Minggu, 07 Februari 2010

Kota Tua Museums

Entah sudah berapa sering saya mengunjungi kawasan kota tua Jakarta, kantor saya hanya selemparan batu dari sana, tetapi saya tidak pernah bosan untuk datang kembali ke tempat itu. Bagi saya, kota tua menyimpan berbagai chemistry akan masa lalu, sepertinya bangunan-bangunan yang hampir runtuh itu ingin bercerita, bagaimana bentuk tempat ini di masa lalu, kegiatan apa yang dilakukan, dan ada peristiwa apa di tahun tersebut. Mereka layaknya saksi bisu yang menemani perjalanan bangsa ini.


Kemegahan kota tua dibantu dengan berdirinya beberapa bangunan bergaya Belanda yang sekarang difungsikan sebagai museum. Terdapat lima museum disana: Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Bank Mandiri, dan Museum Bank Indonesia. Rata-rata museum buka dari jam 09.00 - 15.00, harga tiket Rp.2000 saja, dan free untuk Museum Bank Indonesia. Sayang, sampai saat ini saya belum sempat berkunjung ke museum Seni Rupa dan Keramik. 

Museum Fatahillah
Sepertinya tempat ini merupakan titik sentral dari seluruh museum di kota tua. Letaknya berada di tengah dengan halaman alun-alun yang cukup luas. Museum yang pernah difungsikan sebagai balai kota ini terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap bangunan, taman, dan ruang bawah tanah. Benda paling terkenal di Museum Fatahilah tentu saja meriam si Jagur.
 Museum Fatahillah tampak depan, khas dengan penunjuk mata anginnya

Meriam dengan "kekuatan magis"

Bagi saya, ini adalah museum paling crowded yang pernah ditemui. Terlalu banyak pengunjung yang datang hanya untuk berfoto, bukan untuk mengagumi isi museum. Koleksi museum sendiri memang hanya sedikit; replika peninggalan kerajaan Tarumanegara dan Pajajaran, gerabah, keramik, dan batu prasasti. Museum dengan tiga lantai ini kondisinya cukup menyedihkan, walaupun frekuensi kunjungan cukup tinggi tetapi tidak disertai dengan pemeliharaan gedung dan inventaris museum. Banyak tindakan vandalisme terjadi disini: coretan di setiap sudut museum, benda-benda museum dengan seenaknya dijadikan tempat menaruh tas atau duduk oleh pengunjung, dan tentu saja sampah yang menumpuk di beberapa sisi. Sedih rasanya melihat salah satu landmark kota Jakarta hanya dijadikan sebagai spot foto terkenal tanpa mengidahkan fungsi aslinya sebagai sebuah museum.

Museum Wayang
Well, this is another doesn't make sense museum for me. Mungkin karena area pameran masih ditutup jadi saya tidak bisa melihat seluruh koleksi museum secara keseluruhan (kalau renovasinya belum selesai jangan maksa dibuka dong). Saya hanya menyusuri lorong panjang setinggi tiga tingkat dengan beberapa pajangan wayang dan topeng. 
 
 Long alley

Beberapa koleksi (yang bisa saya lihat)

Sebenarnya museum ini menyimpan 4000 koleksi wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang janur, dan wayang lainnya. Wayang dari luar negeri juga ada disini, seperti wayang dari RRC dan Kamboja. Tapiiiiii....sekali lagi, karena area pameran ditutup maka kunjungan saya ke tempat ini hanya berlangsung selama 15 menit saja. Ugh....

Museum Bank Mandiri
I love this museum. Bukan karena saya kerja di bank, tapi chemistry museum ini terasa banget. Bangunannya yang tua namun kokoh dan megah dengan arsitektur gaya Belanda benar-benar membuat saya merasa terlempar ke masa tempo dulu, dan pemandangan kota Jakarta yang ruwet dengan kemacetannya membuat saya sadar kembali kalau saya hidup di tahun 2010.
Banking hall Museum Bank Mandiri

Museum ini cukup luas, terdiri atas tiga lantai. Lantai bawah menyimpan koleksi safe deposit box. Jujur, kalau saya ngga ditemani orang lain, pasti saya ngga sudi masuk ke ruangan ini. Sereeeemmmm....(banget). Bayangin aja, tempat ini udah ada dari tahun kapan tau, belum lagi pintu bajanya yang tebel, ngga kebayang deh kalau saya terkunci di dalemnya.
 
Safe Deposit Box

Lantai dua menyimpan koleksi mesin perbankan, yang percaya atau tidak, masih saya gunakan di kantor (kantor saya jadul amat ya). Benda yang dipamerkan berupa surat berharga (bilyet, giro, cek), perlengkapan operasional bank, buku besar (besar dalam ukuran sesungguhnya), dan mesin ATM tua milik Bank Mandiri. Lantai tiga berisi ruang rapat dan ruangan berisi foto-foto (maaf, saya lupa foto siapa). Yang paling menarik dari lantai ini adalah stained glass yang hampir memenuhi seluruh tembok yang menghubungkan lantai 2 dan 3.
Stained glass

So far, museum ini terawat dengan baik dan bersih, koleksi museum dilindungi dengan kotak kaca sehingga pengunjung tidak dapat menyentuhnya dan tidak terlihat coretan di dinding museum.

Museum Bank Indonesia
Setelah mengalamin renovasi besar-besaran, akhirnya Museum Bank Indonesia (MBI) kembali dibuka untuk umum. Saat ini MBI hadir dengan teknologi tingkat tinggi, penjelasan disajikan melalui LCD TV dengan penggambaran yang jauh dari kesan membosankan. Salah satu multimedia yang paling terkenal disini adalah tampilan hujan uang logam di dinding, jika kita berhasil menangkap (mengurung uang logam tersebut dengan kedua tangan) maka akan muncul penjelasan mengenai uang tersebut. Hmm...cara kreatif untuk memperkenalkan sejarah untuk adik atau keponakan kita.
 Betah ke museum kalau teknologinya secanggih ini

Museum ini juga memperlihatkan logo BI yang berubah dari masa ke masa.
Logo BI

Secara umum, MBI memperkenalkan sejarah pembentukan bank sentral oleh pemerintah Indonesia, perkembangan sistem setoran kliring antar bank, dan tentu saja alur kebijakan BI untuk menghadapi krisis moneter yang menghantam Indonesia. Ruangan terakhir menyajikan koleksi uang kuno BI, mulai dari jaman kerajaan Majapahit, uang RIS, ORI, ORIDA, dan koleksi mata uang dari negara-negara lain di penjuru dunia.

Hhhmmm...kalau membandingkan koleksi museum, mungkin MBI masih kalah dari Museum Bank Mandiri, tetapi dari cara penyampaian informasi, museum ini memang jagoannya.

Kalau bukan kita yang melestarikan sejarah dan peninggalan bangsa ini, lalu siapa yang akan peduli?

23 komentar:

  1. LOKOMOTIF, datang!!
    ijin amankan posisi pertama yaaa

    BalasHapus
  2. dibilang museum paling crowded, karena pengunjung bukannya mengamati benda museum tapi cuman aksi potrat-potret...

    hehe...la kamu kok ikutan poto2 disitu, xixixi

    BalasHapus
  3. Merry, saya juga ada beberapa foto di kota tua :p di http://cipukun.blogspot.com/2009/02/another-shots-from-old-town.html

    Heheheh

    BalasHapus
  4. Sepertinya kunjungan ke museum-museum ini kudu diagendakan nih :) Thanks info nya, sangat menarik

    BalasHapus
  5. hehehehe kynya bnr tuh yg dibilang fi, org kesana bkn buat liat bnd2 bersejarah tp buat foto2 aja. ga mau kalah ama cipu, gw juga pernah muat tntg kota tua, bs disearching diblog gw :)

    BalasHapus
  6. baru tau ada museum bank. sumpe deee

    BalasHapus
  7. eh itu bank mandiri bukannya bank baru yak? koq sudah ada museumnya?
    atw emang bank ini udah lama? *bener bener ga tau* :D

    BalasHapus
  8. foto-fotone apik...

    jadi pingin ke situ, apalagi yg museum BI nya... :D

    BalasHapus
  9. Jiahhh...aku belum pernah kesana sama sekali.....

    jadi penasaran, besok-besok klo pas kejakarta, kesana ah...

    Btw...kayanya pantes jadi guide nichh km..
    heheeeeeee...

    BalasHapus
  10. asyik banget deh..
    belum pernah ke sana :)

    BalasHapus
  11. wah.. lengkap banget liputannya sa..
    di kota kelahiranku museum kayanya ga pernah dikunjungi, udah kaya rumah tak berpenghuni..

    BalasHapus
  12. waaa,,,jadi pengen ksana...
    dulu idup 3 thun di jkt sama skali blum pernah ksana...

    BalasHapus
  13. @ Fi: saya ngga foto-foto di Fatahillah, terlalu crowded dan kurang menarik minat saya. Foto di museum Fatahillah saya unduh dari Google, selebihnya koleksi pribadi.

    @ Cipu: I've seen your photos Cipuu...NICE!!! Keren!!!

    @ Okkots: Jangan travel ke LN terus, masih ada objek wisata menarik di sekitar Jakarta yang mungkin luput dari pandangan kita :p

    @ Exort: iya, kota tua sekarang jadi kawasan komersil gitu, banyak yang mempergunakan bangunan-bangunannya untuk latar foto pre wed.

    @ Miaauuw: Ada...di Jakarta ada dua :D

    @ Illa: Dulu museum bank mandiri bernama museum bank Indonesia, tetapi sekarang mandiri yang memiliki asset di dalam museum tersebut, sedangkan museum BI pindah ke sebelah museum bank mandiri.

    @ Bandit: kalau transit di Jakarta mampir dulu laahhh :)

    @ Ieyaz: iya deeehh...nanti kalo kamu kesana saya temenin ;)

    @ Anna: coba didatengin deh, pasti langsung suka dengan tempatnya.

    @ Syifa: yep, kebanyakan nasib museum memang seperti itu.

    @ Riesta: lain kali mampir kesitu ya say :D

    BalasHapus
  14. Wah seru nih jalan2nya. bikin mupeng.
    jadi pengen kesana deh :)

    BalasHapus
  15. klo ke kota tua jangan lupa mampir Ke kota barunya Juga...
    salam kenal... numpang koment boleh kan...!!!!
    Q bukan spam Lho...

    BalasHapus
  16. wah jadi penasaran nich seumur-umur ak belum pernah main ke kota tua hanya dengar ceritanya saja

    BalasHapus
  17. Keren! tapi tetep ya Mbak ga melepaskan kesempatan untuk photo-2 juga ;)

    Kayaknya kalau ke Jakarta saya kudu wisata museum, secara di Surabaya mesuem mah gitu aja

    BalasHapus
  18. Makasih atas liputannya..:D

    Suka museum juga ya?... Sama deh...

    BalasHapus
  19. keboo bertanya: apa itu vandalisme???
    wah... jadi pengen ke sana kalo punya uang.. hehe...
    hidup museum!!

    BalasHapus
  20. Salah satu impianku dan suami utk bs berkunjung di t4-2 kuno, dg berphotografi ria..kapan ya..

    BalasHapus
  21. Saya sudah belasan tahun di Jakarta tapi belum pernah bener-bener serius untuk mampir dan dolan-dolan dalam bangunan yang Icha sebutin. Kalo lewat depannya doang sih pernah beberapa kali. Suatu saat pengen mampir bawa anak kesana. Salam

    BalasHapus
  22. @ Desi: ayo ayo mampir ke kota tua :D

    @ Trafsilo: setiap hari udah mumet di kota baru :) thanks for stopping by.

    @ Msafru: worth it banget loh dateng kesana ;)

    @ Roqwez: kalau diperhatikan, foto-foto saya di kota tua diambil dalam rentang waktu yang berbeda. Jadi saya kesana bukan hanya untuk narsis foto-foto, tapi juga untuk mempelajari sejarah negara sendiri ;)

    @ Feli: uuuuhhh....pasti museum di Skandinavia sana lebih bagus dan terawat deehhh.....

    @ Kebo: vandalisme adalah tindakan yang ditujukan untuk merusak sesuatu secara sengaja, salah satu contohnya mencorat-coret.

    @ Lilah: pasti ada kesempatan lain kali :D terimakasih ya sudah mampir dan follow :)

    @ Alris: waaahhh....anaknya pasti suka banget kalau diajak ke MBI, dan pasti dia akan mencintai museum sejak dini :)

    BalasHapus
  23. yang bikin miris, bukan buku sejarah yang menggugah saya untuk main2 ke museum, tapi buku2nya Dan Brown dan "Rahasia Meede"nya ES Ito.

    kapan2 lah main ke kota tua jakarta.. saya cuma pernah lewat doang ke sini, tapi gak turun. :D

    BalasHapus