu, tapi saat di Mustafa Centre, saya sangat membenci persamaan kami bertiga dalam hal gila belanja. Menghabiskan waktu hampir 2 jam disana hanya untuk mencari oleh-oleh.

Farrer Park shelter, bye Little India.

Dari Mustafa Centre kami berpindah ke Chinatown melalui stasiun MRT terdekat. Barang bawaan terasa semakin berat, Sagi dan Nenes yang menghabiskan lebih dari SGD 60 saat belanja tadi harus menenteng kantong belanjaan mereka yang cukup besar, kantong belanjaan saya sih cukup masuk ke dalam tas. 

Sesampainya di Chinatown, bingung lagi harus kemana. Ini Chinatown kan, bukan Glodok? Kebanyakan isinya mall yang mewarkan barang elektronik. Berhubung masih dalam suasana perayaan imlek, maka tempat ini dihias dengan berbagai ornamen Imlek yang cantik.


 

 

Dari chinatown kami menuju Sentosa Island untuk menonton Song of The Sea. Sepertinya cuaca tidak mendukung niatan kami ini, hujan turun dengan derasnya. Kami hanya gambling, membeli tiket untuk pertunjukan pukul 20.40 dan berharap hujan dapat berhenti.

Ki-ka: Sagi, saya, Nenes (bisa lihat plester di kaki Sagi dan Nenes ngga?)

 
 Waiting for the rain

 
Ticket

Pulang dari Sentosa Island jam 10 malem. Sepanjang perjalanan dari Sentosa ke Kallang suasanya udah sepi banget. No wonder, besok udah hari senin. Time to get back to work. Sigh.

 Sentosa's MRT

 
 Sagi yang udah ngga sanggup pake sepatu

 
Sooooo thirsty.

Malam terakhir kami di SG, dan puas bisa mengelilingi banyak tempat hari ini :)

16 komentar:

  1. LOKOMOTIF, datang!! ijin amankan posisi pertama yaaa

    BalasHapus
  2. merry is kereeenn pokoknya. ada tuh klo di kotaku namanya is taman pintar.

    BalasHapus
  3. waaaaaaa...
    makin pengen ke singapur...
    hadooooh,,,mw bikin paspor aja gak jadi2 niy...

    BalasHapus
  4. Wuahhhh gua blom pernah ke Science Centre itu.... Mau mau Mau

    BalasHapus
  5. Wish to go to Singapore again

    BalasHapus
  6. Musium teknologi yg ada di TMII kaya gini ga?
    Kalau ga nyasar kurang seru jalan2nya :)
    Glodok itu memang chinatown atau pecinannya Jakarta

    BalasHapus
  7. mr. bru : hihihi...ada versi mini taman pintarnya, di kota baru parahyangan bwanduung

    BalasHapus
  8. manarik banget Science centre_nya mbakk..

    kereeennn...bener-bener perjalanan yang mengasyikan.. :D

    BalasHapus
  9. wiiiih,asik tuh blajar science lewat situ, bisa rada kebayang science-nya,hoho

    wuaaaah...brapa total biaya yg dibutuhin k singapur say? *pengen

    BalasHapus
  10. Singapore emang asyik buat dikunjungi ya
    bersihnya itu lhoo
    transportasi umumnya juga keren banget. nyamaaan...

    seharian tuh keliling singapore, apa gak capek banget? hehehe sampe gak kuat pake sepatu. hehehehe...

    kalo ke sentosa kan makan waktu sehari penuh. kalo mau menikmati semuanya sih...

    aku belom pernah tuh ke science centre. ntar deh kalo ke sana lagi, pingin juga maen kesana

    BalasHapus
  11. Liputannya seru dan lengkap :D

    Trik yang bagus,mengikuti kemana arus orang bergerak :D Sama seperti saya yang nggak ada bakat map reading secara tetep aja nyasar biarpun bawa2x peta.

    Tapi tetep harus hati2x ya make trik ini, dulu karena masih jetlag n nggak konsen, saya main ngikutin gerombolan orang aja di bandara....kirain ke arah 'exit'... Nggak tahunya berakhir dengan sukses di toilet cowok, baru nyadar setelah melihat tatapan mata heran dan nanar sambil senyum2x dari cowok2x yang sedang di toilet... :D

    BalasHapus
  12. @ Fi: iya, mirip sama Taman Pintar. Itu di Jogja bukan sih?

    @ Riesta: Bikin dulu aja paspornya, pasti tambah gatel pengen travel ;)

    @ Cipu: mampir mampir mampiiiirrr :p

    @ Okkots: Tenang, banyak penerbangan yang transit disana kan. Dan suatu saat juga pasti kamu bakal transit disana :)

    @ Exort: hehehe...belum pernah ke musium teknologi di TMII malah (aahh...anak bangsa macam apa saya ini)

    @ Mr. Bru: Anin sering2 diajak kesana ya, biar tambah pinter :)

    @ Ieyaz: ngga heran kan kenapa saya kuat maen disana sampe 3 jam

    @ Minomino: untuk budget saya bahas di postingan yg laen. Sabar ya....

    @ Elsa: nyesel juga ke Sentosa cuma buat nonton Song of The Sea, tapi waktunya terbatas dan banyak tempat yg pengen didatengin ;)

    @ Feli: Huahahahaha.......Gosh Feli, that must be FUN.lol.

    BalasHapus
  13. Science center .... oh tidaaaaakk ... Pingin ke sana nih!!!!

    Wah bener2 seharian jejalan terus ya, menarik banget ceritanya.

    Ditunggu kelanjutannya ya :)

    BalasHapus
  14. entah kapan keboo bisa ke sana...hhh.. mbak rossa emang bikin ngiler, eh ngiri aja...hikhikhik...

    BalasHapus
  15. katanya, di blognya margarita kalo nggak salah, di pinggiran singapura ada pantai bagus lho. sepi dan bersih..

    ntar kalo main ke singapura saya mau ke sana ah. :D

    btw, science park itu keknya mirip sama taman pintar di jogja. tapi mungkin lebih modern. :D

    BalasHapus
  16. @ Imam: jalan teruuuussss pantang cape :p

    @ Keboo: pasti bisa kok :)

    @ Shige: haha...ngga sempat kesana, waktunya terbatas banget. Iya, Science Centre itu mirip sama taman pintar jogja (padahal belom pernah kesana).

    BalasHapus