Ada satu tempat yang paling saya hindari di dunia ini dan sudah hampir 2 tahun lamanya saya tidak menjejakkan kaki kesana. Tempat itu adalah kampus saya sendiri, sebuah perguruan tinggi negeri ternama di kota Bogor yang terletak jauh dari keramaian pusat kota. Dan minggu kemarin, akhirnya saya harus kembali ke tempat itu untuk menghadiri pernikahan seorang teman kuliah.
Kenapa saya takut kembali ke tempat ini? Karena disana tersimpan jutaan kenangan masa kuliah. Lalu, apa salahnya dengan kenangan masa kuliah? Bukankah menyenangkan untuk menyelami memori masa kuliah dengan teman seperjuangan? Karena selama empat tahun saya berkuliah disana, memori itu merekam perjalanan hidup kami berdua.
Saya berkenalan dengan dia saat semester 2. Perkenalan yang singkat namun berkesan, dalam waktu 3 bulan kami jadian. Saya tumbuh dewasa bersama dia, melewati berbagai tekanan dan keceriaan masa kuliah. Setiap jengkal di kampus itu merekam kenangan kami berdua; tempat jadian, tempat makan favorit, tempat rental komputer dan internet langganan, gymnasium tempat saya menyemangati dia saat bertanding futsal, kost-kostan yang ditinggali selama tiga tahun, dan masih banyak hal lain.
Empat tahun kami berdua bertahan menghadapi semua cobaan yang menghantam hubungan ini. Dan saat itu pun tiba, saat dimana kami berdua harus menyusun skripsi, sidang, lulus kuliah, wisuda, untuk kemudian menghadapi dunia yang sebenarnya. Saya selalu pesimis membayangkan hal ini, dan dia selalu menguatkan saya. Saya tidak pernah percaya dengan long distance relationship, saya tidak cukup kuat untuk itu. Ketika dia mulai memasuki dunia kerja, sementara saya masih bingung menentukan pilihan untuk bekerja dimana, ego ini semakin menjadi. Saya meminta perhatian lebih, yang tentu saja tidak dapat dia berikan, saya terus uring-uringan, sering ngambek, aaahh anak kecil sekali sikap saya waktu itu. Sering saya mengucapkan kata putus, tapi dia selalu mencoba mempertahankan hubungan kami. Sampai pada suatu hari, kata putus saya di-amin-i olehnya.
Saya tak pernah menyangka, ternyata hubungan kami bisa kandas juga. Tapi inilah hidup, tidak ada satu orang pun yang bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di depan sana. Saat itu hidup saya kacau, saya benar-benar merasa kehilangan dia. You dont know what your missing until you lose it. Tak habis-habisnya saya mengutuki kebodohan diri ini.
Hidup terus berjalan, saya juga tahu, saya harus maju dan melupakan dia, dan saya berhasil. Saya bisa tertawa kembali, menghargai dan mencintai diri sendiri, tidak lagi menyalahkan diri ini atas apa yang telah terjadi di masa lampau. Tapi saya yakin, saya tidak mungkin kembali ke kampus. Terlalu banyak kenangan disana, daripada luka ini terbuka kembali, lebih baik saya menghindari tempat itu.
Ternyata jalan hidup saya hanya berputar, dan saya kembali ke kampus, ke tempat dengan sejuta kenangan itu. Tidak banyak yang berubah, hanya diri ini yang berubah mengikuti alur waktu. Tempat itu masih sama, sejuta kenangan itu juga masih tersimpan disana, tidak akan lapuk dimakan waktu. Tetapi saya memandang semua tempat itu dengan sebuah senyum, bukan titik air mata. Saya tersenyum mengingat masa kuliah, kenaifan masa remaja, saya bisa tersenyum menghadapi semua kenangan tentang kami berdua. Tempat itu mungkin tidak akan berubah, tapi perasaan ini yang tidak sama lagi. Saya benar-benar telah merelakan kamu. Saya bahagia untuk kamu.
Saya juga lebih tegar menghadapi pertanyaan teman-teman kuliah di acara pernikahan tersebut. Pertanyaan sama yang sudah saya berikan jawabannya dari 2 tahun yang lalu kepada mereka. Saya tidak menyalahkan mereka yang menanyakan kelanjutan hubungan kami berdua, mungkin mereka juga terbawa suasana masa kuliah dahulu.
Sepulangnya dari kampus, saya menjumpai beberapa mahasiswa dengan pakaian khas mereka: polo shirt, celana jeans, plus sneakers atau flat shoes. Tapi lihatlah saya sekarang: casual dress, clucth bag dan high heels.
Penampilan baru saya dan teman-teman kuliah
Kita hanya bisa berjalan mengiringi waktu yang terus maju. Dengan segala perubahan yang ada, saya yakin Tuhan memilihkan jalan yang terbaik untuk kami berdua.
Untuk kamu yang tidak mungkin membaca tulisan ini: Terimakasih untuk 4 tahun yang begitu berwarna.
PERTAMAX,
BalasHapusA melancholic side of Merry...
Kampus memang menyimpan sejuta cerita. Saya juga sama. A lot stories to share in university. Hahaha cuman blom berani publish di blog.
Wish you find someone better.
Kapan nih makan ke Loving Hut bareng :p
wiw, kampus memang menyimpan sejuta kenangan..jadi kangen masa2 itu :D
BalasHapuslife must go on sis, semangad yaa ^^
Mba Rossa, aku terharu bacanya.
BalasHapuswah 4 tahun kebersamaan sayang banget yaaa harus berakhir, mudah2an apapun yang terjadi itu yang terbaik dan nanti mba pasti dapet ganti juga yg terbaik ^_^
Oiya pas taun baru aku baru aja ke IPB hehe ^_^
Makasih udah follow dan link :D
mr. bru sezz : Kampus???Kampus buat gw berarti :
BalasHapus- medan pertempuran (banyak yang doyan berantem)
- ladang makanan (puun singkong dimana2, sore2 bisa bakar singkong atau singkong rebus di depan himpunan)
- tempat uji nyali (almost midnight lagi nongkrong di hima, dari gedung depan ada cewe ngejerit)
- banyak ular langka cewe
no romance bt gw karna ya itu tadi, cewe adalah mahluk langka, begitu ada, eeehh malah pada brantem, maleeeeesss.....
heuheuheu...
4 tahun waktu yang sangat singkat ya, tapi itu semua hanyalah masa lalu yang hanya untuk dikenang, bukan untuk dijalani.....memang sesuatu itu terasa sangant berharga saat sudah tidak ada....
duh.. sayang ya kebersamaan empat tahun putus karna jarak memisahkan. Tapi ga papa kok, masih banyak pilihan lain. Semua yang terjadi pada kita adalah sebuah proses pembelajaran. So, diambil positifnya aja..
BalasHapusSemangat sist.. kamu pasti dapat yang lebih baik :)
Setiap kenangan baik indah maupun tidak indah akan tetap terkenang, tetep semangat karena kalo jodoh tak akan kemana :)
BalasHapussaya sih masih harus kembali ke kampus... baru semester 1 tahun keempat soalnya. :D masih ada 1-2 sem lagi. hehehe..
BalasHapus@ Cipu: saya juga heran, ko saya bisa nulis kenangan masa kuliah ini dengan begitu lepasnya. Ayo, traktir saya ke Loving Hut ya ;)
BalasHapus@ Dv: Iyaaa...semangat mencari Mr. Right. ahahahaha :D
@ Desieria: Amiiinn...makasih doanya ya saaaayyy....
@ Syifa: yupz...pembelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama :)
@ Mr Bru: kampus kamu dimana? ko masih ada puun singkong siiihh...IPB dooong, puun karet (loh?)
@ Naicana: kenangan juga merupakan guru yang terbaik selain pengalaman ya.
@ Shige: Hohoho, nikmatilah masa-masa kuliahmu. Karena sekarang saya kangeeeenn bgt dengan masa-masa itu.
suatu hal yg tk bisa dilupakan dari kehidupan kita yaitu kenangan yang paling indah... dan berkesan :)
BalasHapushmmm...jadi kangen temen2 kuliah ^^
BalasHapus@ Dhani: hmm..kenangan pahit juga sulit untuk dilupakan. Tapi tergantung cara pandang kita juga, bagaimana sebuah kenangan pahit bisa menjadi bermakna ;)
BalasHapus@ Etha: iyaa...kangen masa-masa kuliah jadinya :D
Ya...
BalasHapusKita memang tak bisa memperkirakan apa yg terjadi...
tapi karena itulah kita berusaha melakukan dan mendapatkan yg terbaik kan..?
*salam bandit™
@ Bandit: yap, melakukan dan menjalani apa yang ada di depan mata sebaik mungkin.
BalasHapushidup an kehidupan sapa yang tau akhirnya selain diriNya, kita-kita hanya bisa menjalaninya saja (gym) namun semoga nanti bisa mendapatkan yang terbaik dari yang pernah ada (cozy) semoga saja !!!!!
BalasHapus##kamposssssss (doh) kata yang paling memusingkan buat ku (nottalking)
@ katakataku: Semoga ini jalan yang terbaik :)
BalasHapusOcha...
BalasHapusStory mu tuh kurang lebih sama dey sama aquw..waktu 4taon yg dihabiskan b'sama slama kuliah..akhirnya harus kandas jg hnya krena jarak..hwiikkksss...
Aquw pikir dirimuw dan mr.B ituw bisa mulus hubungannya..
Ouh,ternyata sama ajah..
Eeeh,btw aq ikutan loh terlibat sdikit banyak dgn hubungan kalian bdua..
Abis dri sbelum jadian,mr.B ituw sering curhat2an dgn dirikuw..hihi..
Iya,cha bener banget tuh..kampus akan selalu mnjadi tempat sarat kenangan dey..
rasanya jauh lebih baik setelah tersenyum kan ya? ..meskipun cerita di kampus tidak terlalu banyak berbumbu cinta tapi kampus memang selalu menyimpan banyak cerita
BalasHapus@ Ghe: hohohoho...baca komen kamu malah jadi inget muka dia lagi :)
BalasHapus@ Hesty: That's why I called kampus sejuta kenangan :))
ga sengaja dan ternyata membaca tulisan ini. thanks so much (1205)...
BalasHapusOcha darling.... gw mampir ke arsip2x lama blog ini karena penasaran...
BalasHapusSame here.... kalo balik ke kampus pasti bakalan merasakan hal yang sama... Setiap sudut merekam kebersamaan yang pernah ada... Saat duduk di tepi danau, saat jalan ke perpustakaan lewat pepohonan, makan di kantin atau warung makan pinggir rel, fotokopi diktat dll...
Biarlah menjadi kenangan... :)
kampus memang penuh kenangan yaah, tapi saya senang2 aja balik ke kampus *dulu gk ada cerita cinta disana siih, adanya admire ke senior tapi cuma sesaat coz si senior jadian ma senior lainnya* hihih
BalasHapusanyway, salute buat Merry yang bisa bangkit setelah perpisahan.. hmmm You dont know what your missing until you lose it, nendang banget :(
Tetep semangat ya oca... Sedikit banyak gw tau awal kisah kalian jadian. dulu gw sebelahan kamar ma dy waktu asrama dl. ;D
BalasHapus