Minggu, 24 Januari 2010

Nine Tooth Fairies visiting Rumah Dara

Yippieee...saya bahagia banget, minggu ini bioskop kembali dipenuhi film-film baru. Ngga mau nunggu sampe minggu depan, jadi saya tonton saja tiga film hari sabtu kemarin. Filmnya beragam, dari film musikal Nine, film komedi Tooth Fairy, sampei film slasher Indonesia, Rumah Dara. Dan mulai dari postingan sekarang, saya akan mencantumkan bintang (range 1-5) untuk menunjukkan seberapa pantas film ini untuk ditonton (sekali lagi, bintang yang saya berikan subjektif berdasarkan penilaian saya). Here's the review guys....

Nine
Guido Contini (Daniel Day-Lewis) adalah seorang sutradara terkenal Italia dan telah menghasilkan delapan film. Sayangnya, dua dari film terakhir sang maestro tergolong gagal, dan dia harus membuktikan eksistensinya di dunia perfilman lewat film kesembilan. Dalam konfrensi pers, Guido menyebutkan judul untuk film tersebut adalah Italia, tetapi Guido selalu mengelit jika ditanyakan perihal substansi dari film tersebut. Hal ini dikarenakan Guido sama sekali belum membuat naskah untuk film tersebut, jangankan naskah, ide pun Guido tak punya. Padahal seluruh persiapan untuk film ini telah dibuat, mulai dari artis yang akan ditampilkan, kostum, make-up, budget, sampai panggung. Hanya satu yang kurang: naskah. Dalam film ini, Guido dikelilingi tujuh wanita, mulai dari istri, simpanan, rekan kerja, ibunya sendiri, wartawan, PSK masa kecilnya, dan bintang film kesayangannya.



Disutradarai oleh Rob Marshall (Chicago dan Memoirs of Geisha), Nine diangkat dari film musikal Broadway tahun 1982 berjudul serupa. Film bersetting Italia tahun 1960 ini menampilkan tujuh wanita dengan berbagai karakter, dan karakter tersebut diwujudkan dalam kostum yang mereka pakai. Setiap tokoh dalam film ini menceritakan kehidupan pribadi dan hubungan pribadi mereka dengan Guido melalui musik dan tarian di atas panggung, sungguh mempesona!!! Terdapat lebih dari 10 lagu dalam film ini yang disampaikan melalui pertunjukan panggung. Setiap satu lagu selesai, saya tak henti-hentinya bertepuk tangan (tanpa suara tentunya, takut diomelin tetangga sebelah) karena pertunjukan tersebut sangat mencengangkan. Walaupun saya tidak pernah menonton pertunjukan musikal langsung di Broadway, tapi saya sangat puas melihat pertunjukan tersebut melalui film ini. Rasanya seperti disodorkan sebuah film dari Broadway untuk ditonton.



Sempurna. Saya cinta film ini dan merasa beruntung dapat menontonnya (sekalian mengkhayal bagaimana seandainya saya benar-benar nonton film ini di Broadway) hohoho....

Jika kalian tidak suka dengan ceritanya, kalian tidak akan kecewa dengan akting seluruh pemainnya, film ini bertabur bintang, Marion Cotillard (Laura), Penelope Cruz (Carla), Nicole Kidman (Claudia), Judi Dench (Lili), Kate Hudson (Stephanie), Sophia Loren (mama), dan Stacy Ferguson (Saraghina)


All cast from Nine (minus Daniel day Lewis)

Jika kalian tidak suka pemainnya, kalian akan terhibur dengan lagu-lagunya (Fergie menyumbangkan satu lagu: Be Italian)

Jika kalian tidak suka dengan lagu-lagunya, kalian akan terpesona dengan tarian dan aksi panggungnya

Jika kalian tidak suka dengan tarian dan aksi panggungnya, kalian jatuh cinta dengan kostumnya (Swarovski mengeluarkan 1 juta butir kristal untuk kostum Stephanie, korset Carla, dan gaun malam Claudia)


Kate Hudson dengan kostum ribuan kristal


Penelope Cruz with korset :)

Jika kalian tidak suka dengan  kostumnya, kalian jatuh cinta dengan the beautiful scenery of Italy.

Intinya adalah: worth it banget nonton film ini. Highly recommended.

Tooth Fairy
Derek (Dwayne Johnson) adalah seorang pemain hockey yang brutal, dia selalu menyerang musuh-musuhnya hingga gigi mereka rontok, hal ini membuat dia dijuluki tooth fairies oleh teman dan fansnya. Derek tidak pernah percaya dengan mimpi dan cerita mitos, bahkan dia hampir secara terang-terangan berkata kepada seorang anak bahwa Peri Gigi itu tidak ada. Karena sikapnya yang selalu membunuh mimpi anak-anak, maka Derek mendapat hukuman menjadi Peri Gigi selama 2 minggu, jika kelakuannya memburuk maka lama hukuman akan terus bertambah.



Kekonyolan terjadi saat Derek berusaha mengumpulkan gigi, karena dia tidak dapat menggunakan sayapnya untuk terbang, maka Derek menggunakan cara lain: krim pengecil tubuh, bubuk amnesia, dan spray penghilang tubuh. Beberapa alat yang seharusnya digunakan saat melaksanakan tugas sebagai Peri Gigi juga Derek gunakan dalam kehidupan pribadinya: membuat lupa pacarnya akan perkataan dia yang menyebalkan dan untuk menjahili anak baru di klub hockey.

Jika kalian ingin lihat The Rock memakai baju balerina plus rok tutu pink, atau melihat dia memakai stocking ketat warna biru, silahkan tonton film ini. Lucu aja liat badan dia yang super super gede pake baju kaya gitu :) Tapi saya sih tidak terlalu merekomendasikan film ini. Memang lucu, tapi hanya mampu membuat saya tertawa di beberapa scene. Belum lagi hampir semua scene yang menampilkan adegan lucu telah ditampilkan di thriller, basi aja rasanya menertawakan kembali adegan-adegan yang telah kita ketahui lewat thriller. Akting para pemain rasanya kurang maksimal, belum lagi saya terganggu banget dengan slogan "Ooh Yeaahh.." milik Dwayne Johnson. Jalan cerita juga bisa ditebak, setelah ini pasti itu. Selain itu, alur cerita kurang kuat sehingga film ini terasa hambar. This is sooo Hollywood movie.

Bintang yang saya berikan:


Kalau ada dana lebih atau pengen ngajak keponakan nonton bolehlaaahh menjadikan film ini sebagai pilihan.

Rumah Dara
Sebelumnya saya minta maaf, sepertinya saya tidak bisa mereview film ini dengan baik karena sepanjang film saya sibuk menutupi wajah dengan jaket (alias ngga nonton film ini secara utuh, ada beberapa bagian yang saya sensor secara pribadi). Jujur, saya paling ngga bisa nonton film sadis. Saya sempet mikir tujuh kali waktu beli tiket Rumah Dara, tapi karena saya sudah berkomitmen untuk mengapresiasi semua film bermutu Indonesia maka saya beranikan untuk menonton film ini.



Dalam perjalanan menuju Jakarta, Adjie (Ario Bayu), Astrid (Sigi Wimala), Ladya (Julie Estelle), Jimi (Daniel Mananta), Eko (Dendy Subagil), dan Alam (Mike Lucock) hampir menabrak Maya (Imelda Therinne). Berniat menolong, maka rombongan ini mengantar Maya sampai rumah. Sesampainya di rumah, Maya menawarkan mereka untuk mampir dan berkenalan dengan Ibunya, Dara (Shareefa Danish). Dara berniat menjamu para tamu dengan makan malam, tetapi setelah makan malam selesai, satu demi satu pembunuhan sadis terjadi. Sebenarnya ada apa di rumah tersebut? Apa yang diinginkan Dara dari para tamunya?

Rumah Dara merupakan film slasher yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya. Sempat dirilis dalam bentuk film pendek berjudul Dara, film dengan international title bernama Macabre ini bahkan telah melanglang ke berbagai festival berskala internasional, salah satunya adalah Puchon International Fantastic Film Festival (PiFan 2009) dimana Shareefa Danish menyabet penghargaan sebagai Best Actress untuk film ini. Akting Danish memang benar-benar memukau. Dia mampu menjelma menjadi seorang Dara yang dingin dan sadis. Membunuh dengan ketenangan tingkat tinggi plus ekspresi wajah yang tidak berubah. Benar-benar total.



Untuk kategori film slasher yang jarang ada di Indonesia, film ini bisa dikatakan yang terbaik. Saran saya, ngga usah niat bawa makan dan minum pas nonton film ini, tapi bawa benda yang bisa nutupin muka. Satu lagi, masih ada moral dari film ini: pikir tiga kali sebelum nekat ngasih tebengan terhadap orang asing.

17 komentar:

  1. dari semua yang di review, saya cuman sempet nonton Rumah Dara. Itupun karena di Semarang kemarin, ga ada film lain yang bisa saya pilih.

    But memang film nya digarap keren banget. Pemainnya juga oke oke. Cuman, tema nya sangat sadis. Yang punya penyakit jantung disarankan ga nonton pelem ini. :)

    BalasHapus
  2. Betul banget, diantara tiga film ini baru Rumah Dara yang saya tonton. Film ini memang bener-bener sadis. Jujur beberapa adegan juga saya nggak sanggup melihatnya (sampe merinding bayanginnya).

    Pokoknya ini film Indonesia yang super banget menurut saya. Very recommanded to watch :)

    BalasHapus
  3. klo di suruh milih nonton, milih peri giginya ajah... heheheh

    BalasHapus
  4. mr.bru sezz:hehehehe, rumah dara nonton juga akhirnya ya??yah emang sih kalo yang gak biasa nonton film slasher mah...weh weh weh weh.....kalo untuk gw mah yang mungkin efek2 n gorenya masih di bawah hostel kali ya??Untuk tooth fairy yup emang cocoknya buat yang nonton tanpa mesti mikir, total relax laah....nine ...belom liat...hehehehehe.....

    BalasHapus
  5. reviewnya lengkap banget ros..
    tapi disini yang ada cuma rumah dara tuh..

    BalasHapus
  6. waaah..kayaknya yang paling menarik justru yang rumah dara itu...

    cuma kira2 aku berani gak ya nonton nya... kalo ama "saw" sadis mana??

    BalasHapus
  7. reviewnya mantabbb!! kirain yang nine itu filem animasi berjudul "nine".

    sama-sama keren kok nine!!

    BalasHapus
  8. judul nya keres deh mbak ... bisa nyambung gitu yah :D

    rumah dara serem deh kek nya,, banyak darah ... hiiiiiiii

    BalasHapus
  9. @ Cipu: baru kali ini saya stress pas nonton film.

    @ Iman: sadisss yaaa....

    @ Bandit: jangan ikut-ikutan pake kostumnya Dwayne Johnson ya ;)

    @ Mr Bru: saya kan emang ngga bisa nonton genre kaya gini, jadi ngga bisa ngebandingin dengan film slasher lain.

    @ Syifa: yaaa...untuk pemanasan bolehlah nonton Rumah Dara dulu :P

    @ Anna: mirip sama saw kok, ngebunuhnya sama-sama pake gergaji....hiiiyyy....

    @ Fi: ooohh...kalo Nine yang kartun kayanya belum rilis deh...

    @ Etha: hehehe...iya, saya juga heran, kok bisa nyambung gitu ya judulnya.

    BalasHapus
  10. wow, resensi yang mantap. btw, walo nontonnya sambil nutup muka, rumah dara dikasih bintang penuh tuh... takut didatangin ya :D

    BalasHapus
  11. Yup..nine bagus bgt...luv the dance,walo kostum nya omg kurang bahan yaaa hehe
    Tapi the story and the ending...nice bgt

    BalasHapus
  12. walah tau ku kok cuma upin ipin kalo ga spongebob, whuaduh ketinggalan kereta

    BalasHapus
  13. @ Sibaho way: kyaa kyaaa..amit-amit kalo sampe disamperin tante Dara :p

    @ free FONT: semangat mereview yaa....

    @ Putri: semoga dapat menginspirasi pilihan film kamu (disana mungkin ngga ada Rumah Dara ya).

    @ Anonim: hehehee...emang kurang bahan siihh...tapi yang hebat adalah bagaimana Carla tampil bitch tanpa menimbulkan kesan murahan.

    @ Richo: ayoooo...resensi filmnya ditambah lagi....

    BalasHapus
  14. akhirnya ada yg ngasih bintang bitang 5 juga buat rumah dara, anw gw juga uda pernah ngereview rumah dara di blog gw tp dari sudut pandang yg sangat berbeda dari reviewer2 yg ada...kl ga percaya bisa diliat kl mau di blog gw....hehehehe kok jd promo :)

    BalasHapus
  15. blogwalking nyasar di blog ini.salam kenal :)

    untuk film udah coba ntn 3 idiots? very inspiring and acceptable cheesy untuk ukuran film india :)

    BalasHapus